Anda di halaman 1dari 5

1.

Pendahuluan
Pengambilan keputusan adalah rangkaian kegiatan atau merupakan proses kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan suatu masalah atau problem
yang sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagaimacam altenatif untuk diadakan
pemilihan atau seleksi satu diantara beberapa alternative yang dianggap paling baik dan
tepat untuk dilaksanakan. Jadi mengambil keputusan berarti memilih dan menetapkan satu
alternatif yang dianggap paling tepat dari beberapa alternative yang dihadapi. Alternative
yang dipilih dan ditetapkan itulah yang selanjutnya disebut keputusan atau decision. Jadi
keputusan atau decision adalah merupkan finish atau pengakhiran daripada suatu proses
pemikiran tentang suatu problem atau masalah yang dihadapi.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu variabel utama dalam rumah tangga
petani yang berkaitan dengn tujuan dan cara mencapai tujuan dengan memanfaatkan
suberdaya yang ada, yaitu diantaranya jenis dan kuantitas tanaman yang dibudidayakan
serta teknik dab strategi budidaya yang akan ditetapkan. Cara mengambil keputusan atas
usahatani yang sedang digeluti tergantung pada ciri-ciri rumah tangga yang usahatani yang
sedang digeluti tergantung pada ciri-ciri rumah tangga yang bersangkutan diantaranya
adalah kemampuan, kebutuhan, pengalaman bertani, pengetahuan dan keterampilan.
Pengambilan keputusan petani meliputi faktor-faktor yang kompleks diantaranya adalah
kualitas sarana produksi dan proses sosial ekonomi serta budaya masyarakat.

Petani sebagai manajer harus memilih komoditas untuk diusahakan. Keputusan


petani untuk mengusahakan komoditas tertentu dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi.
Beberapa studi kasus menunjukkan bahwa pendapatan usahatani dan harga jual komoditas
merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk mengusahakan komoditas
tertentu. Faktor lainnya seperti luas lahan, tingkat pendidikan, keaktifan dalam kelompok
tani, cenderung tidak signifikan dalam mempengaruhi keputusan dalam studi-studi kasus
tersebut. Selain itu, perkembangan lingkungan terus terjadi, dan petani harus bisa
merespon perubahan tersebut dengan keputusan yang tepat. Seiring dengan terus
berubahnya lingkungan, petani harus dapat terus mengindentifikasi dan merespon dengan
tepat suatu perubahan baru, karena jika petani mengambil keputusan yang kurang tepat
maka akan berpengaruh terhadap bertahan atau tidaknya petani dalam perkembangan
ekonomi.
2. Bahan-bahan dan metode-metode

Kajian ini merupakan kajian literatur tentang Pengambilan keputusan dalam agribisnis.
Ruang lingkup analisis meliputi teori pengambilan keputusan, unsur-unsur pengambilan
keputusan dan aplikasi program sistem pengambilan keputusan. Hasil analisis menjelaskan
proses pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan.

3. Hasil dan Pembahasan


1. Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan petani dalam melalui 5 tahapan, yaitu: pengenalan
masalah atau kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,
dan perilaku pasca pembelian. Proses pengenalan masalah atau kebutuhan diawali ketika
petani mulai merasakan dan mengenali adanya kebutuhan akan suatu produk biasanya
berupa teknologi baru atau input produksi yang kemudian mereka berusaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Pencarian informasi, pada tahap ini petani akan melakukan
pencarian informasi mengenai keunggulan dan kelemahan tetang kebutuhan yang akan
dipergunakan pada usahataninya. Proses perolehan informasi akan mempengaruhi persepsi
petani bahkan keyakinannya terhadap kebutuhan tersebut, sehingga pada akhirnya akan
mempengaruhi keputusan. Dalam mengusahakan usahataninya para petani menentukan
kebutuhan yang akan digunakannnya selain karena memiliki pengetahuan sendiri, juga
sangat dipengaruhi oleh pihak lain. Sumber informasi interpersonal yang biasa
dimanfaatkan petani untuk memperoleh informasi adalah sesama petani atau orangtua,
petugas penyuluh lapangan, pedagang, dan distributor. Kemudian evaluasi alternatif, pada
tahap ini petani membuat pertimbangan terbaik yang harus diambil dalam memenuhi
kebutuhannya dengan cara memilih kriteriakriteria tertentu yang relevan dengan keinginan
dan kebutuhan untuk membuat keputusan penggunaan kebutuhan tersebut. Keputusan
pembelian, pada tahap ini petani mengambil keputusan mengenai solusi apa yang akan
digunakan dalam memenuhi kebutuhan usahataninya. Niat pembelian digolongkan menjadi
dua kategori yaitu pembelian terencana dan pembelian tidak terencana. Perilaku pasca
pembelian pada tahap ini setelah petani responden menggunakan solusi dari kebutuhan
usahataninya, maka akan timbul suatu perubahan dalam menilai hasil usahataninya dengan
berdasarkan pada kenyataan yang sesuai di lapangan.
2. Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan
Berkaitan dengan peran petani sebagai manajer yang melakukan pengambilan
keputusan dalam memilih dan mengembangkan komoditas pertanian untuk berusahatani,
petani memiliki kebebasan untuk memilih. pengambilan keputusan terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi petani untuk menentukan pilihan, faktor tersebut yaitu:
a. Umur
Umur seseorang dapat mempengaruhi keputusan dalam agribisnis. Kecenderungannya
adalah bahwa petani yang berumur muda akan lebih responsif terhadap segala perubahan
yang terjadi, namun biasanya aspek yang dijadikan pertimbangan adalah kurang matang
dan petani muda juga ingin membuat perubahan dalam pertanian namun biasanya
mengalami kendala modal. Lain halnya dengan petani yang berumur lebih tua yang
kecenderungannya lebih berhati-hati dalam setiap langkah pengambilan keputusan.

b. Luas Lahan
Luas lahan sangat mempengaruhi petani dalam mengambil sebuah keputusan untuk
berusaha tani. Umumnya, petani yang memiliki lahan luas lebih cepat tanggap memenuhi
kebutuhan untuk usahataninya dibandingkan dengan petani yang memiliki lahan sempit.
Hal ini erat kaitannya dengan proses pengambilan keputusan, karena petani yang memiliki
luas lahan yang lebih besar lebih berani menanggung risiko untuk berusaha tani dalam
mencukupi kebutuhan keluarga, sedangkan petani yang memiliki luas lahan yanglebih
kecil harus berhati-hati dalam melakukan tindakan dalam upaya pemenuhan kebutuhan
keluarga.

c. .Pengalaman Usahatani
Pengalaman-pengalaman dalam usahatani merupakan peristiwa masa lampau dalam
kehidupan mengelola usahatani komoditas telah dilakukan.Pengalama-pengalaman
tersebut diantaranya persiapan lahan, penggunaan inputproduksi, besarnya biaya yang
dikeluarkan demi mendapatkan keuntungan.Semua hal tersebut menjadi dasar pengetahuan
untuk melakukan usahatani.

d. Pendapatan
Pendapatan usahatani yang diterima oleh seorang petani menjadi salah satu faktor
pengambilan keputusan petani. Pendapatan yang besar atas komoditas yang dikembangkan
memotivasi petani untuk melakukan usahatani tersebut, sebaliknya jika pendapatan yang
didapatkan tidak lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka petani akan enggan untuk
melakukan usahatani tersebut.
e. Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
petani dalam mengambil suatu keputusan. Alasan ekonomi merupakan hal yang paling
dominan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari- hari atau menambah penghasilan
keluarga yang dilakukan oleh petani dalam berusahatani (Sumarsono, 2004). Jumlah
anggota keluarga yang ada merupakan salah satu kenapa seseorang melakukan suatu
pekerjaan.

f. Peran Penyuluh Pertanian Lapang (PPL)


Proses dari adopsi inovasi juga dapat dipengaruhi oleh peran komunikator yang
biasanya dilakukan oleh penyuluh pertanian. Semakin sering penyuluh pertanian
melakukan penawaran inovasi kepada petani maka akan semakin bagus juga keputusan
petani.

4. Kesimpulan
Bedasarkan pembahasan yang sudah diuraikan diatas maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Proses pengambilan keputusan petani dalam melalui 5 tahapan, yaitu: pengenalan
masalah atau kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
b. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani adalah umur, luas lahan,
pengalaman usahatani, pendapatan, jumlah tanggungan dan peran penyuluh
pertanian lapangan.

Referensi
Anisah, A., & Hayati, M. (2017). Pengambilan Keputusan Petani untuk Tetap Berusahatani
Cabe Jamu di Kecamatan Bluto, Sumenep. AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural
Development Research, 3(2), 112-118.
Apriliana, M. A., & Mustadjab, M. M. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan Petani Dalam Menggunakan Benih Hibrida Pada Usahatani
Jagung (Studi Kasus di Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten
Malang). Habitat, 27(1), 7-13.

Harahap, J., Sriyoto, S., & Yuliarti, E. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengambilan Keputusan Petani Salak Dalam Memilih Saluran Pemasaran. Jurnal
AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 17(1), 95-106.
Rajagukguk, M. J., Sayekti, W. D., & Situmorang, S. (2013). Sikap dan pengambilan
keputusan konsumen dalam membeli buah jeruk lokal dan jeruk impor di Bandar
Lampung. Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis: Journal of Agribusiness Science, 1(4), 351-357.
Sudarta, W. (2017). Pengambilan Keputusan Gender Rumah Tangga Petani pada Budidaya
Tanaman Padi Sawah Sistem Subah di Perkotaan. Jurnal Manajemen Agribisnis, 5(2), 59-
65.
Sutarni, S., Irawati, L., Unteawati, B., & Yolandika, C. (2018). Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian Sayuran Hidroponik Di Kota Bandar Lampung. Journal of Food
System and Agribusiness.
Theresia, V., Fariyanti, A., & Tinaprilla, N. (2016). Pengambilan Keputusan Petani
Terhadap Penggunaan Benih Bawang Merah Lokal dan Impor di Kabupaten Cirebon, Jawa
Barat. AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research, 2(1), 50-60.

Anda mungkin juga menyukai