Anda di halaman 1dari 14

RESUMAN MATERI

“LITERASI BERBAHASA”

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: LITERASI BERBAHASA

Dosen pengampu: Wahit, S.Pd.


Disusun Oleh :

Daria Desi : E871920002


Prodi : pg-paud/5

Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendididkan

STKIP Melawi Kampus Wilayah Perbatasan Entikong

Tahun 2021
Secara tradisional, literasi dipandang sebagai kemampuan membaca dan
menulis. Pada awalnya, seseorang dikatakan literat jika ia mampu membaca dan
menulis. Definisi literasi selanjutnya berkembang menjadi kemampuan berbahasa
mencakup kemampuan membaca, menulis, berbicara dan menyimak. Sejalan
dengan perubahan waktu, definisi literasi pun bergeser dari pengertian yang
sempit sebagai keterampilan berbahasa menuju pengertian yang lebih luas
menjadi literasi dalam berbagai bidang ilmu. Sejalan dengan perkembangannya
ini, literasi mencakup pula literasi sains, literasi matematika, literasi ilmu sosial,
literasi media, literasi informasi, literasi finansial, literasi memasak dan lain-lain.
Oleh sebab itu, kemampuan literasi bidang ilmu menjadi kemampuan penting
yang harus dikuasai siswa agar bisa hidup dan berkehidupan pada abad ke-21 ini.

Berbicara tentang kemampuan literasi siswa Indonesia, kemampuan


literasi siswa Indonesia sampai sekarang masih cukup memprihatinkan, hal ini
disebabkan oleh kenyataan bahwa sejak tahun 2000 kemampuan literasi
membaca, literasi sains, dan literasi matematika siswa Indonesia masih rendah
jika dibandingkan siswa di negara lain. Karena itu upaya meningkatkan
kemampuan literasi siswa hendaknya dilakukan sedini mungkin agar kompetensi
literasi para siswa dapat meningkat. Upaya peningkatan kemampuan literasi siswa
juga semakin krusial untuk dilakukan sejalan dengan diberlakukannya kurikulum
2013. Secara konten, kurikulum ini mengintegrasikan mata pelajaran bahasa
Indonesia dengan mata pelajaran lainnya (Tematik). Dengan demikian
pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan literasi, terintegrasi, dan
berdiferensiasi yang pada akhirnya membentuk pembelajaran multiliterasi. Upaya
lain yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa adalah dengan
diprogramkannya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan pada tahun 2016.

GLS merupakan program yang sangat penting dalam rangka


mengembangkan kemampuan literasi siswa. Berdasarkan tahapan GLS yang telah
dicanangkan, khususnya pada tahap ketiga, yakni memadukan literasi dengan
seluruh mata pelajaran di sekolah. Hal ini membutuhkan model/metode
pembelajaran dan model penilaian literasi yang tepat. Sehingga upaya
meningkatkan kemampuan literasi siswa melalui program GLS secara nyata telah
menumbuhkan kebiasaan literasi di sekolah.
Meskipun kenyataannya, kebiasaan literasi yang selama ini dicapai baru
merupakan tahap pertama pelaksanaan GLS. Guna melaksanakan GLS pada tahap
kedua dan ketiga, masih diperlukan upaya nyata terutama dalam hal menentukan
strategi pembelajaran dan penilaian literasi.

A. KONSEP DASAR LITERASI

Sejalan dengan perkembangan waktu ,definisi literasi telah


bergeser dari pengertian yang sempit menuju pengertian yang telah luas
penggunaan nya berkembang sesuai dengan perkembangan jaman ,
teknologi informasi dan teknologi , maupun perubahan analogi. Jika
selisik secara komprehensif , perubahan konsepsi literasi ini telah terjadi
minimalnya dalam lima ginerasi. Kelima generasi perkembangan konsep
literasi ini akan dibicarakan dalam sebagai berikut ini.

Pada masa perkembngan awal ,literasi berbahasa di sebut sebagai


kemampuan untuk menggunakan bahasa dan gambar dalam bentuk yang
kaya dan beragam untuk membaca, menulis,
mendengar ,berbicara ,melihat,menyajikan , berpikir kritis dengan ide-ide
baru yang telah di dapatkan dari berbagai informasi.

Perkembangan kedua literasi dicirikan oleh sejumlah pandangan


yang menyatakan bahwa literasi berkaitan erat dengan situasi dan praktik
sosial. Pandangan ini mendifinisikan literasi sebagai praktik sosial dan
budaya tinimbangan sebagai dipandangan sebagai prestasi kognitif yang
bebas konteks. Literasi lebih lanjut dipandangan sebagai prestasi kognitif
yang benbas kontek.

Dalam generasi ketiga, pengertian literasi diperluaskan oleh


semakin berkembang pesat ketiga, pengertian literasi diperluaskan oleh
semakin berkembangan pesat teknologi informasi dan multimedia. Literasi
dalam konsteks ini telah diperluaskan ke dalam beberapa jenis elemen
literasi dalam konteks ini telah diperluaskan ke dalam beberapa jenis
elemen literasi seperti visual, auditori, spasial daripada pada kata-kata
yang tertulis ( the new london group,2005). Mills 2010 menyatakan bahwa
kita telah mengalami pergeseran sejarah budaya tesk cetak yang lebih
luas ,menujunsatu titik dimana modus visual lebih menonjol atas bantuan
teknolohi baru.

Bosman 2012 memberikan sebuah contoh yakni bahwa


Ensiklopedia Britannica yang telah dikenal dalam bentuk cetakan selama
244 tahun , kini telah berubah menjadi sebuah kamus versi online pada hal
disisi lain membaca, dan menulis di internet dan melalui multimedia
modalitas ( hypertext) membutuhkan cara yang berbeda ketika interaksi
dengan teks. Dan ketika membaca multimedia ,pembaca bergerak dari
kebiasaan membaca konteks multimedia dan interaksi.

Dalam generasi ke empat literasi telah dipandang sebagai


konstruksi sosial dan tidak pernah netral. ( freire 2005) teks-teks yang
siswa baca telah diposisi kan hal ini berati bahwa teks yang ditulis seorang
penulis telah dibentuk berdasarkan posisi mereka dimana mereka berada
dalam dan dimana mereka berdiri serta sebagaiamana posisi ini
memungkinkan mereka untuk melihat dan tidak melihat. Posisi seorang
penulis meliputi banyak aspek,seperti keyakinan mereka menilai-nilai
sikap posisi sosial ( misalnya , usia, ras,kelas dan etnis) serta pengalaman ,
misalnya pendidikan,bahasa dan perjalanan.

Sejalan dengan berkembangannya teknologi informasi dan


komunikasi definisi literasi juga mengalami juga mengalami
perkembangan lanjut yaitu literasi dalam generasi kelima. Sejalan dengan
perkembangan ini, guru disekolah pun harus berpikir bahwa literasi
merupakan sebuah konsep yang berkembang dan akan berkonsekuensi
pada penggunaan berbagai media digita dikelas, sekolah, dan masyarakat.

Dengan demikian siswa , dengan latar belakangdan kemampuan


yang berbeda dapat digunakan untuk makna. Pada intinya menjadi literasi
pada abad informasi ini berati harus mampu untuk terlibat dalam berbagai
prakttik literasi serta mampu mengambarkan berbagai perangkat
keterampilan literasi dalam keberagaman domain literasi. Ketidak
mampuan dalam bernegoisasi dengan beragam jenis kemahiran literasi
tentu akan menyebabkan siswa tidak mampu mengakses daftar pilihan
yang panjang.

Istilah literasi dalam generasi kelima dikenal pula dengan istilah


multiliterasi. Multiliterasi dalam buku ini mengandung pengertia sebagai
keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan
memahami ide-ide dan informasi, denganmenggunakan bentuk-bentuk
teks konvensional mampu teks inovasi,simbol dan multimedia. Dalam
pandangan multiliterasi , siswa perlu menjadi ahli memahami dan
menggunakan berbagai bentuk teks,media dan simbol untuk
memaksimalkan potensi belajar mereka mengikuti perubahan teknologi
dan secara aktifberpartipasi dalam komunitas global.

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN INTEGRATIF DAN


BERDIFERENSIASI

Secara sederhana pembelajaran intergratif merupakan pembelajaran yang


memadukan berbagai disiplin ilmu.

Menurut fogarty tahun (1991) menyatakan bahwa pembelajaran intergratif


merupakan pemelajaran yang memadukan kuriculum dalam berbagai bentuk
pemaduan, baik pemaduan materi pembelajaran, pemaduan pengalaman belajar,
serta pemaduan keterampilan, tema, konsep, dan topik lintas disiplin ilmu.

KEUNGULAN PEMBELAJARAN INTEGRATIF

 Pembelajaran integratik menekan aspek relefansi antara apa yang


dipelajari dengan apa yang dibutuhkan siswa

 Pembelajaran integratif bersifat bertahap sehingga memastikan tidak ada


siswa yang tertinggal di belakang

 Pendekatan integratif merupakan pembelajaran yang menekan aspek


keterbukaan

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Menurut tomlinson dan eidson (2003) menyatakan bahwa pembelajaran


berdiferensiasi pada jenjang sekolah dasar dapat didefinisikan sebagai
pembelajaran yang secara proaktif melibatkan siswa selama prosesnya,serta
memandang kelas kelas sekolah dasar sebagai kelas yang memadukan berbagai
kesiapan,minat,dan bakat belajar siswa.

LITERASI BERBAHASA DALAM PEMBELAJARANNYA

A. Hakikat Matematika

Hakikat matematika artinya menguraikan apa sebenarnya matematika itu, baik


ditinjau dari arti kata matematika, karakteristik matematika sebagai suatu ilmu, maupun
peran dan kedudukan matematika diantara cabang ilmu pengetahuan serta manfaatnya.

B. LITERASI MATEMATIS
literasi matematika adalah kemampuan siswa untuk merumuskan, menggunakan
dan menginterpretasi matematika dalam berbagai konteks. Hal ini mencakup
penalaran matematika dan menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat
matematis untuk menggambarkan, menjelaskan dan memprediksi fenomena.
C. KOMPONEN-KOMPONEN LITERASI MATEMATIS

Terdapat tujuh komponen kemampuan yang terdapat dalam literasi matematis


yaitu
(1) komunikasi,
(2) matematisasi,
(3) menyajikan kembali,
(4) menalar dan memberi alasan,
(5) menggunakan strategi pemecahan masalah, (6) menggunakan simbol, bahasa
formal dan teknik,
(7) menggunakan alat matematika.

D. Arah Pembelajaran Untuk Mengembangkan Literasi Matematis

Literasi atau melek matematis didefinisikan sebagai kemampuan


seseorang individu merumuskan, menggunakan, dan menafsirkan matematika
dalam berbagai konteks. Termasuk di dalamnya bernalar secara matematis dan
menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika dalam menjelaskan
serta memprediksi fenomena.

LITERASI SAINS DAN PEMBELAJARANNYA

Pengertian Sainas

Sains merupakan suatu kajian keilmuan yang berfokus dan menjelaskan


fenomena alam beserta interasksinya (meliputi interaksi materi dan energi, serta
melibatkan komponen biotik dan ambiotik).

Sains sebagai suatu produk Produk ilmiah sains diperoleh atau dipelajari dari berbagai
sumber seperti

1. Fakta

2. Konsep
3. Prinsip

4. Teori

5. Hukum

Sains sebagai sebuah proses Gega (1982) mengemukakan sejumlah keterampilan proses
yang dapat dikembangkan antara lain

1. Pengamatan

2. Pengklasifikasian

3. Pengukuran

4. Pengomunikasian

5. Inferensi

6. Percobaan

LITERASI SAINS

Noris dan philip (2009) mengemukakan istilah literasi sains digunakan beberapa aspek
yang meliputi 1. Pemahaman sains dan penerapannya

2. Pengetahuan mengenai sains itu sendiri

3. Kebebesan dalam belajar sains

4. Kemampuan berfikir ilmiah

5. Kemampaun menggunkan pengetahuan sains dalam memecahkan masalah

6. Pemahaman mengenai sifat-sifat sains

7. Pengetahuan mengenai dampak dan manfaat sains

TAHAPAN DALAM PEMBELAJARAN LITERASI SAINS

Ada beberapa tahapan dalam pembelajaran sains pengembangan literasi, yang


didasarkan pada tahapan pembelajaran yang sesuai dengan kriteria pembelajaran berbasis
literasi sains sebafgai berikut
1. Tahap kontak

2. Tahap kuriositi

3. Tahap pembentukan konsep

4. Tahap pengambilan keputusan

5. Tahap pengembangan konsep

6. Tahap evaluasi

Ruang Lingkup atau Lompetensi Literasi Sains

PISA 2000 ( Toharudin, 2011) telah mengembangkan tiga domain dalam literasi
sains, yakni 1. Konsep- konsep sains

2. Proses- proses sains

3. Situasi sains dan Ranah Aplikasi

Membaca Dan Sains

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa. Membaca juga


merupakan sebuah kebutuhan bagi kita, disamping hal –hal lain yang diperlukan untuk
bertahan hidup. Terlebih di era informasi seperti sekarang ini aktivitas membaca
merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap orang. Membaca memiliki makna menjadikan
peserta didik literasi terhadap suatu konteks.

Menulis dan Sains

Menulis merupakan aktivitas yang dapat dilakukan seseorang untuk


menyampaikan segala sesuatu. Namun perlu diketahui bahwa menulis bukanlah kegiatan
berbicara yang dituliskan ( seperti halnya menulis hasil wawancara). Lebih dari itu,
menulis merupakan bagian dari keterampilan berbahasa.

LITERASI MENULIS DAN PEMBELAJARAN

Konsep Dasar Literasi Menulis


konsep ini merupakan proses berulang yang di lakukanpenulis untuk revisi
ide idenya, mengulangi tahapan tahapan menulis, hingga mampu mancurahkan ide
dan gagasan tersebut dalam sebuah bentuk tulisan yang sesuai dengan gagasan
atau ide yang yang di kembangkan nya.

ORIENTASI PEMBELAJARAN LITERASI MENULIS.

Pemelajaran literasi menulis ditafsirkan sebagai sebuah proses yang di tuju untuk
mengembangkan serangkaian aktivitas siswa.

 PROSEDUR PEMBELAJARAN LITERASI MENULIS

Penulisan
Membuat Draf
Revisi
Pengeditan
Publikasi

 METODE PEMBELAJARAN LITERASI BAHASA.

1. Metode Bengkel Menulis (


Writing Worskop )
2.Metode Menulis Berasis Gerne ( Gerne-Based Writing )
3.Metode Observasi Kritis

LITERASI MEMBACA DAN PEMBELAJARANYA

A. Konsep literasi Membaca

Dalam konsep literasi,menbaca ditafsirkan sebagai usaha


memahami,menggunakan,merefleksi,dan melibatkan diri dalam berbagai
jenis teks untuk mencapai tujuan.Dalam hal ini,Membaca bertujuan
mengembangkan pengetahuan dan potensi seseorang,serta untuk
berpartipasi dalam masyrakat.
Berdasarkan defenisi ini,membaca diartikan sebagai kegiatan
menggunakan makna bahwa menggunakan informasi dari bacaan secara
langsung dalam kehidupan,dan mengkaitkan informasi dari teks dengan
pengalaman pembaca.

Membaca cermat,Merupakan aktivitas membaca untuk beroleh


pemahaman yang mendalam atas sebuah teks,secara lebih tegas juga
dikemukakan oleh Frey dan Fisher(Tantilo 2014).Frey dan Fisher mendefenisikan
membaca cermat sebagai kegiatan praktis sistematis dalam menganalisis teks
untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam.

B.PEMBELAJARAN LITERASI MEMBACA

Secara sederhan pembelajaran dapat didefenisikan sebagai serangkaian


proses yang dilakukan guru agar siswa belajar.Dari sudut pandang
siswa,pembelajaran merupakan proses yang berisi seperangkat aktivitas yang
dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar.

Berdasarkan dua pengertian ini,pada dasarnya pembelajaran adalah


serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu
dalam bimbingan,arahan,dan motivasi dari seseorang guru.

Secara sederhan pembelajaran dapat didefenisikan sebagai serangkaian


proses yang dilakukan guru agar siswa belajar.Dari sudut pandang
siswa,pembelajaran merupakan proses yang berisi seperangkat aktivitas yang
dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajar.

Berdasarkan dua pengertian ini,pada dasarnya pembelajaran adalah


serangkaian aktivitas yang dilakukan siswa guna mencapai hasil belajar tertentu
dalam bimbingan,arahan,dan motivasi dari seseorang guru.

C.PROSEDUR PEMBELAJARAN LITERASI MEMBACA


Untuk mencapai tujuan pembelajaran literasi membaca dalam membina
kebiasaan dan kemampuan membaca,proses pembelajaran literasi membaca secara garis
besar harus terdiri dari tga tahap aktivitas yakni:

1) Aktivitas prabaca

2) Aktivitas membaca

3) Aktivitas pascabaca

D.METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN LITERASI MEMBACA

Beberapa metode atau strategi pembelajaran literasi membaca diuraikan sebagai


berikut:

1) Metode cermat multiliterasi

2) Metode pembelajaran inkuiri membaca

3) Metode eksplorasi masalah matematis

4) Metode SQ3R untuk teks ilmu sosial

5) Metode PQRST untuk teks ilmu sains

6) Metode SQRQCQ

a) Metode cermat multiliterasi

Metode ini cocok digunakan untuk wacana ilmu sosial,sains,maupun teks


kewarganegaraan dan sejarah.

b) Metode pembelajaran inkuiri membaca

Metode ini cocok digunakan untuk meneliti suatu objek tertentu.

c) Metode eksplorasi masalah matematis


Metode ini cocok digunakan untuk menyelesaikan kasus masalah
matematis

d) Metode SQ3R untuk teks ilmu sosial

Metode ini sangat tepat digunakan sebagai model membaca bahan bacaan
ilmu-ilmu sosial.

e) .Metode PQRST untuk teks ilmu sains

Metode ini dapat digunakan untuk memahami bahan bacaan sains.

f) .Metode SQRQCQ

Metode ini dapat digunakan untuk memahami bahan bacaan matematis.

Kesimpulan

Secara tradisional, literasi dipandang sebagai kemampuan membaca dan


menulis. Pada awalnya, seseorang dikatakan literat jika ia mampu membaca dan
menulis. Definisi literasi selanjutnya berkembang menjadi kemampuan berbahasa
mencakup kemampuan membaca, menulis, berbicara dan menyimak. Sejalan
dengan perubahan waktu, definisi literasi pun bergeser dari pengertian yang
sempit sebagai keterampilan berbahasa menuju pengertian yang lebih luas
menjadi literasi dalam berbagai bidang ilmu. Sejalan dengan perkembangannya
ini, literasi mencakup pula literasi sains, literasi matematika, literasi ilmu sosial,
literasi media, literasi informasi, literasi finansial, literasi memasak dan lain-lain

Dalam hal ini,Membaca bertujuan mengembangkan pengetahuan dan


potensi seseorang,serta untuk berpartipasi dalam masyrakat.

Berdasarkan defenisi ini,membaca diartikan sebagai kegiatan menggunakan


makna bahwa menggunakan informasi dari bacaan secara langsung dalam
kehidupan,dan mengkaitkan informasi dari teks dengan pengalaman pembaca.

Anda mungkin juga menyukai