Anda di halaman 1dari 4

RESUME STUDIUM GENERALE

Oleh:

Sheilla Tsamara Harsa 119240153

Institut Teknologi Sumatera

Lampung Selatan

2020
RESUME:
22 September 2020

Unfinished Design pada Arsitektur Tropis


Oleh Realrich Sjarief

 Unfinished design adalah desain yang mengutamakan penggunaan raw material. Raw
material sendiri dapat dicapai dengan pemakaian bahan yang di exposed.
 Bagi Pak Realrich sendiri, Beliau lebih menyukai penggunaan frasa critical design untuk
menyebut unfinished design. Karena menurutnya diperlukan critical thinking dalam proses
mendesain bangunan yang ‘unfinished’. Seperti menetukan material yang cocok, teknik
yang cocok untuk memperpanjang masa bangunan, dan lain-lain.
 Proses untuk menjadi manusia yang berpikiran kritis tentu bukan hal yang dapat dicapai
dengan sekejap mata. Diperlukan beberapa tahapan, salah satunya adalah proses
individuation.
 Proses ini terjadi secara natural, semakin lama sepak terjang manusia di dalam kehidupan,
maka tingkat kompleksitas dan consciousness akan semakin meningkat.
 Langkah awal menuju individuation adalah memisahkan the self dari topeng sosial yang
kita kenakan atau disebut dengan the persona.
 Hal ini bukanlah langkah yang mudah, karena banyak orang yang mengira bahwa ‘topeng’
tersebut adalah dirinya yang sebenarnya.
 Menurut Carl Jung, individuation adalah proses yang fundamental untuk menciptakan
sebuah masyarakat yang fungsional dan sehat.
 Metode yang paling baik untuk mempercepat proses tersebut adalah dengan mencatat dan
menganalisis mimpi dalam jangka panjang. Dengan begitu kita akan terbiasa
mempraktikkan critical thinking.
 Manfaat dari critical thinking:
1. Memiliki berbagai sudut pandang
2. Independen, kreatif, inovatif, dan adaptif
3. Berpikir secara ilmiah
 Cara untuk mencapai critical design:
1. Membaca
2. Menulis dan mencatat
3. Mempertanyakan
4. Gunakan bukti
5. Evaluasi
6. Kategorikan
 Inti dari critical design adalah kemampuan seorang arsitek menghubungkan teknologi baru
dengan traditional craftmentship. Untuk mencapainya, seorang arsitek harus multidisiplin
serta meningkatkan performa melalui praktik-praktik yang disengaja atau deliberate
practice.
 Deliberate practice bukan hanya eksekusi dan repetisi kemampuan yang telah dimiliki,
namun juga meningkatkan kemampuan tersebut.
 Hal ini juga berkaitan dengan frekuensi kegagalan. Karena dengan kegagalan tentu kita
akan semakin banyak belajar mengenai pemecahan masalah yang tepat, terus melakukan
perbaikan, serta dapat mengembangkan representasi internal untuk proses perencanaan,
evaluasi, dan pemantauan representasi mental.
 Unfinished design bukanlah sesuatu yang baru. Di Indonesia sendiri, jenis desain ini sudah
diterapkan sejak zaman dahulu, contohnya: Candi Borobudur, gapura Pura Bekasih,
menara Masjid Kudus, dan masih banyak lagi.
 Sebenarnya, setiap material memiliki chance untuk menjadi bahan bangunan unfinished.
Namun, tentu diperlukan teknik-teknik khusus serta penanganan yang benar. Beberapa
teknik penanganan material unfinished:
1. Bata  Sebelum digunakan, bata direndam terlebih dahulu (sampai waktu tertentu)
agar lebih solid; untuk teknik anyam bata, bagian dalam bata bisa diberi besi holo untuk
memperkuat konstruksi; diberi cat pelapis seperti polish; terlindungi oleh tritisan.
2. Bambu  Sebelum digunakan, bamboo di rendam terlebih dahulu di air mengalir
ataupun di cairan pengawet; terlindungi oleh tritisan; dipolish atau dicat dengan cat
minyak; untuk memperkuat konstruksinya, bagian dalam bamboo bisa diisi dengan
besi.
3. Beton  menggunakan coating.
 Salah satu manfaat dari penggunaan unfinished design adalah menghemat RAB (Rencana
Anggaran Bangunan).
 Walaupun unfinished design adalah sesuatu yang keren dan unik, namun kita tetap harus
memerhatikan unsur-unsur intrinsik bangunan, SOP, serta SNI. Jangan terlalu tergiur
dengan kecantikannya saja.
BUKTI:

Bukti Registrasi

Bukti Presensi Awal

Bukti Presensi Akhir

Anda mungkin juga menyukai