Risalah / Makalah
Risalah / Makalah
RISALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir di Kelas XII Madrasah Aliyah
Turus Pandeglang
Disusun oleh:
Nama : HAFIDZ MUHAMMAD AL-BANA
Peminatan : Ilmu Pengetahuan Sosial
Risalah yang berjudul “Taqwa dan Perananya Dalam Iman (Kajian Surat AL-Imran
Ayat 102), yang disusun oleh:
Nama : Hafidz Muhammad AL-Bana
Kelas : XII
Peminatan : Ilmu Pengetahuan Sosial
Telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah
Risalah yang berjudul “Taqwa dan Peranannya Dalam Kesempurnaan Iman” yang
disusun oleh:
Nama : Hafidz Muhammad AL-Bana
Kelas : XII
Peminatan: Ilmu Pengetahuan Sosial
Telah diujikan dalam Sidang Munaqoah pada:
Hari :
Tanggal :
Risalah ini telah diterima dan telah disahkan sebagai salah satu syarat kelulusan
siswa dari Madrasah Aliyah Turus Pandeglang.
Pesantren Turus,
SIDANG MUNAQOSAH
1. Ketua :
................................................... (....................)
2. Sekretaris merangkap Penguji I:
................................................... (....................)
3. Anggota merangkap Penguji II:
................................................... (....................)
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan....................................................................................... i
Lembar Pengeahan....................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................... iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Rumus Masalah .............................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan ........................................................ 2
D. Sitematika Penulis Rialah ............................................... 2
BAB II: KAJIAN SEPUTAR SURAT AL-IMRAN AYAT 102 DAN
DEFINISI TAQWA
A. Isi dan Terjemah Surat AL-Imran Ayat 102 .............. 3
B. Asbabun Nuzul Atau Munaabatul Surat AL-Imran Ayat
102 ................................................................................... 3
C. Kajian Tajwid Pada Surat AL-Imran Ayat 102 ............... 4
D. Kajian Nahwu-Sharaf Surat AL-Imran Ayat 102 ............ 5
E. Kajian Seputar Taqwa
1. Pengertian Taqwa ....................................................... 8
2. Ciri-ciri Orang Yang Bertaqwa .................................. 9
BAB III : TAQWA DAN PERANANNYA DALAM
KESEMPURNAN IMAN
A. Tafsir Surat AL-Imran Ayat 102
B. Pandangan AL-Qur’an Tentang Taqwa dan Iman
C. Hikma Dalam Kesempurnaan Taqwa dan Iman
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Riwatat Hidup
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Pembahasan
Setelah memuat rumusan masalah, maka tujuan dari pembahasan risalah
ini untuk :
1. Untuk Membahasa Tafsir Surat AL-Imran Ayat 102
2. Untuk Membahas Tentang Taqwa dan Iman
3. Untuk Mengetahui Hikmah dalam Kesempurnaan Taqwa dan Iman
Mad thobi’ karena ada huruf alif yang di dahului oleh huruf
ِإاَّل َوَأنتُم yang berharakat fathah sehingga huruf tersebut harus di
baca panjang satu alif atau dua harakat huruf mad thobi’i
ada 3 yaitu alif,wawu,dan nun.
َو اَنتُم Ikhfa karena ada nun mati bertemu dengan salah satu huruf
ikhfa yaitu ta maka bunyi nun mati harus di baca samar
Idgham mutamatsilain karena mim mati bertemu dengan
َ َوَأنتُم ُّم ۡسلِ ُم
ون huruf mim
1.Kajian Nahwu
َ ق تُقَاتِ ِهۦ َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأنتُم ُّم ۡسلِ ُم
ون ْ ُوا ٱتَّق
َّ وا ٱهَّلل َ َح َ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ
ْ ُين َءا َمن
يَا Huruf nida mabni fathah
Jadi mubtada
اَيُّهَا
اَلَّ ِذي َْن Isim maushul mabni fathah mahal rafa’ jadi
mubtada
ْ َُ ا َمن
وا
Kalimah fi’il madhi jama’ mudzakar salim
marfu’ tanda rafa’nya dengan wawu dan alif
اَتَّقُ ْوا dan failnya dhomir mustatir taqdirnya هم
َو
Kalimah isim
اَل
تَ ُموتُ َّن Kalimah fi’il madhi mabni majhul. هisim
dhomir munfashil
َو Huruf istinaf mabni fathah
َأنتُم
Huruf nafiyah
َ ُّم ۡسلِ ُم
ون
Kalimah fi’il mudhore’
Huruf athaf mabni fathah
َّ ُوتu
Kalimah isim ma’tuf kepada lafaz ن ْ uتَ ُم
harus rafa’ alamat rafa’nya wawu sebab
kalimah jama’ mudzakar salim
Kajian Shorof.2
Kalimah اِتَّقُ ْواadalah bentuk fi’il amr untuk jama’ dhomir انتمdengan akar
kata يَتَّقِى- اِتَّقَىasal katanya يَ ْوتَقِى- اِ ْوتَقَىwazan يَ ْف َعلِى- اِ ْف َعلَىberikut adalah
tabel tasrif istilahi dan tasrif lughowi dari lafadz اِتَّق ُ ْوا
1. Pengertian taqwa
Pengertian taqwa secara bahasa dan istilah, pengertian taqwa secara
etimologis kata taqwa berasal dari bahasa Arab. Kata taqwa memiliki kata dasar
waqa yang berarti menjaga, melindungi, hat-hati, waspada, memerhatikan, dan
menjauhi. Adapun secara terminoligis, kata “taqwa” berarti menjalankan apa
yang diperintakan oleh ALLAH dan mejauhi segala apa yang di larangnya. Para
penerjemah AL-Qur’an mengertikan taqwa sebagai kepatuhan, keshalaihan,
kelurusan, prilaku baik, teguh melawan kejahatan, dan takut kepada tuhan.
Makna taqwa dalam AL-Qur’an hanya terdapat 227 ayat yang tafsirnya lain,
akan tetapi memiliki hakikat yang sama dengan hakikat terssebut.
2. Ciri-ciri orang yang bertaqwa
Terdapat lima ciri-ciri orang yang bertaqwa dalam islam:
a. Mengerti ilmu agama
Orang yang bertaqwa adalah orang yang mengerti ilmu agama. Maka dari
itu terdapat sebuah riwayat yang menceritakan tentang setan yang jauh
lebih baik takut pada orang berilmu yang sedang tidur dari pada orang
tak berilmu yang sedang sholat. Maka dari itu, jika ingin meningkatkan
ketaqwaan,tingkatkan lah ilmu agama.
b. Menegakan sholat
Orang yang bertaqwa adalah orang yang selalu menjaga sholatnya.
Meskipun dalam keadaan terseok-seok, ia akan tetap melaksanakan
sholatnya.
c. Menjauhi maksiat
Orang-orang yang bertaqwa akan selalu menjauhi berbagai bentuk
kemaksiatan.
d. Mempersiapkan bekal hari ini
Orang yang bertaqwa juga selalu mempersiapkan bekal di hari akhir. Ia
akan beibadah sebaik mungkin dan memperbanyak amalan agar bisa
memiliki bekal yang cukup.
e. Puasa
Puasa adalah salah satu cir-ciri orang yang bertaqwa yang hanya
diketahui ALLAH SWT karena sesungguhnya amalan puasa adalah amalan
tersembunyi.(Achmad Chojim, 2014)
BAB III
TAQWA DAN PERANANNYA DALAM KESEMPURNAAN IMAN
Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya
rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama
sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan
menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa
adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman
adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan cirri-ciri daro
orang yang bertaqwa. Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan
istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis.
Tahuid teoritis adalah tauhid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan
Sifat, dan keesaan Perbuatan Tuhan. Pembahasan keesaan Zat, Sifat, dan
Perbuatan Tuhan berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan
pemikiran atau konsep tentang Tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis
adalah pengakuan yang ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya Wujud
Mutlak, yang menjadi sumber semua wujud.
Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah, berhubungan dengan
amal ibadah manusia. Tauhid praktis merupakan terapan dari tauhid teoritis.
Kalimat Laa ilaaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah) lebih menekankan
pengartian tauhid praktis (tauhid ibadah). Tauhid ibadah adalah ketaatan
hanya kepada Allah. Dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah,
atau yang berhak disembah hanyalah Allah semata dan menjadikan-Nya
tempat tumpuan hati dan tujuan segala gerak dan langkah.
Selama ini pemahaman tentang tauhid hanyalah dalam pengartian beriman
kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Mempercayai saja keesaan Zat, Sifat,
dan Perbuatan Tuhan, tanpa mengucapkan dengan lisan serta tanpa
mengamalkan dengan perbuatan, tidak dapat dikatakan seorang yang sudah
bertauhid secara sampurna. Dalam pandangan Islam, yang dimaksud dengan
tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam
perbuatan praktis kehidupan manusia sehari-hari. Dengan kata lain, harus
ada kesatuan dan keharmonisan tauhid teoritis dan tauhid praktis dalam diri
dan dalam kehidupan sehari-hari secara murni dan konsekuen.(
https://fitachoiyanti14.blogspot.com/2016/03/makalah-keimanan-dan-
ketaqwaan-matkul.html 19-06-20 : 22.25 wib)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, maka pembahsan tentang kajian Surat ALI-
Imran dapat disumpulkan sebagai berikut :
Sumber lain :
1. (http://syariah.uin-malang.ac.id/index.php/komunitas/blog-
fakultas/entry/konsep-iman-dan-taqwa 19-06-20 21.28 wib)
2. .(https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/
perbedaan-iman-dan-taqwa 19-06-20 21:51 WIB)
3. .(https://henygarlic.wordpress.com/2011/01/24/hubungan-
antara-keimanan-dan-ketakwaan/ 19-06-20 :22.11wib)
4. .( https://fitachoiyanti14.blogspot.com/2016/03/makalah-
keimanan-dan-ketaqwaan-matkul.html 19-06-20 : 22.25
wib)
TENTANG PENULIS
Prestasi yang poernah penulis raih, di antara nya: juara satu pencak silat tingkat
provinsi sebagai juara 1 yang di selenggarakan di Serang tahun 2015, juara tiga
Musabaqoh Syarhil Qur’an (MSQ) tingkat kabupaten Pandeglang yang di
selenggarakan di Pandeglang lebih tepatnya di pendopo, dan penulis sampai
sekarang masih aktif mendalami Musabaqoh Syarhil Qur’an (MSQ). Swemoga
penulis menjadi orang yantg bermanfaat, Aamiin.