Anda di halaman 1dari 5

Nama : Silvia Zahara

NPM : 1905102010035

Kerjasama China dengan Indonesia, Mengedepankan Kesetaraan dan Kemaslahatan Bersama:


Problematika Tenaga Kerja Lokal di Indonesia

Mengutip dari laman Kompas.com, 2021 yang mengatakan bahwa “Indonesia beruntung karena
relasi yang terjalin antara Indonesia dan China selama 70 tahun terus membaik dari waktu ke waktu
dalam hubungan ekonomi.” Hubungan ini terus terjalin baik terutama pemerintahan saat ini
mengedepankan doktrin Poros Maritim Dunia (PMD) yang dicetus oleh China, sebagai haluan politik
luar negeri dan menggunakan diplomasi ekonomi dengan tujuan memperjuangkan kepentingan nasional
Indonesia. Interaksi ekonomi dengan negara China dan negara lain, termasuk di bidang investasi,
diselenggarakan untuk menyangga kepentingan nasional, seperti penciptaan lapangan kerja,
peningkatan ekspor, pemerataan pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan yang lain.
Hubungan Indonesia dan China (RRC) telah terjalin sejak masa pemerintahan Presiden
Soekarno. Dimana Indonesia secara resmi mengakui kedaulatan China pada tanggal 15 Januari 1950
(Sukma,1999) dan mengirimkan Arnold Mononutu sebagai Duta Besar Republik ke Beijing pada tahun
1953. Inilah yang menandai awal keeratan hubungan antara Indonesia dan China. Meski dalam sejarah
tercatat hubungan ini tidak selalu berjalan mulus karena pasca terjadinya peristiwa G30S/PKI,
Indonesia menilai bahwa China telah ikut campur dalam peristiwa pemberontakan tersebut. Hingga
kemudian Indonesia melakukan pembekuan hubungan bilateral dan perdagangan dengan China pada
Oktober 1967.
Pada era Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono intensitas kerjasama antara Indonesia dan
China terus meningkat dengan adanya penandatanganan kerjasama strategis Joint Declaration between
the Republic of Indonesia and the People’s Republic of China on Strategic Partnership. Dimana tujuan
dari kerjasama ini adalah untuk memperkuat kerjasama politik dan keamanan, memperkuat kerjasama
ekonomi dan pembangunan, kerjasama sosial-budaya dan memperluas hubungan non-pemerintah
(Kementerian Luar Negeri RI, 2010).
Dengan populasi dan kekayaan sumber daya alam yang besar, Indonesia menjadi salah satu
negara tujuan yang menarik bagi investasi asing di kawasan Asia Tenggara. Ambisi Presiden Jokowi
Dodo dalam menarik investasi asing untuk tujuan pembangunan bertemu dengan kepentingan China
yang sedang bergerak masif dalam berinvestasi ke berbagai negara. Hubungan bilateral antara Indonesia
dan China teriutama dalam bidang ekonomi terus meningkat setiap tahunnya (Nawiyah & Puar, 2020).
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) 2016 meununjukkan realisasi investasi penaman
modal aasing (PMA) atau Foreign Direct Investment dari China ke Indonesia tercatat ada sejumlah
1.734 proyek dengan nilai 2,665 miliar dolar AS. Pada kuartal IV-2022 China melewati Singapura
sebagai investor nomor satu di Indonesia dengan peningkatan yang sangat signifikan. Berdasarkan data
dari BKPM investasi China ke Indonesia pada kuartal IV-2022 tercatat sebesar 3 miliar dolar AS, nilai
tersebut lebih tinggi dari Singapura sebesar 2,7 miliar AS. Dikatakan bahwa Indonesia yang sedang
memulai hilirisasi Industri menjadi daya tarik bagi China.
Sementara aliran penanaman modal asing dalam hal investasi China di Indonesia menunjukkan
peningkatan yang luar biasa, secara statistik perekonomian Indonesia juga tumbuh sebesar 5,01% pada
triwulan IV 2022 dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2021 (Despian Nurhidayat, 2023). Disisi
lain usaha pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran terlihat belum menunjukkan angka
yang memuaskan. Pada Januari 2022 angka pengangguran di Indonesia mengalami peningkatan dari
yang sebelumnya 4,94% pada tahun 2020 menjadi 5,86% (Trading Economic, 2022).
Melalui Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 yang telah diubah beberapa kali hingga saat
ini menjadi Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional (PSN), disebutkan bahwa Proyek Strategis Nasional adalah proyek dan/atau program
yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat
strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah. Hal ini menyebabkan peningkatan tenaga kerja
China yang ilegal dan tidak sesuai keahlian, serta berdampak pada sedikitnya lapangan pekerjaan di
Indonesia (Chyntia Hutagalung, 2021). Dalam prakterknya, disetujuinya pelaksanaan turnkey project,
dimana seluruh mega proyek China di Indonesia material dan tenaga kerjanya didatangkan dari China.
Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah tenaga kerja asing yang secara resmi berada di
Indonesia per November 2016 adalah 74.183 orang (Katadata.co.id, 2016). Dari jumlah tersebut,
tercatat bahwa tenaga kerja asal China berjumlah 21.271 orang, atau setara dengan 28,7 persen dari
total tenaga kerja asing yang berada di Indonesia pada 2016. Pada tahun 2021, WNA asal China
berbondong-bondong masuk ke Indonesia. Ternyata, masuknya WNA asal China ke Indonesia sudah
mendapatkan rekomendasi dari instansi terkait. Kedatangan WNA tersebut adalah untuk bekerja di
proyek strategis nasional Indonesia, dan pada tahun 2022 jumlah TKA China di Indonesia berjumlah
51.600 orang (Tempo.com, 2023).
Peningkatan jumlah tenaga kerja asal China diikuti dengan naiknya jumlah kasus tenaga kerja
asing ilegal yang berasal dari China. Sebagian besar TKA ilegal asal China bekerja di sektor industri
dengan memiliki izin tinggal tetapi tidak memiliki izin kerja, atau memiliki surat izin kerja tetapi tidak
sesuai dengan keahlian yang tertulis, sementara pelanggaran lainnya adalah karena menggunakan visa
kunjungan biasa namun digunakan untuk bekerja di Indonesia (Octavia & Badaruddin, n.d.).
Peningkatan jumlah TKA illegal asal China terkait beberapa kebijakan pemerintah yang
mendukung munculnya kasus ini. Pertama, dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker)
Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA), Pemerintah telah
menghapus persyaratan wajib berbahasa Indonesia bagi para tenaga Kerja Asing. Kedua, dalam
Permenaker 35 Tahun 2015, Pemerintah telah menghapus Pasal 3 ayat 1 pada Permenaker Nomor 16
Tahun 2015 yang berbunyi “Pemberi kerja TKA yang memperkerjakan 1 (satu) orang TKA harus dapat
menyerap TKI sekurang- kurangnya 10 (Sepuluh) orang pada perusahaan pemberi kerja TKA”.
Penghapusan pada pasal tersebut dikhawatirkan menghilangkan kesempatan terjadinya alih
pengetahuan dan alih teknologi dari TKA ke tenaga kerja lokal. Penghapusan rasio ini memberikan
kemudahan bagi perusahaan yang berbisnis di Indonesia untuk memperkerjakan TKA secara lebih
murah. Dimana perusahaan asing tidak perlu memperkerjakan lebih banyak tenaga kerja lokal dan tidak
adanya kewajiban melakukan pelatihan pada tenaga kerja lokal.
Ketiga, Revisi Pembebasan kewajiban visa bagi 169 negara saat berkunjung ke Indonesia
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016. Penerima Bebas Visa Kunjungan dapat keluar
dan masuk melalui 124 Tempat Pemeriksaan Imigrasi darat, laut, dan udara. Peraturan ini cenderung
memudahkan akses bagi turis, namun rentan menjadi jalur masuknya tenaga kerja asing ilegal.
Sehingga, berbagai revisi kebijakan terkait Ketenagakerjaan Asing di Indonesia bertujuan untuk
mempermudah investor asing menggunakan tenaga kerja asing. Dimana hal ini juga terkait dengan
penyataan Presiden Joko Widodo dalam pidato di KTT APEC yang menjamin pihak swasta lebih mudah
untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, hal ini juga mempermudah TKA ilegal masuk ke Indonesia
(Octavia & Badaruddin, n.d.).
Sepanjang 2015-2022 China mendominasi rencana investasi asing di Indonesia dibandingkan
nilai investasi China di Indonesia pada tahun 2014. Kemudian, peningkatan investasi China di Indonesia
juga diikuti dengan peningkatan jumlah Tenaga Kerja Asing Asing (TKA) baik legal maupun ilegal
asal China dan sejalan dengan itu tingkat pengangguran di Indonesia meningkat pada tahun 2022.
Dimana seharusnya peraturan kebijakan pemerintah ditujukan untuk kepentingan nasional yang
dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat seperti penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor,
pemerataan pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan yang lain. Hal ini menimbulkan
pertanyaan apakah benar kerjasama antara China dan Indonesia mengedepankan kesetaraan dan
kemaslahatan bersama? Atau seperti yang diungkapkan Octavia & Badaruddin dalam penelitiannya
bahwa apakah Indonesia telah menjadi sub-sitem dari kepentingan China?
Penelitian yang dilakukan oleh (Octavia & Badaruddin, n.d.) mengatakan bahwa investasi asing
asal China yang masuk ke Indonesia telah menimbulkan berbagai dinamika politik, ekonomi, dan sosial.
Investasi asal China yang awalnya diharapkan dapat meningkatkan pembangunan sebuah negara secara
ekonomi, ternyata menimbulkan domino effect terhadap dinamika ekonomi, politik, dan juga sosial.
Secara lebih detail tampak dari timbulnya kontroversi kebijakan pemerintah yang terkesan tidak
memiliki kedaulatan yang kuat ketika menghadapi kepentingan yang masuk melalui investasi China.
Secara Sosial, dampak yang terjadi juga terlihat dari semakin membludaknya tenaga kerja asal China
yang ikut masuk dengan menumpang proyek-proyek manufaktur dan infrastruktur milik para investor
China. Masuknya para unskilled workers asal China tersebut telah menimbulkan masalah karena
mereka merebut lapangan kerja dari para tenaga kerja lokal. Padahal para pekerja asal China tersebut
adalah berkualifikasi pekerja kasar, bukannya tenaga kerja yang berkemampuan tinggi atau skilled
workers. Disisi lain, masuknya para unskilled workers asal China tersebut juga dilakukan dengan cara-
cara ilegal, yakni dengan memanipulasi status kualifikasi keahlian. Hal ini tampak dalam beberapa
kasus ketika visa kerja para tenaga kerja tersebut diperiksa ternyata para pekerja kasar tersebut
menyandang status sebagai skilled workers.
Ketua Fraksi PAN DPR Saleh Partaonan Dulay menyayangkan terkait pekerja asing bebas
masuk tanpa henti, sedangkan pekerja lokal banyak yang mendapatkan Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK). Belum lagi katanya masuknya WNA China dimaksudkan untuk bekerja di Indonesia. Padahal,
di dalam negeri sendiri, ada banyak PHK dan pengangguran. Idealnya, para WNI dulu yang harus
diprioritaskan mendapat pekerjaan di dalam negeri karena menurutnya kualitas pekerja lokal tidak kalah
dengan pekerja asal China (Bisnis.com, 2021).
Kerjasama anatara pemerintah Indonesia dengan China dan negara-negara maju lainnya perlu
untuk kemajuan teknologi atau hal-hal lain yang dimiliki negara maju yang akan membawa dampak
positif untuk negara Indonesia dalam menghadapi perdagangan internasional di masa globalisasi
modern ini. Namun, keterampilan dari sumber daya manusia di Indonesia juga perlu ditingkatkan agar
potensi WNI tidak kalah dengan TKA dan dapat dibutuhkan oleh dunia kerja dimanapun baik di dalam
maupun di luar negeri.

REFERENCE

Bisnis.com. (2021, May 17). Ironis!DPR: Pekerja Asal China Berdatangan, Pekerja Lokal di PHK.
Ironis! DPR: Pekerja asal China Berdatangan, Pekerja Lokal Di-PHK Artikel ini telah tayang di
Bisnis.com dengan judul “Ironis! DPR: Pekerja asal China Berdatangan, Pekerja Lokal Di-PHK”,
Klik selengkapnya di sini: https://kabar24.bisnis.com/read/20210517/15/1394571/ironis-dpr-
pekerja-asal-china-berdatangan-pekerja-lokal-di-phk. Author: John Andhi Oktaveri Editor :
Oktaviano DB Hana Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman
di sini: Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
Chyntia Hutagalung. (2021, June 16). Landasan Hukum Pelaksanaan Turnkey Project di Indonesia.
DPH-Law Firm. https://www.dhp-lawfirm.com/landasan-hukum-pelaksanaan-turnkey-project-
di-indonesia/
Despian Nurhidayat. (2023, February 6). BPS: Pertumbuhan Ekonomi 2022 Capai 5,31%. Media
Indonesia. https://mediaindonesia.com/ekonomi/556556/bps-pertumbuhan-ekonomi-2022-capai-
531
Katadata.co.id. (2016). 2016, Tenaga Kerja Asing di Indonesia Meningkat. Retrieved March 19, 2017,
from http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/12/20/2016-tenaga-kerjaasing-di-
indonesia-meningkat
Kementerian Perdagangan RI. (2010). ASEAN – CHINA FREE TRADE AREA. Jakarta.
http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2012/12/21/asean-china-fta-id0- 1356076310.pdf
Kompas. (2021, January 13). Mengupas Kerja Sama Investasi China di Indonesia. Kompas.Com.
https://money.kompas.com/read/2021/01/13/195028326/mengupas-kerja-sama-investasi-china-
di-indonesia
Octavia, S., & Badaruddin, M. (n.d.). PENGARUH INVESTASI CHINA TERHADAP PENANGANAN
KETENAGAKERJAAN ASING DI INDONESIA.
Nawiyah, & Puar, Z. M. (2020). PENGARUH INVESTASI CHINA KE INDONESIA, EKSPOR
INDONESIA-CHINA, DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
NASIONAL THE INFLUENCE OF CHINA INVESTMENT TO INDONESIA, INDONESIA-
CHINA EXPORTS, AND LABOR ON NATIONAL ECONOMIC GROWTH. Prosiding
Seminar Nasional Manajemen Industri Dan Rantai Pasok, 12630. https://tirto.id/coNd
Sukma, R. (1999). Indonesia and China: The Politics of a Troubled Relationship. London: Routledge.
http://doi.org/10.4324/9780203279847
Tempo.com. (2023, January 29). Daftar Tenaga Kerja Asing Terbanyak di Indonesia, TKA Cina Nomor
Satu. https://bisnis.tempo.co/read/1685191/daftar-tenaga-kerja-asing-terbanyak-di-indonesia-tka-
cina-nomor-satu
Trading Economic. (2022, September). Tingkat Pengangguran. Trading Economic.
https://id.tradingeconomics.com/indonesia/unemployment-rate

Anda mungkin juga menyukai