Anda di halaman 1dari 12

Nama Mahasiswa : Holijah S.Pd.

Asal Institusi : SDN 003 Balikpapan Tengah


NPM : 239031495182

LK 2.2 Penentuan Solusi

Solusi
No
Eksplorasi Alternatif Solusi Analisis Alternatif Solusi yang Analisis Penentuan Solusi
.
Relevan
1. Kajian Literatur Berdasarkan Hasil Eksplorasi alternatif Model Berdasarkan hasil identifikasi masalah pembelajaran di SMP
solusi, alternatif solusi yang sesuai atau Problem PGRI 4 Balikpapa, hasil belajar siswa di nilai masih rendah.
1. Erlis Nasrul Hidayah (2020) memungkinkan untuk diterapkan di kelas Based Setelah dieksplorasidan dianalisis berdasarkan kajian literatur
saya adalah: Learning dan wawancara ditemukan bahwa yang menjadi akar penyebab
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA masalah adalah model pembelajaran yang digunakan guru
PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI Mengapa model Talking Stick, karena selaama ini masih kurang tepat. Melalui berbagai kajian
MODEL PEMBELAJARAN TALKING Model pembelajaran ini mampu mendorong literatur dan wawancara, ditemukan bahwa salah satu model
STICK” siswa untuk lebih berani dan percaya diri pembelajaran yang memungkinkan dapat dijadikan sebagai
dalam mengungkapkan pendapatnya.Saat solusi untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar
Salah satu strategi yang bisa dipakai untuk siswa gagal menjawab pertanyaan yang siswa SMP PGRI 4 Balikpapan adalah dengan menerapkan
mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa diberikan, maka guru dapat memberikan model pembelajaran Problem Based Learning.
adalah dengan menerapkan model pembelajaran sanksi atau hukuman. Namun hukuman di
Talking Stick. Menurut Kurniasih & Sani (2015), sini tentu bukanlah hukuman fisik atau hal Nursaadah (2019) Keberhasilan dalam pembelajaran sangat
model pembelajaran Talking Stick merupakan berat, tetapi berupa kegiatan menyanyi, dibutuhkan adanya pendekatan atau model pembelajaran yang
salah satu model pembelajaran kooperatif. Model membaca puisi, membuat pantun, ataupun lebih tepat. Hal ini sangat membantu dalam ketercapaian
pembelajaran ini dilakukan dengan menggunakan hal lain yang tetap bersifat edukatif dan tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu, guru harus bisa dan
bantuan tongkat. Siswa yang memegang tongkat tidak membebani siswa. Hal ini karena mampu memilih dari sekian banyak model pembelajaran
akan mendapatkan jatah atau giliran untuk tujuan dari model pembelajaran talking yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Inilah
mengemukakan pendapat atau menjawab stick adalah untuk membangun motivasi tantangan bagi guru untuk menghilangkan imej mengajar
pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari belajar dalam diri siswa. monoton. Model pembelajaran yang tepat pada saat ini
materi pelajaran terlebih pada kurikulum 2013 adalah model pembelajaran
Kelebihan Model Pembelajaran Talking berbasis masalah atau disebut dengan model pembelajaran
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/PMP/article/ Stick Problem Based Learninng.
view/40759/75676586470
1. Membuat suasana kelas ceria dan Dede Suryadie dkk. (2022) Penerapan model Problem Based
Learning dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada peserta
bersemangat. Dengan kondisi tersebut didik kelas VII SMP Negeri 5 Satu Atap Subah semester ganjil
siswa lebih bisa mencerna materi Tahun Pelajaran 2021/2022 pada materi suhu dan kalor.
dengan baik dan mengatasi rasa bosan
dalam belajar. Mundilarto, Ismoyo (2017) dalam Nana Sutrisna, Petri Reni
2. Meningkatkan kesiapan dan fokus siswa Sasmita (2022) menyatakan bahwa model PBL adalah salah
dalam melakukan suatu hal. satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil
3. Siswa bisa mempelajari dua pelajaran belajar
sekaligus yakni menyanyikan lagu dan
mempelajari mata pelajaran. Guru bisa Nana Sutrisna, Petri Reni Sasmita (2022). Kelas yang belajar
memilih lagu yang mampu menggunakan model pembelajaran PBL memiliki nilai rata-
meningkatkan motivasi dan cinta tanah rata lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang
air. menggunakan model pembelajaran langsung. Artinya, model
4. Mendorong siswa bisa untuk lebih pembelajaran PBL memiliki pengaruh terhadap hasil belajar
inovatif dan variatif dalam menyanyikan IPA peserta didik Kelas VIII SMP.
berbagai lagu.
Abdiana Gulo (2022). Dengan penerapan model pembelajaran
Kekurangan Model problem based learning siswa menjadi lebih bergairah
Pembelajaran Talking Stick untuk belajar, selain mengembangkan kekompakan dan
juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berani
1. Siswa yang tidak siap akan merasa memberikan pendapat dan mempertahankan pendapatnya
gugup saat mendapatkan tongkat dan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang lain. Pengetahuan yang
harus menjawab pertanyaan. diberikan tidak seluruhnya oleh guru melainkan siswa yang
2. Suasana kelas bisa menjadi gaduh saat aktif. Dalam penerapan model pembelajaranproblem based
guru gagal dalam mengondisikan learning siswa dituntut untuk selalu aktif dalam kegiatan
keadaan. pembelajaran, sehingga hasilnyapun dalam pelaksanaan
3. Aktivitas model pembelajaran ini relatif siklus II hasil belajar siswa itu meningkat dengan kategori
memakan banyak waktu sebab baik.
melibatkan musik atau nyanyian. Waktu
akan bertambah lama saat lagu atau Fauzan, Gani & Syukri (2017) dalam Abdiana Gulo (2022)
nyanyian yang dinyanyikan kurang mendapatkan bahwa pembelajaran IPA yang
populer sehingga guru harus dikolaborasikan dengan model PBL dapat meningkatkan
mengajarkan lagu tersebut terlebih hasil belajar peserta didik secara efektif.
dahulu.
4. Talking stick akan tidak lancar bila Asmah (2019). Proses pembelajaran IPA menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan
siswa kurang bisa bernyanyi. kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup Untuk menjawab
permasalahan pembelajaran IPA tersebut, diterapkan model
Mengapa PBL? pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
Karena PBL merupakan pembelajaran yang yang mengajak siswa untuk memahami persoalan secara
2. Asmah (2019) menghadapkan siswa pada masalah dunia kontekstual dan memecahkannya. Penerapan Model Problem
nyata (real world) untuk memulai Based Learning pada materi IPA telah berhasil
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pembelajran. Masalah diberikan kepada meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-B SMP Negeri
Menggunakan Model Problem Based Learning siswa, sebelum siswa mempelajari konsep 11 Kota Bima tahun pelajaran 2018-2019.
Pada Mata Pelajaran IPA SMP” atau materi yang berkenaan dengan masalah
yang harus dipecahkan. Dengan demikian Ngalimun (2014) dalam Asmah (2019). Menjelaskan PBL
Model pembelajaran PBL yaitu suatu inovasi untuk memecahkan masalah tersebut siswa adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa
pembelajaran yang dirancang untuk akan mengetahui bahwa mereka untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap
membantu peserta didik memahami teori membutuhkan pengetahuan baru yang harus metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari
secara mendalam melalui partisipasi peserta dipelajari untuk memecahkan masalah yang pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut
didik dalam kegiatan diberikan. dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan
belajar mengajar dengan belajar untuk Masalah.
menyelesaikan masalah. Pada akhirnya, dengan Kelebihan PBL
menggunakan model PBL ini diharapkan Margereta, S.Pd (2023). Pembelajaran yang baik di terapkan
terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dari 1. Siswa lebih memahami konsep yang pada siswa adalah pembelajaran yang berdiferensiasi,
aspek kognitif, tanpa melupakan aspek afektif diajarkan sebab mereka sendiri yang pembelajran berdiferensiasi nampak efektif untuk diterapkan
dan keterampilan menemukan konsep tersebut. di kelas karena pembelajaran yang disesuaikan dengan
karakter siswanya. Jadi sebelum pembelajaran guru
http://jurnal.stkipbima.ac.id/index.php/OZ/ 2. Melibatkan secara aktif memecahkan melakukan riset terlebih dahulu kepada siswa terkait minat,
article/view/152/85 masalah dan menuntut keterampilan bakat dan kemampuan siswa tersebut. Jika dikaitkan dengan
berpikir siswa yang lebih tinggi. model pembelajaran maka sebaiknya menggunakan model
pembelajran yang berbasis masalah seperti PBL (Problem
3. Pengetahuan tertanam berdasarkan
Based Learning )
skemata yang dimiliki oleh siswa
sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Nourbet, S. Th, M.Pd (2023). Menurut beliau model
4. Siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran yang baik digunakan untuk meningkatkan hasil
pembelajaran sebab masalah-masalah belajar adalah model-model pembelajaran yang bisa
yang diselesaikan langsung dikaitkan meningkatkan kepercayaan didiri siswa, membuat siswa aktif,
dengan kehidupan nyata, hal ini dapat dan mampu berpikir kritis
meningkatkan motivasi dan ketertarikan
siswa terhadap bahan yang dipelajari.

5. Menjadikan siswa lebih mandiri dan


dewasa, mampu memberi aspirasi dan
menerima pendapat dari orang lain,
menanamkan sikap sosial yang positif Daftar Pustaka:
diantara siswa.
Siti Nursaadah. (2019). Penerapan Model Problem Based
6. Pengkondisian siswa dalam belajar Learning untuk Meningkatan Hasil Belajar IPA dan
kelompok yang saling berinteraksi Keaktifan Siswa pada Submateri Pengukuran. Lembaran
terhadap pembelajar dan temannya Ilmu Kependidikan Journal of Educational Research Vol
sehingga pencapaian ketuntasan siswa 48, No 2
dapat diharapkan. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/LIK/article/view/
22739/9925
Kekurangan PBL:

Selain memiliki kelebihan, problem based Dede Suryadie (2022). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA
learning (PBL) juga memiliki kekurangan Peseta Didik SMP NEGERI 5 Satu Atap Subah
diantaranya persiapan pembelajaran (alat, Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning.
problem, dan konsep) yang kompleks, Jurnal IPA Terpadu Vol 6. No 1
sulitnya mencari permasalahan yang https://ojs.unm.ac.id/ipaterpadu/article/view/31510/14991
relevan, sering terjadi mis konsepsi, dan
memerlukan waktu yang cukup panjang. Nana Sutrisna, Petri Reni Sasmita (2022). Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap
Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas VIII SMP.
Science and Phsics Education Journal Volume 5,
Nomor 2
Mengapa Problem Posing? https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/SPEJ/article/view/
Karena Problem Problem Posingmemberi 3849
3. Andi Subaedah. (2022) kebebasan kepada siswa untuk membuat
soal atau pertanyaan sesuai minat mereka, Abdiana Gulo (2022). Penerapan Model Pembelajaran
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN tetapi tetap berkaitan dengan materi Problem Based Learning Dalam Meningkatkan
PROBLEM POSING pelajaran. Dengan demikian, sikap kritis, Motivasi Dan Hasil Belajar IPA. EDUCATIVO:
DALAM MENINGKATKAN HASIL rasa ingin tahu dan kreatifitas siswa Jurnal Pendidikan Vol.1, No.1, MEI(2022),
BELAJAR IPA SISWA KELAS IXG SMP akan tereksplorasi. Sikap kritis dan rasa Page:334-341
NEGERI 7 WATAMPONE” ingin tahu merupakan sifat alamiah yang https://www.educativo.marospub.com/index.php/journal/
dimiliki oleh manusia. Sifat ini menjadi article/view/58/95
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk motivator bagi seseorang untuk terus
meningkatkan hasil belajar IPA siswa Kelas IXG menambah pengetahuan. Agar siswa Asmah. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
SMP Negeri 7 Watampone melalui pembelajaran termotivasi untuk belajar mandiri dan Menggunakan Model Problem Based Learning Pada
dengan menggunakan pendekatan Problem berlangsung sepanjang hayat, maka Mata Pelajaran IPA SMP. Oryza Jurnal Pendidikan
Posing. Hal ini sejalan dengan Arsyad rasa ingin tahu siswa perlu Biologi Volume 8 Nomor 1.
(2012:12) menjelaskan bahwa Pembelajaran dibangkitkan dan dikembangkan. http://jurnal.stkipbima.ac.id/index.php/OZ/article/view/152/85
Problem Posing dapat meningkatkan hasil Kelebihan Problem Posing
belajar hasil belajar Fisika, olehnya itu
rekomendasikan kepada Guru IPA agar dapat 1. Mendidik murid berpikir kritis
menggunakan model pembelajan Prolem 2. Peserta didik aktif dalam pembelajaran
Posingdalam upaya peningkatan hasil belajar 3. Belajar menganalisis suatu masalah
siswa. Lebih jauh dijelaskan bahwa melalui 4. Mendidik anak percaya diri sendiri
model pembelajaran Problem Posingsiswa akan
banyak mendapatkan pengalaman dalam Kekurangan Problem Posing
memecahkanbsoal-soal, sehingga mereka
meningkatkan prestasi belajarnya’ 1. Memerlukan waktu yang cukup banyak
2. Tidak bisa digunakan di kelas-kelas
https://jurnalp4i.com/index.php/science/article/ rendah
view/1504/1460 3. Tidak semua murid terampil bertanya

Mengapa Model Pembelajaran tipe TAI,


4. Katiandagho E, dkk. (2023) karena model pembelajaran kooperatif tipe
Team Assisted Individualization (TAI)
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif mengkombinasikan keunggulan
Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pembelajaran kooperatif (belajar secara
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa” kelompok) dan pembelajaran individual,
dengan tujuan untuk mengatasi kesulitan
Salah satu model pembelajaran belajar siswa secara individual. Ciri khas
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada tipe TAI ini adalah setiap siswa secara
yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team individual belajar materi pembelajaran yang
Assisted Individualization (TAI). Pembelajaran sudah dipersiapkan oleh guru. Siswa tetap
kooperatif tipe TAI adalah model
pembelajaran berbentuk kelompok kecil yang dikelompokkan, tetapi setiap siswa belajar
heterogen dengan latar belakang cara berfikir sesuai dengan kecepatan dan kemampuan
yang berbeda untuk saling membantu terhadap masing-masing. Hasil belajar individual
siswa lain yang membutuhkan bantuan. dibawa ke kelompok-kelompok untuk
didiskusikan dan saling dibahas oleh
https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/sciening/ anggota kelompok dan semua kelompok
article/view/4348/3460 bertanggung jawab atas keseluruhan
jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
Setiap anggota kelompok saling membantu
dan saling mengecek sehingga siswa merasa
benar-benar ikut ambil bagian dan berperan
aktif dalam proses pembelajaran.

Kelebihan:

1. Siswa yang lemah dapat terbantu dalm


menyelesaikan masalahnya.
2. Siswa yang pandai dapat
mengembangkan kemampuan dan
ketrampilannya.
3. Adanya tanggung jawab dalam
kelompok dalam menyelesaikan
permasalahannya.
4. Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama
dalam suatu kelompok
5. Mengurangi kecemasan (reduction of
anxiety).
6. Menghilangkan rasa “terisolasi” dan
panic.
7. Menggantikan bentuk persaingan
(competition) dengan saling kerjasama
(corporation).
8. Melibatka siswa aktif dalam proses
belajar.
9. Mereka dapat berdiskusi (discuss),
berdebat (debate), atau menyampaikan
gagasan, konsep, dan keahlian sampai
benar-benar memahaminya.
10. Mereka memiliki rasa peduli (care), rasa
tanggung jawab (take responsibility)
terhadap teman lain dalam proses
belajaranya.
11. Mereka dapat belajar menghargai (learn
to appreciate) perbedaan etnik
(ethnicity), perbedaan tingkat
kemampuan (performance level), dan
cacat fisik (disability).

Kekurangan:

1. Tidak ada persaingan dalam kelompok.


2. Siswa yang lemah dimungkinkan
menggantungkan pada siswa yang
pandai.
3. Terhambatnya cara berfikir siswa yang
mempunyai kemampuan lebih terhadap
siswa yang kurang.
4. Memerlukan periode yang lama.
5. Sesuatu yang harus dipelajari dan
dipahami belum seluruhnya dicapai
siswa.
6. Bila kerja sama tidak dapat dilaksanakan
dengan baik,yang akan bekerja hanyalah
beberapa murid yang pintar dan yang
aktif saja.
7. Siswa yang pintar akan merasa kebertan
karena nilai yang diperoleh ditentukan
oleh prestasi atau pencapaian kelompok.
5. Mazlahidar. M (2023)
Mengapa model pembelajaran Tutor
“Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Sebaya?
Pembelajran Tutor Sebaya SMP Negeri 7 Model Pembelajaran Tutor Sebaya yang
Bengkalis” disamakan dengan Tutorial adalah
bimbingan arahan, bantuan, petunjuk, dan
Tutor sebaya merupakan sumber belajar selain motivasi agar siswa belajar secara efesien
guru, yaitu teman dari kelas yang lebih tinggi atau dan efektif. Subyek atau tenaga yang
lebih pandai (Suherman dalam Lalu, 2018: 67). memberikan bimbingan dalam kegiatan
Menurut Edward L. Dejnozken & tutorial dikenal sebagai tutor. Tutor dapat
David E. Kopel dalam American Education berasal dari guru atau pengajar,pelatih,
Encyclopediayang dikutip olehMegawati (2019: pejabat struktural, atau bahkan siswa yang
41) menyebutkan tutor sebaya adalah sebuah dipilih dan ditugaskan guru untuk
model pembelajaran yang mana siswa mengajar membantu teman-temannya dalam belajar di
siswa lainnya. Ada dua tipe siswa mengajar siswa kelas.
lainnya, tipe pertama adalah pengajar dan
pembelajar dari usia yang sama dan tipe ke dua Kelebihan Model Pembelajaran Tutor
adalah pengajar yang lebih tua usianya dari Sebaya
pembelajar. Dengan menggunakan model tutor 1. Adanya hubungan yang lebih dekat
sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan dan akrab dapat meningkatkan rasa
leluasa dalam menyampaikan masalah yang tanggung jawab dan kepercayaan diri
dihadapi, sehingga siswa yang bersangkutan 2. Bagi tutor pekerjaan tutoring, akan
mempunyai akibat memperkuat
konsep yang dibahas.
https://jurnalp4i.com/index.php/learning/article/ 3. Bagi tutor merupakan kesempatan
view/1858/1722 untuk melatih diri, memegang rasa
tanggung jawab dalam mengemban
suatu tugas, dan melatih kesabaran.
4. Mempererat hubungan sesama siswa
sehingga mempertebal perasaan
sosial.
5. Pengetahuan yang diperoleh biasanya
akan lebih lama tersimpan dalam
memori siswa

Kekurangan Model Pembelajaran Tutor


Sebaya
1. Siswa yang dibantu sering kali kurang
serius karena berhadapan dengan
temannya sendiri, sehingga hasilnya
kurang memuaskan
2. Ada beberapa anak yang menjadi malu
bertanya karena takut rahasianya
diketahui oleh temannya.
3. Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan
tutoring ini sukar dilaksanakan karena
perbedaan kelamin antara tutor dengan
siswa yang diberi program perbaikan.
4. Bagi guru sukar untuk menemukan tutor
yang tepat bagi seseorang atau beberapa
orang siswa yang hars dibimbing.
5. Tidak semua siswa yang pandai atau
cepat waktu belajarnya dapat
mengerjakannya kembali pada kawan-
kawannya.
Hasil Wawancara Teman sejawat (Margareta,
S.Pd)

https://drive.google.com/file/d/
1dEGtFmSRyBO9sVvV9LC-QQeh1-GwNb0G/view?
usp=drive_link

Bedasarkan hasil wawancaraa dengan teman sejawat


mengenai masalah rendahnya hasil belajaran.
Narasumber berpendapat bahwa pembelajara yang
baik di terapkan pada siswa adalah pembelajaran
yang berdiferensiasi, pembelajran berdiferensiasi
Nampak efektif untuk diterapkan di kelas karena
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter
siswanya. Jadi sebelum pembelajaran guru
melakukan riset terlebih dahulu kepada siswa terkait
minat, bakat dan kemampuan siswa tersebut. Jika
dikaitkan dengan model pembelajaran maka
sebaiknya menggunakan model pembelajran yang
berbasis masalah seperti PBL (Problem Based
Learning )

Hasil Wawancara Pakar ( Nourbet, S.Pd. M.Pd)

https://drive.google.com/file/d/
1cynSIui_tPlHslqH_rVfGwHSlt5WPBW8/view?
usp=drive_link

Berdasarkan hasil wawancara dengan Pakar, menurut


beliau model pembelajaran yang baik digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar adalah model-model
pembelajaran yang bisa meningkatkan kepercayaan
didiri siswa, membuat siswa aktif, dan mampu
berpikir kritis

Anda mungkin juga menyukai