Anda di halaman 1dari 66

BELAJAR DAN

PEMBELAJARAN
4 Pilar Peningkatan Kompetensi
Pedagogis
BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis

Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag.,


S.Sos., M.Pd.i

Dr. Wardana, M.Pd.I


Penerbit CV Kaaffah Learning
Center
Sulawesi Selatan
BELAJAR DAN
Diterbitkan oleh
CV. KAAFFAH LEARNING CENTER

PEMBELAJARAN Kompleks Griya Bumi Harapan Permai B44


Jalan Syamsu Alam Bulu, Kota Parepare, Sulawesi
4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis Selatan
Telp/Fax. 0421-2914373
Penulis: Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., E-mail. kaaffahlearningcenter@gmail.com
M.Pd.i Anggota IKAPI, Jakarta
Dr. Wardana, M.Pd.I
ISBN: 978-623-7426-05-9 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang
memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
Editor: Awal Syaddad dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
Penata Letak: @Shapry_Lukman
Desain Sampul: @Shapry_Lukman
Dicetak oleh Percetakan CV. Kaaffah Learning Center,
Parepare

Copyright ©Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos.,


M.Pd.i Isi di luar tanggung jawab percetakan
Dr. Wardana, M.Pd.I, 2019 Kata Pengantar
vi+111 hlm 14 x 20,5 cm
Cetakan I, November 2019 Prof. Bermawy Munthe
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

#Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I


Buku ini penting dari sudut pengembangan 03 Syawal 1440
kurikulum pada level mata pelajaran atau mata H
kegiatan dan atau pada level lembaga karena
tulisan ini menawarkan beberapa alternatif v

Teori pembelajaran yang lokus-tempus sekaligus Daftar Isi


peserta didik dan guru sama-sama mengambil
kesempatan perubahan dari belum kompeten Kata Pengantar V
menjadi kompeten.
Daftar Isi Vi
Juga, buku ini menawarkan khususnya kepada 1
A. Pendahuluan
tokoh guru beberapa alternatif beberapa model
pembelajaran sebagai turunan dari teori desain
pembelajaran termasuk pendekatan berbasis BAB I
teknologi informasi dan mungkin serasi dengan A. Pengertian Belajar 6
digital informasi. B. Pengertian Pembelajaran 13
C. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran 14
Bahkan buku ini menyajikan variasi strategi,
metode, model dan teknik pembelajaran yang BAB II
bersifat individual dan atau betsifat kelompok A. Hakikat Pembelajaran 28
sebagai hard skill dan soft skill pembelajaran yang B. Desain Pembelajaran 33
memungkinkan terjadinya perubahan. C. Model-Model Desain Pembelajaran 35
D. Metode Dan Macam- Macam Pembelajaran 44
Akhirnya, boleh jadi seseorang menulis sebuah
buku karena banyak informasi yang ia belum tahu. BAB III
Ia menulis agar ia tahu; bukan karena ia tahu baru A. Pembelajaran Individual (Individual Learning) 83
menulis. B. Pembelajaran Kelompok (Cooperative
Learning) 86
Yogyakarta
C. Pembelajaran Teacher Center dan Studenr
Center 89

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
D. Model Pembelajaran Teacher Center dan Masalahnya dimana? Ya ada beberapa masalah
Student penting yang akan menjadi pekerjaan rumah bagi
Center 93 semua pemerhati pendidikan. Pendidikan dianggap
maju oleh sebagian masyarakat yaitu diantaranya,
Daftar Pustaka 104 mutu pendidikannya tinggi, pembayarannya mahal,
Profil Penulis 109 siswa yang sering ikut olimpiade.

Pendahuluan Beberapa predikat mutu sekolah telah dilebelkan


oleh masyarakat, seperti sekolah unggulan, sekolah
Berbicara pembelajaran maka yang menjadi fulI day, sekolah alam, sekolah bertarap
sorotan dan orientasi yang utama tertuju pada internasional dan sekolahsekolah yang mencombain
kualitas pesertadidik sebagai output dalam proses pendidikan agama dan pendidikan umum semi
pembelajaran. Pemberlajaran khususnya di pesatren istilahnya. Mana lagi istilah model
Indonesia masih dipandang rendah pola pendidikan home schooling dan school pluss.
pembelajrannya dibandingkan dengan negara- Kesemuanya ini mengharapkan aspek mutu yang
negara maju, kita sebut Negara Malaysia yang dulu akan diraihnya.
mereka banyak berguru di Indonesia, namun saat
sekarang Malaysia jauh lebih maju sentor
Indonesia khususnya pendidikan dan
pembelajarannya di banding Negara kita. Bahkan
pembelajarannya masih dipandang rendah, kualitas
model dan teori pembelajaran mereka jauh lebih
tenaga pendidikan masih sangat minim, sehingga
unggul telah menggunakan model-model yang
output yang di hasilkan pun hanya bentuk pas-
variatif dalam proses belajar mengajarnya.
pasan. Contoh konkritnya yang dapat kita saksikan
adalah kurangnya minat literasi bagi para tenaga
vi 1

#Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I


pengajar, bukan hanya pada pendidik di Sekolah Dasar baik sarana dan prasarana itukah yang menjadi kualitas
misalnya pada pendidikan tingkat tinggi pun masih sangat lembaga.
minim dosen dalam membuat karya yang berasal dari hasil • Proses belajar mengajar
pemikiran mereka masing-masing, tentunya ini
dipengarungi oleh zaman, zaman sekarang segalanya
PBM yang merupakan singkatan dari proses belajar
bersifat instant sehingga para pendidik hanya bermasa
mengajar, tentunya member andil yang besar dalam
bodoh untuk dapat menciptakan dan menuah karya.
pendidikan, sebab roh dari pendididkan itu adalah proses
dalam belajar. Belajar dan mengajar adalah dua mata
Untuk menjawab dari semua masalah di atas dapatlah rantai yang tidak dapat dipisahkan. Sehingga pendidikan
dipelajari beberapa poin-poin yang harus dibenahi dalam yang baik ada kemampun guru dalam mengelolah kelas,
dunia pendidikan dan pembelajaran adalah seorang guru harus dapat memahami kondisi pembelajar
agar proses pendidikan bisa berjalan dengan maksimal.
• Background para pembelajar Kemampuan guru dalam memahami kondisi dan karateristik
siswa inilah sangat di butuhkan, guru yang baik juga adalah
Pada sisi latar belakang peserta didik, banyak kendala yang dapat menggabung beberapa metode dan stategi
yang dapat di temuinya, yang pertama adalah pada sisi dalam PBM, karena di satu sisi ada pembelajar yang
intern. Pada sisi ini kendala yang dihadapi peserta didik itu mampu belajar dengan metode visual dan di sisi lain ada
dapat dilihat dari person peserta didik itu sendiri, sebut saja yang menyukai metode audio visual.
adalah masalah dengan orang tua dan juga dalam dirinya
sendiri, masalah orang lain dan lain sebagainya contoh • Hasil belajar
terjadinya broken home dalam keluarga. Sedangkan
esteren ada faktor yang terjadi di luar peserta didik. Hasil belajar itu tidak dapat langsung dirasakan, tetapi
harusmelalui proses kerjasama yang maksimal dari seluruh
• Peningkatan sumber daya. kompunen yang ada dalam PMB. Hasil belajar itu
ditentukan melalui intektual question, emasional question
Sumber daya manusia dalam pendidikan dapat dilihat dan spiritual question (IQ, EQ, SQ). ketiga bentuk sasaran
pada kualitas pendidikan dan output pendidikan, kualitas di atas tidak dapat di pisahkan satu sama lain, karena
pendidikan harus dapat di jangkau dengan baik apabila kemampuan seseorang pembelajar dapat di lihat dari ketig
sarana dan prasana dalam lembaga dapat menunjang aaspek di atas yang mempengaruhi dirinya. Seorang
dengan baik. Prasana dan sarana itu juga yang menjadi pendidik dan pembelajar dituntut untuk mampu
motivasi pada pembelajar. Dalam lingkup pendidikan yang mengembangkan ketiga model kecerdasan. Dimulai pada
kecerdasan intektual, hasil dari PBM, yang pertama dan

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I

2 3
utama adalah bagaimana kemampuan intektual siswa, Sedangkan pada pendidikan formal atau sekolah adalah
begitu juga dengan pendidik harus mempumyai menyambung proses pendidikan dalam rumah tangga,
kemampuan yang memadai dalam memadukan metode dan begitu juga pendidkan non formal sebagai bentuk aplikasi
stategi dalam pembelajaran. dalam dunia pendidikan
Sedangkan pada kecerdasan emosional juga mengambil
tempat untuk dapat menganalisa emosi pendidik dan Buku Belajar dan Pembelajaran inilah yang akan
pembelajar, emosi dalam PBM itu juga memengaruhi hasil mengemukan makna beberapa pendapat dalam Proses
belajar mengajar. Seorang pendidik yang mampu belajar dan Mengajar, model-model pembelajaran aktif
mereptualisasikan emosinya, maka pendidik itulah yang sampai pada pengembangannya dan orentasi
mampu melewati batas kemampuan. pelaksanaannya sehingga segala yang menjadi kendala
dalam pelaksanaan belajar dan pembelajaran di sekolah
• Lingkunganpendidikan maupun di rumah tangga dapat teratasi. Aamiin…
WASSALAM
Lingkungan pendidikan dapat dibagi menjadi tiga bagian;
• Pendidikan dalam rumah tangga (Informal)
• Pendidikan sekolah (formal)
• Pendidikan pada masyarakat (informal)

Ketiganya harus berkolaborasi antara ketiga lembaga


pendidkan di atas. Namun yang paling penting adalah
bagaimana bisa mengembang pendidikan karakter dalam
diri pembelajar. Tentunya dapat dilihat sesuai dengan
urutan pendidikan di atas. Pendidikan informal adalah basic
awal dalam pembentukan jadi diri pembelajar. Hal ini,
dimulai pada keluarga yang sering dikatakan “al`ummu
madrasatululhaa” ibu adalah sekolah utama dan pertama,
pemahamannya terhadap bayi misalnya dapat
mengalahkan ilmu-ilmu lain, walau sang ibu hanya dapat
mengetahuinya melalui body languanges anaknya. Tangis
yang berbeda juga dapat dipahami seorang tanpa mereka
harus melalui proses pendidikan dan pembelajaran.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I

4 5
BAB I 1. M. Sobry Sutikno
TEORI-TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Menurut M. Sobry Sutikno, pengertian belajar adalah suatu
A. PENGERTIAN BELAJAR proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
mendapatkan suatu perubahan yang baru sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
Apa yang dimaksud dengan belajar? Pengertian belajar
lingkungannya. Dalam hal ini, perubahan adalah sesuatu
adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap
yang dilakukan secara sadar (disengaja) dan bertujuan
individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik
untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai
positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang
telah dipelajari. 2. Thursan Hakim

Definisi belajar dapat juga diartikan sebagai segala Menurut Thursan Hakim, definisi belajar adalah suatu
aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga proses perubahan di dalam kepribadian manusia yang
tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah ditunjukkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan
belajar. Perubahan tingkah laku atau tanggapan, karena kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
adanya pengalaman baru, memiliki kepandaian/ ilmu pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan,
setelah belajar, dan aktivitas berlatih. daya fikir, dan kemampuan lainnya.

Arti belajar adalah suatu proses perubahan kepribadian 3. Skinner


seseorang dimana perubahaan tersebut dalam bentuk
peningkatan kualitas perilaku, seperti peningkatan Menurut Skinner, pengertian belajar adalah suatu proses
pengetahuan, keterampilan, daya pikir, pemahaman, sikap, adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlaku
dan berbagai kemampuan lainnya. secara progresif.

Belajar merupakan sesuatu yang berproses dan 4. C. T. Morgan


merupakan unsur yang fundamental dalam masing-masing
tingkatan pendidikan. Agar lebih memahami apa arti Menurut C. T. Morgan, pengertian belajar adalah suatu
belajar, kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli perubahan yang relatif dalam menetapkan tingkah laku
berikut ini: sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang telah lalu.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
5. Hilgard & Bower pengertian, minat, penyesuaian diri. Dalam hal ini meliputi
segala aspek organisasi atau pribadi individu yang belajar.
Menurut Hilgard & Bower, pengertian belajar adalah
perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi 8. Mahfud Shalahuddin
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi tersebut. Dalam buku: Pengantar Psikologi Pendidikan,
6 7
mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan
Seperti yang telah disinggung pada pengertian belajar di tingkah laku melalui pendidikan atau lebih khusus melalui
atas, tujuan utama kegiatan belajar adalah untuk prosedur latihan. Perubahan itu sendiri berangsur-angsur
memeroleh dan meningkatkan tingkah laku manusia dalam dimulai dari sesuatu yang tidak dikenalnya, untuk kemudian
bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap positif, dan dikuasai atau dimilikinya dan dipergunakannya sampai pada
berbagai kemampuan lainnya. suatu saat dievaluasi oleh yang menjalani proses belajar
itu.
6. W.S. Winkel
9. Supartinah Pakasi
Dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran.
Menurutnya, pengertian belajar adalah suatu aktivitas Dalam buku “Anak dan Perkembangannya,” mengatakan
mental/ psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif pendapatnya antara lain: 1) Belajar merupakan suatu
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan- komunikasi antar anak dan lingkungannya; 2) Belajar
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, berarti mengalami; 3) Belajar berarti berbuat; 4) Belajar
dan nilainilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif berarti suatu aktivitas yang bertujuan; 5) Belajar
konstan dan berbekas”. memerlukan motivasi; 6) Belajar memerlukan kesiapan
pada pihak anak; 7) Belajar adalah berpikir dan
menggunakan daya pikir; dan 8) Belajar bersifat
7. S. Nasution MA
integratif.”

Mendefinisikan belajar sebagai perubahan kelakuan,


Menurut Sadirman (2011: 26-28), secara umum ada tiga
pengalaman dan latihan. Jadi belajar membawa suatu
tujuan belajar, yaitu:
perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu
tidak hanya mengenai sejumlah pengalaman, pengetahuan,
melainkan juga membentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, 1. Untuk Memperoleh Pengetahuan

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan 3. Membentuk Sikap
meningkatnya kemampuan berpikir seseorang. Jadi, selain
memiliki pengetahuan baru, proses belajar juga akan Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap
membuat kemampuan berpikir seseorang menjadi lebih seseorang. Dalam hal ini, pembentukan sikap mental
baik. peserta didik akan sangat berhubungan dengan penanaman
nilai-nilai sehingga menumbuhkan kesadaran di dalam
Dalam hal ini, pengetahuan akan meningkatkan dirinya. Dalam proses menumbuhkan sikap mental,
kemampuan berpikir seseorang, dan begitu juga sebaliknya perilaku, dan pribadi anak didik, seorang guru harus
kemampuan berpikir akan berkembang melalui ilmu melakukan pendekatan yang bijak dan hati-hati. Guru harus
pengetahuan yang dipelajari. Dengan kata lain, bisa menjadi contoh bagi anak didik dan memiliki
pengetahuan dan kemampuan berpikir merupakan hal yang kecakapan dalam memberikan motivasi dan mengarahkan
tidak dapat dipisahkan. berpikir.
2. Menanamkan Konsep dan Keterampilan
8 9

Keterampilan yang dimiliki setiap individu adalah melalui Bertolak dari berbagai definisi yang telah diuraikan para
proses belajar. Penanaman konsep membutuhkan pakar tersebut, secara umum belajar dapat dipahami
keterampilan, baik itu keterampilan jasmani maupun sebagai suatu tahapan perubahan seluruh tingkah laku
rohani. individu yang relatif menetap (permanent) sebagai hasil
pengalaman.
Dalam hal ini, keterampilan jasmani adalah kemampuan Sehubungan dengan pengertian itu perlu ditegaskan bahwa
individu dalam penampilan dan gerakan yang dapat perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses
diamati. Keterampilan ini berhubungan dengan hal teknis kematangan (maturation), keadaan gila, mabuk, lelah, dan
atau pengulangan. jenuh tidak dapat dipandang sebagai hasil proses belajar.

Sedangkan keterampilan rohani cenderung lebih Proses belajar dapat dikenali melalui beberapa
kompleks, karena bersifat abstrak. Keterampilan ini karakteristiknya. Mengacu pada definisi belajar di atas,
berhubungan dengan penghayatan, cara berpikir, dan berikut ini adalah beberapa hal yang menggambarkan
kreativitas dalam menyelesaikan masalah atau membuat ciriciri belajar:
suatu konsep.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
• Terjadi perubahan tingkah laku (kognitif, afektif, Setidaknya ada delapan jenis belajar yang dilakukan oleh
psikomotor, dan campuran) baik yang dapat diamati manusia. Adapun beberapa jenis belajar adalah sebagai
maupun yang tidak dapat diamati secara langsung. berikut:
• Perubahan tingkah laku hasil belajar pada umumnya
akan menetap atau permanen. 1. Belajar rasional, yaitu proses belajar
• Proses belajar umumnya membutuhkan waktu tidak menggunakan kemampuIYan berpikir sesuai dengan
sebentar dimana hasilnya adalah tingkah laku akal sehat (logis dan rasional) untuk memecahkan
individu. masalah.
• Beberapa perubahan tingkah laku yang tidak
termasuk dalam belajar adalah karena adanya 2. Belajar abstrak, yaitu proses belajar menggunakan
hipnosa, proses pertumbuhan, kematangan, hal gaib, berbagai cara berpikir abstrak untuk memecahkan
mukjizat, penyakit, kerusakan fisik. masalah yang tidak nyata.
• Proses belajar dapat terjadi dalam interaksi sosial di
suatu lingkungan masyarakat dimana tingkah laku 3. Belajar keterampilan, yaitu proses belajar
seseorang dapat berubah karena lingkungannya. menggunakan kemampuan gerak motorik dengan
otot dan urat syaraf untuk menguasai keterampilan
Menurut Slameto, ciri-ciri perubahan tingkah laku jasmaniah tertentu.
sebagai hasil dari proses belajar adalah;
4. Belajar sosial, yaitu proses belajar memahami
• Perubahan terjadi secara sadar berbagai masalah dan cara penyelesaian masalah
tersebut. Misalnya masalah keluarga, persahabatan,
• Bersifat menetap atau kontinu, dan fungsional
organisasi, dan lainnya yang berhubungan dengan
• Bersifat positif dan aktif masyarakat.
• Memiliki tujuan dan terarah
• Meliputi segala aspek tingkah laku individu 5. Belajar kebiasaan, yaitu proses pembentukan atau
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar adalah perbaikan kebiasaan ke arah yang lebih baik agar
10 11
adanya perubahan yang terjadi secara sadar, dimana individu memiliki sikap dan kebiasaan yang lebih
tingkah laku seseorang menjadi lebih baik, dan sifatnya positif sesuai dengan kebutuhan (kontekstual).
menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. 6. Belajar pemecahan masalah, yaitu belajar
berpikir sistematis, teratur, dan teliti atau

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
menggunakan berbagai metode ilmiah dalam Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang
menyelesaikan suatu masalah. manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan
7. Belajar apresiasi, yaitu belajar kemampuan dalam pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
mempertimbangkan arti atau nilai suatu objek Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta
sehingga individu dapat menghargai berbagai objek didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga
tertentu. mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif),
juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),
serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta
8. Belajar pengetahuan, yaitu proses belajar
didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan
berbagai pengetahuan baru secara terencana untuk
satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan
menguasai materi pelajaran melalui kegiatan
pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara
eksperimen dan investigasi.
guru dengan peserta didik. Pembelajaran adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
B. PENGERTIAN PEMBELAJARAN siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,
disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
Sedangkan Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
“mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti internal.
petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui
(diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an C. TEORI-TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan,
cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau
1. Teori Behaviorisme
belajar.

Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang


Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respon pelajar
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
terhadap perilaku kondisi yang diinginkan.
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

12 13
#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar pengetahuan yang sudah ada melalui proses berpikir yang
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang
praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh
aliran behavioristik yang menekankan pada terbentuknya karakteristik struktur pengetahuan tersebut.
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang
sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa
Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus
terhadap arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dipahami oleh murid.
dan pembelajaran hingga kini adalah aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan
tampak sebagai hasil belajar. kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan
yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan,
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya,
responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari,
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan komputer, berenang, olahraga dan
menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. sebagainya.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak
yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa,
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan
tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung
sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan seperti diberi permen atau pujian.
fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang
dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang Teori behavioristik dengan model hubungan
bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak stimulusresponnya, mendudukkan orang yang belajar
berubah. sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu
dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan
Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila
belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai
mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of hukuman.
knowledge) ke orang yang belajar atau pebelajar. Fungsi
mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I

14 15
Hukuman kadang-kadang digunakan dalam Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk
menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil
diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan. jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat
mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan
pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen sebaikbaiknya. Teori belajar ini berusaha memahami
kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar perilaku balajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat sudut pandang pengamatannya.
diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
16 17

Ciri dari teori behaviorisme adalah mengutamakan Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk
unsurunsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, mengembangkan dirinya, yaitu membantu masingmasing
menekankan peranan lingkungan, mementingkan individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai
pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan
latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang
diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Guru Selain teori belajar behavioristik dan toeri kognitif, teori
yang menganut pandangan ini berpendapat bahwa tingkah belajar humanistik juga penting untik dipahami. Menurut
laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan
tingkah laku adalah hasil belajar. untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh
sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak
Dalam hal konsep pembelajaran, proses cenderung pasif dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori
berkenaan dengan teori behavioris. Pelajar menggunakan kepribadian, dan psikoterapi, dari pada bidang kajian kajian
tingkat keterampilan pengolahan rendah untuk memahami psikologi belajar.
materi dan material sering terisolasi dari konteks dunia
nyata atau situasi. Little tanggung jawab ditempatkan pada Teori humanistik sangat mementingkan yang dipelajari
pembelajar mengenai pendidikannya sendiri. dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih
banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk
2. Teori Humanistik membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang
proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada pengertian Hal ini menjadikan teori humanistik bersifat elektik.
belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada Tidak dapat disangkal lagi bahwa setiap pendirian atau
pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa pendekatan belajar tertentu, akan ada kebaikan dan ada
adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori pula kelemahannya.
belajar lainnya. Dalam pelaksanaannya, teori humanistik ini
antara lain tampak juga dalam pendekatan belajar yang Dalam arti ini elektisisme bukanlah suatu sistem dengan
dikemukakan oleh Ausubel. membiarkan unsur-unsur tersebut dalam keadaan
sebagaimana adanya atau aslinya. Teori humanistik akan
Pandangannya tentang belajar memanfaatkan teori-teori apapun, asal tujuannya tercapai,
bermakna atau yatu memanusiakan manusia.
“Meaningful learning” yang juga tergolong dalam aliran
kognitif ini, mengatakan bahwa belajar merupakan asmilasi Manusia adalah makhluk yang kompleks. Banyak ahli di
bermakna. dalam menyusun teorinya hanya terpaku pada aspek
tertentu yang sedang menjadi pusat perhatiannya.
Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu setiap ahli
Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting melakukan penelitiannya dari sudut pandangnya
dalam peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan masingmasing dan menganggap bahwa keterangannya
keinginan dari pihak si pelajar, maka tidak akan terjadi tentang bagaimana manusia itu belajar adalah sebagai
18 19
asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif yang keterangan yang paling memadai. Maka akan terdapat
telah dimilikinya. berbagai teori tentang belajar sesuai dengan pandangan
masong-masing.
Teori humanstik berpendapat bahwa belajar apapun
dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan Dari penalaran di atas ternyata bahwa perbedaan antara
manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, pandangan yang satu dengan pandangan yang lain sering
serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. kali hanya timbul karena perbedaan sudut pandangan
Pemahamanan terhadap belajar yang diidealkan semata, atau kadang-kadang hanya perbedaan aksentuasi.
menjadikan teori humanistik dapat memanfaatkan teori Jadi keterangan atau pandangan yang berbeda-beda itu
belajar apapun asal tujuannya untuk memanusiakan hanyalah keterangan mengenai hal yang satu dan sama
manusia. dipandang dari sudut yang berlainan.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Dengan demikian teori humanistik dengan sendiri, mencari tahu tentang yang dipelajarinya dan
pandangannya dengan pandangannya elektik yaitu dengan menyimpulkan konsep dan ide baru dengan pengetahuan
cara memanfaatkan atau merangkumkan berbagai teori yang sudah ada dalam dirinya.
belajar dengan tujuan untuk memanusiakan manusia bukan
saja mungkin untuk dilakukan, tetapi justru harus Beberapa karakteristik dan juga merupakan prinsip dasar
dilakukan. teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
Banyak tokoh penganut aliran humanistik, diantaranya 1. Mengembangkan strategi untuk mendapatkan dan
adalah Kolb yang terkenal dengan “Belajar Empat Tahap”, menganalisis informasi.
honey dan Mumford dengan pembagian tentang 2. Pengetahuan terbentuk bukan hanya dari satu
macammacam siswa, Hubemas dengan “Tiga macam tipe prespektif, tapi dari perspektif jamak (multiple
belajar”, serta Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan perspective).
“Taksonomi Bloom”.
3. Peran peserta didik utama dalam proses
pembelajaran, baik dalam mengatur atau
3. Teori Belajar Konstrustivisme mengendalikan proses berpikirnya sendiri maupun
untuk ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Kontruktivisme berasal dari kata kontruksi yang berarti 4. Scaffolding digunakan dalam proses pembelajaran.
“membangun”. Ketika masuk ke dalam kontek filsafat Scaffolding merupakan proses memberikan tuntunan
pendidikan maka kontruksi itu diartikan dengan upaya atau bimbingan kepada peserta didik untuk
dalam membangun susunan kehidupan yang berbudaya dikembangkan sendiri.
maju.
5. Pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor dan
mentor untuk mendukung dan membimbing belajar
Gagasan tentang teori ini sebenarnya buhkan hal baru, peserta didiknya.
karena segala hal yang dilalui di kehidupan merupakan
6. Pentingnya evaluasi proses dan hasil belajar yang
himpunan dan hasil binaan dari pengalaman yang
otentik
menyebabkan pengetahuan muncul dalam diri seseorang.
Adapun yang menjadi tokoh-tokoh dari
20 21
teori
Teori kontruktivisme mendefinisikan belajar sebagai Konstruktivesme adalah;
aktivitas yang benar-benar aktif, dimana peserta didik
membangun sendiri pengetahuannya, mencari makna

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
1. Driver dan Bell • Intelektual berkembang melalui tahapan yang
beruntun dengan urutan yang selalu sama.
• Mereka berdua berpendapat bahwa karakteristik • Perkembangan intelektual dianggap sebagai suatu
teori belajar Konstruktivisme adalah sebagai berkut: cluster yang bisa dikelompokkan berpatokan pada
• Peserta didik dipandang sebagai pasif, tetapi operasi mental;
memiliki tujuan; • Tahap-tahap perkembangan ini dilengkapi oleh
• Keterlibatan peserta didik seoptimal mungkin dalam keseimbangan (equilibrium), proses perkembangan
pembelajaran; antar pengalaman yang terinteraksi (asimilasi) dan
struktur kognitif yang timbul (akomodasi).
• Pengetahuan tidak datang dari luar tetapi
dikonstruksi oleh peserta didiknya sendiri;
• Pembelajaran bukan berupa transfer pengetahuan, 3. Vigotsky
tetapi melibatkan pengendalian dan rekaya kondisi
dan situasi kelas; Vigotsky memahami bahwa belajar dilakukan dalam
• Kurikulum bukanlah sekadar dipelajari, melainkan interaksi dengan lingkungan sosial. Proses belajar
seperangkat sumber yang harus dikembangkan; seseorang dengan discovery lebih mudah apabila dalam
konteks sosial budaya. Inti kognitivisme-nya Vigotsky
adalah interaksi antara aspek internal dengan eksternal
2. J. Piaget
yang terjadi pada lingkungan sosial.

Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis, menegaskan


4. Tasker
bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui
asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan
informasi yang baru. Sedangkan akomodasi adalah sesuatu Teori belajar kontruktivisme Tasker menekankan bahwa
yang disediakan untuk kebutuhan penyusunan stuktur ada tiga hal yang harus ada dalam pembelajaran, yaitu
informasi yang lama maupun informasi baru, baik tempat sebagai berikut:
maupun kebutuhan lain.
•Peran aktif peserta didik dalam mengkonstruksi
Ada 3 (Tiga) hal pokok yang berkaitan antara tahap pengetahuan secara bermakna.
perkembangan intelektual dengan tahap perkembangan • Kaitan antar ide-ide baru sangat penting dalam
konstruktivisme mental (kognitif), yaitu sebagai berikut: pengkonstuksian
• Mengaitkan antara informasi yang baru diterima dengan
gagasan-gagasan yang dikembangkan
22 23

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
5. Wheatley Proses belajar konstuktivistik berupa “…Constructing and
restructuring of knowledge and skills within the individual in
Wheatley mendukung teori belajar kontruktivisme a complex network of increasing conceptual consistently”.
dengan mengajukan 2 (Dua) prinsip utama dalam Membangun dan merestrukturisasi pengetahuan dan
pembelajaran, yaitu sebagai berikut: keterampilan individu dalam lingkungan sosial dalam upaya
peningkatan konseptual secara konsisten.
• Pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif
tetapi secara aktif oleh struktur koqnitif peserta Oleh sebab itu pengelolaan pembelajaran harus
didik; diutamakan pada pengelolaan peserta didik dalam
memproses gagasannya bukan semata-mata olahan
• Kognisi berfungsi adaptif dan membantu
peserta didik dan lingkungan belajarnya bahkan pada unjuk
pengorganisasian pengalaman nyata untuk
kerja atau prestasi belajarnya yang dikaitkan dengan sistem
dikembangkan dalam proses belajar.
penghargaan dari luar seperti nilai ijazah dan sebagainya.

6. Hanbury
Penerapan teori belajar Konstruktivisme sering digunaka
pada model pembelajaran pemecahan masalah (problem
Hanbury mengemukakan beberapa aspek berlandaskan solving) seperti pembelajaran menemukan (discovery
teori belajar konstruktivisme ini yang sebagai berikut: learning) dan pembelajaran berbasis masalah
(problembased learning).
• Belajar melalui pengkonstruksian informasi dan ide
yang dimiliki; Pengembangan dari teori ini mulai memberikan dampak
• Pembelajaran menjadi bermakna apabila peserta terhadap Peserta didik, peserta didik harus aktif melakukan
didik mengerti; kegiatan aktif berpikir menyusun konsep dan memberi
• Strategi peserta didik lebih bernilai; makna tentang hal-hal yang pelajari. Guru memang
• Peserta didik berkesempatan untuk diskusi dengan menjadi andil dalam memprakarsai penataan lingkungan
sesamanya; dan memberi peluang belajar yang optimal. Tetapi pada
akhirnya peserta didiklah yang menentukan sendiri
terwujudnya belajar yang sepenuhnya itu.
Pada bagian ini akan kita dibahas proses belajar dari
pandangan teori belajar konstruktivisme dari aspek-aspek
peserta didik, peran guru, sarana belajar dan evaluasi Paradigma konstruktivistik memandang peserta didik
belajar sebagai pribadi yang memiliki kemampuan awal sebagai
modal dasar sebelum belajar dalam mengkonstuksi

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I

24 25
pengetahuan yang baru, oleh sebab itu meskipun mandiri kritis kreatif dan mampu
kemampuan awal tersebut masih sederhana atau tidak mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional.
sesuai dengan pendapat guru sebaiknya diterima dan
dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan.
Guru membantu peserta didiknya agar proses Dari awal sampai akhir dalam prosesnya pembelajaran
pengkonstuksian pengetahuan berjalan lanjar. Guru tidak menurut teori belajar konstruktivisme ini akan ada
mentransfer pengetahuan melainkan membantu peserta beberapa hal, mulai dari sarana, kemampuan awal peserta
didiknya untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru didik, guru dan hasil belajar peserta didik. Sejauhmana
harus bisa memahami cara pandang belajar peserta pembelajaran berlangsung menimbulkan pemikiran untuk
didiknya. mengevaluasi, terutama evaluasi belajar peserta didik.

Kunci peranan guru dalam proses belajar adalah Bentuk-bentuk evaluasi konstruktivistik dapat diarahkan
pengendalian yang meliputi sebagai berikut; pada tugas-tugas mengkonstruksi pengetahuan yang
menggambarkan proses berpikir yang lebih tinggi seperti
• Menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam tingkat “penemuan” pada taksonomi Merrill atau strategi
mengambil keputusan dan bertindak. “prinsip” pada Gagne serta “sintesis” pada Taksonomi
• Menumbuhkan kemandirian peserta didik dengan Bloom. Juga mengkonstruksikan pengalaman peserta didik
menyediakan kesempatan untuk mengambil dan mengarahkannya pada konteks yang luas dengan
keputusan dan bertindak. berbagai sudut pandang.
• Mendukung dan memberikan kemudahan belajar
agar peserta didik mempunyai peluang yang optimal.

Segala sesuatu seperti, media, peralatan, lingkungan


dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu
pembentukan pengetahuan. Yang dipahami dalam teori
belajar konstruktivisme bahwa pembentukan pengetahuan
itulah yang menjadi inti dalam teori belajar ini. Peserta didik
diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat dan
pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya dengan
cara demikian peserta didik akan terbiasa dan terlatih untuk
berpikir sendiri memecahkan masalah yang dihadapinya

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I

26 27
BAB II
HAKEKAT DAN DESAIN PEMBELAJARAN

A. Hakikat Pembelajaran

Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau


perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan
siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, peserta didik tidak • INPUT
hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber 1. Kurikulum: semua pembelajaran yang dirancang dan
belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan dilaksanakan secara individu ataupun berkelompok, baik
sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan di sekolah maupun di luar sekolah. Kurukulum
pembelajaran yang diinginkan. Istilah sistem meliputi merupakan suatu sistem pembelajaran yang digunakan
konsep yang sangat luas. Sebagai misal, seorang manusia, untuk mencapai tujuan, karena berhasil atau tidaknya
organisasi, mobil, susunan tata surya merupakan suatu sistem pembelajaran diukur dari banyaknya tujuan yang
sistem, dan masih banyak lagi. dicapai.
2. Peserta didik: orang/ komponen manusiawi yang
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang melakukan proses pembelajaran
berarti sehimpunan bagian atau komponen yang saling
3. Pengajar: guru, dosen, sumber belajar
berhubungan secara terartur dan merupakan suatu
keseluruhan. Pengertian sistem tidak lain adalah suatu 4. Sarana dan prasarana: bagian atau alat yang harus
kesatuan unsur-unsur yang saling berinteraksi secara dipenuhi untuk memberikan kemudahan dalam
fungsional yang memperoleh masukan menjadi keluaran. menyelenggarakan suatu kegiatan dalam proses
Jadi, pembelajaran sebagai suatu sistem adalah proses pembelajaran.
interaksi yang dilakukan antara peserta didik dengan
pendidik dalam suatu lingkungan belajar tertentu dengan • PROSES
susunan, dan terjadi umpan balik diantara keduanya. 1. Materi: bahan ajar yang digunakan pengajar dalam
Berikut m Merupakan komponen pembelajaran sebagai melaksanakan kegiatan pembelajaran yang akan
suatu sistem: disajikan kepada peserta didik dan disusun secara
sistematis sehingga tercipta suasana yang
memungkinkan peserta didik untuk belajar

28 29

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
2. Metode: cara/ strategi yang dilakukan oleh seorang Istilah pendekatan, metode, dan teknik bukanlah hal yang
pendidik kepada peserta didik pada saat mengajar asing dalam pembelajaran agama islam. Padanan untuk
3. Media: alat bantu yang digunakan pendidik untuk kata pendekatan adalah madkhal, metode adalah thariqah,
menyampaikan materi sesuai dengan kebutuhan dan teknik adalah uslu. Pendekatan dapat diartikan
peserta didik. sebabagi seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat
dan belajar mengajar agama islam. Metode adalah rencana
menyeluruh tentang penyajian materi ajar secara sistematis
• OUTPUT
dan berdasarkan pendekatan yang ditentukan.Sedangkan
Peserta didik dengan kompetensi tertentu: sesuatu yang teknik adalah kegiatan sepesifik yang diimplementasikan
dijadikan tujuan pembelajaran, yaitu mendapatkan hasil dalam kelas sesuai dengan metode dan pendekatan yang
setelah melalui proses belajar. Kompetensi yang dicapai dipilih. Dengan demikian dapat dipahami behwa
peserta didik dapat tercapai apabila komponen pendakatan bersifat aksiomatis, metode bersifat prosedural,
pembelajaran sebagai suatu sistem (input, proses, output, dan teknik bersifat operasional. Salah satu dalam proses
dan feedback) sudah tercapai belajar mengajar adalah pendekatan;

• FEEDBACK Pendekatan saat ini menujukkan bahwa dalam


Informasi tentang hasil-hasil dari upaya belajar yang Pendidikan Islam kurang menekankan untuk bagaiamana
telah dilakukan peserta didik. Umpan balik adalah informasi mengubah pengetahuan agama yang bersifat kognitif
yang berkenaan dengan kemampuan siswa dan guru guna menjadi makna dan nilai yang mampu melekat pada
lebih meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh pribadi-pribadi yang kokoh. Pendekatan yang selama ini
keduanya. Informasi yang dimaksud adalah berkaitan berkembang adalah lebih pada naturalistic-positivistik yang
dengan apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, mengacu pada koherensi kognitif dari pada bagaimana
dan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya. “perasaan beragama” menyentuh wilayah moral praktis.

Perekayasaan proses pembelajaran dapat didesain oleh Kedua, pendekatan sosio-kultural (socio-cultural
guru sedemikian rupa. Idealnya kegiatan untuk siswa approach). Suatu pendekatan yang melihat dimensi
pandai harus berbeda dengan kegiatan untuk siswa sedang manusia tidak saja sebagai individu melainkan juga sebagai
atau kurang walaupun untuk memahami satu jenis konsep makhluk sosial budaya yang memiliki berbagai potensi yang
yang sama, karena setiap siswa mempunyai keunikan signifikan bagi pengembangan masyarakat, dan juga
masingmasing. Hal iini menujukkan bahwa pemahaman mampu mengembangkan sistem budaya dan kebudayaan
terhadap pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang berguna bagi kesejahtraan dan kebahagiaan
tidak bisa diabaikan. hidupnya.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Sedangkan Depag (2004) menyajikan konsep orangtua peserta didik, sebagai cermin manusia
pendekatan terpadu dalam pembelajaran Agama Islam berkepribadian agama.
yang meliputi:
30
1. 31
Keimanan, memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan pemahaman adanya tuhan sebagai Sedangkan prinsip-prinsip pembelajaran yaitu:
sumber kehidupan makhluk sejagat ini. 1. Motivasi, segala ucapan Rasulullah mempunyai
2. Pengalaman, memberikan kesempatan kepada peserta kekuatan yang dapat menjadi pendorong kegiatan
didik untuk mempraktekkan dan merasakan hasil-hasil individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai
pengalaman ibadah dan akhlak dalam menghadapi tujuan. Kebutuhan akan pengakuan sosial mendorong
tugas-tugas dan masalah dalam kehidupan. seseorang untuk melakukan berbagai upaya kegiatan
3. Pembiasaan, memberikan kesempatan kepaada peserta sosial. Motivasi terbentuk oleh tenaga-tenaga yang
didik untuk membiasakan sikap dan perilaku baik yang bersumber dari dalam dan luar individu.
sesuai dengan Ajaran Islam dan budaya bangsa dalam 2. Fokus, ucapannya ringkas, langsung pada inti
menghadapi masalah kehidupan. pembicaraan tanpa ada kata yang memalingkan dari
4. Rasional, usaha memberikan peranan pada rasio (akal) ucapannya, sehingga mudah dipahami.
peserta didik dalam memahami dan membedakan 3. Pembicaraannya tidak terlalu cepat sehingga dapat
berbagai bahan ajar dalam standar materi serta memberikan waktu yang cukup kepada anak untuk
kaitannyadengan perilaku yang baik dengan perilaku menguasainya.
yang buruk dalam kehidupan duniawi. 4. Repetisi; senantiasa melakukan tiga kali pengulangan
5. Emosional, upaya mengunggah perasaan (emosi) pada kalimat-kalimatnya supaya dapat diingat atau
peserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dihafal.
dengan ajaran agama dan budaya bangsa. 5. Analogi langsung; seperti pada contoh perumpamaan
6. Fungsional, menyajikan bentuk semua standar materi orang beriman dengan pohon kurma, sehingga dapat
(Al- Qur’an, keimanan, Ahklak, Fiqih/ ibadah dan memberikan motivasi, hasrat ingin tahu, memuji dan
Tarikh), segi manfaatnya bagi peserta dalam kehidupan mencela, dan mengasah otak untuk menggerakkan
sehari-hari dalam arti luas sesuai dengat tingkat potensi pemikiran atau timbul kesadaran untuk
perkembangannya. merenung dan tafakkur.
7. Keteladanan, yaitu menjadikan figur guru agama dan 6. Memperhatikan keragaman anak; sehingga dapat
non-agama serta petugas sekolah lainnya maupun melahirkan pemahaman yang berbeda dan tidak
terbatas satu pemahan saja, dan dapat memotivasi

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
siswa untuk terus belajar tanpa dihinggapi perasaan 2. Rencana tindakan yang terintegrasi meliputi komponen
jemu. tujuan, metode dan penilaian untuk memecahkan
7. Memperhatikan tiga tujuan moral yaitu; kognitif, masalah atau memenuhi kebutuhan.
emosional dan kinetik. 3. Proses untuk merinci kondisi untuk belajar, dengan
tujuan makro untuk menciptakan strategi dan produk,
B. Desain Pembelajaran dan tujuan mikro untuk menghasilkan program
pelajaran atau modul (Seels & Richey).
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media
teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat Pentingnya perencanaan dalam Desain Pembelajaran
terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan
peserta didik. Menurut Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin
Makmun, Perencanaan memiliki arti penting sebagai
Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman berikut:
peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan 1. Diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan
32 33
merancang “perlakuan” berbasis-media untuk membantu dengan adanya pedoman bagi pelaksanaan
terjadinya transisi. Idealnya proses ini berdasar pada kegiatankegiatan yang ditujukan kepada pencapain
informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara tujuan.
pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu 2. Dapat dilakukan suatu perkiraan (fore casting) terhadap
oleh guru, atau dalam latar berbasis komunitas. hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui,
mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek
Hasil dari pembelajaran ini dapat diamati secara perkembangan, juga tentang hambatan-hambatan dan
langsung dan dapat diukur secara ilmiah atau benar-benar risiko-risiko yang mungkin dihadapi.
tersembunyi dan hanya berupa asumsi. 3. Memberikan kesempatan untuk memilih berbagai
alternatif tentang cara terbaik (the best alternatif) atau
Desain Pembelajaran menurut Istilah dapat didefinisikan: kesempatan memilih kombinasi cara yang terbaik (the
1. Proses untuk menentukan metode pembelajaran apa best combination).
yang paling baik dilaksanakan agar timbul perubahan 4. Dilakukan penyusunan skala prioritas, memilih
pengetahuan dan keterampilan pada diri pebelajar ke urutanurutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran
arah yang dikehendaki (Reigeluth) maupun kegiatan usahanya.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
5. Ada suatu alat pengukur atau standar untuk 1. Rumpun model interaksi sosial, yang lebih berorientasi
mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha pada kemampuan memecahkan berbagai persoalan
atau organisasi, termasuk pendidikan. sosial ke masyarakat.
2. Model pemorosesan informasi, yakni rumpun
C. Model-Model Desain Pembelajaran pembelajaran yang lebih berorientasi pada pengusaan
disiplin ilmu.
a. Pengertian Model-Model Desain Pembelajaran 3. Model pengembangan pribadi, rumpun model ini lebih
Model pembelajaran merupakan suatu rencana mengajar berorientasi pada pengembangan kepribadian peserta
yang memper-hatikan pola pembelajaran tertentu, hal ini belajar. Selanjutnya model 4.
sesuai dengan pendapat Briggs yang menjelaskan model 4. Behaviorism Joyce (2000:28) yakni model yang
adalah “seperangkat prosedur dan berurutan untuk berorientasi pada perubahan prilaku.
mewujudkan suatu proses” dengan demikian model
pembelajaran adalah seperangkat prosedur yang berurutan Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan
untuk melaksanakan proses pembelajaran. tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem
penyampaiannya. Termasuk di dalamnya adalah
Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran pada pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji coba
hakikatnya merupakan proses komunikasi transaksional dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan
yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, pembelajarannya. Untuk memahami lebih jauh tentang
siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan yang telah teori dan aplikasi desain pembelajaran. Dikenal berbagai
ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah bentuk model disain pembelajaran dengan menggunakan
komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati pendekatanpendekatan tertentu. Sebut saja: Model ADDIE,
oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran Model ASSURE, Model Dick dan Carey, Model PPSI, Model
sehingga menunjukkan adanya perolehan, penguasaan, AT dan
hasil, proses atau fungsi belajar bagi si peserta belajar. T, Model Degeng, Model Pengembangan Instruksional
34 35
(MPI), Model Gerlach dan Ely, Model Kemp, Model ISD dan
lain sebagainya. Berikut beberapa model desain
b. Macam-Macam Model Desain Pembelajaran pembelajaran.
Joyce (2000) mengemukakan ada empat rumpun model 1 . Model Dick and Carey
pembelajaran yakni;

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan Stage 4: Write Performance Objectives
model Dick & Carey, dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Stage 5: Develop Criterion-Referenced Test Items
36 37
Carey. Menurut pendekatan ini terdapat beberapa Stage 6: Develop Instructional Strategy
komponen yang akan dilewati di dalam proses
Stage 7: Develop and Select Instructional Meterials
pengembangan dan perancangan tersebut yang berupa
urutan langkah-langkah. Stage 8: Develop and Conduct Formative Evaluation
Stage 9: Develp and Conduct Summative Evaluation
Urutan langkah-langkah ini tidaklah kaku. Tetapi
sebagaimana ditunjukkan Dick & Carey, bahwa telah 2. Model ASSURE
banyak pengembang perangkat yang mengikuti urutan
secara ajek dan berhasil mengembangkan perangkat yang Model ASSURE merupakan langkah merancanakan
efektif. Dick and Carey memilah sembilan tahap dalam pelaksanaan pembelajaran di ruang kelas secara sistematis
merancang pembelajaran sebagai berikut: dengan memadukan penggunaan terknologi dan media.
Model ASSURE menggunakan tahap demi tahap untuk
membuat perancangan pembelajaran yang dapat dilihat
dari nama model tersebut, yaitu ASSURE.

Menurut Smaldino, A yang berarti Analyze learners, S


berarti State standard and Objectives, S yang kedua berarti
Select strategy, technology, media, and materials, U berarti
Utilize technology, media and materials, R berarti Require
learner participation dan E berarti Evaluated and revise
(Tepen, 2012). Model disain pembelajaran yang
dikembangkan oleh Sharon E. Smaldino, James D.

Russel, Robert Heinich dan Michael Molenda ini


Stage 1: Identify Instructional Goals merupakan akronim dari: A nalilyze Learner
Stage 2: Conduct Instructional Analysis S tate Objectives
Stage 3: Identify Entry Behaviors and Learner S elect Methods, Media,and Materials
Characteristics U tilize Materials

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
R equires Learner Participation
E valuate and Revise
3. Model Gerlach dan Ely

Model pembelajaran Gerlach dan Ely merupakan suatu


metode perencanaan pengajaran yang sistematis. Model ini
menjadi suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan
pembelajaran, karena dalam model ini diperlihatkan
keseluruhan proses belajar mengajar yang baik, sekalipun
tidak menggambarkan secara rinci setiap komponennya.
Dalam model ini juga diperlihatkan hubungan antara
elemen yang satu dengan yang lainnya serta menyajikan
suatu pola urutan yang dapat dikembangkan dalam suatu Model desain pembelajaran ADDIE adalah model desain

38 39
rencana untuk mengajar. pembelajaran yang menggunakan 5 tahap/ langkah
sederhana dalam pengaplikasinnya. Ini merupakan desain
Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely (1971) pembelajaran yang mudah dipelajari. Sesuai dengan
dimaksudkan sebagai pedoman perencanaan mengajar. namanya model desain pembelajaran ADDIE ada 5 tahap/
Pengembangan sistem instruksional menurut model ini langkah dalam pembelajarannya yaitu Analysis, Desain,
melibatkan sepuluh unsur seperti terlihat dalam flow chart Development, Implementation, dan Evaluation. Ada lima
di halaman berikut. langkah yang dikemukakan dalam model ini sesuai dengan
akronimnya yaitu:
4. Model ADDIE • Analysis: menganalisis kebutuhan untuk menentukan
masalah dan solusi yang tepat dan menentukan
kompetensi siswa.
• Design: menentukan kompetensi khusus, metode,
bahan ajar, dan pembelajaran.
• Development: memproduksi program dan bahan ajar
yang akan digunakan dalam program pembelajaran.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
• Implementation: melaksanakan program pembelajaran
dengan menerapkan desain atau spesifikasi program
pembelajaran.
• Evaluation: melakukan evaluasi program pembelajaran
dan evaluasi hasil belajar.

5. Model Degeng

Degeng (1997:13) mengemukakakan delapan langkah


disain pembelajaran yang berkonteks model elaborasi
yaitu: 6 . Model PPSI
• Analisis tujuan dan karakteristik Bidang Studi
• Analisis sumber belajar (kendala) Model PPSI ini adalah gabungan dari perencanaan
• Analisis karakteristik si-belajar pengajaran versi Performance Based Teacher Education
(PBET), perencanaan pengajaran sistematika dan
• Menetapkan tujuan belajar dan isi pembelajaran
perencanaan pengajaran model Davis. Di Indonesia
• Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran dikembangkan menjadi PPSI (Prosedur Pengembangan
• Menetapkan strategi penyampaian isi pembelajaran Sistem Instruksional).
• Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan
• Pengembangan prosedur pengukuran hasil Istilah sistem instruksional dalam PPSI, mengandung
pembelajaran. pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan sistem,
maka PPSI juga dapat disebut menggunakan pendekatan
Secara skematis kedelapan langkah tersebut yang berorientasikan pada tujuan. Model pengembangan
digambarkan sebagai berikut: instruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok, yaitu:

1. Perumusan tujuan, terdiri dari :


Merumuskan tujuan instruksional khusus (TIK), TIK ini
harus memenuhi 4 kriteria yaitu:
a. Menggunakan istilah operasional
40 41

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
b. Berbentuk hasil belajar 7. Model J.E. Kemp
c. Berbentuk tingkah laku
d. Hanya satu jenis tingkah laku Menurut Kemp (1977) pengembangan intruksional atau
desain intruksional itu terdiri dari 8 langkah yaitu :
2. Pengembangan alat evaluasi, meliputi: • Menentukan tujuan intruksional umum (TIU) atau
a. Menentukan jenis tes yang digunakan untuk menilai Standar Kompetensi.
tercapai tidaknya tujuan • Menganalisis karakteristik peserta didik •
Menentukan TIK atau Kompetensi Dasar.
b. merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai
• Menentukan materi pelajaran
masing-masing tujuan
• Menetapkan penjajagan awal (pre test)
c. Kegiatan belajar, meliputi:
• Menentukan strategi belajar mengajar
• Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar
untuk mencapai tujuan • Mengkoordinasi sarana penunjang, yang meliputi
tenaga fasilitas, alat, waktu dan tenaga.
• Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu
ditempuh • Mengadakan evaluasi
• Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh
8. Model ISD (Instructional system design)
3. Pengembangan program kegiatan, meliputi:
Rancangan sistem pembelajaran merupakan prosedur
• Merumuskan materi pelajaran
terorganisir yang mencakup langkah-langkah menganalisis,
• Menerapkan metode yang dipakai merancang, mengembangkan, melaksanakan dan menilai
• Alat pelajaran atau buku yang dipakai pembelajaran. Langkah-langkah ini, dalam setiap poses
memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun praktik
4. Menyusun jadwal seperti halnya pada proses ISD secara keseluruhan. Dalam
pengutaraannya yang lebih sederhana adalah sebagai
5. Pelaksanaan, meliputi: berikut :
• Mengadakan pre tes • Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang
dipelajari.
• Menyampaikan materi pelajaran
• Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk.
• Mengadakan pos tes
• Mengembangkan adalah memandu dan
• Perbaikan
menghasilkan materi pembelajaran.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I

Melaksanakan adalah menggunakan materi dan Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari
strategi dalam konteks. caracara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari
• Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran. sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta
9. Model Pengembangan Instruksional (MPI) didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu
kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik
dalam arti tujuan pengajaran tercapai Agar tujuan
Secara umum MPI menurut Atwi Suparman terdiri dari pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan
42 43
tiga tahap yaitu tahap mengidentifikasi, tahap oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari
mengembangkan, dan tahap mengevaluasi dan merevisi. beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat
Adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: mengajar.

a. Tahap Mengidentifikasi Beberapa metode mengajar


• Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis a. Metode Ceramah (Preaching Method)
tujuan instruksional umum Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan
• Melakukan analisis instruksional menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan
• Mengidentifikas perilaku dan karakteristik siswa kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti
b. Tahap Mengembangkan secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah
dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling
• Menulis tujuan instruksional khusus
ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling
• Menulis tes acuan patokan efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan
• Menyusun strategi instruksional yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
• Mengembangkan bahan instruksional Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
c. Tahap Mengevaluasi dan Merevisi • Membuat siswa pasif
Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif yang • Mengandung unsur paksaan kepada siswa
termasuk di dalamnya kegiatan merevis tentu akan • Mengandung daya kritis siswa (Daradjat, 1985)
mengeksplorasi lebih jauh lagi mengenai model-model
• Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan
disain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap
pembelajaran pada setting yang spesifik.
auditifnya dapat lebih besar menerimanya.

D. METODE DAN MACAM- MACAM PEMBELAJARAN

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
• Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar • Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa
anak didik. alternatif jawaban untuk memecahkan masalah
• Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian berdsarkan pertimbangan yang saksama.
kata-kata)
• Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Kelebihan metode diskusi sebagai berikut:
Djamarah, 2000) • Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat
dipecahkan dengan berbagai jalan.
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah: • Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi
• Guru mudah menguasai kelas. mereka saling mengemukakan pendapat secara
• Guru mudah menerangkan bahan pelajaran konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang
berjumlah besar lebih baik.
• Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar • Membiasakan anak didik untuk mendengarkan
pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
• Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi.
b. Metode Diskusi (Discussion method)
44 45
Muhibbin Syah (2000), mendefinisikan bahwa metode (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat
hubungannya dengan memecahkan masalah (problem Kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi • tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
kelompok (group discussion) dan resitasi bersama
• Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
(socialized recitation)
• Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka
• Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar
berbicara.
mengajar untuk:
• Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih
• Mendorong siswa berpikir kritis.
formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
• Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya
secara bebas.
c. Metode demontrasi (Demonstration Method)
• Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya
untuk memecahkan masalah bersama.
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan
cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan
melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan • Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. • Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru
Muhibbin Syah (2000). yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan
untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu d. Metode ceramah plus
benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful
Bahri Djamarah, (2000).
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang
menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini
adalah: penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah
• Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan plus yaitu :
• Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang
sedang dipelajari. • Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT)
• Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran Metode ini adalah metode mengajar gabungan
lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985) antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian
tugas.
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut:
• Membantu anak didik memahami dengan jelas Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib,
jalannya suatu proses atu kerja suatu benda yaitu:
• Memudahkan berbagai jenis penjelasan 1. Penyampaian materi oleh guru.
• Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah 2. Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan
dapat diperbaiki melaui pengamatan dan contoh siswa.
konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya 3. Pemberian tugas kepada siswa.
46 47
( Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
• Metode ceramah plus diskusi dan tugas ( CPDT )
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut: Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan
• Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru
benda yang akan dipertunjukkan.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan f. Metode Percobaan ( Experimental Method )
diskusi, dan akhirnya memberi tugas.
Metode percobaan adalah metode pemberian
• Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok,
48 49
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan.
menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan Syaiful Bahri Djamarah, (2000).
memperagakan dan latihan ( drill )
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang
e. Metode Resitasi ( Recitation Method ) menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali.
Misalnya di Laboratorium
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana
siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri Kelebihan metode percobaan sebagai berikut:
• Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya
Kelebihan metode resitasi sebagai berikut: atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata
• Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar
guru atau buku.
sendiri akan dapat diingat lebih lama.
• Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk
• Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan
mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu
dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab
dan teknologi.
dan berdiri sendiri.
• Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat
membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan
Kelemahan metode resitasi sebagai berikut:
sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat
• Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
didik hanya meniru hasil pekerjaan temennya tanpa
mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
Kekurangan metode percobaan sebagai berikut
• Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa
• Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap
pengawasan.
anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
• Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan
• Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama,
individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
• Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
ilmu dan teknologi. dipelajari itu.
• Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan
Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab
suatu caramengajar, di mana siswa melakukan suatu mereka disamping memperoleh pengetahuan,
percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh obyek eksperimen itu.
guru. • Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti
masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena
mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu
atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum
mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih ada.
50 51
dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan eksperimn siswa Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81)
menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang adalah:
sedang dipelajarinya.
• Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan
eksprimen, mereka harus memahami masalah yang
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan akan dibuktikan melalui eksprimen.
efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat
• Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam
percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat,
percobaan harus cukup bagi tiap siswa. urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
• Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan • Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi
bukti yang meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau
membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya
percobaan yang digunakan harus baik dan bersih. eksperimen.
• Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi • Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan
dalam mengamati proses percobaan, maka perlu hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, dan
adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
• Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) • Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan
adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan
melakukan percobaan dengan mengalami sendiri kadangkala mahal.
sesuatu yang dipelajari. • Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan
ketabahan.
Dalam proses belajar mengajar, dengan metode • Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang
eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu
sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, yang berada di luar jangkauan kemampuan atau
mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. pengendalian.
Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,
mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng
atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang (2003:81) metode eksperimen adalah metode yang sesuai
dialaminya itu. untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen
mampu memberikan kondisi belajar yang dapat
Metode eksperimen mempunyai kelebihan mengembangkan kemampuan berpikir dan kreativitas
dan secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun
kekurangan sebagai berikut sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya,
Kelebihan metode eksperimen : selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
• Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya. Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan
• dalam membina siswa untuk membuat keterlibatan fisik dan mental, serta emosional siswa. Siswa
terobosanterobosan baru dengan penemuan dari hasil mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan proses
percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. agar memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Pengalaman yang dialami secara langsung dapat
52 53
• • Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental
dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. serta emosional siswa diharapkan dapat diperkenalkan pada
suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat
menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang
Kekurangan metode eksperimen :
inovatif dan kreatif.
• Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan
teknologi.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih dan Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen
mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya akan membantu siswa untuk memahami konsep.
dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu
dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam
demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki
dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran. kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan,
memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut dengan pokok bahasan.
Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
• Percobaan awal, pembelajaran diawali dengan Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah
melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak
dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada
menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan prinsip metode ilmiah.
materi fisika yang akan dipelajari.
• Pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru g. Metode Karya Wisata
melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk
mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar
• Hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis yang dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan
sementara berdasarkan hasil pengamatannya. diharapkan siswa membuat laporan dan didiskusikan
• Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi
dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan
hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
dapat dilaporkan hasilnya. 1. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern
• Aplikasi konsep, setelah siswa merumuskan dan yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam
menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam pengajaran.
kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan 2. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih
konsep yang telah dipelajari. relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di
• Evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu masyarakat.
konsep. 3. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
54 55

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
• Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik
• Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang seseorang serta dapat bertanya jawab mungkin dengan
matang. jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan
• Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan
prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur umum.
studinya terabaikan.
• Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti dan
setiap gerak-gerik anak didik di lapangan. mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya dapat
mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang
• Biayanya cukup mahal.
sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
• Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas
kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik,
Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif,
terutama karyawisata jangka panjang dan jauh
maka pelaksanaannya perlu memerhatikan langkah-langkah
sebagai berikut:
Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa
• Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan
perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjautempat
pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan
tertentu atau obyek yang lain. Menurut Roestiyah
pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang
(2001:85) karya wisata bukan sekadar rekreasi, tetapi
akan dikunjungi untuk merundingkan segala
untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan
sesuatunya, penyusunan rencana yang masak,
melihat kenyataannya.
membagi tugastugas, mempersiapkan sarana,
pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim
Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah cara utusan.
mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke
• Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin
suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk
rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau
petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah
pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, dan
ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada
sebagainya.
setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai
dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk
Menurut Roestiyah (2001:85), teknik karya wisata ini bila perlu.
digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan • Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan
melaksanakan karya wisata diharapkan siswa dapat diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata,
memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya guna, ialah sebagai berikut: Karya wisata biasanya
wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat
diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya. itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu
mempergunakan transportasi, dan hal itu pasti memerlukan
Karena itulah teknik karya wisata dapat disimpulkan biaya yang besar.
memiliki keunggulan sebagai berikut:
• Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan Juga pasti menggunakan waktu yang lebih panjang
56 57
yang dilakukan oleh para petugas pada obyek karya daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu
wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung kelancaran rencana pelajaran yang lain. Biaya yang tinggi
apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu
diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut bantuan dari sekolah.
dapat mengembangkan bakat khusus atau keterampilan Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi
mereka. keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak
• Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yang berlaku
secara individu maupun secara kelompok dan dihayati khusus di proyek ataupun hal-hal yang berbahaya.
secara langsung yang akan memperdalam dan
memperluas pengalaman mereka. Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode
• Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, karya wisata (field-trip) memiliki keuntungan:
menemukan sumber informasi yang pertama untuk • Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara
memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga langsung,
mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya,
• Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan
atau mencobakan teorinya ke dalam praktik.
praktik dalam kenyataan atau pelaksanaan yang
• Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat sebenarnya,
memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan
• Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa
pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah
yang dipelajari sehingga lebih berhasil,
dan terpadu.
• membei kesempatan kepada peserta untuk melihat
dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan
Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada teknologi mutakhir.
keterbatasan yang perlu diperhatikan atau diatasi agar
pelaksanaan teknik ini dapat berhasil guna dan berdaya

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut • Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang
Suhardjono (2004:85) adalah: kreativitas siswa,
• Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari • Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan
pusat latihan, aktual.
• Kadang-kadang sulit untuk mendapat izin dari pimpinan
kerja atau kantor yang akan dikunjungi, Kekurangan metode karya wisata adalah:
• Biaya transportasi dan akomodasi mahal. • Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang diperlukan sulit
untuk disediakan oleh siswa atau sekolah,
Menurut Djamarah (2002:105), pada saat belajar • Sangat memerlukan persiapan dan perencanaan yang
mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk matang,
meninjau tempat tertentu atau obyek yang lain. Hal itu • Memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi
bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan
memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. kegiatan selama karya wisata,
• Dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi
Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yang merupakan lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure
cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa studinya menjadi terabaikan,
58 59
ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk • Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan
mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang
pegadaian. menjadi permasalahan.
Metode field trip atau karya wisata menurut Mulyasa
Banyak istilah yang dipergunakan pada metode karya (2005:112) merupakan suatu perjalanan atau pesiar yang
wisata ini, seperti widya wisata, study tour, dan sebagainya. dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh
Karya wisata ada yang dalam waktu singkat, dan ada pula pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung dan
yang dalam waktu beberapa hari atau waktu panjang. merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.

Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu: Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yang bersifat
• Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yang non akademis, tujuan umum pendidikan dapat segera
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan
• Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan wawasan pengalaman tentang dunia luar.
dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat,

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan Metode latihan keterampilan adalah suatu metode
sebagai metode pembelajaran, hal-hal yang perlu mengajar, dimana siswa diajak ke tempat latihan
diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112) adalah: keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat
• Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa
sumber belajar mengajar, dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan
• Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan keterampilan membuat tas dari mute/ pernik-pernik.
dan program sekolah,
• Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
paedagogis, • Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti
• Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan
apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata alat-alat.
menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika • Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti
ya, karya wisata dapat dilaksanakan, dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan,
• membuat dan mengembangkan program karya wisata pembagian, tanda-tanda/ simbol, dan sebagainya.
secara logis, dan sistematis, • Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan
• Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang dan kecepatan pelaksanaan.
telah ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan
pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut:
serta iklim yang kondusif. • Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak
• Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan
atau tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan diarahkan kepada jauh dari pengertian
perjalanan atau kunjungan, memberikan surat ucapan • Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada
terima kasih kepada mereka yang telah membantu, lingkungan.
60 61
membuat laporan karyawisata dan catatan untuk bahan • Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara
karya wisata yang akan datang. berulang-ulang merupakan hal yang monoton dan
mudah membosankan • Dapat menimbulkan
verbalisme.

h. Metode latihan keterampilan (Drill Method) i. Metode mengajar beregu (Team Teaching

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Method) • Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit
menjadi lebih luas dan menyuluruh dalam memandang
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang kehidupan
masingmasing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang • Melalui metode ini, anak didik dibina dengan
pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan
setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis
ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
berhadapan dengan team pendidik tersebut.
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
j. Metode mengajar sesama teman (Peer • Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik
Teaching Method) secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang
pelaksanaan metode ini
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode • Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan
mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian
khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan
k. Metode pemecahan masalah (Problem Solving untuk ini.
Method) • Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai
kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki
sumber-sumber belajar yang diperlukan.
Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana
siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya. • Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat
mengaburkan pokok unit yang dibahas.
l. Metode perancangan (Projeck Method)
m. Metode Bagian (Teileren Method)
Yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus
merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek Suatu metode mengajar dengan menggunakan
kajian. sebagiansebagian, misalnya ayat per ayat kemudian
disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja
Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
berkaitan dengan masalahnya.
n. Metode Global (Ganze Method)
62 63

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192)
keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang
64 65
dapat mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut. mementingkan pengajaran

o. Metode Discovery perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum


sampai kepada generalisasi.
Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak
digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah Metode Discovery merupakan komponen dari praktik
metode discovery, hal itu disebabkan, karena metode pendidikan yang meliputi metode mengajar yang
discovery ini: memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses,
• Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif.
belajar siswa aktif,
• Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka Menurut Encyclopedia of Educational Research,
hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam penemuan merupakan suatu strategi yang unik dapat diberi
ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa, bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk
• Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan
pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan
digunakan atau ditransfer dalam situasi lain, pendidikannya.
• Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar
menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode
dikembangkannya sendiri, discovery adalah suatu metode dimana dalam proses
• dengan metode penemuan ini juga, anak belajar belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya
berpikir analisis dan mencoba memecahkan probelema menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa
yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer diberitahukan atau diceramahkan saja.Suryosubroto
dalam kehidupan bermasyarakat. (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa
discovery adalah proses mental dimana siswa
mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses
Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih
mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-
dikenal dan digunakan di dalam berbagai kesempatan golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur,
proses belajar mengajar yang memungkinkan.
membuat kesimpulan, dan sebagainya

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan • Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan
menurut Suryosubroto (2002:197) yang mengutip pendapat pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas
Gilstrap (1975) adalah: tanggung jawabnya sendiri,
• Menilai kebutuhan dan minat siswa, dan • Memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai
menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan
tujuan yang berguna dan realities untuk mengajar siswa dalam kelangsungan kegiatannya,
dengan penemuan, • Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan
• Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang
siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam mengarahkan dan mengidentifikasi proses,
hubungannya dengan apa yang akan dipelajarai, • Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan
66 67
• Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa,
memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa misalnya latihan penyelidikan,
dalam belajar dengan penemuan, • Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya
• Berkomunikasi dengan siswa akan membantu merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan
menjelaskan peranan penemuan, hipotesis dan data yang terkumpul,
• Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah • Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun
yang minta dipecahkan, pertanyaan tingkat yang sederhana,
• Mengecek pengertian siswa tentang maslah yang • Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa,
digunakan untuk merangsang belajar dengan pandanganan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai
penemuan, secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang
• Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan benar,
pelaksanaan penemuan, • Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat dengan alas an dan fakta,
mengumpulkan dan bekerja dengan data, misalnya tiap • Memuji siswa yang sedang bergiat dalam proses
siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok dan penemuan, misalnya seorang siswa yang bertanya
jumlah orang yang membutuhkan bahan-bahan pokok kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat
tersebut, kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil
• Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur dari penyelidikannya sendiri,
data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga • Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip,
memperoleh tilikan umum, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan • memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam
melalui strategi penemuan, proses penemuan,
• Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah • Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan
ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi generalisasi atas hasil penemuannya.
berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas
menentukan pendekatannya. Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti
diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu:
Sedangkan langkah-langkah menurut Richard Scuhman • Dianggap membantu siswa mengembangkan atau
yang dikutip oleh Suryosubroto (2002:199) adalah : memperbanyak persediaan dan penguasaan
• identifikasi kebutuhan siswa, keterampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa
• Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin.
pengertian, konsep dan generalisasi yang akan Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha
dipelajari, untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana
• Seleksi bahan, dan problema serta tugas-tugas, belajar itu,
• Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari • Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi
dan peranan masing-masing siswa, sifatnya dan mungkin merupakan suatu pengetahuan
yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari
• Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang
pengertian retensi dan transfer,
68 69
diperlukan, • Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa,
• Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya,
dipecahkan dan tugas-tugas siswa, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegagalan,
penemuan, • Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk
• Membantu siswa dengan informasi, data, jika diperlukan bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri,
oleh siswa, • Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri
• memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan
mengarahkan dan mengidentifikasi proses, bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada
• Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan suatu proyek penemuan khusus,
siswa,

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
• Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi • Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin
siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa
sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional,
memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang • Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang
mengecewakan, sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian
• Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi dan kurang memerhatikan diperolehnya sikap dan
kesempatan pada siswa dan guru berpartisispasi keterampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan
sebagai sesama dalam situasi penemuan yang diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai
jawabannya belum diketahui sebelumnya, perkembangan emosional sosial secara keseluruhan,
• Membantu perkembangan siswa menuju skeptisme • Dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk
yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan mencoba ide-ide, mungkin tidak ada,
mutlak. • Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan
untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yang
Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) akan ditemukan telah diseleksi terlebih dahulu oleh
adalah: guru, demikian pula proses-proses di bawah
• Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah
untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yang lamban menjamin penemuan yang penuh arti.
mungkin bingung dalam usanya mengembangkan
pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang Metode Discovery menurut Rohani (2004:39) adalah
abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara metode yang berangkat dari suatu pandangan bahwa
pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya peserta didik sebagai subyek di samping sebagai obyek
menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk
Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan
penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang mereka miliki.
yang lain,
• Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu
Misalnya sebagian besar waktu dapat hilang karena stimulus atau rangsangan yang dapat menantang peserta
membantu seorang siswa menemukan teori-teori, atau didik untuk merasa terlibat atau berpartisipasi dalam
menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata aktivitas pembelajaran. Peranan guru hanyalah sebagai
70 71
tertentu. fasilitator dan pembimbing atau pemimpin pengajaran yang

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
demokratis, sehingga diharapkan peserta didik lebih banyak Dengan pembelajaran menggunakan metode discovery,
melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses
memecahkan masalah atas bimbingan guru kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi,
seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak
Ada lima tahap yang harus ditempuh dalam metode dapat belajar sendiri.
discovery menurut Rohani(2004:39) yaitu: • Perumusan
masalah untuk dipecahkan peserta didik, Penggunaan metode discovery ini guru berusaha untuk
• Penetapan jawaban sementara atau pengajuan meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar
hipotesis, mengajar. Sehingga metode discovery menurut Roestiyah
• Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang (2001:20) memiliki keunggulan sebagai berikut:
diperlukan untuk menjawab atau memecahkan masalah • Teknik ini mampu membantu siswa untuk
dan menguji hipotesis, mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta
• Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi, panguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/
pengenalan siswa,
• Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat
• Aplikasi kesimpulan atau generalisasidalam situasi baru.
pribadi/ individual sehingga dapat kokoh atau
mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut,
Metode discovery menurut Roestiyah (2001:20) adalah
• Dapat meningkatkan kegairahan belajar para siswa.
metode mengajar mempergunakan teknik penemuan.
Metode discovery adalah proses mental dimana siswa
mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Proses Metode discovery menurut Mulyasa
mental tersebut misalnya mengamati, (2005:110) merupakan metode yang lebih menekankan
menggolonggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode
mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dalam penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil
teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau belajar.
mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya
membimbing dan memberikan instruksi, Pada metode Cara mengajar dengan metode discovery menurut
discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari situasi Mulyasa (2005: 110) menempuh langkah-langkah sebagai
teacher dominated learning menjadi situasi student berikut:
dominated learning. • Adanya masalah yang akan dipecahkan,
• Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta
didik,

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
• Konsep atau prinsip yang harus ditemukan oleh peserta Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang
didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan dan telah dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik
ditulis secara jelas, berpikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan
• harus tersedia alat dan bahan yang diperlukan, intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses
• Sususnan kelas diatur sedemian rupa sehingga pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam
memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta kehidupan nyata. Dengan demikian, melalui metode ini
didik dalam kegiatan belajar mengajar, peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan

72 73
• Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta kritis.
didik untuk mengumpulkan data,
• Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah
data serta informasi yang diperlukan peserta didik. menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu,
mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan
p. Metode Inquiry dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab
permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya
adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring
yang baru (Mulyasa, 2005:235).
peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan
selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai
subyek belajar yang aktif (Mulyasa, 2003:234). Strategi pelaksanaan inquiry adalah:
• Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan
terhadap materi yang akan diajarkan.
Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta
didik, namun guru tetap memegang peranan penting • Memberikan tugas kepada peserta didik untuk
sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa
berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami
kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, siswa.
melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran • Guru memberikan penjelasan terhadap
kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan persoalanpersoalan yang mungkin membingungkan
kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, peserta didik.
dengan menggunakan fasilitas media dan materi • Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah
pembelajaran yang bervariasi. dipelajari sebelumnya.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
• Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai Inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan
( Mulyasa, 2005:236). eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode
Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan inquiry dapat ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat
suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru untuk ingin tahu, terbuka, dan sebagainya.Akhirnya dapat
mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa
meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang
beberapa kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan inquiry
mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan, kemudian
mereka mempelajari, meneliti, atau membahas tugasnya di Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu :
dalam kelompok. • Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar
kepada siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang
Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok konsep dasar ide-ide dengan lebih baik.
didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun • Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer
dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pada situasi proses belajar yang baru.
pleno, dan terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno
74 75
kesimpulan akan dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja • mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas
kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih ada inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
tindak lanjut yang harus dilaksanakan, hal itu perlu
• Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan
diperhatikan.
merumuskan hipotesanya sendiri.
• Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
Guru menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar
• Situasi pembelajaran lebih menggairahkan.
siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta
meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber • Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
sendiri, dan mereka belajar bersama dalam • Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
kelompoknya.Diharapkan siswa juga mampu • Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional.
mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan • Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya
nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat, sehingga mereka dapat mengasimilasi dan
menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. mengakomodasi informasi.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192) adalah (teacher-centered learning). Seolah-olah guru menjadi
perluasan proses discovery yang digunakan lebih pemberi makan bagi peserta didik.
mendalam. Artinya proses inqury mengandung proses-
proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya Peserta didik hanya mendapatkan ilmu dari apa yang
merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan disampaikan oleh gurunya. Hal ini menjadikan peserta didik
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, tidak aktif belajar, mereka hanya mengandalkan apa yang
menarik kesimpulan, dan sebagainya. diberikan oleh guru masing-masing.

Kesimpulannya, tidak ada satupun metode pengajaran Pembelajaran aktif adalah kegiatan belajar yang
dan penyampain materi ke anak didik yang sempurna. melibatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Buktinya, tiap-tiap metode memiliki celah dan kelemahan di Berdasarkan hasil riset National Training Laboratories di
sana-sini. Jadi, semuanya tergantung tenaga pendidik Bethel, Maine (1954), Amerika Serikat menunjukkan bahwa
dalam mengoptimalisasikan kelebihan yang tersedia serta dalam kelompok pembelajaran berbasis guru
meminimalisir berbagai kelemahan yang ada pada tiaptiap (teachercentered learning) mulai dari ceramah, tugas
metode. Saya yakin, dengan adanya keserasian antara membaca, presentasi guru dengan audiovisual dan bahkan
metode yang diterapkan dengan kemampuan yang dimiliki demonstrasi oleh guru, siswa hanya dapat mengingat
oleh tenaga pendidik jauh lebih ampuh dalam mencapai materi maksimal 30%.
hasil optimal dalam proses belajar mengajar ketimbang
“sibuk” menerapakan tradisi pengajaran lama yang kurang
Dengan metode diskusi, siswa dapat mengingat 50%.
berbobot dan terkadang begitu monoton.
Jika siswa diberi kesempatan melakukan sesuatu (doing
C. Teknik Pembelajaran something) dapat mengingat 75%.Sedangkan dengan
praktik mengajar (learning by teaching) siswa dapat
Pendidikan merupakan salah satu indikator kemajuan mengingat materi sebanyak 90%. Berikut ini adalah kerucut
suatu negara. Dengan pendidikan, seseorang akan pengalaman Edgar Dale (1969).
76 77
mendapatkan berbagai ilmu baru, entah itu ilmu yang
dipelajari di sekolah maupun yang dipelajari dari lingkungan
sekitar.

Dalam hal ini, penulis akan menjelaskan mengenai


pembelajaran di sekolah. Umumnya, pembelajaran yang
terjadi di kelas adalah pembelajaran yang berbasis guru

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
adalah yang dikembangkan oleh Donald R. Paulson dari
Jurusan Kimia dan Biokimia California State University di
Los Angeles dan Jennifer L. Faust dari Jurusan Filsafat di
California State University

Mereka berpendapat bahwa pembelajaran aktif


dikembangkan tidak untuk menggantikan metode ceramah
(lecturing) yang umum dipilih sebagai metode
Menurut Cambourne (1990) dalam Tylee (1999) pembelajaran oleh para dosen di perguruan tinggi, tetapi
menyatakan bahwa “…proses pembelajaran dapat dikembangkan sebagai alternative atau pelengkap yang
didefinisikan sebagai menjalin hubungan, mengidentifikasi cerdas dari implementasi metode ceramah.
pola-pola belajar, mengorganisasikan bagian-bagian kecil
pengetahuan, perilaku, aktivitas yang semula tidak Teknik-teknik yang dikembangkan oleh Paulson dan
berkaitan, menjadi suatu pola baru yang utuh menyeluruh Faust antara lain sebagai berikut:
bagi peserta didik.”
• Teknik Pembelajaran Kertas Satu Menit (One Minute
Dari pendapat Cambourne tersebut dapat disimpulkan Paper)
bahwa peserta didik diharuskan aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Bukan guru yang terus menerus memberikan Teknik ini sebenarnya dikembangkan oleh Spencer
materi, akan tetapi peserta didik mencari sendiri materi Kagan dan diterapkan dalam pembelajaran kooperatif.
yang dibutuhkan. Apabila ada kesulitan, baru bertanya Dalam teknik ini, pendidik menyuruh peserta didik untuk
pada gurunya. menyiapkan selembar kertas, setelah itu pendidik
memberikan satu pertanyaan singkat dari materi yang
Jadi, guru hanya sebagai fasilitator pendamping peserta bersangkutan. Peserta didik diberi waktu satu sampai dua
didik. Berdasarkan teori konstruktivisme, fasilitator adalah menit untuk menjawab pertanyaan tersebut.
seseorang yang membantu peserta didik untuk belajar dan
memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam • Teknik Pembelajaran Butir Terjelas (Clearest Point)
mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam teknik ini, pendidik bisa memberikan waktu yang
Dalam melakukan pembelajaran aktif di kelas, tentu ada lebih lama dalam menjawab pertanyaan dari teknik point
teknik-tekniknya. Contoh-contoh teknik pembelajaran aktif
78 79

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
pertama.Selain itu, dapat pula dilakukan dengan pendidik • Teknik Pembelajaran Ringkasan Mahasiswa atau Siswa (
memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya Student Summary )
tentang materi yang belum jelas, sehingga pendidik bisa
menjelaskan lagi. Dalam teknik ini, pendidik mengarahkan siswanya untuk
meringkas apa saja yang sudah disampaikan. Dari teknik
• Teknik Pembelajaran Tanggapan Aktif ( Active ini, pendidik dapat mengetahui kemampuan siswa dalam
Response ) merangkai kalimat dengan bahasa masing-masing.
80 81

Pendidik meminta peserta didik untuk memberikan Itulah beberapa teknik pembelajaran aktif yang dapat
tanggapan mengenai materi yang disampaikan. Entah itu saya sampaikan. Intinya pendidik dan peserta didik harus
mengenai bentuk penyampaiannya maupun isi materi yang ada kerja sama dalam menciptakan suasana kelas yang
disampaikan. menyenangkan, selain itu pendidik harus bisa menjadikan
peserta didik menjadi aktif tidak pasif dalam pembelajaran.
• Teknik Pembelajaran Jurnal Harian (Daily Journal) BAB III
PENGEMBANGAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Cara melakukannya yaitu peserta didik mencatat pada AKTIF
kertas tentang materi yang ada.Catatan itu berisi tentang
pemahaman peserta didik dari suatu ilmu.Dari sini, pendidik A. Pembelajaran Individual ( Individual Learning )
dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam
memahami materi yang ada.
1 . Pengertian pembelajaran individual

• Teknik Pembelajaran Kuis Bacaan ( Reading Quiz )


Pembelajaran individual merupakan suatu strategi
pembelajaran, hal ini dijelaskan oleh Rowntree (1974)
Pada teknik ini, peserta didik diharuskan membaca dalam Sanjaya (2008: 128) membagi strategi pembelajaran
bahanbahan pembelajaran. Dari bahan-bahan ke dalam strategi penyampaian-penemuan atau
pembelajaran tersebut, peserta didik diharapakan mampu expositiondiscovery leraning strategy dan strategi
memahami apa yang dipelajari. Pendidik akan memberikan pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran
pertanyaan mengenai materi tersebut dengan tujuan individual atau groupsindividual learning strategy.
mengetahui seberapa banyak peserta didik menguasai
materi.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Menurut Wina Sanjaya (2008:128) strategi pembelajaran • Kemampuan berbahasa
individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, • Latar belakang pengalaman
kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat • Gaya belajar
ditentukan oleh kemampuan individu yang bersangkutan.
• Bakat dan minat
Bahan pembelajaran serta bagaimana mempelajarinya
didesain untuk belajar sendiri. • Kepribadian

Pada strategi pembelajaran individual ini siswa dituntut Pembelajaran individu berorientasi pada individu dan
dapat belajar secara mandiri, tanpa adanya kerjasama pengembangan diri. Pendekatan ini memfokuskan pada
dengan orang lain. Sisi positif penggunaan strategi ini proses dimana individu membangun dan
adalah terbangunya rasa percaya diri siswa, siswa menjadi mengorganisasikan dirinya secara realitas bersifat unik.
mandiri dalam melaksanakan pembelajaran, siswa tidak (Hamzah B. Uno, 2008 : 16)
memiliki ketergantungan pada orang lain.
Menurut Muhammad Ali (2000: 94) strategi belajar
Di sisi lain, terdapat kelemahan strategi pembelajaran mengajar individual disamping memungkinkan setiap siswa
ini, diantaranya jika siswa menemukan kendala dalam dapat belajar sesuai dengan kemampuan potensinya, juga
pembelajaran, minat dan perhatian siswa justru memungkinkan setiap siswa menguasai seluruh bahan
dikhawatirkan berkurang karena kurangnya komunikasi pelajaran secara penuh “mastery learning“ atau belajar
82 83
belajar antar siswa, sementara enggan beratanya kepada tuntas.
guru, tidak membiasakan siswa bekerjasama dalam sebuah
tim. Strategi pengajaran yang menganut konsep belajar tuntas,
sangat mementingkan perhatian terhadap perbedaan
Sedangkan menurut Sudjana (2009: 116) Pengajaran individual. Atas dasar ini sistem penyampaian pengajaran
individual merupakan suatu upaya untuk memberikan dilakukan dengan mengarah kepada siswa belajar secara
kesempatan kepada siswa agar dapat belajar sesuai dengan individual. Muhammad Ali (2000: 99)
kebutuhan, kemampuan, kecepatan dan caranya sendiri.
2 . Model-model pembelajaran individual
Menurut Sudjana, Perbedaan-perbedaan individu dapat
dilihat dari: Menurut Hamzah B. Uno (2008: 18), ada beberapa
• Perkembangan intelektual model pembelajaran yang termasuk pada pendekatan

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
pembelajaran individual, diantaranya adalah model • Merupakan proses belajar yang bersifat aktif bukan
pembelajaran pengajaran tidak langsung (non directive pasif.
teaching), model pembelajaran pelatihan kesadaran
(awareness training), sinektik, sistem konseptual, dan Beberapa kelemahan
model pembelajaran pertemuan kelas (clasroom meeting).
• Memerlukan waktu yang banyak untuk mempersiapkan
bahan-bahan.
Berikut adalah model-model pembelajaran yang lain: • Motivasi peserta mungkin sulit dipertahankan.
• Distance learning ( pembelajaran jarak jauh ) • Peran instruktur perlu berubah.
• Resource-based learning (pembelajaran langsung dari • Keberhasilan tujuan pembelajaran kurang tercapai,
sumber) karena tidak ada tempat untuk siswa bertanya.
• Computer-based training (pelatihan berbasis komputer)
• Directed private study ( belajar secara privat langsung ) B. Pembelajaran Kelompok (Cooperative
Learning)
3 . Keuntungan-keuntungan dan kelemahan pembelajaran
individual
1. Pengertian pembelajaran kelompok (Cooperative
Learning)
Keuntungan-keuntungan:
• Pembelajaran tidak dibatasi waktu. Menurut Wina Sanjaya (2008 : 129) belajar kelompok
• Siswa dapat belajar secara tuntas. dilakukan secara beregu. Sekelompok siswa diajar oleh
• Perbedaan-perbedaan yang banyak di antara para orang atau beberapa orang guru. Bentuk pembelajarannya
peserta dipertimbangkan. dapat berupa kelompok besar atau pembelajaran klasikal;
• Para peserta didik dapat bekerja sesuai dengan tahapan atau bisa juga siswa belajar dalam kelompok-kelompok
mereka dengan waktu yang dapat mereka sesuaikan. kecil. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan
belajar individual, setiap individu dianggap sama.
• Gaya-gaya pembelajaran yang berbeda dapat
diakomodasi.
84 85
• Hemat untuk peserta dalam jumlah besar.
• Para peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai Menurut Wina Sanjaya (2011: 242) Pembelajaran
bagaimana dan apa yang mereka pelajari. kelompok merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/ tim kecil, yaitu

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar mengembangkan kemampuan tiap individu serta
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau memanfaatkan berbagai faktor internal dan eksternal untuk
suku yang berbeda (heterogen). memecahkan masalah tertentu sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai bersama.
Slavin dalam Wina Sanjaya (2011 : 242) mengemukakan 2. Model-model Pembelajaran Kelompok
dua alasan pentingnya pembelajaran kelompok digunakan
dalam pendidikan, pertama beberapa hasil penelitian Menurut Kokom Komalasari, (2010 : 62) model
membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif pembelajaran kooperatif meliputi Kepala bernomor, skrip
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat kooperatif, tim siswa kelompok prestasi, berpikir
meningkatkan kemampuan hubungan sosial, berpasangan berbagi, model jigsaw, melempar bola salju,
menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang tim TGT, kooperatif terpadu membaca dan menulis, dan
lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua dua tinggal dua tamu.
pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan
siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan
Berikut adalah model-model pembelajaran kelompok:
mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)


Depdiknas dalam Kokom Komalasari (2010: 62)
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan Guru membagi siswa dalam kelompok kecil dengan
strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang jumlah anggota empat sampai enam orang, kemudian guru
saling bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar menyajikan suatu materi dengan metode tradisional
untuk mencapai tujuan belajar. (ceramah, demontrasi, eksperimen, atau membahas buku
teks).

Bern dan Erickson dalam Kokom Komalasari (2010: 62)


mengemukakan bahwa cooperative learning merupakan Materi dirancang untuk pembelajaran kelompok. Siswa
stategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran secara kolaboratif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa dalam bentuk lembar kerja siswa. Setiap anggota kelompok
bekerja bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran. saling membantu dan bertanggung jawab atas keberhasilan
anggotanya. Setiap anggota kelompok menyimpulkan,
merenungkan kembali apa yang telah diberikan untuk
Berdasarkan definisi-definisi di atas, strategi menyiapkan tes individu. Setelah diperiksa semua nilai
pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai salah individu.
satu strategi pembelajaran yang menuntut adanya
kerjasama siswa dalam suatu kelompok dengan

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I

86 87
Siswa dikelompokkan secara heterogen kemudian siswa Perkembangan arah pengajaran di Indonesia yang
yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti. benuasa kompetitif dan menghargai poses belajar yang
berdampak pada penguasaan kompetensi serta berbagai
a) Langkah-langkah: kebijakan pendidikan yang dilakukan juga sering berawal
dari langah-langkah yang telah dilakukan oleh Negara lain.
• Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara
Model dan pola pendidikan yang serba diseragamkan, mulai
heterogen (campuran menurut prestasi,
bergeser menuju paradigma desentralisasi. Demikian juga
• jenis kelamin, suku, dll.). dengan pendekantan pembelajaran yang selama ini lebih
• Guru menyajikan pelajaran bersifat normatif, lebih mengutamakan aspek kognitif
• Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan secara afektif dan psikomotorik, perlahan-perlahan mulai
88 89
oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu ditata secara utuh melalui pola pembelajaran yang
menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua bernuansa pembelajaran aktif yang lebih memberikan
anggota dalam kelompok itu mengerti. pengalaman belajar bagi siswa.
• Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa.
Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. Dari sinilah kemudian berkembang konsep pembelajaran
• Memberi evaluasi. yang lebih berorientasi pada kebutuhan siswa dan tidak lagi
berorientasi pada guru semata. Nuansa dialogis dalam
• Penutup
proses pembelajaran semakin dikembangkan untuk
membentuk karakter siswa yang berani, jujur, bertanggung
Kelebihan: jawab dan mampu beragumentasi secara ilmiah. Uraian di
• Seluruh siswa menjadi lebih siap atas menunjukkan bahwa model pembelajaran pada
• Melatih kerjasama dengan baik. perguruan tinggi, terus mengalami perubahan. Salah satu
bentuk perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari
Kekurangan: bentuk Teacher Centered Learning (TCL) ke Teacher
Centered Learning (SCL).
• Anggota kelompok semua mengalami kesulitan.
• Membedakan siswa.
Oleh sebab itu dalam buku ini akan dibahas mengenai
pola pembelajaran teacher center dan student center. Dan
C. Pembelajaran Teacher Center dan akan kami jelaskan juga mengenai sistem yang dapat
Student Center digunakan dalam kedua metode ini dan akan kami bahas

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
juga mengenai kelebihan dan kekurangannya dalam kedua Jadi model pembelajaran adalah seperangkat prosedur
metode ini. yang sistematis sebagai perancang bagi para pengajar
untuk mencapai tujuan belajar.
1 . Pengertian Pola Pembelajaran
2. Pengertian Teacher Center dan Student Center
Pola adalah bentuk atau model yang bisa dipakai untuk
membuat atau untuk menghasilkan suatu atau bagian dari Pada sistem pembelajaran model Teacher Centered
sesuatu, khususnya jika sesuatu yang ditimbulkan cukup Learning, dosen lebih banyak melakukan kegiatan
mempunyai suatu yang sejenis untuk pola dasar yang belajarmengajar dengan bentuk ceramah (lecturing). Pada
dapat ditunjukkan atau terlihat, yang mana sesuatu itu saat mengikuti kuliah atau mendengarkan ceramah,
dikatakan memamerkan pola. Menurut (Meyer, W.J., mahasiswa sebatas memahami sambil membuat catatan,
1935:2) Model dimaknakan sebagai suatu objek atau bagi yang merasa memerlukannya. Dosen menjadi pusat
konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-
Sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Model ini berarti
yang lebih komprehensif. memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai
90 91
adalah bagaimana dosen bisa mengajar dengan baik
Menurut (Joyce, 1992:4) Model pembelajaran adalah sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan.
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
perencanaan pembelajaran di kelas atau pembelajaran Pendekatan teacher center dimana proses pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat lebih berpusat pada guru hanya akan membuat guru
pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, semakin cerdas tetapi siswa hanya memiliki pengalaman
komputer, kurikulum dan lain-lain. mendengar paparan saja. Out put yang dihasilkan oleh
pendekatan belajar seperti ini tidak lebih hanya
Menurut (Soekanto, dkk (dalam Nurulwati, 2000:10) menghasilkan siswa yang kurang mampu mengapresiasi
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang ilmu pengetahuan, takut berpendapat, tidak berani
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mencoba yang akhirnya cenderung menjadi pelajara yang
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai pasif dan miskin kreativitas.
tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam Sejauh ini model-model pembelajaran yang bersifat
merencanakan aktivitas belajar - mengajar. teacher centered terlihat pada model pembelajaran, model

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
komando atau banking learning concept. Pola pembelajaran kualitas siswa. Melalui penerapan pembelajaran yang
model komando atau gaya bank ini banyak diterapkan berpusat pada siswa, maka siswa diharapkan dapat
sekitar tahun 1960-an yang mengembangkan perinsip berpartisipasi secara aktif, selalu ditantang untuk memiliki
distribusi keputusan harus dilakukan secara hierarkis dari daya kritis, mampu menganalisa dan dapat memecahkan
atas ke bawah atau dari guru ke siswa. masalahnya sendiri (Karsen, 2008).

Jadi dari paparan di atas dapat kami simpulkan bahwa D. Model Pembelajaran Teacher Center Dan
pengertian teacher center adalah proses pembelajaran Student Center
yang berpuasat pada guru artinya guru sangat menentukan
proses pembelajaran karena guru menjadi satu-satunya 1 . Teacher Center
sumber ilmu. Jadi model pembelajran ini membuat siswa
menjadi pasif dalam proses pembelajaran.
a. Model Komando atau Banking Learning Concept
Sejauh ini model-model pembelajaran yang bersifat
Sedangkan student centered Learning (SCL) adalah
teacher center terlihat pada model pembelajaran model
proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (learner
komando atau banking learning concept. Pembelajaran
centered) diharapkan dapat mendorong siswa untuk terlibat
model ini selalu bertolak belakang antara posisi guru dan
secara aktif dalam membangun pengetahuan, sikap dan
peserta didik, yakni jika guru ceramah siswa mendengarkan
perilaku. Melalui proses pembelajaran yang keterlibatan
dengan tekun, guru bertanya siswa menjawab, guru
siswa secara aktif, berarti guru tidak lagi mengambil hak
mengerti siswa tidak tahu apa-apa, guru mendiktekan teks
seorang peserta didik untuk belajar. Aktivitas siswa menjadi
siswa mencatat, guru pandai siswa bodoh, guru sebagai
92 93
penting ditekankan karena belajar itu pada hakikatnya subjek siswa sebagai objek, guru membuat program belajar
adalah proses yang aktif dimana siswa menggunakan siswa menerima program, dan seterusnya. Model komando
pikirannya untuk membangun pemahaman (construcivism ini diterapkan sekitar tahun 1960-an. Dalam proses
approach). pembelajaran model komando, biasanya guru
mempersiapkan bahan untuk diterapkan pada siswa. Jadi
Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa atau model komando tidak melibatkan siswa dalam bentuk
peserta didik, maka siswa memperoleh kesempatan dan menyepakati kontrk belajar.
fasilitas untuk dapat membangun sendiri pengetahuannya
sehingga mereka akan memeroleh pemahaman yang b. Independent/ Individual
mendalam yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Independent atau Individual adalah pembelajaran yang kelompok-kelompok sehingga mereka dapat bekerja sama
menitikberatkan pada aktivitas individual peserta didik. dalam memaksimalkan proses pembelajaran diri sendiri
Pada saat ini, pembelajaran individu tidak menjamin ataupun peserta didik lainnya secara lebih efektif.
pembelajaran organisasi, tetapi pembelajaran organisasi Cooperative learning mempunyai tujuan untuk
tidak akan terjadi tanpa pembelajaran individu (Garvin, meningkatkan kepercayaan diri, memperbaiki kemampuan
2000; Kim, 1993). berpikir secara global, meningkatkan hubungan
antarkelompok, dan meningkatkan gairah belajar. Manfaat
Tujuan individual learning bagi para peserta didik adalah yang diperoleh dalam pembelajaran cooperative learning
agar mereka secara mandiri dapat mengatur tujuan adalah peningkatan rasa kepercayaan diri, peningkatan rasa
pembelajaran jangka pendek dan jangka panjang yang menghargai keberadaan orang lain, peningkatan rasa untuk
ingin dicapai, melacak kemajuan dan prestasi selama waktu saling memberikan dan menerima pengetahuan di antara
periode tertentu. Manfaat sistem pembelajaran independent peserta, dan peningkatan kesadaran perlunya kemampuan
ini mampu memenuhi kepentingan peserta didik secara dalam bekerjasama (Team work).
individual.
Prinsip pembelajaran cooperative adalah terjadi
Mercer (1989) menyatakan bahwa terdapat lima langkah komunikasi antar peserta didik, tanggung jawab terhadap
penting dalam pelaksanaan individual learning , yaitu: hak dan kewajibannya, saling menghargai antar peserta
didik, dan setiap peserta mempunyai peran yang sama
• Mengidentifikasikan keterampilan yang ditargetkan
dalam menyelesaikan masalah.
melalui assessment.
• Menentukan kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang
mungkin dapat memudahkan (memfasilitasi) Di dalam metode cooperative learning bisa digunakan
pembelajaran. metode diskusi. Karena diskusi adalah proses pengajaran
melalui interaksi dalam kelompok. Setiap anggota kelompok
• Merencanakan pembelajaran.
saling bertukar ide tentang suatu isu dengan tujuan untuk
• Memulai pembelajaran yang mengatur data harian. memecahkan suatu masalah, menjawab suatu pertanyaan,
• Menentukan bagian dari proses belajar dinegosiasikan menambah pengetahuan atau pemahaman, atau membuat
oleh peserta didik dan fasilitator atau dosen. suatu keputusan.
c. Cooperative Apabila diskusi melibatkan seluruh anggota kelas, maka
Cooperative learning merupakan suatu aktivitas pengajaran dapat terjadi secara langsung dan bersifat
94 95
pembelajaran dengan penekanan pada pemberdayaan student centered (berpusat pada siswa). Dikatakan
peserta didik untuk saling belajar melalui pembentukan pengajaran langsung, oleh sebab guru menentukan tujuan

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
yang harus dicapai melalui diskusi, mengontrol aktivitas Active learning mengacu pada teknik di mana peserta
siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan didik melakukan lebih banyak aktivitas dan bukan hanya
pengajaran. Dikatakan berpusat kepada siswa oleh sebab mendengarkan fasilitator. Peserta didik melakukan
sebagian besar input pengajaran berasal dari siswa, mereka beberapa hal termasuk menemukan, mengolah, dan
secara aktif akan meningkatkan belajar mereka, serta menerapkan informasi. Active learning bertujuan untuk
mereka dapat menentukan hasil diskusi mereka. mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki
oleh peserta didik, sehingga semua peserta didik dapat
d. Collaborative mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristika pribadi yang mereka miliki.
Collaborative learning pada dasarnya merupakan
pembelajaran yang berdasarkan pengalaman peserta didik
sebelumnya (prior knowledge) dan dilakukan secara Di samping itu, active learning juga dimaksudkan untuk
berkelompok. Collaborative learning dilakukan dalam menjaga perhatian peserta didik agar tetap tertuju pada
kelompok, seperti halnya pad pembelajaran kooperatif dan proses pembelajaran. Manfaat active learning adalah untuk
kompetitif, tetapi diarahkan hanya pada satu kesepakatan memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam
tertentu. proses pembelajaran baik dalam bentuk interaksi antar
peserta didik maupun peserta didik dengan pengajar.
Collaborative learning mempunyai tujuan untuk
memperluas perspektif atau wacana peserta didik, Prosedur pelaksanaan active learning adalah :
mengelola perbedaan dan konflik karena proses berpikir • Penentuan kebutuhan untuk pembelajaran dan peserta
divergen, membangun kerjasama, toleransi, belajar didik
menghargai pendapat orang lain, dan belajar • Menyusun hasil pembelajaran (secara umum)
mengemukakan pendapat. Manfaat yang diperoleh dalam • Menetapkan tujuan pembelajaran
pembelajaran colaborative learning adalah
• Merancang aktivitas pembelajaran
mengembangkan daya nalar berdasarkan pengetahuan/
pengalaman yang dimiliki dan sharing • Rangkaian aktivitas pembelajaran
pengetahuan/pengalaman dari teman kelompoknya, • Mengawali rencana secara terperinci
memupuk rasa tenggang rasa, empati, simpati dan • Meninjau kembali rancangan secara rinci •
menghargai pendapat orang lain, menambah pengetahuan Mengevaluasi hasil keseluruhan.
secara kolektif, dan mendapatkan tambahan pengetahuan
untuk dirinya sendiri. f. Self Directed
e. Active

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
Self-directed learning (SDL) adalah cara pembelajaran di Research-based learning (RBL) adalah merupakan salah
mana peserta didik mengambil inisiatif dan tanggung jawab satu metode (SCL) yang mengintegrasikan penelitian di
tentang pembelajaran. Dalam SDL peserta didik sendiri dalam proses pembelajaran. RBL memberi peluang/
yang menentukan bahan ajar, mengelola dan menilai kesempatan kepada peserta didik untuk mencari informasi,
96 97
proses pembelajaran dan hasilnya. SDL dapat dilaksanakan menyusun hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis
kapan saja dan di mana saja, memakai cara pembelajaran data, dan membuat kesimpulan atas data yang sudah
yang bebas dipilih sendiri. tersusun; dalam aktivitas ini berlaku pembelajaran dengan
pendekatan “learning by doing”. (Jones, Rasmussen, &
Tujuan dari pembelajaran dengan cara SDL ialah untuk Moffitt, 1997; Thomas, Mergendoller, & Michaelson,1999,
pengembangan tanggung jawab dan kemandirian peserta Thomas, 2000).
didik dalam proses pembelajaran dan dalam menentukan
materi pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan. RBL bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran
Metode SDL akan bermanfaat menghasilkan kompetensi yang mengarah pada aktivitas analisis, sintesis, dan
yang lebih baik, dan karena peserta didik sendiri yang evaluasi serta meningkatkan kemampuan peserta didik dan
menentukan kompetensi yang diinginkan, maka kompetensi dosen dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan.
yang diperoleh juga lebih berguna bagi peserta didik. Dengan RBL maka peserta didik dapat memperoleh
berbagai manfaat dalam konteks pengembangan
Bentuk kegiatannya ialah setiap peserta didik harus metakognisi dan pencapaian kompetensi yang dapat dipetik
mempunyai logbook yang dipakai untuk mengatur selama menjalani proses pembelajaran.
pembelajarannya. Peserta didik mempelajari dan
mengetahui berbagai tugas, hak, kewajiban mereka serta h. Case Based
berbagai pengetahuan dasar yang perlu dimilikinya. Case-based learning (CBL) adalah pembelajaran berbasis
Institusi memberi peluang kepada peserta didik untuk kasus. Peserta didik disediakan kasus yang merupakan
melakukan pengaturan belajar mandiri (self-regulated simulasi bagi mereka untuk melatih diri sebagai profesional
learning) yang meliputi: membuat rencana pembelajaran, yang sesungguhnya.
monitoring setiap kegiatan belajar dan melakukan evaluasi
belajar secara tertulis dalam logbook.
CBL bertujuan untuk:
• melatih mahasiswa belajar secara kontekstual,
g. Research Based

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
• mengintegrasikan prior knowledge dengan PBL bermanfaat untuk peserta didik memiliki kecakapan
permasalahan yang ada di dalam kasus dalam rangka dan sikap yang positif, antara lain: kerjasama dalam
belajar untuk mengambil keputusan secara professional, kelompok, kerjasama antarpeserta didik di luar diskusi
• mengenalkan tatacara pemecahan masalah dan kelompok, memimpin kelompok, mendengarkan pendapat
pengambilan keputusan yang tepat atau rasional kawan, mencatat hal-hal yang didiskusikan, menghargai
(evidence-based). pendapat/ pandangan kawan, bersikap kritis terhadap
literatur, belajar secara mandiri, mampu menggunakan
sumber belajar secara efektif, dan ketrampilan presentasi.
CBL bermanfaat agar (a) dosen menyiapkan dan
Secara keseluruhan, kecakapan dan sikap tadi merupakan
menyediakan pokok bahasan yang sesuai dengan tujuan
modal utama dalam pembentukan life long learner.
pembelajaran sebagaimana tertera di dalam rencana
program kegiatan pembelajaran semester (RPKPS), (b)
bersamasama peserta didik membahas kasus yang Seven Jumps (7 langkah) pada PBL :
disajikan. L1: Menjelaskan istilah dan konsep
98 99
Peserta didik terlatih dan kemudian terbiasa untuk L2: Menetapkan kata kunci dan masalah
berpikir secara kritis ketika mengaktifkan dan menggunakan L3: Menganalisis masalah
prior knowledge mereka yang dirangsang oleh kasus yang L4: Menghubungkan atau menarik kesimpulan
sedang dibahas bersama.
L5: Merumuskan tujuan/sasaran pembelajaran
L6: Mengumpulkan informasi
i. Problem Based Learning dengan Metode Seven Jumps
L7: Mensintesis dan menguji informasi baru
Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu metoda
pembelajaran di mana peserta didik sejak awal dihadapkan
pada suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses
pencarian informasi yang bersifat student-centered. PBL
bertujuan mengembangkan knowledge (materi dasar dan
komunitas selalu dalam konteks), skills–hard-soft-life skills
(berpikir secara ilmiah), critical appraisal (terampil dalam
mencari informasi, terampil dalam belajar secara aktif &
mandiri, dan belajar sepanjang hayat), attitudes (nilai
kerjasama, etika, ketrampilan antarpersonal, menghargai
nilai psikososial).

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
2. Kelebihan Student Center

Model pembelajaran student center, pada saat ini


diusulkan menjadi model pembelajaran yang sebaiknya
digunakan karena memiliki beberapa keunggulan yaitu:
• Siswa atau peserta didik akan dapat merasakan bahwa
1 . Kelebihan dan Kekurangan TCL dan SCL
pembelajaran menjadi miliknya sendiri, karena
mahasiswa diberi kesempatan yang luas untuk
Kelebihan TCL : berpartisipasi;
• Sejumlah besar informasi dapat diberikan dalam waktu • Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti
singkat kegiatan pembelajaran;
• Informasi dapat diberikan ke sejumlah besar siswa • Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajara
• Pengajar mengendalikan sepenuhnya organisasi, bahan sehingga akan terjadi dialog dan diskusi untuk saling
ajar, dan irama pembelajaran belajar-membelajarkan di antara mahasiswa;
• Merupakan mimbar utama bagi pengajar dengan • Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan
kualifikasi pakar bagi dosen atau pendidik karena sesuatu yang dialami
• Bila kuliah diberikan dengan baik, menimbulkan dan disampaikan mahasiswa mungkin belum diketahui
inspirasi dan stimulasi bagi siswa. sebelumnya oleh dosen.
• Metode assessment cepat dan mudah. • Mengaktifkan siswa
• Mendorong siswa menguasai pengetahuan
Kekurangan TCL : • Mengenalkan hubungan antara pengetahuan dan dunia
• Pengajar mengendalikan pengetahuan sepenuhnya, nyata
tidak ada partisipasi dari pembelajar • Mendorong pembelajaran secara aktif dan berpikir kritis
• Terjadi komunikasi satu arah, tidak merangsang siswa
100 101
untuk mengemukakan pendapatnya • Mengenalkan berbagai macam gaya belajar
• Tidak kondusif terjadinya critical thinking • Memperhatikan kebutuhan dan latar
• Mendorong pembelajaran pasif belakang pembelajar
• Suasana tidak optimal untuk pembelajaran secara aktif Kekurangan SCL:
dan mandiri. • Sulit diimplementasikan pada kelas besar.

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
• Memerlukan waktu lebih banyak. • Tidak cocok untuk mahasiswa yang tidak terbiasa aktif,
• Tidak efektif untuk semua jenis kurikulum. mandiri, dan demokratis.
102 103

#BelajardanPembelajaran 4PilarPeningkatanKompetensiPedagogis #Dr. Ahdar Djamaluddin, S.Ag., S.Sos., M.Pd.i # Dr. Wardana, M.Pd.I
DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zein, Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1996.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Fajar, A. Malik, Reorietasi Pendidikan Islam, Cet. I;
Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Jakarta : 1999.
AlQur’an, 1987.
Feisal, Jusuf Amir, Peorientasi Pendidikan Islam, Cet. I;
Ahmad, Abdul Kadir, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Jakarta : Gema Insani, 1995.
Kualitatif, Cet. I; Makassar : CV. INDOBIS, 2003.
Getteng, Abdul Rahman, Pendidikan Islam dalam
Ahmadi, Abu dan Joko Triprasetyo, Stategi Belajar Pembangunan, Ujungpandang : Yayasan al- Ahkam, 1997.
Mengajar, Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 1997.
H. D. Sidjana S. Metode dan Tehnik Pembelajaran
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Cet. XI; Partisipatif, Bandung: Falah Production, 2001.
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998.
H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, Cet. IV; Jakarta :
Assaibany, Mustafah, Al Hadits sebagai Sumber Hukum Bumi Aksara, 2000.
Diterjemahkan oleh Dja’far Abd. Muchith, Cet. 2, Bandung:
CV. Diponegoro, 1999. Hadi, Sutrisno, Statistik, Jilid II; Yogyakarta: Andi
Offset, 1989.
Azis, Yaya M. Abdul, Visi Global Antisipasi Indonesia
Memasuki Abad XXI, Cet. I; Jakarta : Pustaka Pelajar, 1998. Hamzah, H. Nasir, Rektor UMI, wawancara, 17 Maret
2004, di Kampus Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia
Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Cet.II ; ( UMI) Makassar
Jakarta : Bumi Aksara, 1992.
Madjid, Nurcholis, Pendidikan Agama di Perguruan Tinggi
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahnya, Umum : Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Yamunu, 1965. Editor Fuaduddin dan Cik Hasan Basri, Jakarta : Logos,
1999.
Dimyati dan Mudjono, Belajar dan Pembelajaran,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994. Mappaganro, Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah,
Ujungpandang : Yayasan Ahkam, 1996.
Mudhafir, Fadhlan, Krisis dalam Pendidikan Islam, Cet. I; (Makassar : Program Pascasarjana Universitas Muslim
Jakarta : Al- Mawardi Prima, 2000. Indonesia (UMI) Makassar, 1993.
Ndraha, Taliziduhu, Manajemen Perguruan Tinggi, Cet. I;
Jakarta : Bina Aksara, 1988. Shiddieq, M. Arfah (ed), Menerobos Krisis Mengukir
Prestasi, Ujungpandang : PUSDIKI UMI, 1994.
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Sugino, Metode Penelitian Administrasi, Cet. II;
Yogyakarta: Rekersarasin, 1998. Bandung: Alfabeta, 1993.

Penyusun, Rumusan Aturan Syariat Islam Kampus UMI Surachmat, Winarno, Metodologi Pengjaran Nasiaonal,
Makassar, Makassar: Universitas Muslim Indonesia (UMI) Cet II; Jakarta: Usaha Nasional, 1978.
Makasssar, 2001.
Tim Penyusun, Pembina Akhlakul Karimah (PAK)
Pribadi, Sikun, Mutiara-Mutiara Pendidikan, Jakarta : Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Makassar,
Unipress, 1987. 2003.

Rahman, Nur Ali, Strategi Belajar Mengajar Dalam Tiem Penyusun, Panduan Masuk Calon Mahasiswa Baru
Pendidikan Agama, Surabaya: CV Citra Media, 1996. Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasssar, Makassar :
Yayasan Badan Wakaf UMI, Makasssar, 2005.
Ramly, Mansyur, UMI Sebagai kampus Islami, Kampus
Pengabdian dan Kampus Perjuangan, Makassar : UMI, Tim Penyusun, Modul Acuab Proses Pembelajaran
2001. Matakuliah pengembangan Kepribadian (MPK), Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional, 2002.
Rostiyak MK, Metodik Didaktik , Jakarta Bina Aksara,
1991. Undang-Undang Dasar dan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila, Ketetapan MPR No. II/MPR/1983,
S. Nasution, Metode Research ( Cet. VI; Jakarta : Bumi Sekretariat Negara Republik Indonesia.
Aksara, 2003), h. 25
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Saifuddin, “Kinerja Dosen dalam Pembinaan Akhlak Pendidikan Nasional RI (Cet. I Jakarta : Sinar Grafika,
Mahasiswa di Universitas Muslim Indonesia Makassar” Tesis. 1995), h. 8.
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, 2003. • SDN 86 Lajoa Soppeng Tahun 1989
• MTs Pesantren Darul Arqam
UU RI. Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Muhammadiyah Tahun 1992
Citra Umbara, 2003. • MA Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Tahun
1995
Widagdho, Djoko, ” Tinjauan PP. NO. 30/1990 tentang • Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah
Perguruan Tinggi dan Urgensi Restrukturisasi PTAIN,”
• IAIN Alauddin Ujung Pandang Tahun 1999
dalam Ismail SM, et. al (eds) Paradigma Pendidikan Islam,
Cet. I; Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001. www. umi. Ac. • Sarjana S1 Jurusan Komunikasi STISIPOL Petta
Id, h. Sejarah Baringeng, Tahun 2000
• Sarjana S2 Jurusan Pendidikan Islam/ Komunikasi Islam
Yayasan Badan Wakaf UMI, Garis-Garis Besar Program IAIN Alauddin Makassar Tahun 2002
Pengajaran Pendidikan Agama Islam (Universitas Muslim • Sarjana S3 Jurusan Pendidikan Keguruan UIN Alauddin
Indonesia (UMI) Makassar, Fakultas Ekonomi). Makassar, Tahun 2018

Zuhaerini, Metode Khusus Pendidikan Agama, Surabaya KELUARGA


: Usaha Nasional, 1991. 1. Ayah : Dr. H. Djamaluddin,S.Sos, M. Pd.
2. Ibu : Hj. Asinang (Almh )
Zuhairini, et. al., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Biro 3. Suami : Dr. Musyarif, M. Ag
Ilmiyah Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1981. 4. Anak : Ahmad Dzacky Maarif M Azriel Fiqra Fajroel
Profil Penulis Falah M M. Tharieq Kemal AthTatur

DATA PRIBADI RIWAYAT PENDIDIKAN NONFORMAL & KEGIATAN


Nama : Ahdar Djamaluddin ILMIAH
TTL : Lajoa, 30 Des 1976 • Presenter pada STAI Muhammadiyah Tulung Agung
Jawa Timur
Alamat : Parepare, Sul-Sel
• Presenter pada IAIN Ambon
Nomor HP : 085255603541
• Presenter pada Assosiasi Pengacara pengadaan Seluruh
Alamat E-Mail : ahdar_a@yahoo.com
Indonesia
RIWAYAT PEKERJAAN kini aktif sebagai dosen di Fakultas Tarbiyah, IAIN Bone.
• Dosen STAI Al Gazaly Soppeng Tahun 20112017 menjabat sebagai ketua prodi Pendidikan
• Universitas Muhammadiyah Parepare Agama Islam di STAIN Watampone dan tahun 2018 hingga
kini ditugaskan sebagai dekan Fakultas Tarbiyah, IAIN
• Dosen IAIN Parepare
Bone. Beberapa karya tulis yang pernah di terbitkan adalah
Pendidikan Islam dalam SISDIKNAS (2006), Urgensi
RIWAYAT ORGANISASI Profesionalisme Guru dalam Implementasi KTSP di MA
• Pimpinan Daerah Aisyiyah Kab. Soppeng (Sekertaris1) Negeri 1 Watampone
• priode 2012-2016 (2012), Urgensi Tri Pusat Pendidikan dalam Pembentukan
• Pimpinan Aisyiyah cabang Lajoa 2016-sampai sekarang Karakter Peserta Didik (2013), dan Nabi Muhammad
sebagai Pendidik (2013).
KARYA PENELITIAN ILMIAH YANG
DIPUBLIKASIKAN
• The Spirit of Ramadhan (Buku)
• Sejarah Peradaban Islam 1 (Buku)
• Pendidikan Islam Ikhwanul Muslimin (Buku)
• Strategi Belajar Mengajar (Buku)
• Perubahan Sosial dalam Kepecayaan Tradisional di Lajoa
( Buku )

Profil Penulis
r. Wardana, M.Pd.I lahir di
Desa Sailong Kabupaten Bone
pada 20 Mei

D
1971. Lulus S1 Pendidikan
Agama
Islam di Institut Agama Islam
Negeri Alauddin Makassar tahun 1995. Lulus
S2 pada program magister Pendidikan Islam di UIN
Alauddin Makassar tahun 2002 dan lulus S3 pada program
Doktor Dirasah Islamiyah tahun 2014. Sejak 1999 hingga

Anda mungkin juga menyukai