Anda di halaman 1dari 2

Analisis Jalur

1. Arti dari Analisis Jalur


 Analisis jalur (path analysis) merupakan suatu alat analisis yang dikembangkan
oleh Sewal Wright, seorang ahli genetika pada tahun 1921 (Jöreskog & Sörbom,
1993).
 Analisis jalur (Path Analysis) merupakan sebuah teknik analisis yang
dikembangkan berdasarkan analisis statistik regresi yang termasuk ke dalam
kelompok analisis regresi.
 Analisis jalur dikembangkan untuk mempelajari pengaruh (efek) secara
langsung dan secara tidak langsung dari variabel bebas (independent variable)
terhadap variabel terikat (dependent variable). Dalam analisis jalur variabel bebas
ini disebut sebagai variabel eksogen (exogenous variable), sedangkan variabel
terikat disebut sebagai variabel endogen (endogenous).

2. Kapan dipakai analisis Jalur


 Analisis jalur dipakai ketika dalam sebuah penelitian ingin menggambarkan dan
menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk sebab akibat.
 Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara variabel independent dengan variabel dependent.
 Kemudian dilakukan analisis lintas (path analysis) untuk mengetahui pengaruh
atau keeretan hubungan antara factor-faktor yang mempengaruhi dengan variabel
terikatnya.
 Sebagai contoh dalam jurnal, analisis jalur digunakan untuk:
1. Mengetahui apakah terdapat pengaruh langsung kondisi sosial ekonomi
terhadap prestasi belajar mahasiswa Institut Sains dan Teknologi Al-
Kamal Jakarta?
2. Mengetahui apakah terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap
prestasi belajar mahasiswa Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal Jakarta
3. Mengetahui apakah terdapat pengaruh langsung kondisi sosial ekonomi
terhadap motivasi belajar mahasiswa Institut Sains dan Teknologi Al-
Kamal Jakarta?
Dengn

3. Cara membaca analisis jalur


 Analisis Jalur dilakukan dalam beberapa tahap diantaranya:
1. Uji Normalitas
Dalam pengujian tersebut digunakan uji Kolmogorov-Smirnov Z dengan
kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,01 maka data berdistribusi normal.
b. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,01 maka data tidak berdistribusi
normal.
2. Uji signifikansi koefisien korelasi
Koefisien korelasi yang digunakan adalah Pearson Correlation dengan
kriteria pengujian signifikansinya sebagai berikut:
a. Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,01 maka koefisien korelasi tidak signifikan.
b. Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,01 maka koefisien korelasi signifikan
3. Uji signifikansi regresi
Dalam pengujian tersebut digunakan uji F (ANOVA) dengan kriteria
pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai Sig. > 0,01 maka regresi tidak signifikan.
b. Jika nilai Sig. < 0,01 maka regresi signifikan.
4. Uji linearitas regresi
Dalam pengujian tersebut digunakan uji F (ANOVA) dengan kriteria
pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai Sig. (Deviation from Linearity) > 0,01 maka regresi linier.
b. Jika nilai Sig. (Deviation from Linearity) < 0,01 maka regresi tidak linier.
5. Uji signifikansi koefisien jalur
Uji tersebut digunakan untuk menguji hipotesis penelitian 1, 2, dan 3 dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika nilai pij < 0,05 (koefisien jalur pij tidak signifikan) maka H0 diterima
dan H1 ditolak.
b. Jika nilai pij > 0,05 (koefisien jalur pij signifikan) maka H0 ditolak dan H1
diterima.
Sebagai Contoh: dalam jurnal Hasil Penelitian

Anda mungkin juga menyukai