Anda di halaman 1dari 10

Makalah Sejarah Peminatan

Konflik Afrika

Kelompok 6 :

Fikri Alamsyah
Inas Wafa Shabira
M.Alfadh
Salsabila Azharia
Salsabila Putri Gama

SMA Negeri 3 Batam


Jl. Hang Nadim No.3 ,Belian,Batam Kota,Kota Batam
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,Puja dan
Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayahnya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Sejarah
Peminatan dengan judul “ Konflik Afrika “ tepat waktunya.

Penulisan Makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung
bantuan berbagai pihak ,sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.Untuk itu
tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami didalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya,Oleh Karena
itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang
ingin memberi saran mauoun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya kami sebagai penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah yang
sederhana ini dapat bermanfaat dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalah lain yang berkaitan pada makalah-makalah
selanjutnya.

Batam, 03 Februari 2022

                                                                                         Penulis

i
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................3
2.1 Konflik Kongo I dan II..................................................................................................................3
2.2 Konflik Sudan...............................................................................................................................4
2.3 Konflik Somalia............................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................................6
PENUTUP...............................................................................................................................................6
3.3 Kesimpulan..............................................................................................................................6
3.2 Saran........................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setelah berakhirnya Perang Dunia konflik baru semakin muncul. Konflik yang sering
terjadi tidak lagi merupakan konflik antar negara melainkan konflik yang terjadi
dalam suatu wilayah negara yang berbentuk konflik bersenjata, perang saudara,
gerakan separatis, dan peperangan domestik lainnya. Walaupun konflik-konflik
tersebut mempunyai masalah di tingkat internal, akan tetapi konflik tersebut bisa
menyebar hingga jauh keluar perbatasan geografisnya sendiri. Karena saling
ketergantungan antar negara semakin besar dengan begitu masyarakat dunia telah
menyadari betapa pentingnya menciptakan suatu kerjasama internasional yang dapat
menjamin perdamaian di dunia.

Peperangan pun telah lama terjadi di wilayah Afrika. Setelah negara-negara di Afrika
lepas dari jajahan negara-negara Eropa, negara-negara di Afrika jatuh kepada para
pemimpin yang diktator. Konflik di negara-negara Afrika pun sulit untuk dicarikan
solusi menuju kepada suatu perdamaian. Konflik di Afrika masih terus bergejolak
hingga kini, Afrika merupakan wilayah yang tidak lepas dari keterbelakangan,
kemiskinan, dan kebodohan akibat dari konflik yang terus-menerus melanda. Begitu
juga yang terjadi di negara Somalia, sebagai sebuah negara yang sering dilanda
konflik Somalia tidak lepas dari kekerasan, kekacauan, dan juga Somalia merupakan
negara dengan jumlah pengungsi yang besar.

1.2 Rumusan Masalah

a) Bagaimana Konflik Kongo?

b) Bagaimana Konflik Sudan?

c) Bagaimana Konflik Somalia?

1
1.3 Tujuan

a) Untuk mengetahui sejarah terjadinya konflik di Kongo.

b) Untuk mengetahui sejarah terjadinya konflik di Sudan.

c) Untuk mengetahui sejarah terjadinya konflik di Somalia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konflik Kongo I dan II

Perang Kongo adalah rangkaian konflik yang terjadi di Republik Demokratik Kongo
(dulunya Zaire). Perang ini dibagi menjadi 2 periode,yaitu periode pertama yang
berlangsung pada tahun 1996-1997 dan periode kedua yang berlangsung pada tahun
1998-2003.Total,ada sekitar sekitar 8 negara Afrika dan puluhan kelompok milisi yang
terlibat dalam perang ini.Karena banyak pihak yang terlibat dalam perang Kongo imi
dan besarnya jumlah kerugian yang muncul,perang ini kerap disebut sebagai “ Perang
Besar Afrika” atau “Perang Dunianya Afrika”. Perang kongo pertama dimulai dari
kelompok pemberontak dari etnis Banyamulenge keluar dari wilayah Kongo secara
besar-besaran. Untuk etnis Banyamulenge yang tidak meninggalkan Kongo dalam
waktu 2 minggu akan diesekusi di tempat.Pada awal oktober 1996 wilayah Kongo
Timur berhasil dikuasai oleh kelompok pemberontak anti Presiden Mobutu Sese Seko
dan Tentara nasional Rwanda.Sampai PBB mengirimkan pasukan multinasional.

Perang Kongo Kedua dimulai pada 2 Agustus 1998,etnis Banyamulenge membentuk


kelompok pemberontak anti presiden Laurent-Desire Kabila yang bernama
Rassemblement Congolais pour la Democratie (RCD) dan melakukan pemberontakan
di kota Goma,RDK timur. Alur peperangan diikuti menitu alur perang Kongo pertama.
Mobutu telah mengeksploitasi sumber kekayaan negeri Zaire selama 30 tahun dan
hasilnya hanya di nikmati oleh segelintir elit dan rezim yang berkuasa.Munculah
kekecewaan dan ketidakpuasan dari rakyat terhadap rezim Mobutu yang korup di
tambah dengan kondisi ekonomi Zaire yang hancur.

Lalu,perang yang berlarut – larut dan tidak jelas akhirnya menemui jalan buntu. Pihak –
pihak yang terlibat perang sepakat untuk berunding pada Juni 1999 di Lusaka, Zambia.
Negara yang mengikuti Perundingan (RDK, Angola, Namibia, Zimbabwe, Rwanda dan
Uganda) Kemudia sepakat untuk mengakhiri konflik senjata. meskipun demikian, baku
tembak dalam skala kecil masih terus terjadi antara milisi Pro-Kabila melawan milisi
Anti-Kabila.Penyelesaiannya,pihak – pihak yang terlibat perang sepakat untuk
berunding pada Juni 1999 di Lusaka, Zambia. Negara yang mengikuti Perundingan
(RDK, Angola, Namibia, Zimbabwe, Rwanda dan Uganda) Kemudia sepakat untuk

3
mengakhiri konflik senjata. meskipun demikian, baku tembak dalam skala kecil masih
terus terjadi antara milisi Pro-Kabila melawan milisi Anti-Kabila.

2.2 Konflik Sudan

Konflik mulai muncul antara pemerintah Sudan pusat utara dengan para kelompok
bersenjata dari sudan selatan yang menginginkan keadilan. Kelompok bersenjata
tersebut bernama Sudan People’s Liberation Army (Tentara Pembebasan Rakyat
Sudan) dan di Pimpin oleh Jhon Garang de Mabior. Awal konflik di picu oleh
Keputusan Presiden Nimeiry pada tahun 1983 yang mengumumkan akan menjalankan
hukum islam sebagai peraturan nasional dan berlaku untuk seluruh wilayah Sudan. hal
ini membuat kelompok SPLA mengangkat senjata dan menuduh presiden Nameiry
memicu perpecahan etnis di Sudan.Konflik dan Pertempuran antara pemerintah Sudan
dan SPLA terus berlansung hingga memasuki tahun 90-an. Pemerintah Sudan mendapat
Suplai persenjataan dari Uni Soviet dan selanjutnya mendapatkan suplai persenjataan
baru dari China. sementara SPLA mengandalkan suplai persenjataan dari Israel dan dari
negara tetangga Sudan di selatan seperti Uganda, Ethiopia, dan Eritrea bahkan
Amerika.

Penyebanya di picu oleh ,Pembangunan dan tingkat pendidikan di Sudan Selatan juga
relatif rendah dengan Sudan bagian Utara. Hal inilah yang membuat wilayah Sudan
Selatan kurang maju dan tertinggal.Awal konflik di picu oleh Keputusan Presiden
Nimeiry pada tahun 1983 yang mengumumkan akan menjalankan hukum islam sebagai
peraturan nasional dan berlaku untuk seluruh wilayah Sudan.

Upaya untuk mencapai kesepakatan damai terus di lakukan dari berbagai pihak.
Tepatnya pada Januari 2002, di Putuskan untuk melakukan gencatan senjata antara
pemerintahan Sudan dengan SPLA dan untuk selanjutnya di lakukan perundingan
Damai bersama. Perjanjian damai pun tercapai pada tahun 2005 di Nairobi, Kenya,
Afrika Timur. Pada Januari 2011 diadakan referendum yang menghasilkan keputusan
kemerdekaan bafi Sudan Selatan Salva Kiir Mayardit sebagai Presidennya. Meskipun
antara Sudan Utara dan Sudan Selatan telah melakukan perdamaian, namun Sudan

4
masih di banyangi oleh beragam konflik dan perang sipil akibat beragam perbedaan,
Ketidakpuasan dengan pemerintah, maupun adanya motif kepentingan asing yang ingin
mengambil keuntungan dari kekayaan alam Sudan.

2.3 Konflik Somalia

Konflik di Somalia sudah berlansung sejak 1988 dan berkembang menjadi perang sipil
pada tahun 1991 yang bahkan masih berlansung hingga sekarang. Konflik yang
berujung perang sipil di Somalia ini dapat dikatakan sangat rumit dan kompleks karena
banyaknya pihak yang terlibat perang dengan kepentingan masing – masing. Perang
antarsempalan negara dan kelompok – kelompok militer tersebut diperparah dengan
keterlibatan negara yang menerjunkan pasukan untuk menangkal peperangan yang
merembet ke negaranya di antaranya adalah negara Kenya dan Negara Ethiopia yang
beraliansi dengan TFG.

Faktor penyebabnya yaitu,perbedaan dan keragaman suku di Somalia cenderung


manjadi penyebab munculnya konflik dan perang sipil. Ketidakharmonisan ini antara
lain di sebabkan oleh perebutan kekuasaan , Pasokan air, dan derah yang memiliki
sumber daya alam. Perang antarsempalan negara dan kelompok – kelompok militer
tersebut diperparah dengan keterlibatan negara yang menerjunkan pasukan untuk
menangkal peperangan yang merembet ke negaranya di antaranya adalah negara Kenya
dan Negara Ethiopia yang beraliansi dengan TFG. Pasukan perdamaian PBB maupun
pasukan perdamaian yang di bentuk Afrika yang di sebut An African Union Mission in
Somali (AMISOM) pun belum mampu menyelesaikan perang sipil yang terjadi di
Somalia. Jadi akhir dari perang ini belum ada titik temunya.

5
BAB III
PENUTUP

3.3 Kesimpulan
Otoritas secara de facto berada di tangan pemerintah yang tidak diakui, yaitu Somali
Land, Punt Land, serta gembong militan kecil (klan) yang saling bermusuhan dan
ketiganya memimpin pemerintahan oposisi. Terjadi gonta-ganti rezim, mulai dari junta
militer, berkuasanya Ziad Barre yang otoriter, sampai perebutan pengaruh oleh berbagai
klan. Sejak ditumbangkannya pemerintahan Mohammed Siad Barre, Somalia terus
dilanda konflik. Somalia tidak pernah memiliki pemerintahan yang fungsional.

Somalia kerap diasosiasikan dengan kekerasan, konflik, kekacauan, dan kemiskinan.


Beberapa kekuatan asing baik regional maupun internasional memberikan pengaruh
secara politis di Somalia, namun tidak ada yang berhasil. Beberapa kali pemerintahan
transisi telah dibentuk namun gagal semua, karena tidak didukung oleh penduduk
Somalia sendiri walaupun telah didanai oleh lembaga internasional. Somalia adalah
tanah strategis, yang merupakan kunci regional. Di samping memiliki sumber daya alam,
seperti minyak, gas dan uranium, pantai Somalia mencakup Laut Merah sebagai jalur
transportasi maritim internasional yang penting.

3.2 Saran
Kami sebagai penulis menyatakan bahwa  hasil makalah ini belum lengkap dan masih
jauh dari pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang
penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan terutama dari
pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan  yang membangun  yang bisa melengkapi
makalah ini di masa mendatang.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://nurdinalbugizi.wordpress.com/2010/12/25/konflik-afrika/

https://www.mingseli.id/2020/09/sejarah-konflik-yang-terjadi-di-afrika.html
Prof.Dr.Nana Supriatna,M.P.d.,2018,Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Sejarah,Grafindo Media Pratama.

Anda mungkin juga menyukai