Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI LARUTAN ASAM DAN BASA

A. Tujuan percobaan
1. Mampu mengamati perubahan warna indikator dalam asam dan dalam basa.
2. Mampu menentukan bahan mana yang termasuk asam/basa.\

B. Dasar teori
Suatu bahan akan bersifat asam/basa dapat diketahui jika dapat mengubah warna
dari larutan pewarna seperti kertas lakmus atau pewarna yang diekstrak dari bahan alam
seperti bunga daun, atau umbi yang berwarna seperti kunyit.
Larutan pewarna yang dapat berubah warna pada larutan asam-basa disebut indikator
asam-basa. Indikator yang berbeda memberikan warna yang berbeda dalam larutan
asam/basa. Setiap satu perubahan warna dapat menunjukkan karakteristik (sifat) dari derajat
keasaman atau kebasaan. Selain itu suatu bahan disebut asam jika dalam air larutan ini
mengandung ion hidrogen (H+), dan basa jika dalam air mengandung ion hidroksida (OH).
Teori Asam dan Basa Menurut Arrhenius
Larutan asam dan basa merupakan contoh dari larutan elektrolit. Pada tahun 1884,
Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel
atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah
atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan
asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+, sedangkan basa
adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH– Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+,
sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ,
yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut.
HxZ ⎯⎯→ x H+ + Zx–
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan
ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam. Basa
Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut.
M(OH)x ⎯⎯→ Mx+ + x OH–
Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.
Asam umumnya merupakan senyawa kovalen. Misalnya gas hidrogen klorida yang
merupakan senyawa kovalen, tetapi apabila dilarutkan kedalam air akan terurai menjadi ion-
ionnya.

C. Alat dan Bahan


Alat
1. Pipet tetes 1 buah
2. Plat tetes 1 buah atau tabung reaksi 5 buah
3. Lakmus merah dan biru
4. Kertas indicator universal
Bahan
1. Larutan A
2. Larutan B
3. Larutan C
4. Larutan D
5. Larutan E

D. Prosedur Percobaan
1. Menyiapkan pelat tetes/tabung reaksi kemudian beri tanda A, B, C, D, dan E
2. Ambil larutan yang telah disediakan dengan menggunakan pipet tetes secukupnya
sesuai nama yang sudah diberikan.
3. Pada masing-masing lubang plat tetes/ tabung reaksi dicelupkan kertas lakmus
merah dan amati kertas lakmus merah tersebut. Setelah itu, masukkan kertas
lakmus biru dan amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus
4. Kemudian, celupkan kertas indicator universal ke dalam larutan tersebut dan catat
pH nya sesuai dengan trayek pH yang disediakan.
5. Catat data hasil pengamatan..

Anda mungkin juga menyukai