Makalah Agama
Makalah Agama
Disusun Oleh
Kelompok: 4
KELAS: 2A KEPERAWATAN
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama serta diharapkan dapat
menambah wawasan bagi pembaca. Makalah ini berjudul “ Pandanga Agama Terhadap Stem
Cell” dimana teknologi stem cell ini sekarang sedang menjadi trend yang dianggap bisa
membantu pengobatan dalam bidang medis.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk tugas yang
diberikan oleh Dosen pengajar : Muh. Muhsin Ghazali, M.Pd. juga untuk lebih memperluas
pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulisan dalam makalah ini mungkin masih banyak kesalahan, untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan agar penulisan makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan penulisan kami mohon maaf dan
kami ucapkan terimakasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.......................................................................................................4
2. Rumusan Masalah..................................................................................................5
3. Tujuan....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan..........................................................................................................10
2. Saran....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Al-qur'an al-karim adalah mukjizat islam yang kekal dan selalu diperkuat oleh
kemajuan ilmu pengetahuan Al-qur'an merupakan obat bagi insan yang tengah dahaga akan
kesehatan batin dan raga, ia merupakan rahmat bagi hamba yang lalai terhadap perintah, Allah
SWT berfirman dalam Q.S. Al-Isra'/17:82
Stemcell atau sel induk atau dikenal dengan sel punca merupakan jenis sel yang bisa
berkembang menjadi jenis lainnya. Sel induk juga bisa memperbaharui dengan membelah diri,
bahkan setelah sel induk tidak aktif dalam jangka waktu lama. Tubuh manusia membutuhkan
banyak jenis sel berbeda untuk bisa berfungsi dengan baik.
Saat sakit, manusia harus mengoptimalkan segala cara untuk sembuh. Karena, ini adalah
bentuk ikhtiar melawan sakit sekaligus ikhtiar untuk melewati ujianNya. Belakangan ini stem
cell menjadi cara ampuh mengobati beberapa penyakit. Lalu, bagaimanakah pandangan Islam
terhadap persoalan ini ? mari kita simak ulasan di bawah ini.
Pengobatan stem cell atau yang biasa disebut sel punca adalah metode pengobatan yang
bisa menggantikan sel yang rusak atau mati. Metode dalam stem cell ini diterangkan oleh dr.
Raehanul Bahraen seorang Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mataram biasanya
menggunakan plasenta bayi ataupun sel darah dalam plasenta bayi.
Dalam pengobatan stem cell dari plasenta bayi, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
Utsaimin mengatakan bahwa pengobatan dengan metode tersebut diperbolehkan asal memang
benar-benar telah terbukti dapat menyembuhkan. Ia mengatakan demikian karena stem cell
bisa saja diambil dari bagian tubuh manusia hidup, yang mana bagian tersebut bisa dikatakan
4
adalah mayat. Dan ia menegaskan bahwa mayat manusia hukumnya suci. Itulah alasan
mengapa pengobatan stem cell diperbolehkan.
Kemudian, untuk pengobatan stem cell dengan bagian sel darah juga ada hukumnya
tersendiri. Karena, di antara para ulama masih ada beberapa perselisihan tentang hukum
darah itu sendiri, tergolong najis atau tidak.
Darah adalah najis jika dilihat dari penggalan Al Quran surat Al An’am: 145 berbunyi,
“Katakanlah: Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yang
diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu adalah bangkai,
atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semuanya itu adalah
kotor.”Bahkan, kenajisan darah ini juga dinyatakan oleh Imam An Nawawi.Jika bukti tersebut
menyatakan bahwa darah adalah najis, berbeda dengan pernyataan dari Al Hasan Al Bashri
rahimahullah. Ia berpendapat bahwa dahulu, kaum muslimin saat berperang dan kemudian
shalat, mereka dalam keadaan terluka. Sementara itu Syaikh Muhammad bin Shalih al
Utsaimin juga berpendapat bahwa hanya darah yang keluar dari dua lubang (qubul dan dubur)
yang dapat membatalkan wudhu. Selain daripada itu, sama sekali tidak membatalkan wudhu.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud denga stem cell?
2. Apakah stem cell itu halah?
3. Apa pandangan agama terhadap stem cell?
3. TUJUAN
Saya menyusun makalah ini bertujuan agar para pembaca bisa mengetahui tentang
Pandangan Agama Terhadap Stem Cell yang sesungguhnya, dan dengan adanya ini juga
diharapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua.
1
5
BAB II
PEMBAHASAN
Saat ini, ada beberapa transplantasi stem cell yang telah teruji oleh ilmuwan yang
aman dan juga efektif. Contoh terbaik adalah transplantasi sumsum tulang. Namun,
banyak pengobatan stem cell yang belum teruji diiklankan dan ditawarkan di seluruh
dunia. Sering kali pengobatan tersebut mendapatkan banyak perhatian di media ketika
selebriti seperti bintang olah raga menjalani pengobatan ini. Umumnya, para ilmuwan dan
dokter di bidang stem cell memperingatkan pasien untuk menjauhi pengobatan tersebut
karena belum jelas apakah pengobatan tersebut benar-benar berfungsi dan aman. Para
pasien telah meninggal dari pengobatan tersebut. Dimana sebenarnya sangat masuk akal
untuk mempertimbangkan semua pilihan saat menghadapi penyakit atau kondisi yang
tidak dapat disembuhkan, kami menyarankan anda untuk hanyan mempertimbangkan
7
pengobatan tersebut sebagai harapan terakhir dan setelah berdiskusi dengan dokter pribadi
anda.
8
Secara garis besar hasil Bahtsul Masail ini menyimpulkan bahwa Secretome Stem Cell
sebagai terapi dan pengobatan berbagai penyakit dinyatakan halal mutlak dilihat dari segi
bahan, proses, hasil, hingga dampak penggunaanya. Kehalalan secretome ini juga
memperhatikan sisi lita’awanu (prinsip tolong menolong atau kemanusiaan). Meskipun
demikian, dalam proses diskusi ada juga yang berpendapat bahwa kehalalan Secretome
bersifat dloruri (darurat).
ْ َطا ِع ٍم ي
ٍ ط َع ُمهُ ِإال َأ ْن يَ ُكونَ َم ْيتَةً َأوْ َد ًما َم ْسفُوحًا َأوْ لَحْ َم ِخ ْن ِز
ٌير فَِإنَّهُ ِرجْ س َّ َقُلْ ال َأ ِج ُد فِي َما ُأو ِح َي ِإل
َ ي ُم َح َّر ًما َعلَى
9
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Stemcell atau sel induk atau dikenal dengan sel punca merupakan jenis sel
yang bisa berkembang menjadi jenis lainnya. Sel induk juga bisa memperbaharui
dengan membelah diri, bahkan setelah sel induk tidak aktif dalam jangka waktu lama.
Tubuh manusia membutuhkan banyak jenis sel berbeda untuk bisa berfungsi dengan
baik.
Dalam pengobatan stem cell dari plasenta bayi, Syaikh Muhammad bin Shalih
Al-Utsaimin mengatakan bahwa pengobatan dengan metode tersebut diperbolehkan
asal memang benar-benar telah terbukti dapat menyembuhkan. Ia mengatakan
demikian karena stem cell bisa saja diambil dari bagian tubuh manusia hidup, yang
mana bagian tersebut bisa dikatakan adalah mayat. Dan ia menegaskan bahwa mayat
manusia hukumnya suci. Itulah alasan mengapa pengobatan stem cell diperbolehkan.
Kemudian, untuk pengobatan stem cell dengan bagian sel darah juga ada hukumnya
tersendiri. Karena, di antara para ulama masih ada beberapa perselisihan tentang hukum
darah itu sendiri, tergolong najis atau tidak.
2. SARAN
Diharapkan terhadap mahasiswa bahwa pengobatan dengan stem cell itu sendiri
halal karena dalam undang-undang ulam sudah ditetapkan, tetapi masih ada
perselisihan antara ulama dengan pengobatan stem cell ini sendiri karena pengobatan
tersebut bagian dari sel darah yang hukumnya sendiri bahwa darah itu najis, tetapi
dikatakan halal jika itu darurat.
10
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bagha, Musthofa Daib. Mukhtashar Shohih Bukhari, Cet. 7. Beirut: al Yamamah Li at-
Thiba’ah wa al-Nasyr wa al-Tauzi’, 1999.
Al-Burnu, Muhammad Shiddiq bin Ahmad. Al-Wajiz Fi Idhahi Qawa’id al-Fiqh al-Kulliyah.
Beirut: Muassah al-Risalat, 1996.
Fadel, Hossam E. Prospects and Ethics of Stem Cell Research; an Islamic Perpective,
Jima,39. May 2007.
Al-Fanjari, Ahmad Syauqi. Nilai Kesehatan dalam Syariat Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
1996.
Jusuf, Ahmad Aulia. Aspek Dasar Sel Punca Embrionik (Embryonic Stem Cells) Dan Potensi
Pengembangannya. Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
Dipresentasikan pada diskusi panel Realitas baru dan prospek perkembangan seputar
terapi sel punca(Stem Cell), Sabtu 24 Mei 2008. Jakarta: R. Rapat PB IDI.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI
2012 ,Tafsir al-Qur’an Tematik. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an
Badan Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI, 2012.
Al-Maliki, Abu Abdillah, Muhammad Bin Ahmad Bin Abu Bakar Al-Qurthubi. Al-Jami' Li
Ahkamil Qur'an Wal Mubayyin Li Ma Tadhommanahu Minas Sunnati Wa Ayil
Qur'an, jilid 6. Beirut – Lebanon: Mu'assisah
11