Anda di halaman 1dari 16

LK 1.

3 Penentuan Akar Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : Holijah S.Pd.


Asal Institusi : SDN 003 Balikpapan Tengah
NPM : 239031495182

Petunjuk: Setelah mengeksplorasi penyebab-penyebab masalah, langkah selanjutnya adalah menentukan akar penyebab masalah yang paling mendekati konteks yang dihadapi guru di
kelas/sekolahnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam penentuan akar penyebab masalah:

1. Berkonsultasi dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat dan pakar/pihak terkait:


o Diskusikan temuan Anda mengenai penyebab masalah
o Bagikan informasi tentang penyebab masalah yang telah Anda identifikasi dan jelaskan konteks spesifik yang Anda hadapi.
o Tanyakan pendapat, saran, dan rekomendasi mereka dalam menentukan akar penyebab masalah yang paling relevan.
2. Analisis dan Pertimbangan:
o Tinjau kembali data dan informasi yang telah Anda kumpulkan selama eksplorasi penyebab masalah.
o Pertimbangkan konteks kelas/sekolah yang Anda hadapi dan evaluasi akar penyebab masalah yang paling relevan untuk situasi tersebut.
o Identifikasi akar penyebab masalah yang memiliki dampak signifikan terhadap hasil pembelajaran atau tantangan yang dihadapi oleh guru dalam tugas sehari-hari.
3. Penentuan Masalah dan Akar Penyebab:
o Pilih minimal 2 (dua) masalah yang paling sesuai dengan tugas keseharian guru.
o Jelaskan akar penyebab dari setiap masalah yang dipilih secara rinci.
o Tinjau kembali penelitian dan analisis Anda untuk memastikan akar penyebab tersebut relevan dan memiliki potensi untuk diatasi.

Pastikan untuk mencatat informasi yang diperoleh dalam lembar kerja dan gunakan sebagai panduan dalam langkah-langkah berikutnya untuk menemukan solusi bagi masalah yang telah
diidentifikasi

No Hasil eksplorasi Akar penyebab masalah Analisis akar penyebab masalah (data pendukung) Masalah terpilih yang akan
penyebab masalah diselesaikan

1 Rendahnya Motivasi Wawancara Dengan Teman 1. Afif Lailatil Fitriyah. Dkk. Jurnal Manajemen dan Pendidikan 1. Rendahnya Motivasi
belajar Siswa Sejawat Islam (2020) Belajar siswa
https://drive.google.com/drive/
1. Pembelajaran my-drive “Desain Manajemen Pendidikan dengan Model Problem Based
Cendrung berpusat Learning (PBL) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa 2. Rendahnya pemahaman
pada guru. SMP” konsep abstrak siswa
2. Model pembelajran
yang kurang tepat Pembelajaran PBL sangat penting diterapkan untuk peningkatan
motivasi belajar peserta didik dalam era modern dan globalisasi.
3. Guru masih
Penelitian ini mengembangkan kerangka kerja konseptual dan
menggunakan metode desain manajemen pendidikan untuk pembelajaran berbasis
ceramah masalah (PBL) yang dapat meningkatkan motivasi peserta didik.
4. Guru belum Kerangka kerja ini menyatukan penelitian PBL, dan motivasi untuk
memahami menawarkan teori yang lebih baik dalam pembelajaran IPA di
karakteristik setiap Sekolah menengah.
siswanya
https://www.mendeley.com/catalogue/bd5b64ad-b927-3dc7-92c7-
55fd56cb5858/

2. Abdiana Gulo1 (2022)


EDUCATIVO: JURNAL PENDIDIKAN

“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning


Dalam Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA”

Model pembelajaran problem based learning (PBL) adalah model


Berdasarkan hasil wawancara
pembelajaran yang berlandaskan pada kehidupan nyata. (Elizabeth
dengan teman sejawat akar & Sigahitong, 2018) yakni pada problem based learning siswa
penyebab masalah rendahnya dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang praktis sebagai
motivasi belajar adalah Model pijakan dalam belajar, atau dengan kata lain siswa belajar melalui
pembelajaran yang kurang tepat permasalahan. Selanjutnya, menurut Fauzan, Gani & Syukri (2017)
mendapatkan bahwa pembelajaran IPA yang dikolaborasikan
dengan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
secara efektif

https://www.educativo.marospub.com/index.php/journal/article/
view/58/95

3. NOKMAN RIYANTO (2021)


Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA

“PEMANFAATAN MODEL SAEPADU UNTUK


MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA
BAGI PESERTA DIDIK KELAS VIII E SMP NEGERI 2
BOJONGSARI “

Pembelajaran di sekolah akan lebih bermakna apabila peserta didik


diajak untuk lebih menerapkan pembelajaran langsung serta
kontekstual. Peserta didik yang mampu mengolah setiap pelajaran
dalam proses pembelajaran menjadi sebuah kompetensi merupakan
keberhasilan dalam penguasaan konsep di bidang pendidikan.
Berkaca pada beberapa permasalahan yang telah telah diuraikan di
atas, maka dapat dikatakan bahwa perlu diterapkan pembelajaran
inovatif dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran inovatif dapat
dilakukan dengan menerapkan model SAEPADU. SAEPADU
merupakan akronim dari kata dalam bahasa Inggris, antara lain
study it, analyzing subject, eksploration with literature, presentation,
aplication, duplication. Model saepadu ini merupakan
pengembangan model yang mengupayakan penguasaan beberapa
aspek dan kompetensi seperti penguasaan literasi, mumerasi,
komunikasi, kolaborasi serta menerapkan pembelajaran berpikir
tingkat tinggi

https://jurnalp4i.com/index.php/science/article/view/665/690

2 Rendahnya minat belajar Berdasarkan hasil wawancara 1. Cok. Istri Agung Arista Dewi (2021)
siswa dengan teman sejawat akar
penyebab masalah rendahnya “IMPLEMENTASI PENDEKATAN SCIENTIFIC DENGAN
1. Kemandirian belajar minat belajar siswa adalah Metode METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN
siswa masih kurang pembelajaran HASIL BELAJAR IPA SISWA”
2. Siswa menganggap
pelajaran ipa itu sulit Bagi sebagian besar siswa menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan
3. metode pembelajaran Alam dirasakan sulit. Kesulitannya terletak pada pemahaman materi
yang digunakan yang komplek dan abstrak. Hal ini juga sangat dirasakan oleh siswa
kurang membuat kelas VIIIA5 SMP Negeri 1 Singaraja. Kesulitan siswa terutama
siswa berperan aktif pada pemahaman konsep, karena materi yang komplek dan
4. Guru belum pemahaman-pemahaman rumit yang harus dikuasai oleh siswa.
mengidentifikasi Kondisi ini menyebabkan rendahnya minat belajar siswa sehingga
minat belajar setiap berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar IPA siswa.
siswanya Penyajian materi IPA yang dianggap sulit dan membosankan
disebabkan karena cara pembelajaran yang diterapkan belum
melibatkan siswa secara utuh, sehingga siswa belajar hanya
menghafal, selanjutnya hapalan itu akan hilang.

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IKA/article/view/
19835/12247

2. Dwi Prasetyoningsih. Dkk. (2022)

“PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI


METODE PRAKTIKUM PADA KELAS VIII H SMP NEGERI
28 SEMARANG”

Metode praktikum adalah salah satu metode dimana peserta didik


melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri konsep atau teori yang sudah diajarkan.
Metode praktikum ini di nilai dapat menjadi solusi untuk
emningkatkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA
terutama bagi peserta didik yang memiliki gaya belajar kinestetik.

https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snipa/article/download/
2355/1845

3. Santimbalaki Buulolo. (2022)

“PENGARUH METODE GALLERY WALK TERHADAP


MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA
TERPADU DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 LAHUSA TAHUN
PEMBELAJARAN 2021/222”

Metode pembelajaran gallery walk merupakan suatu metode diskusi


yang membuat siswa keluar dari tempat duduk atau berani
menyampaikan pendapat di depan umum, bahkan penggunaan
metode pembelajaran gallery walk dapat meningkatkan kerja sama
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan
permasalahan, maka peneliti tertarik menggunakan metode
pembelajaran gallery walk, dimana metode pembelajaran gallery
walk dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar, membuat siswa
lebih kreatif, dan siswa tersebut lebih memberanikan diri
menyampaikan pendapat di depan umum bahkan siswa tersebut ada
rasa senang untuk belajar.

https://jurnal.uniraya.ac.id/index.php/faguru/article/download/
690/598

4. Body Pasca Yonatha, dkk. (2020)


“PENGARUH METODE SIMULASI BER. BANTUAN MEDIA
VIDEO TERHADAP MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN
KONSEP PESERTA DIDIK”

Metode simulasi mampu memudahkan siswa dalam memahami


materi sistem pernapasan manusia, karena dalam metode ini siswa
melakukan kegiatan bermain peran untuk melakukan simulasi
sebagai organ-organ atau komponen yeng berperan dalam sistem
tersebut.

http://ejournal.uniflor.ac.id/index.php/optika/article/view/645/710

5. BILAL (2021)

“PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA


MATERI PEWARISAN SIFAT MELALUI METODE
KONSEPTUAL KELAS IX SMP NEGERI 1 SUGIHWARAS
BOJONEGORO TAHUN PELAJARAN 2020/2021”

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui sejauh mana


penerapan Metode Konseptual dalam meningkatkan minat belajar
dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA KELAS IXA
SMP Negeri 1 Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa
Timur Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2020/2021pada topik
Perkawinan Silang. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan Metode Konseptual
dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa Kelas IX A
SMP Negeri 1 Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur
Semester Ganjil Tahun Pelajara 2020/2021 pada materi IPA topik
pewarisan sifat

https://jurnalp4i.com/index.php/strategi/article/view/570/583
3 Rendahnya hasil belajar 6. Berdasarkan hasil wawancara 1. Erlis Nasrul Hidayah (2020)
siswa. dengan teman sejawat akar
penyebab masalah rendahnya “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
1. Siswa berperan pasif PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
Hasil belajar siswa adalah
dan kurang bekerja TALKING STICK”
Model Pembelajaran
sama dalam kelompok
Salah satu strategi yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah
saat pembelajaran
rendahnya hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model
berlangsung pembelajaran Talking Stick. Menurut Kurniasih & Sani (2015),
2. Guru masih dominan model pembelajaran Talking Stick merupakan salah satu model
menggunakan buku pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan
paket menggunakan bantuan tongkat. Siswa yang memegang tongkat akan
3. Guru masi mendapatkan jatah atau giliran untuk mengemukakan pendapat atau
menggunakan metode menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi
pelajaran
konvensional/ceramah
pada saat https://jurnal.untan.ac.id/index.php/PMP/article/view/
pembelajaran 40759/75676586470#
4. Guru belum
mengetahui gaya 2. Asmah (2019)
belajar setiap
siswanya “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran IPA SMP”
5. Model pembelajaran
kurang tepat Model pembelajaran PBL yaitu suatu inovasi pembelajaran
yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori
secara mendalam melalui partisipasi peserta didik dalam
kegiatan
belajar mengajar dengan belajar untuk menyelesaikan
masalah.
Pada akhirnya, dengan menggunakan model PBL ini
diharapkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dari aspek
kognitif, tanpa melupakanaspek afektif dan keterampilan

http://jurnal.stkipbima.ac.id/index.php/OZ/article/view/152/85
3. Andi Subaedah. (2022)

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM


POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS IXG SMP NEGERI 7 WATAMPONE”

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar


IPA siswa Kelas IXG SMP Negeri 7 Watampone melalui
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Problem Posing. Hal
ini sejalan dengan Arsyad (2012:12) menjelaskan bahwa
Pembelajaran Problem Posing dapat meningkatkan hasil belajar
hasil belajar Fisika, olehnya itu rekomendasikan kepada Guru
IPA agar dapat menggunakan model pembelajan Prolem
Posingdalam upaya peningkatan hasil belajar siswa. Lebih jauh
dijelaskan bahwa melalui model pembelajaran Problem
Posingsiswa akan banyak mendapatkan pengalaman dalam
memecahkanbsoal-soal, sehingga mereka meningkatkan prestasi
belajarnya’

https://jurnalp4i.com/index.php/science/article/view/1504/1460

4. Katiandagho E, Sasinggala M, Dungus F


Science Learning Journal (2023

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted


Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa

Salah satu model pembelajaran


yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted
Individualization (TAI). Pembelajaran kooperatif tipe TAIadalah
model pembelajaran berbentuk kelompok kecil yang heterogen
dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling
membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan.

https://ejurnal.unima.ac.id/index.php/sciening/article/view/4348/3460

5. Mazlahidar. M (2023)

“Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajran


Tutor Sebaya SMP Negeri 7 Bengkalis”

Tutor sebaya merupakan sumber belajar selain guru, yaitu teman dari
kelas yang lebih tinggi atau lebih pandai (Suherman dalam Lalu,
2018: 67). Menurut Edward L. Dejnozken &
David E. Kopel dalam American Education Encyclopediayang
dikutip olehMegawati (2019: 41) menyebutkan tutor sebaya adalah
sebuah model pembelajaran yang mana siswa mengajar siswa
lainnya. Ada dua tipe siswa mengajar siswa lainnya, tipe pertama
adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang sama dan tipe ke
dua adalah pengajar yang lebih tua usianya dari
pembelajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan
setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan
masalah yang dihadapi, sehingga siswa yang bersangkutan

https://jurnalp4i.com/index.php/learning/article/view/1858/1722

4 Rendahnya pemahaman Berdasarkan hasil wawancara 1. Hayati Damafitri Hasanuddin, dkk. (2021)
konsep siswa terhadap dengan teman sejawat akar
materi yang bersifat penyebab masalah rendahnya “Pengembangan media pembelajaran berbantuankomputer
pemahaman konsep siswa
abstrak materi pesawat sederhanauntuk meningkatkan pemahaman
terhadap materi yang bersifat
abstrak adalah media konsep siswa SMP”
1. Keterbatasan Media pembelajaran merupakan alat yang dapat membantu proses
pembelajaran
sarana dan belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan
prasarana yaitu yang disampaikan. Media pembelajaran juga dapat berfungsi
ketersediaan alat sebagai alat untuk membantu siswa dalam memahami
dan bahan suatu konsep.Tujuan penelitian pengembangan ini adalah
laboratorium mengembangkan media pembelajaran berbantuankomputer materi
2. Intensitas pesawat sederhana untuk siswa SMP yang tervalidasi dan layak
praktikum yang digunakan.
rendah
3. Proses http://journal3.um.ac.id/index.php/mipa/article/view/203/187
pembelajaran
kurang 2. Rafi’ul Muzaki, dkk. (2022)
melibatkan siswa
4. Guru terkendala “PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN GO-LAB
dalam memilih MELALUI PENDEKATAN INQUIRY DALAM
media MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA
pembelajaran MATERI GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII
yang ingin SMP IT AL”
diterapkan
5. Guru mengalami Pemahaman konsep merupakan komponen penting dalam
kesulitan dalam pembelajaran IPA Tingkat pemahaman konsep dapat dijadikan
meng-ajarkan ukuran keberhasil dalam pembelajaran tersebut. Pemilihan media
konsep baru yang pembelajaran dan pendekatan ketika melakukan pembelajar
sebagian besar diharapkan mampu meningkatkan pemahaman konsep peserta
belum dikenal didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
siswa. pemahaman konsep jika menerapkan media pembelajaran Go-
Lab melalui pendekatan inquiry.

https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/EDUSAINTEK/
article/view/621
3. TEGUH SOEHARTO. (2022)

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN


“MICKROPASCIEN“ UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP KEMAGNETAN

Pengembangan media micropascien seharusnya rasa ingin tahu


siswa akan tergugah, dan guru akan dapat membantu siswa dalam
belajar. Melalui kumpulan karya (Brochure, Postcard Newspaper,
Calendar), media ini dimaksudkan untuk membantu siswa
memahami konsep dan aplikasi magnet dalam kehidupan sehari-
hari.Diperkirakan bahwa media ini akan meningkatkan interaksi
pendidikan siswa, memungkinkan siswa untuk mengendalikan
proses pembelajaran.

https://jlmp.kemdikbud.go.id/index.php/jlmp/article/view/56/32

4. Sinta Aniati. Dkk. (2020)

“PENGEMBANGAN MEDIA EMODUL BERBASIS


MULTIPLE INTELLEGENCES UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUM”

Dalam pembelajaran IPA siswa hendaknya membangun pengetahuan


mereka sendiri dengan menemukan konsep melalui
pengamatan dan penyelidikan fenomena alam.
Keterbatasan media menjadikan guru kesulitan dalam
menyampaikan materi pembelajaran.. Pada materi struktur bumi
siswa memerlukan pengamatan langsung karena sifat materi
tersebut cenderung abstrak. Siswa perlu mengkonkritkan konsep
yang abstrak tersebut menjadi konsep konkret. Oleh karena itu,
tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemenarikan media
pembelajaran IPA emodul berbasis multiple intellegences materi
struktur bumi dan perbedaan pemahaman konsep antara kelas
kontrol dan eksperimen Yang menggunakan emodul.

https://ejurnal.ikippgribojonegoro.ac.id/index.php/JPE/article/view/
919/pdf

5. Lindawati. (2023)

“PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF (BSD MIPA)


TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA PESERTA DIDIK
KELAS VII SMPN 1 GILIRENG KABUPATEN WAJO”

Pembelajaran menggunakan multimedia interaktif dapat menyajikan


konsep dengan tampilan yang menarik akibat gabungan antara
gambar, animasi, bahkan suara yang menarik. Sehingga membantu
guru dalam menyampaikan materi IPA. Tujuan penelitian ini dapat
diformulasikan sebagai berikut untuk mendeskripsikan pemahaman
konsep IPA peserta didik kelas VII SMPN 1 Gilireng setelah diajar
dengan menggunakan multimedia interaktif. Untuk
mendeskaripsikan pemahaman konsep IPA peserta didik kelas VII
SMPN 1 Gilireng setelah diajar dengan menggunakan power point.

http://journal.unpacti.ac.id/index.php/approach/article/download/
644/487

5 Rendahnya kemampuan Berdasarkan hasil wawancara 5.1. Rahma Wanti Buana Putri, dkk.
literasi numerasi siswa dengan teman sejawat akar Seminar Nasional IPA XIII. Universitas Negeri Malang
1. Pemilihan penyebab masalah rendahnya
Kemampuan literasi dan numerasi
metode/model Peningkatan Kemampuan Literasi Numerasi Siswa Melalui
siswa adalah model
pembelajaran pembelajaran Model Problem Based Learning di SMP Negeri 20 Semarang
yang kurang tepat
berakibat Abstrak
pembelajaran Kegiatan pembelajaran yang selama ini diterapkan di sekolah
belum berjalan penelitian lebih bersifat konvensional seperti hanya ceramah,
dengan baik. diberi tugas merangkum dan belum menggunakan aplikasi
2. Pembelajaran pendidikan terbaru sehingga pengalaman siswa dalam mengasah
Berpusat Pada Guru kemampuan berfikir tingkat tingginya kurang yang berimbas juga
(Teacher Center) pada kemampuan literasi numerasi siswa yang rendah
3. Pembelajaran kurang
menarik
https://proceeding.unnes.ac.id/index.php/snipa/article/download/
2299/1782

5.2. Anis Prasetiyaningsih


BIOMA: Jurnal Biologi dan pembelajaran Biologi. Vol 4, No 1
(2019)

MENINGKATKAN LITERASI IPA MELALUI INOVASI


MODEL
PEMBELAJARAN JENG KELIN GALLAW UNTUK SISWA
SMP

Abstrak
Pembelajaran yang telah dilakukan tidak memberikan pemahaman
yang merata pada seluruh siswa dalam kelompok. Pembelajaran
menjadi kurang memberikan makna bagi siswa, terbukti siswa
masih banyak mengalami kesulitan dalam menghubungkan antara
fenomena ilmiah dengan konsep yang telah pelajari. Guru juga
terlambat mengetahui kendala siswa selama pembelajaran sehingga
tidak segera membantu kesulitan yang dialami siswa. Hasil analisis
terhadap catatan di buku tulis siswa, catatan siswa terbatas pada apa
yang ditulis guru di papan tulis dan telah ditampilkan pada slide
power point.
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/BIOMA/article/view/
2648/2102#

5.3. Dimas Galih Kirana, dkk


PENSA E-JURNAL : PENDIDIKAN SAINS Vol. 10, No. 2 Hal.
260-265 Juli 2022

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS


SISWA MELALUI PEMBELAJARAN IPA BERBASIS
SOCIO-SCIENTIFIC ISSUES PADA MATERI
PENCEMARAN LINGKUNGAN

Abstrak
Survei penelitian menyatakan pembelajaran sains yang
menggunakan SSI sangatlah terbatas. Penggunaan SSI yang
terbatas pada bahan ajar menjadi bukti kurangnya pengembangan
bahan ajar yang digunakan pada pembelajaran sains selama ini
(Rohmawati et al., 2018). Berbagai program pendidikan telah
diimplementasikan di sekolah, baik yang diprogramkan pemerintah
maupun oleh sekolah sendiri. Strategi pembelajaran paling
potensial untuk diimplementasikan adalah pembelajaran dengan
pendekatan SSI. Meningkatkan argumentasi siswa dalam
berdialog, wadah yang mendorong penghargaan siswa terhadap
hakikat sains, menjadikan pengajaran sains lebih sesuai bagi siswa,
memberi peningkatan kemampuan untuk mengevaluasi informasi
dan data ilmiah, serta merupakan bagian penting dalam literasi
sains adalah kemampuan yang dapat dikembangkan bila
diterapkannya pendekatan SSI

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/article/view/
45095/40732

5.4. Dhieta Dewi Utami


PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA IV Banda Aceh,
30 Oktober 2018

UPAYA PENINGKATAN LITERASI SAINS SISWA DALAM


PEMBELAJARAN IPA

Abstrak

Permasalahan dalam kajian literatur ini yaitu rendahnya


kemampuan literasi siswa di Indonesia. Maka kajian literatur ini
bertujuan untuk mengetahui apa upaya yang dapat dilakukan untuk
peningkatan literasi sains dalam pembelajaran IPA. Informasi dan
data di peroleh melalui sumber asli dan sumber sekunder. Dalam
kajian ini dipilih 11 artikel dasar yang menjawab permasalahan dan
tujuan yang ingin dicapai untuk melihat dampaknya terhadap literasi
sains. Sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya-upaya yang dapat
dilakukan agar literasi sains meningkat yaitu pertama dengan
menerapkan pendekatan dan model pembelajaran sains yang tepat
mengutamakan pengembangan sikap, gagasan dan keterampilan
proses yang menekankan pada pendekatan penemuan ilmiah. Kedua
guru harus mampu membuat instrument evaluasi yang berbasis
literasi sains. Dan selanjutnya bagi siswa harus ada minat dan
motivasi, intensitas belajar yang tinggi serta sikap sains yang harus
terus dikembangkan.
https://conference.usk.ac.id/SN-MIPA/4/paper/download/2424/208

5.5. Abdul Latip, dkk


Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Vol 15, No 1 (2021)

Upaya Peningkatan Literasi Sains Siswa melalui Media


Pembelajaran IPA Berbasis Komputer

Abstrak

Penggunaan media berbasis komputer pada pembelajaran IPA


memberikan dampak pada peningkatan kemampuan literasi sains
siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa media berbasis komputer
dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk media dan memberikan
peran dalam meningkatkan literasi sains siswa pada pembelajaran
IPA.

https://journal.uniga.ac.id/index.php/JP/article/view/1179/941

Anda mungkin juga menyukai