GURU PEMBIMBING :
Dwi Anggawati, S. Pd
DISUSUN OLEH :
Seli
XII IPS 4
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Alah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
tugas akhir portofolio Sejarah Minat kelas 12 dengan judul “Konflik Libya dan
Tokoh Dibaliknya”.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umat-Nya sampai akhir zaman.
Portofolio ini disusun untuk memenuhi tugas akhir portofolio Sejarah Minat kelas
12, dan dalam proses penyusunan portofolio ini, penulis mendapatkan banyak
sekali bantuan, bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini
penulis juga bermaksud menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Dwi Anggawati, S. Pd selaku guru Sejarah peminatan di SMA Negeri
Babelan.
Penulis berharap portofolio yang telah disusun ini bisa memberikan manfaat untuk
menambah pengetahuan para pembaca, dan akhir kata , dalam rangka perbaikan
selanjutnya, penulis akan terbuka terhadap saran dan masukan dari semua pihak
karena penulis menyadari portofolio yang telah disusun ini memiliki banyak sekali
kekurangan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah Libya yang panjang telah dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk
kekuasaan kolonial, perubahan politik, dan isu-isu keamanan. Negara ini
merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam, terutama
minyak, namun juga menghadapi berbagai masalah sosial dan ekonomi.
Konflik di Libya dimulai pada tahun 2011, ketika berbagai protes terjadi di
seluruh negara tersebut terkait dengan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak
adil. Protes tersebut kemudian berubah menjadi perang saudara yang melibatkan
berbagai kelompok militer dan kelompok pemberontak yang bertujuan untuk
mengambil alih kekuasaan pemerintahan.
Untuk menyelesaikan konflik di Libya, telah dilakukan berbagai upaya oleh
berbagai pihak, termasuk negara-negara asing dan organisasi internasional.
Namun, sampai saat ini masih terdapat banyak kendala yang menghambat proses
penyelesaian konflik tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah konflik di Libya dimulai pada tahun 2011, ketika berbagai protes
terjadi di seluruh negara tersebut terkait dengan kebijakan pemerintah yang
dianggap tidak adil. Protes tersebut kemudian berubah menjadi perang saudara
yang melibatkan berbagai kelompok militer dan kelompok pemberontak yang
bertujuan untuk mengambil alih kekuasaan pemerintahan.
Konflik tersebut dimulai dengan protes-protes yang terjadi di kota
Benghazi, yang kemudian tersebar ke seluruh negara. Protes tersebut didorong oleh
kekecewaan terhadap kondisi ekonomi yang buruk di Libya, serta kebijakan
pemerintah yang dianggap tidak adil. Protes tersebut juga didorong oleh keinginan
untuk mengakhiri kekuasaan Muammar Khaddafi, yang telah memerintah negara
tersebut selama lebih dari 40 tahun.
Dalam menanggapi protes dari rakyatnya, Qadafi menggunakan cara-cara
kekerasansampai penggunaaan senjata dengan kekuatan militer dan jet tempur.
Sehingga rakyat sipilLibya yang menjadi korban dalam gelombang aksi protes
turunnya Qadafi. Secara resmi tercatat jumlah korban tewas dalam gelombang
protes anti-pemerintah di Libya mencapai 300 orang, termasuk 111 tentara dan 189
warga sipil. Korban berjatuhan menyusul bentrokanyang meletus pada pekan
silam. Demikian dilansir stasiun televisi nasional Libya pada hariRabu 23 februari
2011.
Peristiwa ini mengundang reaksi dari dunia internasional. Banyak negara
mengecamtindakan kekerasan Qadafi kepada rakyatnya. Melihat banyaknya rakyat
sipil yang menjadikorban dalam konflik antara oposan Qadafi dan loyalis membuat
dunia internasionalmemberi perhatian terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa
melalui Dewan Keamanan. DewanKeamanan melakukan sidang dua kali terkait
konflik di Libya. Sidang pertama menghasilkanResolusi DK PBB No.S/RES/1970.
Namun, resolusi ini tidak dilaksanakan oleh Qadafi. Qadafi tetap menggempur
pihak oposisi dengan senjata militernya, termasuk seranganmelalui udara.
2
Selanjutnya, negara-negara pemegang hak veto terutama Amerika Serikat
begitu gigihmendesak agar PBB segera melakukan sidang kedua. Dalam sidang
kedua dihasilkanResolusi DK PBB No.R/RES/1973 pada tanggal 17 Maret 2011.
Resolusi ini dikeluarkanuntuk mencegah pelanggaran HAM di Libya terus
berlanjut. Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1973 tersebut mengatur
mengenai penerapan genjatan senjata (cease-fire); perlindungan atas penduduk
sipil (protect of civilians); pelaksanaan Zone larangan terbang(No Fly Zone);
pelaksanaan Embargo senjata (Enforcement of the arms Embargo); dan
pembekuan sejumlah aset perorangan, instansi pemerintah maupun perusahaan
Libya.
Resolusi kedua dari Dewan Keamanan PBB membuat Amerika Serikat
mengirimkan pasukan militer aliansi yaitu North Atlantic Treaty
Organization(NATO) ke Libya dan melakukan humanitarian intervension. Sejak
17 Maret, ketika mandate PBB disahkan, Libyadi bawah Qadhafi selalu digempur
pasukan internasional. Setidaknya 21 kapal NATO berpatroli aktif di Laut Tengah
sebagai bagian dari penegakan embargo senjata terhadapLibya. NATO juga
memimpin serangan-serangan udara terhadap pasukan darat rezim Qadhafi.
Kebijakan AS dalam mengirimkan pasukan NATO ke Libya menimbulkan
perdebatan sendiri. Kegiatan NATO berdasarkan resolusi DK PBB adalah untuk
melindungikorban tewas rakyat Libya dan mencegah pelanggaran HAM yang
dilakukan Qadafi. Pada praktiknya NATO banyak menewaskan rakyat sipil Libya.
Setelah bertahun-tahun konflik, Muammar Khaddafi akhirnya dikalahkan dan
terbunuh pada tahun 2011. Namun, kekalahan Khaddafi tidak menyelesaikan
konflik tersebut secara keseluruhan, dan hingga saat ini masih terjadi pertumpahan
darah di seluruh negara tersebut. Konflik tersebut telah menyebabkan terjadinya
kerusakan ekonomi yang parah di Libya, serta telah menyebabkan banyak warga
negara Libya harus mengungsi ke negara-negara lain. Konflik tersebut juga telah
menyebabkan terjadinya konflik dengan negara-negara lain, serta telah
mengganggu stabilitas di seluruh wilayah Timur Tengah.
3
negara tersebut dengan cara yang sangat atoriter dan menghukum keras siapa saja
yang menentang kekuasaannya. Meskipun demikian, selama masa
pemerintahannya, Libya juga mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup
tinggi, terutama karena kekayaan sumber daya alam yang dimilikinya, terutama
minyak. Namun, kondisi sosial di Libya masih terbilang buruk, terutama karena
tidak adanya hak asasi manusia yang diakui oleh pemerintah.
Pada tahun 2011, berbagai protes terjadi di seluruh negara tersebut terkait
dengan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak adil. Protes tersebut kemudian
berubah menjadi perang saudara yang melibatkan berbagai kelompok militer dan
kelompok pemberontak yang bertujuan untuk mengambil alih kekuasaan
pemerintahan. Konflik tersebut dimulai dengan protes-protes yang terjadi di kota
Benghazi, yang kemudian tersebar ke seluruh negara.
Setelah bertahun-tahun konflik, Muammar Khaddafi akhirnya dikalahkan
dan terbunuh pada tahun 2011. Kejatuhan Khaddafi terjadi setelah berbagai
kelompok militer dan pemberontak berhasil mengambil alih kekuasaan di seluruh
negara tersebut.
Sesudah kejatuhan pemerintahan Muammar Khaddafi, konflik di Libya tidak
segera terselesaikan. Masih terdapat banyak kelompok militer dan pemberontak
yang saling bertikai untuk mengambil alih kekuasaan di negara tersebut. Konflik
tersebut telah menyebabkan terjadinya kerusakan ekonomi yang parah di Libya,
serta telah menyebabkan banyak warga negara Libya harus mengungsi ke negara-
negara lain. Konflik tersebut juga telah menyebabkan terjadinya konflik dengan
negara-negara lain, serta telah mengganggu stabilitas di seluruh wilayah Timur
Tengah.
4
2. Uni Eropa: Uni Eropa (UE) telah terlibat dalam upaya penyelesaian konflik
di Libya dengan cara memberikan bantuan kemanusiaan dan dukungan
keuangan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam proses perdamaian. UE
juga telah terlibat dalam upaya pemulihan ekonomi di Libya.
3. Arab Saudi: Arab Saudi telah memberikan dukungan kepada salah satu
kelompok yang terlibat dalam konflik di Libya, yaitu kelompok yang
didukung oleh Pemerintah Kesatuan Libya yang diakui secara internasional.
Arab Saudi juga telah terlibat dalam upaya penyelesaian konflik dengan cara
memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Libya yang
terdampak oleh konflik tersebut.
4. Turki: Turki telah memberikan dukungan kepada salah satu kelompok yang
terlibat dalam konflik di Libya, yaitu kelompok yang didukung oleh
Pemerintah Kesatuan Libya yang diakui secara internasional. Turki juga
telah terlibat dalam upaya penyelesaian konflik dengan cara memberikan
bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Libya yang terdampak oleh
konflik tersebut.
5. Rusia: Rusia telah memberikan dukungan kepada salah satu kelompok yang
terlibat dalam konflik di Libya, yaitu kelompok yang didukung oleh
Pemerintah Kesatuan Libya yang diakui secara internasional. Rusia juga
telah terlibat dalam upaya penyelesaian konflik dengan cara memberikan
bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Libya yang terdampak oleh
konflik tersebut.
5
2.4 Langkah-langkah Pembuatan Video Pembelajaran
1. Mencari materi untuk membuat ppt.
2. Setelah itu masukan materi tersebut kedalam ppt.
3. Lalu pindahkan ppt yang sudah jadi ke handphone dalam bentuk dokumen.
4. Setelah itu, screenshot semua slide yang ada di dokumen tersebut.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pergolakan rakyat di Libya yang menuntut mundurnya Qadafi dari kursi
presiden,mendapatkan reaksi dari Qadafi berupa kekerasan serta penggunaan
senjata militer dan jettempur. Dalam peristiwa ini banyak korban berjatuhan,
tercatat sekitar ratusan rakyat sipilmeninggal dunia. Perbuatan Qadafi ini bisa
disebut dengan kejahatan manusia dan pembantaian terhadap warganya.
7
pada public mengenai AS dijadikan suatulegitimasi bahwa public menyetujui
kebijakan pengiriman pasukan untuk menghentikan pelanggaran HAM di Libya.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil dari kesimpulan yang telah di paparkan di atas. Penulis
menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak keterbatasan yang
menyebabkan kesimpulan dari portofolio ini secara spesifik hanya dapat
digunakan dalam diskusi terkait Libya. Sehingga sebagai tindak lanjut penelitian
ini, penulis memberikan saran dan rekomendasi untuk peneliti selanjutnya agar
melakukan penelitian terkait bagaimana proses revolusi negara-negara lainnya di
Timur Tengah dan Afrika Utara. Sehingga dapat menjadi pembanding dalam
melihat bagaimana pergolakan negaranegara Timur Tengah dan Afrika Utara
dalam proses revolusi menuju negara demokratis
8
DAFAR PUSTAKA
https://www.antaranews.com/berita/263790/badan-internasional-desak-
penyelesaian-politik-konflik-libya
Medcom. (2022, Mei 20). “Sejarah Konflik Libya, Perlawanan Rakyat Atas
Pimpinan Otoriter ”. Diakses pada 8 Januari 2023, dari
https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/9K5Xxglk-sejarah-konflik-
libya-perlawanan-rakyat-atas-pimpinan-otoriter