Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Dosen Pengampu:

Ns. Loriza Sativa Yan, MNS

Disusun Oleh :

Medina Yasmin

PO71202220040

JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES JAMBI

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


PENTINGNYA PENGETAHUAN SEORANG PERAWAT DALAM
KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN

Shyfa Murzella

shyfamrzl@gmail.com

Latar Belakang

Keperawatan pelayanan profesional bersifat humanistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif klien. Perilaku adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak diamati secara
langsung, oleh pihak luar. Penggunaan alat pelindung diri (APD) adalah merupakan perangkat
alat yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja guna tercapainya keselamatan
kerja.

Keselamatan kerja adalah sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai
akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang dari keamanan
tenaga kerja. Kecelakaan kerja selain berakibat langsung bagi tenaga kerja, juga menimbulkan
kerugian-kerugian secara tidak langsung yaitu kerusakan pada lingkungan kerja.

Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat, bahan,
proses pengolahan, landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja serta cara melakukan
pekerjaannya. Keselamatan kerja bertujuan untuk mengamankan aset dan memperlancar proses
produksi dengan disertai perlindungan tenaga kerja khususnya dan masyarakat pada umumnya
agar terbebas dari kemungkinan bahaya kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja
dan pencemaran lingkungan serta terhindar dari dampak negatif kemajuan teknologi.
Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut
atau khronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu
lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan
masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat
produktifitas, diamati langsung, maupun yang tidak diamati secara langsung, oleh pihak luar.

Metode

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jenis penelitian deskriptif


kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang memanfaatkan data kualitatif dan dijabarkan
sejara deskriptif. Jenis penelitian deskriptif kualitatif kerap digunakan untuk menganalisis
kejadian, fenomena, atau keadaan secara sosial.

Jenis penelitian deskriptif kualitatif merupakan gabungan penelitian deskriptif dan kualitatif.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif menampilkan hasil data apa adanya tanpa proses manipulasi
atau perlakuan lain. Bagi Anda yang sedang mencari metode penelitian, jenis penelitian
deskriptif kualitatif bisa menjadi pertimbangan.

Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan triangulasi, analisis
data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.

Hasil

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu isu penting di dunia kerja saat ini
termasuk di lingkungan rumah sakit. Angka kecelakaan kerja di rumah sakit lebih tinggi
dibandingkan tempat kerja lainnya dan sebagian besar diakibatkan oleh perilaku yang tidak
aman.

Kecelakaan kerja menjadi salah satu masalah urgen di lingkungan rumah sakit. Hal ini
diakibatkan karena rumah sakit merupakan suatu unit pelayanan kesehatan yang memberikan
pelayanan pada semua bidang dan jenis penyakit. Oleh sebab itu rumah sakit dituntut untuk
dapat menyediakan dan menerapkan suatu upaya agar semua sumber daya manusia yang ada di
rumah sakit dapat terlindungi, baik dari penyakit maupun kecelakaan akibat kerja.

Bahaya-bahaya lingkungan kerja baik fisik, biologis maupun kimiawi perlu dikendalikan
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman.
Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan
kerja, namun pengendalian secara teknis pada sumber bahaya itu sendiri dinilai paling efektif dan
merupakan alternatif pertama yang dianjurkan, sedangkan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
merupakan pilihan terakhir. Salah satu upaya dalam rangka pemberian perlindungan tenaga kerja
terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di rumah sakit adalah dengan cara memberikan
APD. Pemberian APD kepada tenaga kerja, merupakan upaya terakhir apabila upaya rekayasa
(engineering) dan cara kerja yang aman (work practices) telah maksimum dilakukan.

Keselamatan Pasien (patient safety) merupakan isu global dan nasional bagi rumah sakit,
komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien dan
komponen kritis dari manajemen mutu.

Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu:

1. keselamatan pasien (patient safety)


2. keselamatan pekerja atau petugas kesehatan
3. keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit
4. keselamatan lingkungan (green productivity) dan keselamatan bisnis rumah sakit.

Ke lima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit.
Harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu
keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait
dengan isu mutu dan citra perumahsakitan.

Pembahasan

Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat, bahan,
proses pengolahan, landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja serta cara melakukan
pekerjaannya. Keselamatan kerja bertujuan untuk mengamankan aset dan memperlancar proses
produksi dengan disertai perlindungan tenaga kerja khususnya dan masyarakat pada umumnya
agar terbebas dari kemungkinan bahaya kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja
dan pencemaran lingkungan serta terhindar dari dampak negatif kemajuan teknologi.

Tenaga kerja yang bekerja dalam suatu perusahaan perlu mendapat perlindungn. Perlindungan
tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas yaitu perlindungan keselamatan, kesehatan dan
pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan norma
agama. Perlindungan tersebut bertujuan agar tenaga kerja aman melakukan pekerjaan sehari-hari
dan meningkatkan produksi.

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu Kesehatan atau Kedokteran beserta prakteknya
yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif,
terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Keperawatan pelayanan profesional bersifat humanistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif klien. Perilaku adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak diamati secara
langsung, oleh pihak luar. Penggunaan alat pelindung diri (APD) adalah merupakan perangkat
alat yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja guna tercapainya keselamatan
kerja.

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat digunakan oleh tenaga
kesehatan untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja guna tercapainya keselamatan kerja. Kesehatan kerja (Occupational
health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan
yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja.

Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut
atau khronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu
lama. Efek terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan
masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan gangguan tingkat
produktifitas, diamati langsung, maupun yang tidak diamati secara langsung, oleh pihak luar.
Kesehatan keselamatan kerja merupakan mulitidispilin ilmu yang terdiri atas fisika, kimia,
biologi dan ilmu perilaku dengan aplikasi pada manufaktur, transportasi, penanganan material
bahaya.

Kesehatan keselamatan kerja merupakan mulitidispilin ilmu yang terdiri atas fisika, kimia,
biologi dan ilmu perilaku dengan aplikasi pada manufaktur, transportasi, penanganan material
bahaya.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat berperan dalam menjamin adanya perlindungan
terhadap pekerja/tenaga kerja. Perlindungan terhadap tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang
cukup luas, yaitu perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta
perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.

Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan
pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di rumah sakit, keselamatan lingkungan (green productivity) dan keselamatan bisnis
rumah sakit. Ke lima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap
rumah sakit. Harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien.
Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut
terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi
baik jasa maupun industri.

Bahaya-bahaya lingkungan kerja baik fisik, biologis maupun kimiawi perlu dikendalikan
sedemikian rupa sehingga tercipta suatu lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman.
Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan
kerja, namun pengendalian secara teknis pada sumber bahaya itu sendiri dinilai paling efektif dan
merupakan alternatif pertama yang dianjurkan, sedangkan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
merupakan pilihan terakhir.

Kebutuhan terhadap layanan kesehatan semakin meningkat sebanding dengan pertumbuhan


penduduk dan pertambahan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kesehatan. Peningkatan kebutuhan ini menyangkut pertambahan jumlah dan besarnya suatu
fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit yang berdampak pada peningkatan jumlah pekerja.
Tentu saja pekerja tersebut berkemungkinan besar terkena bahaya potensial kesehatan yang ada.

Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya
lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan (peledakan,
kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik dan sumber-sumber cidera
lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan
ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para
karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah
sakit.

Salah satu upaya dalam rangka pemberian perlindungan tenaga kerja terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) di rumah sakit adalah dengan cara memberikan APD. Pemberian APD
kepada tenaga kerja, merupakan upaya terakhir apabila upaya rekayasa (engineering) dan cara
kerja yang aman (work practices) telah maksimum dilakukan.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di perusahaan sangat tergantung dari rasa
tanggung jawab manajemen dan tenaga kerja terhadap tugas dan kewajiban masing– masing
serta kerjasama dalam pelaksanaan K3. Proses manajemen K3 meliputi pelaksanaan fungsi–
fungsi manajemen di bidang K3 yaitu fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Pelaksanaan program K3 sasarannya adalah tempat kerja yang aman dan sehat. Untuk itu semua
permasalahan yang menghambat tercapainya tujuan harus diidentifikasi, dievaluasi, dicari
penyebab dasarnya untuk kemudian diupayakan cara pemecahan yang paling baik.

Penutup

Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat, bahan,
proses pengolahan, landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja serta cara melakukan
pekerjaannya. Keselamatan kerja bertujuan untuk mengamankan aset dan memperlancar proses
produksi dengan disertai perlindungan tenaga kerja khususnya dan masyarakat pada umumnya
agar terbebas dari kemungkinan bahaya kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja
dan pencemaran lingkungan serta terhindar dari dampak negatif kemajuan teknologi.

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu Kesehatan atau Kedokteran beserta prakteknya
yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif,
terhadap penyakit-penyakit atau gangguangangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu:

1. keselamatan pasien (patient safety)


2. keselamatan pekerja atau petugas kesehatan
3. keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit
4. keselamatan lingkungan (green productivity) dan keselamatan bisnis rumah sakit.

Ke lima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit.
Harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu
keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait
dengan isu mutu dan citra perumahsakitan.
Refferensi

Anita, D. (2012). DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Jember : UPT Penerbit
UNEJ.

Ernawati, N., & Nurlelawati, E. (2017). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PELAKSANAAN PENERAPAN K3 PADA TENAGA KESEHATAN DI RSIA PERMATA SARANA
HUSADA PERIODE FEBRUARI 2015. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 3(1).

Hasibuan. R. (2017). Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Pelatihan Kerja Tim
Terhadap Kinerja Tenaga Medis di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam. Vol. 6 No. 2.

Ivana, A.(2014). Analisa Komitmen Manajemen Rumah Sakit (RS) Terhadap Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja (K3) Pada RS Prima Medika Pemalang. Semarang : JURNAL KESEHATAN
MASYARAKAT

Nazirah,R. (2017). PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN


DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI ACEH. Aceh : Idea Nursing Journal.

Redjeki. S. (2016). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi.

Salmawati, L (2015). HUBUNGAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA DAN STRES KERJA PADA
PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM ANUTAPURA PALU. Palu : JURNAL MANAJEMEN
PELAYANAN KESEHATAN.

Simamora, R. H. (2011). ROLE CONFLICT OF NURSE RELATIONSHIP WITH


PERFORMANCE IN THE EMERGENCY UNIT OF HOSPITALS RSD DR. SOEBANDI
JEMBER. The Malaysian Journal of Nursing, 3(2), 23-32.

Sriningsih. N., Endang. M. (2020). Pengetahuan Penerapan Keselamatan Pasie (Patient Safety)
pada Petugas. Artikel Penelitian. Vol. 9 No. 1.
Tukatman., Sulistiawati., Purwaningsih., & Nursalam. (2015). ANALISIS KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA PERAWAT DALAM PENANGANAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
BENYAMIN GULUH KABUPATEN KOLAKA. Jurnal Ners Vol. 10 No. 2.

Wulandini. P. S., Andalia. R. (2016). Perilaku Perawat Dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) di Irna Medikal RSUD Pekanbaru

RESUME

Kecelakaan kerja selain berdampak langsung bagi tenaga kerja, juga menimbulkan
kerugian secara langsung yaitu kerusakan pada lingkungan kerja. Keselamatan kerja merupakan
keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat, bahan, proses pengolahan, landasan
tempat kerja dan lingkungan tempat kerja serta cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja
bertujuan untuk melengkapi aset dan memperlancar proses produksi dengan disertai
perlindungan tenaga kerja khususnya dan masyarakat pada umumnya agar terhindar dari
kemungkinan bahaya kecelakaan, kebakaran, ledakanan, penyakit akibat kerja dan lingkungan
serta terhindar dari dampak negatif kemajuan teknologi. Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti
halnya masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau kronis (sementara atau
berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera atau perlu waktu lama.

Pemberian APD kepada tenaga kerja, merupakan upaya terakhir apabila upaya rekayasa
(engineering) dan cara kerja yang aman (praktik kerja) telah dilakukan secara
maksimal.Keselamatan Pasien (patient safety) merupakan isu global dan nasional bagi rumah
sakit, komponen penting dari mutu layanan kesehatan, prinsip dasar dari pelayanan pasien dan
komponen kritis dari manajemen mutu. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan
(safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau
pelayanan kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah, keselamatan lingkungan
dan keselamatan bisnis rumah sakit. Ke lima aspek keselamatan tersebut penting untuk
dilaksanakan di setiap rumah sakit.
Karena itu keselamatan merupakan prioritas utama untuk melaksanakan dan hal tersebut
terkait dengan isu mutu dan citra rumahsakitan. Pembahasan Keselamatan kerja merupakan
keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat, bahan, proses pengolahan, landasan
tempat kerja dan lingkungan tempat kerja serta cara melakukan pekerjaan. Perlindungan tenaga
kerja mencakup aspek yang luas yaitu perlindungan keselamatan, kesehatan, dan pemeliharaan
moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan norma agama.

Perlindungan tersebut bertujuan agar tenaga kerja aman melakukan pekerjaan sehari-hari
dan meningkatkan produksi. Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau
beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan-tingginya, baik fisik atau mental, maupun sosial, dengan-usaha preventif dan kuratif,
terhadap penyakit-penyakit atau gangguangangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan
semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan
pekerja. Perlindungan terhadap tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu
perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat manusia dan moral agama. Ada lima isu penting yang terkait dengan
keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan pasien (patient safety), keselamatan
pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit, keselamatan
lingkungan dan keselamatan bisnis rumah sakit.

Karena itu keselamatan merupakan prioritas utama untuk melaksanakan dan hal tersebut
terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan. Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan
sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai