Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI DIRI PADA BAYI RISIKO TINGGI

DI PUSKESMAS SUNGAI AMBAWANG

Disusun Oleh:
Endang Fiqhi Arkananda
NIM. 201133023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN PONTIANAK
PROFESI NERS
2020/2021
REFLEKSI DIRI PADA BAYI RISIKO TINGGI
DI PUSKESMAS SUNGAI AMBAWANG

A. Deskripsi Kejadian
Saat dinas di Puskesmas Sungai Ambawang, saya melakukan pengkajian
terhadap bayi dengan risiko tinggi, yaitu asfiksia ringan dikarenakan terlilit
oleh tali pusar sebanyak satu kali. Saat lahir, bayi memiliki APGAR score 5/7
dengan wajah kebiruan, merintih, , nadi 135 x/menit, respirasi 47 x/menit,
dan suhu 36,0 oC.
Data yang didapat mengarah ke diagnosa keperawatan utama
ketidakefektifan pola nafas sehingga diberikan tindakan resusitasi, HAIKAP
(hangatkan, atur posisi, isap lendir, atur posisi, dan penilaian kembali), dan
pemberian suplementasi O2 1 lpm via nasal kanul. Setelah itu bayi diletakkan
di inkubator guna memastikan lingkungan yang terkontrol untuk bayi tumbuh
di dunia yang masih asing baginya. Bayi masuk inkubator membawa sedikit
demi sedikit perubahan baik, yaitu meningkatnya kadar oksigen di dalam
darah dengan perlahan (80-85%).

B. Perasaan saat Menghadapi Kasus


Perasaan saya saat menghadapi kasus tersebut adalah campur aduk,
sedikit panik dan bingung bagaimana cara penanganannya, namun tidak
berlangsung lama karena dibantu oleh bidan yang sedang berjaga yang sigap
langsung memberikan tatalaksana kepada bayi sehingga bayi dapat tertolong.

C. Evaluasi
1. Kekurangan
Kekurangan dalam asuhan keperawatan yang saya berikan adalah
saya sedikit panik dan kebingungan, merasa blank sehingga pelaksanaan
asuhan keperawatan kurang maksimal.
2. Kelebihan
Kelebihan dalam asuhan keperawatan yang saya berikan adalah
dapat dengan segera sadar dari kebingungan ketika bidan yang bertugas
memberikan tatalaksana kepada bayi berupa resusitasi, HAIKAP, dan
pemberian oksigen tambahan, sehingga saya dapat membantunya walau
sedikit.

D. Analisis
Saat melakukan tindakan keperawatan pada pasien, alangkah baiknya
perawat tetap fokus dan mengingat apa saja yang harus dilakukan terhadap
kejadian-kejadian terburuk yang akan datang dengan baik sehingga nyawa
pasien dapat terselamatkan.

E. Kesimpulan
Tindakan pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan
mengobservasi pasien, mengajarkan keluarga, menganjurkan melakukan
sesuatu kepada pasien, berkolaborasi dengan dokter atau tenaga ahli lain, dan
memberikan lingkungan yang aman dan nyaman untuk pasien. Pasien yang
lahir dengan kemungkinan terburuk seharusnya dapat dihandle oleh perawat
dengan sigap.

F. Action Plan
Menjelaskan tentang mengontrol suhu bayi dengan melakukan teknik
kanguru dengan meletakkan bayi di dada ibu atau ayahnya tanpa sehelai
benangpun (skin to skin) lalu dipakaikan kain yang menyelimuti keduanya,
sehingga suhu ibu atau ayah dapat ditransfer ke bayi.

Anda mungkin juga menyukai