Anda di halaman 1dari 16

TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus

2014

Waktu : 75 menit
Jumlah soal : 50 soal MCQ
SOAL PILIHAN JAMAK
Petunjuk soal nomor 1 s/d 50
Pilih salah satu jawaban yang paling benar
Seorang wanita usia 67 tahun datang ke poliklinik Penyakit dalam dengan keluhan inkontinensia urine.
Pasien selama ini diketahui menderita diabetes dan hipertensi. Riwayat pemakaian obat antara lain
lisinopril, glipizide dan metformin. Hasil pemeriksaan laboratorium Na: 135 mEq/L, K: 3,9 mEq/L, Cl: 103
mEq/L, urea 40,6 mg/dl, kreatinin: 1,6 mg/dl, kadar gula darah 132 g/dl, kalsium 9,1 mg/dl, HbA1C 7,8
%. Hasil urinalisa proteinuria dan glukosuria negatif, sedimen urin eritrosit 1-3/LPB, leukosit 1-3/LPB,
epitel 1-3/LPB. Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemihnya, lalu dilakukan pemasangan
kateter urine, tampak keluar 175 mL urine.

1. Penyebab inkontinesia pada pasien ini adalah:


A. Inkonsinesia overflow
B. Stress inkontinesia
C. Diuresis osmosis
D. Insufisiensi ginjal
E. Efek samping penggunaan obat.

Konsultasi dari sejawat Bedah umum mengenai pilihan antibiotik untuk penanganan ulkus decubitus
grade III pada pasien wanita usia 72 tahun yang dirawat dibagian bedah karena obstruksi intestinal. Saat
masuk RS ulkus decubitus tersebut telah ada namun kering. Telah dilakukan kultur dari hapusan ulkus
dan diperoleh pertumbuhan methicilin resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Pasien tidak demam dan
keadaan umum secara klinis stabil; obstruksi intestinal telah teratasi dengan pemasangan suction
nasogastric.

2. Pilihan antibiotik yang tepat adalah:


A. Vancomisin
B. Imipenem
C. Tetrasiklin
D. Gatifloxacin
E. Tidak ada indikasi pemberian antibiotik

Wanita 23 tahun dengan kehamilan anak pertamanya melakukan pemeriksaan USG pada usia kehamilan
5 bulan. Janin nya diketahui memiliki denyut jantung yang lambat, walaupun kelihatannya tampak
normal.

3. Pemeriksaan skrining serologi terhadap wanita ini dilakukan untuk mengetahui salah satu
autoantibodi di bawah ini, yaitu:
A. Anti-Ro
B. Anticentromere
C. Antidouble-stranded DNA
IKAAPDA 2014

D. Anti-Jo-1
E. Anti-Mi2

1
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Pria, 29 tahun dengan riwayat asma datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan di
daerah substernal, tanpa penjalaran dan berhubungan dengan dyspnea, diforesis, nausea. Keluhan ini
muncul bila pasien berada dalam kondisi stress dan menghilang dalam 30 menit. Pasien merasa bahwa
keluhan nyeri dada ini berbeda dengan kondisi asma yang selama ini dialaminya sebab tidak hilang
dengan pemberian albuterol, tidak memberat malam hari dan tidak berhubungan dengan aktivitas.
Pasien mengaku tidak merokok, minum alkohol sekitar 2 botol per minggu. Pasien bekerja sebagai
akuntan dan sedang mengalami situasi pekerjaan yag berat ditambah lagi dengan masalah kehidupan
pribadinya. Pasien berolahraga jogging 3x/minggu. Pasien juga mengungkapkan kekhawatirannya sebab
kakeknya meninggal karena serangan jantung beberapa tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik frekuensi
nadi 68 x/menit, tekanan darah 120/75 mmHg, suara jantung normal, tidak dijumai murmur. EKG dalam
batas normal, kolesterol total 180 mg/dl, LDL 105 mg/dl, HDL 50 mg/dl, TG 125 mg/dl.

4. Penatalaksanaan selanjutnya yang terbaik adalah:


A. Melakukan stress ekokardigrafi
B. Pemberian streroid selama 2 minggu kemudia tappering off
C. Mulai pemberian paroxetin
D. Mulai pemberian omeprazole selama 2 minggu
E. Mulai pemberian celecoxib selama 2 minggu

Seorang wanita 37 tahun datang dengan keluhan adanya benjolan pada daerah leher yang membesar
secara perlahan selama 2-3 tahun terakhir ini. Pada pemeriksaan fisik terdapat benjolan 2 cm pada sisi
kiri leher, iregular, relatif keras dan ikut bergerak ketika pasien menelan. Tidak dijumpai adanya
pembesaran kelenjar getah bening cervical. Secara klinis maupun laboratorium kesan eutiroid.

5. Tindakan terbaik yang dilakukan selanjutnya adalah:


A. Meyakinkan pasien bahwa kemungkinan benjolan tersebut adalah kista tiroid yang akan
menghilang dengan sendirinya dan mengajurkan pasien untuk kontrol ulang 2-3 bulan
kemudian.
B. Melakukan pemeriksaan ultrasonografi tiroid untuk mengetahui karakteristik massa
tersebut
C. Melakukan aspirasi jarum halus pada nodule
D. Melakukan pemeriksaan CT Scan leher dan dada
E. Melakukan sidik tiroid

Wanita, 25 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan sesak nafas. Pasien saat ini sedang
hamil anak ke-2, usia gestasi 12 minggu. Pasien memiliki riwayat asma ringan dan biasa menggunakan
albuterol inhalasi bila mengalami keluhan. Pemeriksaan fisik tekanan darah 130/85 mmHg, frekuensi
nadi 110 x/menit, takipnea, dijumpai mengi pada seluruh lapangan paru. Saturasi oksigen 94% pada
suhu ruangan.

6. Managemen yang tepat adalah:


A. Pemberian oksigen nasal kanul, prednisone dan agonis β2 nebulizer
B. Pemberian oksigen nasal kanul dan teofilin
C. Pemberian oksigen nasal kanul dan agonis β2 nebulizer; hindarai penggunaan prednisone
karena berisiko pada kehamilan dan janin
D. Pemberian oksigen nasal kanul dan magnesium sulfat intravena karen aaman diberikan
IKAAPDA 2014

selama kehamilan
E. Pemberian oksigen nasal kanul dan prednison; hindari agonis β2 nebulizer karena masih

pada trimester pertama

2
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Seorang wanita 37 tahun menjalani tindakan tiroidektomi total atas indikasi localized papillary
carsinoma dengan diameter 2 cm. Satu minggu kemudian pasien kembali datang ke rumah sakit dengan
keluhan kejang. Obat yang sedang dikonsumsi pasien tiroksin 75 mcg/hari dan bendroflumethiazide 2,5
mg untuk mengurangi edema perifer intermitten. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 13,2 g/dl, leukosit
6.200/mm3, trombosit 245.000/mm3, Natrium 136 mmol/L, K 3,7 mmol/L, ureum 15,12 mg/dl, kreatinin
1,13 mg/dl, FT4 10,1 pmol/L (N=10-25), TSH 7,3 mIU/L (N=0,2-0,5).

7. Kejang yang dialami pasien paling mungkin disebbakan oleh:


A. Ensefalopati hipotiroid akibat pengobatan dengan tiroksin kurang adekuat
B. Metastase ke cerebral dari karsinoma tiroid
C. Hipokalsemia akibat reseksi paratiroid saat dilakukan tindakan tiroidektomi
D. Peningkatan tekanan intrakranial karena adenoma pituitari
E. Hipomagnesimia sekunder akibat penggunaan bendroflumethiazide

Wanita, 27 tahun menderita diabetes sejak usia 8 tahun dan hipertensi sejak usia 22 tahun. Pasien
datang untuk konsultasi sebelum kehamilan. Pasien belum pernah hamil sebelumnya. Obat yang sedang
dikonsumsi pasien yaitu ramipril dan glipizide.

8. Anjuran berikut ini tepat, KECUALI :


A. Ramipril dapat terus dikonsumsi selama kehamilan untuk menjaga fungsi ginjal dari
kerusakan akibat diabetes
B. Kontrol gula darah yang ketat harus dilakuka sebelum kehamilan
C. Kadar gula darah optimal sebelum dan selama kehamilan adalah 60-80 mg untuk puasa dan
60-120 untuk 2 jam setelah makan
D. Belum banyak studi yang mengevaluasi keamanan penggunaan obat hipoglikemi oral selama
kehamilan oleh karen aitu insulin menjadi pilihan
E. Bila diabetes tidak dapat dikontrol dapat menimbulkan komplikasi macrosomia fetal dan
gangguan perkembangan janin.

Seorang wanita 25 tahun datang dengan keluhan ulserasi dangkal pada mulut yang disertai nyeri
dialaminya selama 1-2 minggu ini. Ulserasi ini telah muncul selama 6 bulan terakhir. Dua hari terakhir,
pasien mengeluhkan matanya merah dan nyeri. Tidak terdapat ulkus di daerah genitalia, arthritis, skin
rash maupun fotosensitivitas. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak baik. Dengan suhu 37,6 C, heart
rate 86x/i, tekanan darah 126/72 mmHg dan frekuensi pernafasan 16 x/i. Pemeriksaan pada mukosa
mulut menunjukkan dua ulkus dangkal dengan dasar kuning pada mukosa bukal. Pemeriksaan
ophtalmologi menunjukkan suatu uveitis anterior. Pemeriksaan kardiopulmonal dalam batas normal.
Pada paha kanan di area vena saphena teraba keras. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan
sedimentasi eritrosit 68 s. Hitung sel darah putih 10.230/mm3 dengan 68% PMN, 28% limfosit dan 4%
monosit. Antinuklear antibodi dan anti dsDNA negatif. C3 89 mg/dl dan C4 24 mg/dl.

9. Apakah diagnosis yang paling mungkin dari kondisi di atas?


A. Behçet’s syndrome
B. Systemic lupus erythematosus
C. Discoid lupus erythematosus
IKAAPDA 2014

D. Sjögren’s syndrome
E. Cicatricial pemphigoid

3
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Seorang pria 56 tahun dengan DM tipe 2 selama 6 tahun datang dengan keluhan sesak nafas hebat yang
terjadi 12-24 jam terakhir. Saat ini pasien mengkonsumsi obat diantaranya metrormin, pioglitazone,
simvastatin, ramipril dan aspirin selama 2 sekitar 2 tahun terakhir. Tidak dijumpai riwayat nyeri dada.
Hasil pemeriksaan laboratorium kesan darah rutin, fungsi ginjal dan urinalisa normal, HbA1C 7,9%.

10. Berikut ini yang paling mungkin menyebabkan sesak nafas pada pasien, yaitu :
A. Silent infarct myocardial yang menyebabkan gagal ventrikel kiri
B. Pengobatan dengan metformin menghasilkan asam laktat dan kompensasi hiperventilasi
C. Pengobatan dengan pioglitazone mempunyai efek samping retensi cairan
D. Rabdomiolisis yang diinduksi oleh penggunaan statin menyebabkan gagal ginjal dan asidosis
metabolik
E. Disfungsi ginjal sekunder berupa stenosis arteri renalis akibat penggunaan ramipril

Seorang pria, 27 tahun datang dengan keluhan sakit kepala berulang selama 3 bulan terakhir disertai
dengan riwayat keringat berlebihan dan peningkatan berat badan. Dilakukan pemeriksaan CT-Scan
kepala dengan kesan adanya massa di fossa pituitari :

11. Kondisi berikut ini yang TIDAK dijumpai pada pasien adalah:
A. Penyempitan lapangan pandang
B. Hipokalsemia
C. Hipertensi
D. Hiperpigmentasi
E. Cranial nerve palsies

Seorang pria 72 tahun dengan riwayat miokard infark dan stroke 3 tahun yang lalu, datang ke praktek
anda untuk konsultasi sekaligus karena obat-obatan yang biasa dikonsumsi nya telah habis (metoprolol,
aspirin, lovastatin, lisinopril). Pasien ini membawa hasil EKG nya 1 tahun yang lalu seperti pada gambar
dibawahini. Anda melakukan pemeriksaan EKG yang baru, dan hasilnya tidak terlalu banyak berbeda.
Selain kelemahan pada ekstremitas kanan atas yang sesekali muncul, pasien ini tidak memiliki keluhan
tambahan lain. Pasien ini sudah dua minggu tidak mengkonsumsi obat-obatannya.

12. Langkah manakah yang paling sesuai untuk manajemen pasien di atas ?
A. Lakukan foto thorax di klinik hari itu juga
B. Lakukan ekokardiogram transthoracik
C. Berikan obat-obatan yang biasa dikonsumsi dan meminta pasien datang kembali 6 bulan lagi
IKAAPDA 2014

D. Rujuk ke rumah sakit untuk mendapat terapi trombolitik


E. Rujuk ke rumah sakit untuk tindakan kateterisasi jantung

4
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Pria 40 tahun, mengeluhkan nyeri perut dan kram pada perut yang berhubungan dengan mencret secara
intermiten selama 3 bulan terakhir. Dia merasa telah sehat, namun dia mengalami diare berat selama
seminggu saat berkunjung ke India. Dia kemudian mengkonsumsi metronidazole selama seminggu.
Diarenya kemudian membaik tetapi muncul kembali tak lama kemudian menjadi gejala yang dialaminya
3 bulan terakhir ini. Ia mendapati bahwa aktivitas makan dapat mencetuskan gejala tersebut walaupun
berat badannya stabil. Pemeriksaan fisik normal. Pemeriksaan feces negatif dan hasil laboratorium juga
tidak membantu.

13. Manakah dari diagnosa berikut ini yang merupakan penjelasan paling mungkin untuk gejalanya
saat ini?
A. IBS (Irritable bowel syndrome)
B. Giardiasis
C. Penyakit Crohn
D. Intoleransi laktosa
E. Colitis ulseratif

Pria, 68 tahun dengan keluhan mudah lelah dan penurunan berat badan sekitar 4 bulan ini. Pada
pemeriksaan fisik, limpa dijumpai sangat membesar melewati garis tengah tubuh dnegan batas bawah
mencapai pelvis. Hasil laboratorium Hb 11,1 g/dl, ht 33,7%, leukosit 6.200/mm 3, trombosit
220.000/mm3, diftell 75% PMN, 8%myelosit, 4% metamielosit, 8% limfosit, 3% monosit dan 2% eosinofil.
Hapusan darah tepi tear drop, nucleated eritrosit dan granulosit imatur. Rheumatoid factor positif.
Dilakukan aspirasi sumsum tulang namun tidak ada sel yang dapat diaspirasi.

14. Berikut ini kondisi yang paling mungkin menyebabkan splenomegali adalah:
A. Myelofibrosis idiopatik kronis
B. Myelogenous leukemia kronis
C. Reumatoid artritis
D. Lupus eritematosus sistemik
E. tuberkulosis

Wanita, 30 tahun dengan riwayat irritable bowel syndrome datang dengan keluhan berdebar-debar. Dari
anamnese didapati, gejala ini muncul sesekali dalam sehari, dan kemungkinan semakin bertambah
sering setelah konsumsi kafein. Pasien mengeluhkan jantungnya seperti melonjak-lonjak. Pasien tidak
pernah mengalami sincope. Tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik dalam batas normal. Dilakukan
pemeriksaaan EKG dengan hasil normal sinus rhytm tanpa abnormalitas. Dilakukan pemeriksaan
monitoring dengan holter dan hasilnya menunjukkan prematur ventrikular kontraksi yang muncul enam
kali per menit.

15. Langkah manajemen selanjutnya yang paling sesuai untuk pasien ini adalah :
A. Rujuk ke kardiologis untuk studi elektrofisiologi
B. Pemberian penghambat beta
C. Pemberian amiodarone
D. Meyakinkan pasien bahwa hal ini bukanlah hal yang patologis
E. Pemberian verapamil
IKAAPDA 2014

5
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Seorang wanita 29 tahun dirawat di ruang rawatan intensif (ICU) dengan rhabdomyolysis akibat
compartment syndrome pada ekstremitas inferior setelah mengalami kecelakaan mobil. Kondisi klinis
nya diperburuk dengan acute renal failure dan nyeri hebat yang dialaminya. Wanita ini telah menjalani
fasciotomies sebelum dirawat diruang ICU. Dilakukan pemeriksaan EKG, dan hasilnya seperti gambar
dibawah ini.

16. Apa tindakan yang paling sesuai dilakukan saat ini?


A. EKG 18-lead
B. Kateterisasi koroner
C. Hemodialisis
D. Pemberian cairan intravena dan loop diuretik
E. Ventilation/perfusion imaging

Seorang wanita post menopause rutin berobat pada anda, saat ini dengan angina pektoris stabil. Wanita
ini mengalami angina refrakter meskipun mengkonsumsi metoprolol dan isosorbid dinitrat dan medikasi
anti iskemik lainnya. Riwayat kondisi medis terdahulu adalah coronary artery bypass grafting (CABG),
penyakit paru obstruktif kronis, first-degree atrioventricular block, left bundle branch block, dan
dislipidemia. Kateterisasi jantung terbaru menunjukkan penyakit arteri koroner yang tidak dapat
diselesaikan dengan intervensi perkutaneus, dan pasien tidak bersedia untuk dilakukan tindakan CABG
ulangan. Fungsi ginjal dalam batas normal, ejection fraction ventrikular kiri 15 % dengan NYHA kelas II.
Tekanan darah dan nadi memungkinkan penambahan calcium channel blocker pada rejimen terapi
wanita ini.

17. Calcium channel blocker yang manakah yang paling sesuai untuk pasien ini ?
A. Amlodipine
B. Diltiazem
C. Nifedipine lepas cepat
D. Verapamil
E. Valsartan

Seorang wanita 62 tahun datang dengan keluhan nyeri pada sendi. Kaku intermiten pada lutut, panggul,
pergelangan tangan dan tangan. Dia juga mengeluhkan mudah lelah, dispepsia, batuk kering dan mata
merah disertai gatal dan kesulitan untuk mempertahankan posturnya. Terdapat riwayat diabetes dan
tidak dijumpai riwayat penyakit lainnya. Riwayat terapi insulin dan naproxen. Wanita ini tidak memiliki
resiko HIV. Pemeriksaan fisik didapati membrana mukosa oropharynx yang kering. Tidak terdapat tanda-
tanda kerusakan sendi ataupun inflamasi akut. Hasil laboratorium menunjukkan antinuklear antibody
negatif, autoantigen SSA/Ro positif.

18. Apakah diagnosis yang paling mungkin ?


A. Sarcoidosis
B. Sjögren’s syndrome
C. Rheumatoid arthritis
D. Psychogenic illness
E. Vitamin A deficiency
IKAAPDA 2014

6
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Seorang perempuan 80 tahun dengan DM tipe I dan kardiomiopati berat (EF 15%) dirawat dengan CHF
dan edema kaki. Kreatinin serumnya saat awal masuk adalah 1,3 mg/dL. Dia kemudian diterapi dengan
furosemide dan inhibitor ACE. Responnya buruk terhadap terapi inisial rejimen diuretik. Meskipun
dengan peningkatan furosemide dan menambahkan metolazone, urin output jelek dan kreatinin serum
mulai meningkat terus, hingga 2,0 mg/dL. Urinalisis menunjukkan proteinuria +1. USG ginjal
menunjukkan ginjal berukuran normal tanpa hidronefrosis ataupun massa. Spot urin Na + adalah 10
mEq/L.

19. Diagnosis yang paling mungkin dari perburukan kreatinin adalah:


A. CHF
B. Diabetik nefropati
C. Nefritis interstisial
D. ATN
E. Stenosis arteri renalis bilateral

Seorang pria 64 tahun, tiba-tiba kolaps saat memainkan saxophone dengan teman-teman alumni band
nya. Pria ini kemudian dibawa ke IGD rumah sakit terdekat. Pada monitor terlihat irama jantung
ventrikular fibrilasi.

20. Apakah langkah pertama yang diberikan pada pasien ini?


A. Melanjutkan resusitasi paru jantung (CPR) selama 5 menit sebelum mengusahakan
defibrilasi
B. Intubasi endotracheal diikuti dengan rapid defibrilasi
C. Immediate defibrilasi 300-360 J sekali, diikuti dengan resusitasi paru jantung selama 60-90
detik sebelum defibrilasi tambahan
D. Dapatkan akses intra vena dan berikan amiodarone 150 mg
E. Dapatkan akses intra vena dan berikan epinephrine 1 mg

Seorang mahasiswa pasca sarjana berusia 28 tahun datang ke praktek anda dengan keluhan nyeri
punggung. Mahasiswa ini membaca di internet mengenai keluhan nya dan khawatir bahwa dia terkena
ankylosing spondylitis.

21. Manakah dari gejala dibawah ini yang mendukung diagnosis tersebut?
A. Nyeri punggung yang memberat dengan forward flexion dengan radiation bokong
B. Nyeri punggung hebat pada malam hari
C. Kaku pada pagi hari selama lebih kurang dua jam dan membaik dengan aktifitas/latihan
D. Diare yang bergantian dengan konstipasi
E. Nyeri onset akut setelah mengangkat beban
IKAAPDA 2014

7
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Wanita, 70 tahun dengan keluhan tidak dapat menahan buang air kecil yang terjadi secara tiba-tiba
diikuti dengan keinginan BAK yang tidak dapat ditahan. Urine akan segera keluar sebelum pasien samapi
di kamar mandi.

22. Pengobatan berikut ini dapat diberikan adalah:


A. Pseudoefedrin
B. Doxazosin
C. Carbamazepine
D. Imipramine
E. estrogen

Seorang wanita 46 tahun datang ke klinik dengan beragam keluhan. Dari anamnese didapati fatique dan
malaise selama 2-3 bulan. Nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan 5,5 kg. Akhir-akhir ini
wanita ini menyadari nyeri dan kaku pada jari-jari kedua tangan nya yang memburuk pada pagi hari dan
dengan pengulangan gerakan. Nenek dan saudara perempuannya diketahui mengalami rheumatoid
arthritis (RA) dan wanita ini sangat khawatir kalau-kalau dia mengalami penyakit serupa.

23. Manakah dari keluhan-keluhan pasien tersebut yang paling sesuai dengan keluhan paling sering
dari suatu RA?
A. Fatigue dan anorexia selama >2 bulan tanpa nyeri sendi yang terus-menerus
B. Kekauan sendi pagi hari selama > 1 jam
C. Nyeri pada sendi simetris yang bertambah berat dengan gerakan
D. Riwayat dalam keluarga positif RA
E. Penurunan berat badan > 4,5 kg selama periode aktif penyakit

Pria 35 tahun datang dengan nyeri perut kanan atas, demam 48 jam terakhir, didahului oleh ikterus yang
baru muncul selama beberapa minggu terakhir. Dia menyatakan bahwa dia ada riwayat diare yang
hilang muncul selama beberapa tahun tetapi tidak pernah diselidiki. USG hati menunjukkan tidak ada
batu empedu maupun tampilan kolesistitis. Tes laboratorium menunjukkan bilirubin total 6,2; alkali
fosfatase 450; AST 150; ALT 120, albumin 2,6.

24. Pilihan tes diagnostik berikutnya adalah:


A. Biopsi Hati
B. MRCP
C. HBsAg dan hepatitis C RNA assay
D. Kolonoskopi dengan biopsi
E. CT Scan abdomen

Pria, 52 tahun dengan hepatitis B kronis datang dengan nyeri perut dan ascites yang baru muncul. USG
hati menunjukkan pembesaran hati, dan trombosis vena portal.

25. Diagnosis yang paling mungkin adalah:


A. Hepatitis akut yang sedang flare
B. Hepatocellular carcinoma
C. Obstruksi aliran dan kongestif
IKAAPDA 2014

D. Superinfeksi dengan hepatitis D


E. Peritonitis bakterial spontan

8
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Perempuan 26 tahun telah menggunakan PPI setiap pagi untuk mengontrol gejala GERD moderat. Ia
melaporkan terbangun di malam hari dengan batuk non-produktif beberapa kali per minggu.

26. Pernyataan yang benar mencakup semua pilihan di bawah ini KECUALI:
A. Relaksasi transien yang tidak tepat dari LES menyebabkan GERD
B. Endoskopi bagian atas akan menunjukkan ulserasi yang dalam di area esofagus distal
C. Mikroaspirasi dapat menimbulkan batuk malam hari yang berhubungan dengan GERD
D. Perubahan diet seperti diet rendah lemak dan menghindari asupan kafein dapat
memperbaiki gejala GERD di malam hari
E. mengurangi berat badan pada pasien gemuk serta menghindari pakaian ketat dapat
mengurangi tekanan intrabdomen dan mengurangi gejala GERD

Seorang pria 65 tahun dengan riwayat Wegener’s granulomatosus yang berhasil diterapi dengan
siklofosfamid oral, datang untuk evaluasi hematuria (beberapa kali pengulangan urinalisis dengan > 5
RBC/LPB). Protein urin 200 mg dalam 24 jam dan kreatinin yang stabil pada 1,4 mg/dL. Titer ANCA tidak
berubah dari nilai awal. Hipertensi yang mendasarinya terkontrol dengan baik. Dia tidak memiliki gejala
sinus, paru, ataupun gejala sistemik. Sebuah CT abdomen menunjukkan tidak ada massa di ginjal, kista,
ataupun batu.

27. Apa yang Anda lakukan selanjutnya?


A. Rujuk ke nefrologist untuk biopsy ginjal
B. Follow up dalam 6 bulan dengan urinalisis ulangan dan protein urin 24 jam
C. Mulai terapi steroid dan evaluasi kembali dalam 2 minggu
D. Rujuk ke urologist untuk sistoskopi
E. Lakukan CT chest dan sinus

Seorang wanita, 31 tahun yang baru didiagnosis HIV positif 6 bulan yang lalu datang ke poliklinik dengan
keluhan penurunan berat badan. Tidak ditemukan infeksi oportunistik, CD4 190/mm3. Keluhan lain
berupa penurunan nafsu makan, mudah tersinggung dan peraan ingin bunuh diri sejak ia mengetahui
terinfeksi HIV. Suami pasien meninggal 2 tahun dengan gejala penurunan berat badan tanpa diketahui
penyebab yang jelas. Pasien saat ini mengasuh sendiri 3 orang anak yang masih sekolah. Hasil
pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan namun pasien didapati beberapa kali menangis selama
pemeriksaan.

28. Faktor berikut ini yang akan memiliki pengaruh negatif terhadap adherensi pasien dalam
menggunakan antiretroviral (ARV) adalah:
A. Tingkat pendidikan yang rendah
B. Depresi
C. Riwayat penggunaan narkoba suntik
D. Anak manja
E. Tingkat penghasilan yang rendah
IKAAPDA 2014

9
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Seorang pria 56 tahun, mengeluh disfagia intermiten selama tiga bulan terakhir, terutama saat konsumsi
daging. Dia tidak memiliki kesulitan menelan cairan. Dia tidak memiliki riwayat merokok, tidak
menggunakan obat-obatan, dan tidak ada penurunan berat badan.

29. Tes terbaik untuk mengevaluasi pasien tersebut adalah:


A. Upper endoscopy
B. Chest/abdominal CT scan
C. Barium swallow
D. Esophageal manometry
E. Laryngoscopy
Seorang pasien datang dengan proteinuria, hematuria, hipertensi, dan edem perifer. Urinalisis
menunjukkan sel darah merah dan RBC cast. Lab darah menunjukkan elektrolit normal; BUN/Cr yang
meningkat dengan nilai 66/4,1 mg/dL. Komplemen serum rendah.

30. Sebuah etiologi yang mungkin untuk presentasi pasien ini adalah:
A. Sindrom Goodpasture
B. Wegener’s granulomatosis
C. Thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP)
D. Poststreptococcal glomerulonephritis
E. cryoglobulinemia

Seorang pria 27 tahun, HIV positif, pekerja bangunan datang ke poliklinik dengan membawa hasil CD4
140/mm3. Pasien tidak mengeluhkan gejala apapun (asymptomatik). Pasien menikah, memiliki 2 orang
anak dan tinggal di daerah pedesaan. Pasien tidak mengetahui apakah pernah mendapatkan vaksinasi
lengkap pada masa kanak-kanak.

31. Vaksin berikut ini yang sebaiknya TIDAK diberikan adalah:


A. Tetanus-diphtheria
B. Hepatitis A
C. MMR (measles, mumps, rubella)
D. Pneumovax
E. Influenza

Wanita, 56 tahun, post menapausal datang dengan keluhan benjolan ukuran 2 cm pada payudara
sebelah kiri. Dilakukan tindakan biopsi dengan hasil invasive ductal carsinoma. Pasien menjalani
tindakan mastektomi radikal. Hasil diseksi kelenjar limfe negatif untuk suatu karsinoma. Hasil
pemeriksaan sel tumor dengan reseptor estrogen dan progesterone negatif.

32. Terapi adjuvant yang paling sesuai saat ini adalah:


A. Radioterapi
B. Tamoxifen (terapi hormonal)
C. Kemoterapi
D. Redioterapi dan terapi hormonal
IKAAPDA 2014

E. Terapi adjuvant tidak diperlukan pada pasien ini

10
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Seorang pria berusia 41 tahun datang dengan keluhan sulit menelan beberapa minggu terakhir. Pasien
selama ini telah diketahui menderita HIV, jumlah CD4 terakhir tidak diketahui. Pada pemeriksaan fisik
tampak plak putih di mukosa buccal dan orofarink posterior. Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas
normal.

33. Managemen terbaik yang dilakukan adalah:


A. Melakukan exercise stress test
B. Pemeriksaan CT scan leher
C. Terapi kotrimoksaxol selama 10 hari
D. Pemeriksaan endoskopi untuk menyingkirkan esofagitis akibat infeksi Cytomegalo Virus
maupun Herpes Simplex Virus
E. Terapi flukonazol selama 7-10 hari

Seorang pria, 25 tahun HIV datang dengan keluhan rasa tidak nyaman dan kebas-kebas pada daerah
telapak kaki yang disertai rasa panas seperti terbakar. Pasien mendapat terapi antiviral dengan regimen
stavudin, epivir dan efavirens sejak 8 bulan lalu, saat itu hitung CD4 190/mm 3 dan viral load 112.000
copies/mL. Saat ini CD4 pasien 342/mm3 dan viral load 40 copies/mL. Pemeriksaan fisik dijumpai
hiperalgesia saat dilakukan tes sensorik pada daerah telapak kaki.

34. Penatalaksanaan selanjutnya adalah:


A. Mengganti stavudin dengan zidovudin
B. Mengganti stavudin dengan didanosine
C. Menghentikan penggunaan stavudin
D. Menghentikan penggunaan epivir
E. Tetap melanjutkan penggunaan antiviral dengan menambahkan ibuprofen.

Seorang wanita, 23 tahun bekerja sebagai sekretaris pada sebuah perusahaan swata datang ke poliklinik
dengan diagnosis trombosis vena dalam pada tungkai bawah.

35. Kondisi berikut ini merupakan kontraindikasi untuk pemberian terapi low molecular weight
heparin adalah:
A. Kehamilan
B. Obesitas
C. Dialisis
D. Diabetes melitus tidak terkontrol
E. jaundice

Pria, 44 tahun menjalani pemeriksaan kesehatan rutin sebagai persyaratan penerimaan kerja di
perusahaan. Hasil pemeriksaan foto toraks tampak nodule 2 cm pada lapangan bawah paru kiri. Pasien
tidak merasakan keluhan apa pun dan belum pernah melakukan foto toraks sebelumnya.

36. Tindakan evaluasi selanjutnya yang harus dilakukan adalah:


A. foto toraks ulangan setelah 3 bulan
B. melakukan pemeriksaan CT scan
C. melakukan pemeriksaan PET scan
IKAAPDA 2014

D. terapi berdasarkan pola kalsifikasi dari nodule


E. tidak diperlukan pemeriksaan penunjang lanjutan

11
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Wanita, 56 tahun datang dengan membawa hasil laboratorium dijumpai peningkatan trombosit
mencapai 600.000/mm3, leukosit 7.000/mm3, hematokrit 34%.

37. Berikut ini penyebab trombosit yang sering dijumpai, KECUALI:


A. Anemia defisiensi besi
B. Trombositosis esensial
C. Leukemia myeloid kronis
D. Myelodisplasia
E. Anemia pernisiosa

Wanita, 72 tahun dengan osteoporosis berat datang dengan keluhan sesak nafas. Pasien bukan perokok.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai kifoscoliosis.

38. Berikut ini gangguan pada sistem pernafasan yang dapat dijumpai, KECUALI:
A. Penyakit paru restriktif
B. Hipoventilasi alvelolar
C. Penyakit paru obstruktif
D. Abnormalitas ventilasi/perfusi dengan hipoksemia
E. Hipertensi pulmonal

Seorang wanita berusia 19 tahun, bukan perokok, menderita emboli pulmonal derajat sedang-berat.
Saat ini pasien sedang mengkonsumsi obat kontrasepsi oral.

39. Yang dapat menjadi faktor predisposisi emboli pulmonal adalah:


A. Abnormalitas faktor V
B. Abnormalitas protein C
C. kadar protein C yang rendah
D. kadar protein S yang rendah
E. kadar antitrombin III yang rendah

Wanita, 46 tahun pecandu alkohol datang dengan kondisi pancreatitis akut. Pasien mendapat terapi
suportif namun keluhan semakin memburuk dalam 72 jam rawatan. Hasil CT Scan menunjukkan kesan
extensive pncreatic inflammation dengan tanda –tanda nekrosis.

40. Pernyataan berikut ini tepat dalam managemen kondisi tersebut, KECUALI:
A. Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) harus segera dilakukan
B. Pemberian antibiotik imipenem
C. Dilakukan pemeriksaan aspirasi pancreas dengan CT-guided
D. Tindakan bedah untuk debridement harus dilakukan bila hasil pewarnaan dan kultur cairan
aspirasi pancreasmengindikasikan infeksi
E. Pemberian nutrisi parenteral
IKAAPDA 2014

12
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Seorang pria, 58 tahun penderita sirosis hepatis datang ke RS dengan keluhan asites masif dan edema
ensefalopati. Hasil pemeriksaan laboratorium Na 130 mmol/L, K 3,6 mmol/L, Cl 85 mmol/L, HCO3- 30;
kreatinin 1 mg/dl, BUN 18 mg/dl. Pada pasien telah diberikan tindakan tirah baring, restriksi cairan dan
garam, spironolaktone 50 mg/hari namun tidak ditemui adanya perubahan berat badan setelah 5 hari
pengobatan.

41. Tindakan terapetik berikut ini yang paling tepat dilakukan adalah :

A. Furosemid IV 80 mg

B. Spironolactone oral 100 mg/hari

C. Acetazolamid 250 g/hari

D. Peritoneovenous shunt

E. Parasentesis teraupetik

Pria, 27 tahun dengan diagnosis efusi pleura dilakukan tindakan torakosentesis. Hasil analisa cairan
pleura warna kuning jernih, glukosa 60 mg/dl, protein 3 g/dl, LDH 160 U/L. Hasil pemeriksaan darah
glukosa 92 mg/dl, total protein 6,8 g/dl dan LDH 220 U/L.

42. Interpretasi hasil analisa cairan pleura tersebut adalah:


A. eksudat
B. transudat
C. eksudat dan transudat
D. bukan eksudat maupun transudat
E. belum dapat dilakukan interpretasi karena masih membutuhkan data tambahan.

Seorang pria berusia 25 tahun datang dengan keluhan lemah yang sudah dialami 6 bulan terakhir. Pada
pagi hari urine pasien berwarna hitam dan berkurang pada siang hari dan kembali jernih pada sore hari.
Keluhan demam, batuk maupun menggigil tidak dijumpai namun dalam beberapa bulan terakhir orang
tua pasien menyadari mata pasien kekuningan. Pemeriksaan fisik dijumpai anemis, ikterus dan
splenomegali. Dilakukan pemeriksaan darah didapati Hb 8,6 g/dl, leukosit 4.000/mm3, trombosit
120.000/mm3, polikromasi dijumpai. Pemeriksaan urin protein (+1), glukosa (-), bilirubin (+) eritrosit (-),
hemoglobinuria (+). Sucrose waters test (+).

43. Tempat kelainan ini adalah:


A. Inti sel
B. Sitoplasma
C. Dinding sel
D. Mitokondria
E. Pembuluh darah
IKAAPDA 2014

13
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Wanita, 37 tahun datang untuk kontrol ulang. Pasien pada kunjungan sebelumnya denga faringitis
streptococcus dan mendapat terapi penicilin. Tiga hari setelah mendapat terapi tersebut pasien
mengalami urtikaria sehingga pemberian penicilin dihentikan dan diganti dengan penggunaan
eritromisin. Pasien menyelesaikan 1 siklus pengobatan dnegan eritromisin, namun mengeluhkan mual.
Dilakukan tes kulit untuk reaksi alergi terhadap penicilin dengan hasil negatif.

44. Pernyataan berikut ini TEPAT, yaitu:


A. Jika penicilin diberikan kembali akan terjadi urtikaria
B. Sephalosporin generasi pertama harus digunakan untuk mengganti penggunaan penicilin
C. Imipenem dapat digunakan dnegan aman pada pasien yang alergi terhadap penicilin
D. Pasien alergi penicilin juga tidak dapat diberikan obat golongan sulfonamides
E. Aztreonam harus dihindari pada pasien alergi penicilin

Wanita, 64 tahun, diabetes, hipertensi dan depresi datang ke poliklinik untuk evaluasi preoperatif.
Pasien direncanakan menjalani eksisi massa pada paru. Saat ini pasien mengkonsumsi glyburide 10
mg/hari, lisinopril 30 mg/hari, hidrochlorothiazide 25 mg/hari dan sertraline 100 mg/hari.

45. Anjuran yang harus disampaikan pada pasien mengenai konsumsi obat pagi hari sebelum
tindakan operasi adalah:
A. Tunda pemberian obat pada pagi hari sebelum operasi
B. Hanya hidrochlorotiazide yang dikonsumsi pada pagi hari sebelum operasi
C. Semua obat tersebut dapat dikonsumsi, namun glyburide diberiakn separuh dosis
D. Semua obat tersebut dapat dikonsumsi kecuali hidrochlorotiazide
E. Hanya konsumsi lisinopril pada pagi hari sebelum operasi

Pria, 50 tahun dengan riwayat hipertensi dan konsumsi obat hidrochlorotiazide. Pasien datang untuk
pemeriksaan rutin dengan hasil dijumpai peningkatan SGOT dan SGPT. Nilai bilirubin total dan alkali
fosfatase normal. Pasien meminta dilakukan pemeriksaan ulangan sebab ia tidak merasakan ada gejala
apapun. Hasil pemeriksaan ulangan tetap dijumpai peningkatan SGOT dan SGPT, profil besi normal,
antiHCV negatif, IgM anti HAV negatif, HbaAg dan HbsAb negatif. Sementara IgM anti-HBc positif.

46. Pernyataan berikut ini yang BENAR adalah:


A. Pasien merupakan karier kronis hepatitis B
B. Ada kemungkinan 90% pasien positif hepatitis D
C. Hepatitis B dapat disingkirkan
D. Jika HbsAg positif dalam 3 bulan, maka pasien mengalami infeksi hepatitis B akut
E. Karier kronis hepatitis B dan co infeksi dengan hepatits D
IKAAPDA 2014

14
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Pria, 58 tahun datang untuk pemeriksaan rutin. Pasien datang tanpa keluhan, dari riwayat keluarga ibu
kandung pasien menderita diabetes pada usia 47 tahu. Pasine tidak merokok maupun mengkonsumsi
alkohol. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.

47. Pemeriksaan penunjang berikut ini yang paling TEPAT dilakukan untuk screening diabetes pada
pasien ini adalah:
A. Tes toleransi glukos oral
B. Kadar gula darah sewaktu
C. Kadar gula darah puasa
D. HbA1C
E. Tidak diperlukan screening diabetes

Wanita, 27 tahun dengan SLE fase remisi; mendapat pengobatan dengan azathioprine 75 mg/hari dan
prednison 5 g/hari. Pasien mengalami eksaserbasi berat (life threatening) 1 tahun yang lalu. Saat ini
pasien berencana untuk hamil.

48. Pernyataan berikut ini yang TIDAK tepat adalah :


A. Menjelaskan bahwa pasien memiliki resiko tinggi untuk terjadi abortus spontan
B. Menjelaskan bahwa eksaserbasi dapat terjadi pada trimester pertama dan periode post
partum
C. Menjelaskan bahwa bayi baru lahir jarang yang menderita lupus
D. Menjelaskan bahwa kejadian fetal loss lebih tinggi bila pada dijumpai adanya antibodi
anticardiolipin
E. Menganjurkan pasien menghentikan terapi prednison sebelum pasien mulai hamil

Seorang wanita berusia 28 tahun, saat ini sedang hamil bulan ke-4. Pasien dirujuk oleh sejawat OBGYN
ke poliklinik Penyakit Dalam karena pasien berencana untuk melaksanakan ibadah umroh 2 minggu
mendatang. Sesuai dengan peraturan pemerintah Arab Saudi setiap calon jemaah Haji/Umroh harus
mendapat vaksinasi meningitis meningokokal sebelum berangkat Haji/Umroh.

49. Vaksinasi berikut ini yang boleh diberikan pada kehamilan, yaitu :
A. meningitis meningokokal, DPT (dipteri, pertusis, tetanus), hepatitis B
B. zoster, meningitis meningokokal, DPT (dipteri, pertusis, tetanus)
C. meningitis meningokokal, MMR (measles, mumps, Rubella), varicella
D. hepatitis B, zoster, DPT (dipteri, pertusis, tetanus)
E. Varicella, meningitis meningokokal, DPT (dipteri, pertusis, tetanus)
IKAAPDA 2014

15
TRY OUT-3 UJIAN KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM 29 Agustus
2014

Seorang wanita berusia 45 tahun, dirujuk dari sejawat Bedah ke poliklinik Penyakit Dalam dengan
keterangan pasca operasi mastektomi radikal payudara kiri atas indikasi benjolan sebesar 5 cm dan
kelenjar getah bening (KGB) aksila positif, mobile, 4+/10. Hasil pemeriksaan fisik saat ini dalam batas
normal. Hasil PA menunjukkan duktal invasif carsinoma mammae grade 3. Hasil imunohistokimia tumor
menunjukkan ER/PR positif kuat; HER-2 negatif; KI-67 positif lemah. Hasil rontgen toraks dan USG
abdomen dalam batas normal. Hasil bone scan normal.

50. Diagnosis pada pasien ini adalah :


A. Ca mammae T1, N1, M0/stadium IIA
B. Ca mammae T2, N1, M0/stadium IIB
C. Ca mammae T1, N2, M0/stadium IIIA
D. Ca mammae T2, N2, M0/stadium IIIA
E. Ca mammae T3, N1, M0/stadium IIIA

IKAAPDA 2014

16

Anda mungkin juga menyukai