Anda di halaman 1dari 11

(STUDY CASE ) KONFLIK KAMBOJA DAN VIETNAM

MAKALAH

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Resolusi Konflik

Oleh:

1. Gandi Surya Indarto (04040221093)


2. Siti Munadifa (04040221098)

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si
NIP. 195808071986031002

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini penulis susun sebagai salah satu tugas dari dosen
pengampu pada bidang mata kuliah Resolusi Konflik. Makalah yang berjudul (Study Case )

Konflik Kamboja Dan Vietnam.

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan dari dosen pengampu. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si,
selaku dosen mata kuliah Tafsir Dakwah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Tiada
gading yang retak, demikian pula pada makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
penulis harapkan dari pembaca makalah ini.

Surabaya, 7 Desember 2022

(Penulis)

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................
C. Tujuan Masalah .................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Awal Mula Terjadinya Konflik Negara Kamboja Dan Vietnam

B. rdtfyguhjkl.........................................................................................................................
C. drtfygu
...........................................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kamboja merupakan negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, secara geografis
negara Kamboja terletak di Semenanjung Indochina, berbatasan darat di sebelah utara dengan
Laos dan Thailand, di sebelah timur dan selatan dengan Vietnam dan sebelah barat dengan
Teluk Thailand. Sebagian besar negara Kamboja terdiri dari dataran rendah yang dikelilingi
pegunungan di utara dan barat daya serta di sebelah timur mengalir sungai Mekong sampai
Vietnam di selatan. Kamboja kekayaan alam yang cukup melimpah mulai dari pertanian, hasil
hutan dan perikanan. masyarakat Kamboja bertumpu pada sektor pertanian. Lebih dari 80%
masyarakat tinggal di dataran di mana beras adalah produk terpenting. Kamboja juga
memiliki industri bahan baku seperti karet dan kapas. identitas etnik penduduk tidak diketahui
tetapi mungkin Khmer, Cham, Mon, atau beberapa kelompok Mon-Khmer lainnya1.
Negara Kamboja merupakan suatu negara yang terletak di Semenanjung Indocina
bagian Barat Daya. Negara ini sering mengalami ketidakstabilan politik karena adanya
pertentangan di antara sesama elit politik yang ada. Pol Pot adalah seorang tokoh besar
kelompok komunis Khmer Merah yang berhasil menumbangkan pemerintahan Lon Nol dan
menjadi pemimpin baru di Kamboja. Adapun kebijakan-kebijakan pemerintahan Pol Pot yang
dinilai sangat ekstrim yaitu: Kebijakan Konsolidasi, Kebijakan Evakuasi, dan Kebijakan Anti-
Vietnam. Dampak dari kebijakan pemerintahan Pol Pot ini memunculkan pemberontakan-
pemberontakan dari rakyat sipil dan militer yang merasa tidak puas dan dikecewakan Pol Pot
dan mendorong Vietnam untuk menginvasi Kamboja dengan dalih permintaan KNUFNS dan
rasa kasihannya terhadap penduduk Kamboja. Konflik yang pernah terjadi di Kamboja ini
terbagi ke dalam tiga periodesasi, yaitu konflik pada masa pemerintahan Sihanouk pada tahun
1955-1970, masa pemerintahan Lon Nol pada tahun 1970-1975, dan masa pemerintahan Pol
Pot pada tahun 1975-1979.2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal mula terjadinya konflik Negara Kamboja dan Vietnam?

2
Zahriyani 2017

1
2

2. Bagaimana ?
3. Bagaimana ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui awal mula terjadinya konflik Negara Kamboja dan Vietnam.
2. Mengetahui
3. Mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Mula Terjadinya Konflik Negara Kamboja Dan Vietnam


Konflik Kamboja-Vietnam adalah konflik yang terjadi antara Republik Sosialis
Vietnam dan Kamboja, pada tahun 1955, Sihanouk diangkat sebagai kepala pemerintahan
Kamboja. Pada masa pemerintahannya, Sihanouk menerapkan dan mendominasi sistem
demokrasi parlementer Kamboja. Ia juga menciptakan ideologi Sosialisme Buddha sebagai
ideologi nasional. Konflik pada masa Sihanouk bermula saat ia menjalin kedekatan dengan
negara-negara komunis seperti Vietnam Utara dan China, Sihanouk juga menolak bantuan
dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat pada tahun 1963. Kebijakan
ini menimbulkan kekecewaan di kalangan oposisi Kamboja, dalam perkembangannya, konflik
semakin memuncak ketika Sihanouk melakukan korupsi dan pemborosan yang menyebabkan
masalah ekonomi di Kamboja dan menyebabkan pemberontakan Khmer Merah yang
dipimpin oleh Lon Nol pada tahun 1970, dan melakukan kudeta terhadap rezim Sihanouk.
Lon Nol kemudian mendirikan Republik Khmer dengan dukungan Amerika. Namun, dalam
buku Sejarah Asia Tenggara (1988) karya D.G.E Hall, pasukan revolusioner dapat menguasai
Pnomh Penh dan menjatuhkan kekuasaan Lon Nol pada bulan April 1975. Selanjutnya Pol
Pot mendirikan negara Demokratik Kamboja yang bercorak3 .
Konflik Kamboja dan Vietnam terjadi pada masa pemerintahan Pol Pot yaitu ketika
Vietnam melakukan kunjungan ke Kamboja, namun tidak disambut baik oleh pemerintah
Kamboja. Dimana dari peristiwa tersebut menyebabkan hubungan antara kedua negara
tersebut menjadi renggang. Dokumen “Black Paper” milik kelompok Khmer Merah,
menyatakan bahwa Vietnam adalah lawan utamanya karena berusaha mengambil wilayah
Kamboja. Selain itu, permasalahan yang lain adalah adanya perasaan curiga dan anti terhadap
bangsa Vietnam dari kalangan bangsa Khmer Merah. Rasa curiga ini timbul dikarenakan di
Kamboja dalam program administrasi dan pekerjaan perkebunam, pemerintah kolonial
Perancis banyak mendatangkan orang-orang dari bangsa Vietnam dan terdapat perbedaan
kelas sosial yang mencolok seperti banyak orang Vietnam memegang jabatan birokrat
pemerintah dan menguasai sektor ekonomi. Ini menciptakan ketidakpercayaan dan kebencian
3
Allo, 2013

3
4

orang Khmer terhadap orang Vietnam. Khmer Merah menyebut orang Vietnam itu kasar dan
bahkan agresif, menyebut mereka Thmil, yang berarti "Musuh Abadi yang Tak Bertuhan",
sedangkan bangsa Vietnam menyebut bangsa khmer sebagai orang yang kotor dan malas dan
mendapat julukan "Chao", yang berarti "orang biadab yang kejam". Akhirnya, pada masa
pemerintahan Pol Pot, muncul Gerakan Kap You, sebuah gerakan yang dirancang untuk
membantai orang-orang keturunan Vietnam4.
Konflik antara Vietnam dan Khmer Merah juga bermula dari komitmen kuat Khmer
Merah terhadap Republik Rakyat Tiongkok, RRC telah menjadi pemasok utama perdagangan
dan militer yang dilihat dari jumlah penasehat militer China yang ditempatkan di Kamboja.
Sedangkan , Vietnam sendiri dekat dengan Uni Soviet dan memiliki hubungan yang kurang
baik dengan China. Khmer Merah secara terbuka mengungkapkan hubungannya dengan
China, bahkan tidak mengindahkan ultimatum Vietnam bahwa Kamboja dekat dengan China.
Vietnam yang memberikan kontribusi besar untuk Kamboja, terutama selama perangnya
dengan Prancis, menggulingkan kekuasaan Lon Nol merasa kecewa ketika pelanggaran
melewati Vietnam tanpa ijin di wilayah perbatasan dengan alasan melakukan pemburuan
terhadap kelompok pemberontak, tindakan Kamboja rupanya mendapat perlawanan dari
militer Vietnam, sehingga konflik perbatasan tidak terhindarkan5.
Perang perbatasan antara Vietnam dan Kamboja berlangsung pada Januari 1978,
Vietnam mengirim pasukan bersenjata modern, dan dengan bantuan Uni Soviet, wilayah
perbatasan antara kedua negara secara bertahap dikuasai. Sistem perang yang digunakan
militer Kamboja menggunakan sistem yang digunakan militer RRC. Dalam konflik ini,
Kamboja memutuskan kerjasama diplomatik dengan Hanoi, diminta oleh Vietnam untuk
merundingkan penyelesaian sengketa perbatasan tersebut. Namun, Phnom Penh menentang
pemerintah Hanoi dengan alasan tidak akan melakukan perundingan sampai penarikan tentara
Vietnam dari wilayah Kamboja. KNUFNS (Kampuchea National United Front for National
Salvation) atau Front Persatuan Nasional Kamboja untuk Keselamatan Nasional yang
dibentuk oleh Heng Samrin pada 3 Desember 1978 bersama dengan tentara Vietnam
melakukan serangan ke daerah pertahanan Khmer Merah dan berhasil meginvasi kota Phnom

4
Setyawan, 2007
5
Apriani,2013
5

Penh, pada 7 Januari 1979. Peristiwa ini telah menandai kekuasaan Khmer Merah (Pol Pot)
berakhir ketika kota Phnom Pen jatuh ke tangan KNUFNS6.
Pada masa pemerintahan Heng Samrin, ia berusaha mengembalikan keadaan Kamboja
dengan mengembangkan di segala bidang. Namun segala upaya, terutama pengakuan oleh
masyarakat internasional, telah gagal karena invasi Vietnam ke Kamboja tidak sesuai dengan
hukum internasional. Para pemimpin ASEAN juga mengkritik kesepakatan tersebut, yang
mengarah ke kesepakatan antara menteri luar negeri ASEAN. Pada tanggal 2 Januari 1979,
sebuah perjanjian ditandatangani yang mengutuk invasi Vietnam ke Kamboja, menegaskan
hak rakyat Kamboja untuk menentukan masa depan mereka sendiri tanpa campur tangan
pihak luar, dan menyerukan penarikan pasukan asing dari Kamboja. Namun Vietnam
memprotes perjanjian tersebut, dengan mengatakan tindakan agresi itu benar, alasannya
adalah ketakutan Vietnam terhadap ekspansionisme RRC oleh Khmer Merah.Tentara
Vietnam terakhir keluar Kamboja pada tahun 1992.
Pada masa pemerintahan Heng Samrin, ia berusaha mengembalikan keadaan Kamboja
dengan mengembangkan di segala bidang (Asmara, 2019). Namun segala upaya, terutama
pengakuan oleh masyarakat internasional, telah gagal karena invasi Vietnam ke Kamboja
tidak sesuai dengan hukum internasional. Para pemimpin ASEAN juga mengkritik
kesepakatan tersebut, yang mengarah ke kesepakatan antara menteri luar negeri ASEAN.
Pada tanggal 2 Januari 1979, sebuah perjanjian ditandatangani yang mengutuk invasi Vietnam
ke Kamboja, menegaskan hak rakyat Kamboja untuk menentukan masa depan mereka sendiri
tanpa campur tangan pihak luar, dan menyerukan penarikan pasukan asing dari Kamboja.
Namun Vietnam memprotes perjanjian tersebut, dengan mengatakan tindakan agresi itu
benar, alasannya adalah ketakutan Vietnam terhadap ekspansionisme Cina oleh Khmer
Merah7.

B. Resolusi Konflik Kamboja dan Vietnam


Penyelesaian dari konflik Kamboja-Vietnam melalui beberapa proses, antara lain
melalui Jakarta Informal Meeting I dilaksanakan tanggal 25 sampai 28 Juli 1988, dilanjutkan
dengan Jakarta Informal Meeting II tanggal 19 sampai 21 April 1989, membahas masalah
yang berkaitan dengan penarikan pasukan Vietnam, menghalangi kembalinya Khmer Merah
6
A.R, 2009
7
Fauzan, 2018
6

sebagai pemimpin kembali di Kamboja serta membentuk pemerintahan sementara di bawah


Sihanouk. Namun pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Terakhir,
terselenggaralah Konferensi tingkat tinggi di Paris pada tanggal 30 sampai 31 Juli 1989 yang
dihadiri oleh 20 negara untuk membahas isu-isu yang dibahas di JIM. Selanjutnya, pada
tanggal 23 Oktober 1991, Perjanjian Damai Kamboja ditandatangani di Paris dengan harapan
dapat mengakhiri perang dan konflik yang sedang berlangsung di Kamboja8.

C. Analisis Resolusi Konflik Yang Dilakukan Dengan Pendekatan Politik


perebutan kekuasaan selalu diwarnai dengan adanya kudeta. Hal ini disebabkan masing-
masing kelompok lebih mementingkan kepentingan kelompoknya daripada kepentingan
bangsa dan negara Kamboja

8
Heru Setyawan, “Kebijakan Pemerintahan Pol Pot di Kamboja Tahun 1975-1979”, 2007, 1–120.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

7
DAFTAR PUSTAKA

Setyawan, H. (2007). Kebijakan pemerintahan pol pot di Kamboja tahun 1975-1979.

Anda mungkin juga menyukai