Proyek Akhir
Oleh
Telah direvisi dan disetujui sebagai Proyek Akhir Program Diploma III
Jurusan Teknik Perancangan Manufaktur
Politeknik Manufaktur Bandung
Disetujui,
Pembimbing,
i
LEMBAR PERNYATAAN
Seluruh isi dalam dokumen Laporan Teknik ini tidak terdapat tulisan
otoplagiarisasi.
ii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proyek akhir yang kemudian diberi judul: PERANCANGAN
CETAKAN INJEKSI PLASTIK THREE PLATE DENGAN SLIDER DAN UNSCREWING UNTUK
PRODUK CAP OF ZEBRA BALLPOINT A4C, tepat pada waktunya.
Proyek akhir ini dibuat untuk mengimplementasikan pengetahuan penulis mengenai materi
pembelajaraan yang telah diajarkan. Tujuan lain, proyek akhir ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan Diploma III di Politeknik Manufaktur Bandung.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis banyak mengalami hambatan dan rintangan. Namun,
berkat bimbingan, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis berhasil
menyelesaikannya.
Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua penulis, Mamah Nuryeni dan Alm. Ayah Yoga Sahat Maruli Tua yang selalu memberikan
dukungan, do’a, dan motivasinya baik secara moril maupun materil;
2. Yth. Bapak Ismet P. Ilyas, BSMET., M.Eng.Sc., Ph.D., selaku dosen pembimbing;
3. Yth. Bapak Bustami Ibrahim, S.S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Perancangan Manufaktur;
4. Yth. Bapak Riona Ihsan Media, S.S.T., M.Sc., selaku Ketua Program Studi Teknologi Perancangan
Perkakas Presisi;
5. Nenek, Kakek, Om Ridwan, dan keluarga penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis setiap harinya;
6. Nazma Nurmadyan yang selalu menemani, menghibur, memotivasi, dan menyemangati penulis
setiap waktu;
7. Teman-teman DEA 2018 terutama anak-anak pondok yang telah membantu, memberikan semangat
dan berjuang bersama; dan
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan proyek akhir ini. Dengan
segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pada
pembaca dengan harapan laporan proyek akhir ini dapat memberikan manfaat.
Penulis
iii
ABSTRAK
Produk plastik saat ini sangat mudah ditemukan di sekitar. Salah satu produk plastik tersebut adalah
Cap of Zebra Ballpoint A4C. Produk ini berfungsi sebagai penutup dan rumah bagi thrust device pada
ballpoint jenis tersebut. Berdasarkan analisis produk, diketahui bahwa produk tersebut dibentuk dengan
sistem three plate, unscrewing, dan slider.
Proyek akhir Perancangan Cetakan Injeksi Plastik Three Plate dengan Unscrewing dan Slider
untuk Produk Cap of Zebra Ballpoint A4C, memiliki tujuan untuk menghasilkan rancangan peralatan
pencetak plastik mesin injeksi berdasarkan produk Cap of Zebra Ballpoint A4C. Produk ini memiliki
bentukan ulir dalam sehingga membutuhkan sistem unscrewing dalam pembuatanya. Selain itu, sistem
slider juga diperlukan untuk membentuk bagian samping produk.
Dalam merancang peralatan pencetak plastik ini, penulis merancang berdasarkan ilmu yang
didapatkan penulis dari Politeknik Manufaktur Bandung. Dalam proses merancang, penulis menggunakan
software SolidWorks (2020), TopSolid (7.14), dan AutoCAD (2020). Kemudian hasil rancangan yang dibuat
memenuhi semua daftar tuntutan, rancangan dapat berfungsi dengan baik, dan dihasilkan dokumentasi
teknik berupa gambar susunan dan gambar bagian
Kata Kunci: Injection Mold, Cap of Zebra Ballpoint, Three Plate Mold, Slider, Unscrewing
iv
DAFTAR ISI
v
2.9.2 Berdasarkan Gaya Cekam Mesin (N1) .............................................................................................27
2.9.3 Berdasarkan Kapasitas Mesin (N2) ...................................................................................................27
2.9.4 Berdasarkan Kapasitas Alir Mesin (N3) ...........................................................................................28
2.9.5 Berdasarkan Kapasitas Plasticizing Mesin (N4) ...............................................................................29
2.10 Sistem Venting ..................................................................................................................................29
2.11 Perencanaan Sistem Pendingin .........................................................................................................31
2.11.1 Sistem Pendingin pada Pelat Cavity ..................................................................................................32
2.11.2 Sistem Pendingin pada Insert Slider .................................................................................................33
2.12 Perencanaan Bukaan .........................................................................................................................33
2.12.1 Konstruksi Slider...............................................................................................................................33
2.12.2 Konstruksi Unscrewing .....................................................................................................................39
2.13 Tahap Bukaan ...................................................................................................................................41
BAB III KESIMPULAN ..........................................................................................................................44
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................45
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 2.31 Perhitungan Kekuatan Pelepasan (FE) ……………………………………………….. 35
Gambar 2.32 (A) Dimensi Produk (B) Dimensi Core Slider ……………………………….............. 36
Gambar 2.33 Gaya Normal pada Pena Miring ……………………………………………………… 38
Gambar 2.34 Tegangan Izin SUJ2/ 1.2067 …………………………………………………………. 38
Gambar 2.35 Detail Ulir Produk ……………………………………………………………………. 39
Gambar 2.36 Kondisi Mold Tertutup ……………………………………………………………….. 41
Gambar 2.37 Bukaan 1 ……………………………………………………………………………… 41
Gambar 2.38 Bukaan 2 ……………………………………………………………………………… 42
Gambar 2.39 Bukaan 3 ……………………………………………………………………………… 42
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A – Data
Lampiran A1 DATA MOLDBASE FUTABA DE SERIES 4045
Lampiran A2 DATA SPESIFIKASI MESIN DEMAG ERGOTECH 200 – 840
Lampiran C – Gambar
x
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul
Judul laporan teknik proyek akhir ini yaitu ”PERANCANGAN CETAKAN INJEKSI PLASTIK
THREE PLATE DENGAN DUA SLIDER DAN UNSCREWING UNTUK PRODUK CAP OF ZEBRA
BALLPOINT A4C”.
Pada proyek akhir ini, penulis akan membahas dan merancang cetakan injeksi plastik untuk salah
satu komponen Zebra ballpoint A4C. Adapun produk yang diajukan penulis adalah cap of Zebra ballpoint
A4C.
1
Gambar 1.3 Produk cap of zebra ballpoint
Produk ini merupakan pasangan dari bagian barel pada ballpoint Zebra tipe A4C. Oleh sebab itu,
pada bagian dalam cap terdapat ulir dalam yang nantinya berpasangan dengan ulir luar pada barel. Untuk
bentukan cap pada ballpoint tipe A4C ini berbeda-beda sehingga bisa saja yang penulis temukan tidak sama
dengan yang lain. Fungsi dari produk ini sebagai rumah penggeser komponen thrust device pada ballpoint
yang memiliki warna yang berbeda-beda. Jika thrust device ditekan hingga bagian clip terkunci, maka
bagian ballpoint tip dan ink chamber akan terdorong keluar dan produk siap digunakan.
Ballpoint ini berdasarkan hasil temuan penulis dari berbagai sumber di internet terbuat dari material
polypropylene (copolymer) atau biasa disebut PP, dengan penyusutan (shrinkage) 2-3 %. Sedangkan tebal
rata-rata produk sebesar 0,8 mm.
Alasan penulis memilih produk tersebut sebagai bahan Proyek Akhir (PA) sebab dalam membentuk
produk tersebut membutuhkan dua sistem bukaan sekaligus, sehingga lubang untuk thrust device dan
bentukan ulir dalam dapat terbentuk. Sistem bukaan untuk lubang pada thrust device menggunakan sistem
slider, sedangkan untuk bentukan ulir dalam menggunakan unscrewing. Hal tersebut menarik perhatian
penulis, sehingga memilih produk tersebut untuk dijadikan bahan Proyek Akhir (PA).
2
Gambar 1.5 Ilustrasi Konstruksi Insert Core
Dari latar belakang tersebut, penulis akan merancang cetakan injeksi plastik untuk produk cap of
Zebra ballpoint A4C dengan berbekal ilmu pengetahuan yang didapat selama masa perkuliahan di
Politeknik Manufaktur Bandung.
3
1. Metode Diskusi
Melakukan diskusi, konsultasi dan bimbingan dengan rekan dan dosen pembimbing yang telah
ditentukan oleh pihak jurusan Teknik Perancangan Politeknik Manufaktur Bandung.
2. Metode Studi Pustaka
Dengan mengumpulkan data-data yang terdapat pada pedoman-pedoman, literatur – literatur seperti
buku referensi, tabel, katalog elemen standard maupun browsing internet mengenai materi-materi yang
berhubungan dengan perancangan cetakan injeksi plastik dengan slider dan unscrewing.
4
BAB II
PROSES PERANCANGAN
Tahapan perancangan diperlukan seorang perancang untuk mempermudah dan mengoptimalkan
sebuah rancangan yang akan di buat. Dengan adanya tahapan rancangan, seorang perancang dapat
merancang dengan lebih efektif, dan terstruktur jika tanpa tahapan perancangan. Berikut merupakan
tahapan rancangan yang penulis peroleh selama melaksanakan perkuliahan di Politeknik Manufaktur
Bandung.
Penjelasan
Venting Sistem Pendingin
Pekerjaan
Sistem Saluran:
Final Model/ Gambar kerja
Sprue, Runner, dan Pra Design
Gambar Part susunan (Assy)
Gate
Pada tahapan penjelasan produk itu berupa identifikasi produk, gambar produk, fungsi produk dan
data produk. Data-data tersebut bisa diperoleh langsung dari tempat produk berasal atau berdasarkan
permintaan customer atau juga dapat di peroleh dari analisis visual langsung terhadap produk.
Tahap berikutnya adalah penentuan jumlah kaviti dan jenis dari cetakan itu sendiri. Lalu menentukan
parting line, pada tahap ini bekas parting line dari produk terlihat sehingga penulis menjadikanya acuan.
Pada tahap layout kaviti, penulis membuat beberapa alternatif yang nantinya akan dipilih salah satu yang
di anggap penulis lebih baik, juga sama hal nya dengan dimensi kaviti dan kontruksi. Berikutnya pembuatan
saluran angin atau venting, agar tidak ada udara yang terjebak selama melakukan injeksi. Lalu sistem
pendingin dan pelepasan produk. Setelah rancangan modeling sudah selesai, tahap selanjutnya membuat
gambar kerja yang terdiri dari gambar bagian dan gambar susunan. Tahap akhir akan dilakukanya koreksi
5
akhir dan pengesahan gambar kerja sebelum rancangan konstruksi yang penulis buat sudah siap untuk
melalui proses manufaktur.
2.1 Identifikasi Produk
Identifikasi produk adalah mencari, menganalisa, meneliti, dan mengumpulkan data dari produk
yang dirancang. Tujuan dari identifikasi produk adalah untuk mengetahui jenis rancangan yang cocok untuk
pembuatan produk tersebut. Tahapan ini akan mempermudah proses perancangan pada tahap selanjutnya.
6
2.1.3 Fungsi dan Kegunaan Produk
Fungsi produk Cap of Zebra Ballpoint A4C adalah salah satu komponen penyusun ballpoint dengan
tipe A4C yang berfungsi sebagai alat tulis. Pada bagian A (Gambar 2.3 - A) terdapat lubang samping
sebanyak empat buah yang berfungsi sebagai rumah komponen lain yaitu thrust device. Bagian B (Gambar
2.3 – B) terdapat ulir dalam yang akan berpasangan dengan komponen barrel. Sedangkan bagian C
(Gambar 2.3 – C) terdapat lubang yang akan berpasangan dengan komponen pengait pada ballpoint.
7
Tuntutan Cetakan Spesifikasi Keterangan
Tuntutan Utama
5. Jumlah cavity 2 -
6. Standar moldbase Futaba -
7. Jenis runner Parabolic Runner -
8. Jenis gate Pin Point Gate -
9. Jenis cetakan Three Plate Mold -
10. Material Moldbase F-S55C/Setara -
11. Standard komponen Misumi, Futaba, Hasco -
Tuntutan Pendukung
12. Mesin Injeksi Demag Erogtech 200-840 -
8
2.4 Perhitungan Snap pada ulir produk
Ypm = 𝝐pm x D
𝜖 pm = 2%
D = 10,61 mm
Y = 0,3 mm
Penyelesaian:
Ypm = 𝜖 pm x D
= 2% x 10,61 = 0,21 mm
Maka, Y > Ypm = tidak aman untuk diejeksi paksa.
9
Karena tebal undercut/ snap pada produk yaitu 0,3 mm dan lebih besar dari tebal izin sesuai
perhitungan, sehingga bentukan snap tidak aman untuk diejeksi paksa. Maka, diperlukan unscrewing device
untuk melepaskan produk dari core.
Setelah mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari setiap alternatif yang telah dibuat, maka
dipilih alternatif layout cavity 1.
10
2.6 Sistem Saluran
Sistem saluran pada injection mold merupakan saluran untuk mengalirkan cairan plastik mulai dari
nosel sampai masuk ke rongga cetak (cavity). Terdapat tiga jenis sistem saluran diantaranya sprue, runner,
dan gate.
2.6.1 Sprue
Sprue merupakan pertemuan antara mold dan mesin injeksi. Sprue berfungsi untuk mengalirkan
cairan plastik dari nozzle ke runner. Kontak antara nozzle mesin dengan sprue harus memperhatikan hal-
hal berikut:
a. Radius nozzle lebih kecil dari radius sprue.
b. Diameter lubang nozzle lebih kecil dari pada lubang sprue.
2.6.2 Runner
Runner adalah saluran penghubung aliran cairan plastik dari sarung suntikan (sprue) pada rongga
produk melalui gate. Sebagai saluran penghubung yang akan membawa material, maka penentuan bentuk
dan dimensinya dipertimbangkan dengan tujuan untuk memudahkan pembuatan, meminimalisasi
kehilangan panas (heat loss), mengurangi berat/ volume runner yang terbuang dan menghindari penurunan
tekanan (drop pressure) yang terlalu besar. Selaitu itu, untuk mencegah kehilangan panas dan penurunan
tekanan, maka panjang runner harus dibuat sependek mungkin.
11
Tabel 2.4 Alternatif Layout Runner
No. Alternatif layout Kelebihan Kekurangan
- Balance Runner - Runner lebih panjang
- Pembuatan lebih
sulit
-Balance runner -
- Runner lebih pendek
- Pembuatan mudah
Setelah mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari setiap alternatif yang telah dibuat, maka
dipilih alternatif layout cavity 2.
12
Runner parabola
Keuntungan:
• Pendekatan pada bentuk lingkaran yang paling baik
• Mudah pemesinan
2.
Kerugian:
• Lebih banyak kehilangan panas
(Sumber: How to Make Injection Mold • Lebih banyak plastik yang terbuang (scrap)
Edition. Hal 153)
Runner Trapesium
Keuntungan:
• Lebih mudah dalam pengerjaan
3. Kerugian:
• Lebih banyak kehilangan panas
• Lebih banyak plastik yang terbuang (scrap)
(Sumber: How to Make Injection Mold
Edition. Hal 153)
Pada perancangan cetakan produk Cap of Zebra Ballpoint A4C ini, penulis menggunakan
penampang parabola dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Mudah pemesinan. Penampang ini hanya terdapat pada salah satu sisi cetakan saja tidak seperti
penampang lingkaran yang terdapat pada kedua sisi cetakan. Sehingga, mengurangi resiko
ketidaksejajaran./ ketidaksatusumbuan antara penampang runner di kedua sisinya.
b. Pendekatan bentuk lingkaran paling baik.
Perhitungan dimensi runner dengan bentuk penampang parabola dapat dihitung dengan
menggunakan pendekatan empiris dengan rumus berikut.
√𝑾 𝟒
D= × √𝑳
𝟑,𝟕
Keterangan:
D = Diameter runner (mm)
W = Berat produk (gr)
L = Panjang runner dari sprue menuju gate (mm)
Catatan:
Jika hasil perhitungan diameter runner kurang dari 2 mm, diambil D = 2mm, dan jika diameter lebih besar
dari 10 mm diambil D = 10 mm.
13
Diketahui:
W1 = 2,44 gr
L1 = 63 mm + 29 mm (panjang pin point)
= 92 mm
Jawab:
√𝑊 4
D = × √𝐿
3,7
√2,44 4
= × √92
3,7
= 1,3 mm
Gambar 2.8 Layout Runner Primary
Maka, didapat diameter untuk primary runner dengan D = 1,3 mm dan dari hasil tersebut dibulatkan
menjadi 2 mm. Berikut merupakan penampang primary runner. 0,422175
2.6.3 Gate
Gate adalah tempat lubang masuk cairan plastik ke dalam rongga cetak. Perencanaan bentuk,
dimensi, dan penempatannya sangat berpengaruh terhadap kualitas produk, baik dari penampilan,
shrinkage, dan pressure yang dibutuhkan saat pembentukan produk. Berdasarkan sample produk yang
diterima penulis, gate yang digunakan adalah pin point gate.
Pin point gate biasa ditempatkan dibagian puncak luar produk dan bekas patahannya berupa
lingkaran kecil. Umumnya dipakai untuk penginjeksian produk berukuran kecil 10 gr. Berikut merupakan
dimensi pada pin point gate pada produk berdasarkan ebook berjudul Gastrow Injection Molds.
14
Gambar 2.10 Pin Point Gate
(Sumber: Gastrow Injection Molds. Hal. 3)
Berdasarkan Gambar 2.10, maka ukuran gate yang digunakan pada produk Cap of Zebra Ballpoint
A4C jika diketahui tebal produk 1,3 mm adalah sebagai berikut.
Gambar 2.11 Dimensi Pin Point Gate pada Cap of Zebra Ballpoint A4C
15
Gambar 2.12 Konstruksi Core dan Cavity
16
Tabel 2.7 Material Baja Mold
(Sumber : Mold Engineering 2nd Edition)
17
Gambar 2.13 Layout Moldbase FUTABA FG Series 3335
Fc = Psi x Ap x Fv
Keterangan :
Fc = Clamping Force
Psi = Spesifik Internal Pressure
Ap = Luas Proyeksi
Fv = Faktor Viskositas
N = Jumlah Kaviti
18
a. Luas Proyeksi
Luas proyeksi dapat dihitung dari cara matematis sederhana dengan menghitung luas dari dimensi
terluar atau menganalisis menggunakan software.
b. Flow Path
Flow Path atau panjang aliran bisa diketahui setelah mengetahui posisi gate dan kemungkinan arah
aliran.
19
Gambar 2.17 Panjang Flow Path
Analisis panjang menunjukan bahwa panjang garis flowpath tersebut sebesar 72,35 72,3 mm.
20
Sehingga perbandingan flowpath dan tebal maksimal :
𝐿 72,3
= = 90 : 1 100 : 1
𝑇 0,8
Dari perhitungan yang telah dilakukan, maka diambil rasio 100 : 1 dikarenakan rasio tersebut lebih
besar dari hasil perhitungan yang mana akan membuat gaya cekam minimal lebih besar dan aman untuk
pemilihan mesin injeksi.
21
𝐹𝑠ℎ
α= → Fsh = α x Fsv
𝐹𝑠𝑣
= Tg (20˚) x 21 ton
= 7,6 ton
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa besar gaya cekam pada mold tersebut adalah:
Fc = Fh + Fsh
= 0,9 ton + 7,6 ton
= 8,5 ton
Keterangan:
Fc = Clamping Force
Psi = Tekanan spesifik internal
Ap = Area proyeksi internal
Lfp = Panjang flowpath
Sf = Faktor tebal dinding
n = Jumlah kaviti
fv = Factor viskositas
Diketahui:
Ap = 1,3 cm2 (Gambar 2.15)
Aps = 15,6 cm2 (Gambar 2.16)
T = 0,8 mm (tebal produk dominan)
Lfp = 72,3 mm (Gambar 2.17)
= 7,2 cm
22
Sehingga:
a. F horizontal
Fh = Psi x Ap x n x Fv
= 324 kg/cm3 x 1,3 cm2 x 2 x 1
= 842,4 kg 0,8 ton
b. F vertikal
Fv = Psi x Ap x n x Fv
= 324 kg/cm3 x 15,6 cm2 x 2 x 1
= 10.108,8 kg 10 ton
Berdasarkan Gambar 2.19, maka Fsh:
𝐹𝑠ℎ
α= → Fsh = α x Fsv
𝐹𝑠𝑣
= Tg (20˚) x 10 ton
= 3,6 ton
Dari perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa besar gaya cekam pada mold tersebut adalah:
Fc = Fh + Fsh
= 0,8 ton + 3,6 ton
= 4,4 ton
Dapat disimpulkan dari metode yang digunakan, hasil estimasi clamping force terbesar yaitu hasil
metode Demag berdasarkan Psi dari diagram Wall Thickness & Flowpath. Dari perhitungan tersebut didapat
Fc (Clamping force) yang terbesar menurut metode demag yaitu 8,5 ton Perhitungan ini berdampak
terhadap pemilihan mesin yang akan dilakukan nantinya. Tetapi hasil ini bukan hasil eksak untuk memilih
mesin injeksi yang akan dipakai karena masih perlu ditambahkan lagi sebagai safety factor.
23
2.9 Analisis Kemampuan Mesin Injeksi
Untuk menjamin mesin yang ditentukan dapat digunakan untuk mencetak produk cap of zebra
ballpoint ini dengan cetakan yang dirancang, maka perlu dilakukan control atau analisa sederhana tentang
kemampuan mesin tersebut. Hal ini dilakukan dengan menghitung jumlah cavity yang dapat diisi oleh
mesin dengan parameter gaya cekam mesin, kapasitas injeksi mesin, kapasitas alir cairan plastik dari mesin
dan kapasitas pengizian (plasticizing) mesin
2.9.1 Estimasi Cycle Time Mesin
Sebelum memulai perhitungan kontrol kemampuan mesin diperlukan beberapa data untuk input
pada perhitungan. Salah satu data yang dibutuhkan adalah cycle ime (tc) yang dapat dicari dari beberapa
data juga seperti waktu buka dan tutup cetakan, waktu holding, waktu ejeksi, waktu injeksi dan waktu
pendinginan. Berikut pembehasannya :
cycle time (tc) = mold closing time + injection time + holding time + cooling time + mold opening
time + ejection time
Diketahui :
a) Mold closing time= 2 detik (asumsi)
b) Injection time = Vtotal / Q
Vtotal = 4.759,06 mm3
= 47,6 cm3
Q = 233 cm3/s
Sehingga:
47,6 𝑐𝑚3
Injection time =
233 𝑐𝑚3 /𝑠
= 0,2 s
c) Holding time = 5 x injection time
= 5 x 0,2 s
=1s
d) Cooling time
Cooling time dapat diketahui dengan menggunakan nomogram material plastik (Gambar 2.23).
Sebelum menggunakan nomogram diperlukan beberapa data seperti divusitas material, temperature cair
plastik, temperatur dinding cavity dan temperatur rata-rata saat ejeksi yang dapat dilihat dari Tabel 2.11.
24
Tabel 2.11 Thermal Properties Material Plastic
(Sumber: How to Make Injection Mold 3rd Edition. Hal.278)
Diketahui :
- α (divusitas thermal) PP = 0.067 mm2/s/10-4 = 670 mm2/s = 6.7cm2/s
- Tm (temperature leleh plastik) = 200-300° C > 250° C
- Tw (temperature dinding cavity) = 20-100° C > 60° C
- Te (temperature ejeksi rata-rata) = 60-100° C > 80° C
- s (tebal dinding dominan) = 1 mm
Sehingga :
Tm − Tw
θ=
Te − Tw
250− 60
θ=
80− 60
=9,5˚
Dari data-data yang ada kita dapat menggunakan nomogram thermal material plastik (Gambar 2.20)
untuk mengetahui cooling time sebagai berikut :
25
2,8s
26
2.9.2 Berdasarkan Gaya Cekam Mesin (N1)
𝑭𝒎𝒆𝒔𝒊𝒏 𝑨𝒑𝒓
𝑵𝟏 = −
𝟏 𝑨𝒑𝒑
𝑷 ∙𝑨
𝟑 𝒎 𝒑𝒑
Keterangan:
Fmesin = Gaya cekam mesin (kgf)
Pm = Tekanan injeksi mesin (kgf/cm 2)
App = Luas proyeksi produk (cm2)
Apr = Luas proyeksi runner (cm2)
N1 = Jumlah kaviti
Diketahui :
27
Keterangan :
N2 = Jumlah cavity
Sv = Maksimum kapasitas injeksi (cm3)
Vproduk = Volume produk (cm3)
Vrunner = Volume runner (cm3) ; Vrunner total / jumlah cavity
Diketahui :
Sv = 442 cm3 (LAMPIRAN A.2)
Vproduk = 2.163,21 mm3 ≈ 2,2 cm3
Vrunner = 432,6 mm3 / 2 = 216,3 mm3 ≈ 0,2 cm3
Sehingga:
Sv
N2 =
Vproduk+ Vrunner
442 cm3
=
2,2 cm3 + 0,2 cm3
= 184,1
Maka, jumlah cavity tuntutan < jumlah cavity perhitungan N2 – OK
Keterangan:
N3 = Jumlah cavity
Q = Injection rate mesin (cm3/s)
tc = cycle time (s)
Vproduk = Volume produk (cm3)
Vrunner = Volume runner (cm3)
Diketahui :
Q = 233 cm3/s
tc = 15,1 s
Vproduk = 2.163,21 mm3 ≈ 2,2 cm3
Vrunner = 432,6 mm3 / 2 = 216,3 mm3 ≈ 0,2 cm3
Sehingga :
Q x tc
N3 =
Vproduk + Vrunner
233 x 15,1
=
2,2 + 0,2
= 495,125
Maka, jumlah cavity tuntutan < jumlah cavity perhitungan N3 – OK
28
2.9.5 Berdasarkan Kapasitas Plasticizing Mesin (N4)
𝟏𝟎𝟎𝟎
𝑻𝒄 ∙ (𝑹 ∙
𝑵𝟒 = 𝟑𝟔𝟎𝟎)
(𝑽𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 + 𝑽𝒓𝒖𝒏𝒏𝒆𝒓 ) ∙ 𝝆
Keterangan:
N4 = Jumlah cavity
R = Plasticizing capacity mesin (kg/h)
Tc = Cycle time (s)
Vproduk = Volume produk (cm3)
Vrunner = Volume runner (cm3)
ρ = Massa jenis plastik (gr/cm3)
Diketahui :
R = 29 gr/s ≈ 104.4 kg/h (LAMPIRAN A.2)
tc = 15,1 s
Vproduk = 2.163,21 mm3 ≈ 2,2 cm3
Vrunner = 432,6 mm3 / 2 = 216,3 mm3 ≈ 0,2 cm3
ρ = 0.9 gr/cm
Sehingga :
1000
𝑇𝑐∙(𝑅∙ )
3600
N4 = (𝑉
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 +𝑉𝑟𝑢𝑛𝑛𝑒𝑟 )∙𝜌
1000
15,1 ∙(104,4 ∙ )
3600
= (2,2 +0,2)∙0,9
= 201,4
Maka, jumlah cavity tuntutan < jumlah cavity perhitungan N4 – OK
29
Tabel 2.14 Resiko Venting yang Tidak Memadai
30
Berikut merupakan rancangan sistem venting pada konstruksi mold Cap of Zebra Ballpoint.
Vent Groove
31
Tabel 2.13 Jarak Saluran
(Sumber: Modul Perancangan Peralatan Pencetak-Polman)
Maka dipilih :
Diameter lubang pendingin (Dc) = 6 mm
32
2.11.2 Sistem Pendingin pada Insert Slider
Sistem pendinginan pada insert slider berfungsi untuk menyetabilkan suhu mold pada temperatur
kerja. Untuk mendapatkan produk yang baik, maka suhu mold harus stabil. Untuk mendapatkan kestabilan
suhu, sistem pendinginan harus dipertimbangkan dengan matang.
33
Untuk memastikan bahwa dimensi diameter angular pin yang digunakan tepat dan kuat untuk
konstruksi slider yang dirancang maka perlu dilakukan perhitungan kontrol kekuatan angular pin terhadap
beban yang ada. Angular pin biasanya bengkok maupun bisa patah bila ada ketidaksesuaian pada pemasang
ataupun lubang pada slider. Untuk itu, kontrol menjadi penting dilakukan. Berikut penjelasan
perhitungannya.
34
= 2,96 N
c. Menghitung gaya release (Fp)
Fp = f x Pa x AC
Keterangan:
f = koefisien gesek PP – Baja (Tabel 2.11)
Pa = tekanan cairan plastik (kg/cm2)
AC = luas permukaan produk yang bersentuhan dengan core slider (cm2)
Gambar 2.29 Luas Permukaan Produk yang Bersentuhan dengan Insert Slider (AC)
35
Gambar 2.30 Perhitungan Kekuatan Pelepasan (FE)
(Sumber: How to Make Injection molds 3rdEdition.Hal. 410-411
36
Gambar 2.31 (A) Dimensi Produk ; (B) Dimensi Core Slider
d1 = (11 + 41,02)/2
= 26,01 mm
dc = (11,22 + 41,84)/2
= 26,53 mm
Diketahui:
d1 = 8 mm
dc = 8,165 mm
E (TE) = 1,5 GPa = 1,5 x 102 kg/cm2 (Tabel 2.19)
SM = 0,8 mm (tebal produk dominan)
rc = 5,61 mm
f = 0,47 (Tabel 2.17)
Ac = 787,15 mm2 = 7,9 cm2 (Gambar 2.31)
∆𝐷
= ∆𝐷 = ∆𝐶 r
𝑑𝑐
Sehingga:
𝑑𝑐−𝑑1 (𝑡𝑒)
∆𝐶 r =
𝑑𝑐
26,53−26,01
=
26,3
= 0,02
𝑆𝑀
PA = E (TE) . ∆𝐶 r .
𝑟𝑐
0,8
= 238 . 0,02 .
5,61
= 0,678 kg/cm2
= 0,7 kg/cm2
Diketahui:
f = 0,47
PA = 0,7 kg/cm2
37
Ac = 7,9 cm2
Sehingga:
Fc = f x PA x Ac
= 0,47 x 0,7 kg/cm2 x 7,9
= 2,59 kg
26 N
= √(−2,96 + 26)2 + 42
= 23,4 N
Dari hasil perhitungan di atas, maka didapat gaya total yang bekerja pada angular pin. Untuk
mengontrol angular pin diperlukan gaya yang tegak lurus terhadap angular pin. Gaya normal terhadap
angular pin dilakukan dengan metode grafis sebagai berikut:
Berdasarkan Gambar 2.32, gaya normal yang terjadi pada angular pin yaitu sebesar 23,4 N, maka:
4 𝑥 𝐹𝑟
pena = √
𝜋 𝑥 𝑡𝑔
4 𝑥 23,4
16 =√
𝜋 𝑥 𝑡𝑔
38
4 𝑥 23,4
256 =
𝜋 𝑥 𝑡𝑔
4 𝑥 23,4
tg =
𝜋 𝑥 256
tg = 0,11 N/mm2
Diketahui:
𝜎 izin SUJ-2 = 120 Kgf/mm2
= 1200 N/mm2 (Gambar 2.33)
𝜏 izin =1200 N/mm2x 0,8
= 960 N/mm2
Sehingga:
𝜏g < 𝜏g izin
0,11 N/mm2 < 960 N/mm2
Maka dapat disimpulkan bahwa diameter pena yang digunakan dalam rancangan sebesar 16,
dinyatakan AMAN.
Keterangan:
n = jumlah putaran ulir yang akan dilepas
p = pitch ulir produk
s = panjang ulir produk
39
Diketahui:
1.5
= 5,33 putaran
b. Ratio (i) berdasarkan bukaan
𝑺
i =
𝑷. 𝒏
Keterangan:
n = jumlah putaran ulir yang akan dilepas
S = panjang bukaan untuk melepas ulir (min. 1,5 x tinggi produk)
P = pitch coarse spiral lead screw
Diketahui:
Lead screw = Tr 20 x 60
Tinggi produk = 66 mm
S = 1,5 x tinggi produk
= 1,5 x 66 mm
= 100 mm
P = 60 mm
Jawab:
𝑆
i =
𝑃. 𝑛
100
=
50 . 5,33
= 0,37
40
c. Ratio (i) berdasarkan jumlah gigi
𝑧1
i =
𝑧2
19
z2 =
0.37
= 51 60
d. Bukaan lain yang memengaruhi Lead Screw
S total = Bukaan Produk + Bukaan Stripper Plate
= 100 + 70
= 170
e. Putaran Total
𝑆𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
N total =
𝑃. 𝑖
170
=
50 . 0,31
41
b. Bukaan 1
c. Bukaan 2
42
c. Bukaan 3
43
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemabahasan laporan teknik berjudul Perancangan Cetakan Injeksi Plastik dengan
Three Plate dan Unscrewing pada Cap of Zebra Ballpoint A4C, telah menghasilkan rancangan mold
berjenis three plate dengan sistem unscrewing dan slider, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Cetakan injeksi plastik untuk produk Cap of Zebra Ballpoing A4C ini dapat memenuhi tuntutan
konsep cetakan three plate dan menggunakan mekanisme pembebas unscrewing serta slider. Berikut
merupakan spesifikasi dari ceakan tersebut:
a. Ukuran moldbase yang digunakan adalah standar Futaba FG Series type 3335.
b. Jumlah cavity yang dibuat sesuai tuntutan yaitu dua buah dengan layout berbaris vertikal.
c. Mekanisme ejeksi yang dirancang menggunakan stripper plate dengan sistem unscrewing.
d. Mekanisme bukaan slider menggunakan angular pin dengan derajat kemiringan 20˚ yang
berbeda sebagai komponen penggerak, dan ball plungers sebagai pengunci.
e. Besaran nilai Clamping Force (Fc) dari perhitungan estimasi yang paling besar berdasarkan
metode Demag dan didapat Fc total sebesar 8,5 ton
f. Untuk mekanisme bukaan unscrewing, memiliki jarak langkah sebesar 100 mm.
g. Mesin injeksi yang digunakan merupakan mesin Demag Erogotech 200-840, dengan kapasitas
mesin 200 ton, platen size 860 x 860 mm, jarak antar tiebar 580 x 580 mm, minimal mold
height 310 mm, dan maksimal mold height 660 mm.
2. Analisis kemampuan mesin untuk mencetak produk dalam jumlah cavity sesuai tuntutan dari nilai
N1, N2, N3, dan N4 dengan asumsi total cycle time selama 16 detik. Sehingga spesifikasi mesin yang
ada pada daftar tuntutan dapat disimpulkan mencukupi dan sesuai dengan tuntutan
3. Penyelesaian proyek akhir ini berupa dokumentasi teknik yang terdiri dari gambar susunan, gambar
bagian, tahapan bukaan, dan perhitungan dari rancangan three plate mold untuk produk Cap of Zebra
Ballpoint A4C.
44
DAFTAR PUSTAKA
[1] Budiarto. 2002. Perancangan Peralatan Pencetak. Bandung: Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.
[2] Chandra, Budiman. 2008. Plastic Injection Molding Design (Advanced). Bandung: Politeknik
Manufaktur Negeri Bandung.
[3] Heryada, Dadan. 1998. Pengenalan dan Teori Dasar Perancangan Cetakan Injeksi Plastik. Bandung:
Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.
[4] MaterialScience, Bayer. Jurnal berjudul: Snap-Fit Joints for Plastics. Pitssburgh: Bayer
MaterialScience LLC.
[5] Mahmudah, Aida. 2000. Gambar Teknik Mesin. Bandung: Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.
[6] Menges, Michaeli, Mohren. 2001. How to Make Injection Mold 3rd Edition. Munich: Carl Hanser
Verlag.
[7] Misumi. 2015. Standard Components for Plastic Mold. Tokyo: MISUMI Corporation Rees, Herbert.
1995. Mold Engineering. Munich: Carl Hanser Verlag.
[8] Unger, Peter. 2006. Gastrow Injection Molds: 130 Proven Designs 4th Edition. Munich: Carl Hanser
Verla
45