Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Dosen Pengampu:

Ns. Loriza Sativa Yan, MNS

Disusun Oleh :

Medina Yasmin

PO71202220040

JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES JAMBI

PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


PENERAPAN KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN DALAM
MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT
Inggrid Pricilia Pardede/181101128

Inggrid_pardede@yahoo.com

ABSTRACT

Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk
menyelamatkan pasien, keselamatan pasien merupakan prioritas bagi pelaksanaan lima isu penting
tentang keselamatan di rumah sakit, karena masalah keselamatan pasien berkaitan erat dengan
kualitas dan citra rumah sakit itu sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang
sedemikian pesat menyebabkan pelayanan kesehatan di rumah sakit menjadi sangat kompleks
sehingga jika tidak dilakukan dengan benar dan hati-hati akan berpotensi untuk terjadinya Insiden
Keselamatan Pasien yang terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan,Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian
Tidak Cedera dan Kondisi Potensial Cedera(Depkes,2006). Penerapan patient safety pada pasien
rawat inap dapat mempercepat proses penyembuhan dan memperpendek masa rawat pasien di
rumah sakit serta dapat mencegah cedera paada pasien. Keberhasilan penerapan patient safety dapat
dicapai apabila perawat mengetahui dengan tepat sesuatu yang mengancam keselamatan pasien
selama perawatan di rumah sakit.Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman tentang konsep Patient Safety secara lebih baik dan memahami upaya yang dapat
dilakukan tenaga kesehatan khususnya perawat dalam menurunkan insiden yang tidak perlu.
Makalah ini di tulis dengan pendekatan artikel non penelitian.

Kata kunci : Patient Safety,Asuhan keperawatan,Nurse.


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (IKP)dalam pelayanan


kesehatan,Peningkatan mutu dalam segala
Pelayanan keperawatan merupakan
bidang khususnya dalam bidang
cerminan utama dari keberhasilan suatu
kesehatan salah satunya melalui akreditasi
pelayanan kesehatan. Pelayanan
Rumah Sakit menuju kualitas pelayanan
kesehatan mengutamakan keselamatan
Internasional. Dalam sistem akreditasi
pasien, hal ini sesuai dengan gagasan
yang mengacu pada standar Joint
Hiprocrates yaitu Primum, non nocere
commission International (JCI) diperoleh
(First, do no harm) (Departemen
standar yang paling relevan terkait
Kesehatan RI & Komite Keselamatan
dengan mutu pelayanan Rumah Sakit
Pasien Rumah Sakit, 2008). Keselamatan
International Patient Safety Goals yang
adalah kebutuhan dasar manusia dan
meliputi enam sasaran keselamatan pasien
kebutuhan prioritas kedua setelah
rumah sakit. (Kemenkes RI, 2011).
kebutuhan fisiologis pada hierarki
kebutuhan Maslow yang harus terpenuhi Konsep dasar keamanan
(Potter & Perry, 2005, p.613). Gerakan terkait dengan kemampuan
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (GKP- seseorang dalam menghindari
RS) atau yang dikenal dengan sebutan bahaya, yang ditentukan oleh
patient safety merupakan suatu proses pengetahuan dan kesadaran serta
pemberian pelayanan rumah sakit motivasi orang tersebut untuk
terhadap pasien yang lebih aman. Proses melakukan tindakan pencegahan.
ini mencegah terjadinya cedera yang Ada tiga faktor penting yang
disebabkan oleh kesalahan akibat terkait dengan keamanan yaitu:
melaksanakan suatu tindakan atau tidak tingkat pengetahuan dan
mengambil tindakan yang seharusnya kesadaran individu, kemampuan
diambil (Depkes RI, 2006, p.10). Tujuan fisik dan mental untuk melakukan
utama penerapan patient safety di rumah upaya pencegahan, serta
sakit adalah mencegah dan mengurangi lingkungan fisik yang
terjadinya Insiden Keselamatan Pasien membahayakan atau berpotensi
menimbulkan bahaya (Roper, Mempertahankan keamanan
2002). fisik melibatkan keadaan
mengurangi atau mencegah
ancaman pada tubuh atau
Klasifikasi Keamanan kehidupan. Ancaman tersebut
mungkin penyakit, kecelakaan,
1. Keamanan fisik
bahaya, pada lingkungan. Pada
saat sakit seorang klien mungkin
rentan terhadap komplikasi seperti
infeksi, oleh karena itu bergantung
pada profesional dalam sistem
pelayan kesehatan untuk
perlindungan. Memenuhi
kebutuhan keselamatan fisik
kadang mengambil prioritas lebih
dahulu di atas pemenuhan
kebutuhan fisiologis. Misalnya,
seorang perawat mungkin perlu
melindungi klien dari
kemungkinan jatuh dari tempat
tidur sebelum memberikan
perawatan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi (Potter dan
Perry, 2005).

2. Keamanan psikologis

Untuk selamat dan aman


secara psikologi, seorang manusia
harus memahami apa yang
diharapkan dari orang lain,
termasuk anggota keluarga dan gawat darurat RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou
profesional pemberi perawatan Manado.
kesehatan. Seseorang harus Menurut peneliti, mengidentifikasi
mengetahui apa yang diharapkan pasien dengan benar merupakan pondasi
dari prosedur, pengalaman yang utama mencegah terjadinya insiden
baru, dan hal-hal yang dijumpai keselamatan pasien. Dapat dilihat dari
dalam lingkungan. Setiap orang observasi dan kuesioner yang telah
merasakan beberapa ancaman dilakukan oleh peneliti menunjukkan
keselamatan psikologis pada bahwa sudah lebih dari setengah perawat
pengalaman yang baru dan yang yang bekerja di ruang akut IGD Prof.
tidak dikenal (Potter dan Perry, Kandou Manado melakukan identifkasi
2005). pasien dengan benar, namun masih ada
beberapa perawat yang perilakunya lupa,
METODE
kelelahan dan tindakan yang darurat yang
Metode ini dilakukan diharuskan betindak cepat sehingga
dengan mengambil data penelitian identifikasi pasien dengan pemasangan
dari jurnal atau membandingkan gelang tidak efisien. Dan tidak
hasil penelitian dari jurnal-jurnal memungkinkan waktu untuk menjelaskan
yang ada. kepada pasien tentang manfaat gelang
karena kurangnya perawat yang bekerja
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada saat itu tidak seimbang dengan
A.Hasil banyaknya pasien yang gawat darurat.

Menurut e-journal Menurut Idea Nursing


Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Journal Vol. VII No. 1
Nomor 2, Juli 2016 2016.Hubungan pengetahuan
Hubungan perilaku dengan kemampuan perawat dengan upaya penerapan
perawat dalam melaksanakan patient safety di ruang rawat inap
keselamatan pasien di ruang akut instalasi Rumah Sakit umum daerah DR.
Zainoel Abidin Banda Aceh.
Hasil penelitian berlandaskan kode etik bagi
menunjukkan ada hubungan pasien (Canadian Nurse
antara pengetahuan perawat Association, 2004). Pemberian
dengan upaya penerapan patient pelayanan yang aman harus
safety di ruang rawat inap kelas didahului dengan pemahaman
III Rumah Sakit Umum Daerah materi keselamatan pasien rumah
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh sakit yang mengacu standar
dengan p-value 0,001. Diharapkan internasional pada Joint
bagi pengambil kebijakan rumah Commission International (JCI).
sakit Umum dr. Zainoel Abidin JCI merupakan salah satu lembaga
agar meningkatkan pengetahuan akreditasi internasional rumah
perawat tentang penerapan patient sakit yang telah diakui oleh dunia.
safety, baik dengan mengikuti Fokus utama JCI adalah
seminar-seminar maupun meningkatkan keselamatan
mengikuti workshop secara perawatan pasien melalui
kontinyu ataupun in house penyediaan jasa akreditasi dan
training secara berkala , sehingga sertifikasi serta melalui layanan
diharapkan penerapan patien konsultasi dan pendidikan dengan
safety dapat lebih optimal. tujuan membantu organisasi
menerapkan solusi praktis dan
B.Pembahasan
berkelanjutan (The Joint
Keselamatan pasien bagi Commission, 2014).
perawat tidak hanya merupakan
Salah satu sasaran
pedoman tentang apa yang
keselamatan pasien adalah
seharusnya dilakukan, namun
tercapainya pengurangan resiko
keselamatan pasien merupakan
infeksi terkait pelayanan
komitmen yang tertuang dalam
kesehatan. Infeksi adalah inivsai
kode etik perawat dalam
tubuh oleh pathogen atau
memberikan pelayanan yang
mikroorganisme yang mampu
aman, sesuai kompetensi, dan
menyebabkan sakit. Rumah sakit saat masuk rumah sakit dan
merupakan salah satu tempat yang menjelaskan sistem komunikasi
paling mungkin rentan mendapat yang ada, bersikap hati-hati saat
infeksi karena mengandung mengkaji pasien dengan
populasi mikroorganisme yang keterbatasan gerak, melakukan
sangat tinggi dengan jenis virus supervise ketat pada awal pasien
yang mungkin resisten terhadap dirawat terutama malam hari,
antibiotik (Potter & Perry, 2005). memberikan alas kaki yang tidak
licin, memberikan pencahayaan
Perawat dalam
yang adekuat, memasang
memberikan asuhan keperawatan
pengaman tempat tidur terutama
kepada pasien harus menerapkan
pada pasien dengan penutunan
keselamatan pasien. Perawat harus
kesadaran dan gangguan
melibatkan kognitif, afektif, dan
mobilitas, dan menjaga lantai
tindakan yang mengutamakan
kamar mandi agar tidak licin.
keselamatan pasien. Perawat
dalam memberikan asuhan .Alvarado (2006)
keperawatan harus penuh dengan mengungkapkan bahwa
kepedulian. Persepsi perawat ketidakakuratan informasi dapat
untuk menjaga keselamatan pasien menimbulkan dampak yang serius
sangat berperan penting dalam pada pasien, hampir 70% kejadian
pencegahan, pengendalian, dan sentinel (kejadian yang
peningkatan keselamatan pasien. mengakibatkan kematian atau
(Choo dkk, 2011). cedera serius di rumah sakit)
disebabkan karena buruknya
Menurut Potter & Perry,
komunikasi.dengan demikian
2009 beberapa intervensi yang
dapat dijelaskan bahwa semakin
dapat dilakukan perawat untuk
tinggi pengetahuan perawat
mencegah terjadinya jatuh pada
tentang penerapan keselamatan
pasien antara lain;
pasien (patient safety), diharapkan
Mengorientasikan pasien pada
semakin tinggi pula perawat rumah sakit melibatkan partisipasi
dalam memahami pentingnya dari semua petugas kesehatan,
penerapan keselamatan pasien terutama perawat. Kepada institusi
(patient safety) yang diberikan pendidikan keperawatan
kepada pasien dalam pelayanan diharapkan dapat
keperawatan. mengembangkan pendidikan
dengan meningkatkan
PENUTUP pengetahuan dan kemampuan
mengenai patient safety kepada
Kesimpulan dan Saran
mahasiswa sebagai bahan ajar
keselamatan pasien dalam kurikulum keperawatan.
didefinisikan sebagai
penghindaran, pencegahan dan DAFTAR PUSTAKA
perbaikan dari hasil tindakan yang
Budaya keselamatan
buruk atau injuri yang berasal dari
pasien di ruang rawat inap
proses perawatan
Rumah Sakit X Kabupaten
kesehatan.Perawatan Rawat Inap
Jember.Jurnal IKESMA Volume
adalah salah satu pelayanan
11 Nomor 1 Maret 2015.
kesehatan di rumah sakit yang
dapat diakses oleh pasien yang Cahyono, J.B. (2008).
membutuhkan perawatan intensif. Membangun budaya keselamatan
Di rumah sakit ada berbagai pasien dalam praktik kedokteran.
macam obat, tes dan prosedur, Yogyakarta:Kanisius.
peralatan, dan tenaga profesional
dan non-profesional siap Dewi, M. (2012).
memberikan layanan. Keragaman Pengaruh pelatihahan timbang
dan keteraturan para pelayan jika terima pasien terhadap
tidak dikelola dengan baik dapat penerapan keselamatan pasien
terjadi Keselamatan Pasien oleh perawat pelaksana di RSUD
Insiden. Keselamatan pasien di
Raden. Jurnal Health & Sport, 5 manado. e-journal Keperawatan
(3). (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Juli
2016
Departemen Kesehatan RI
Handover sebagai upaya
& KKP-RS. (2008). Panduan
peningkatan keselamatan pasien
nasional keselamatan pasien
(patient Safety) di Rumah Sakit.
rumah sakit (patient safety):
jurnal Keperawatan Soedirman
utamakan keselamatan pasien.
(The Soedirman Journal of
Ed.2. Jakarta: Bakti Husada
Nursing), Volume 11, No.2, Juli
2016).
Departemen Kesehatan RI.
(2006). Panduan nasional Hubungan pengetahuan
keselamatan pasien rumah sakit perawat dengan upaya penerapan
(patient safety): utamakan patient safety di ruang rawat inap
keselamatan pasien. Jakarta: Bakti rumah sakit umum daerah
Husada Dr.zainoel abiding Banda
aceh.Idea Nursing Journal Vol.
Elisabet. (2008). VII No. 1 2016 ISSN : 2087-2879
Optimalisasi pelaksanaan
Kemenkes RI.
handover berdasarkan standar
(2011),Standar Akreditasi Rumah
national patient safety. Jurnal
Sakit, Kerjasama Direktorat
Administrasi dan Kebijakan
Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Kesehatan, 6:166-171
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia dengan Komisi
Hubungan perilaku
Akreditasi Rumah Sakit (KARS),
dengan kemampuan perawat
Jakarta.
dalam melaksanakan keselamatan
pasien (Patient Safety) di Ruang
Menteri Kesehatan RI.
akutinstalasi Gawat darurat
(2011). Peraturan menteri
RSUP Prof.Dr.R.D. Kandou
kesehatan republik indonesia Fundamentals of Nursing,Edition.
nomor Australia : Mosby-Elsevier
1691/Menkes/Per/VIII/2011 Potter, P.A. & Perry, A.G.
tentang “keselamatan pasien (2005). Buku ajar fundamental
rumah saki”t. keperawatan: konsep, proses, dan
praktik. Ed.4. Vol.1. Jakarta:
National Patient Safety
EGC.
Agency. (2006). Seven steps to
patient safety for primary care: Simamora, R. H. (2019).
the full reference guide. London: Menjadi Perawat yang:
The National Patient Safety CIH’HUY. Surakarta: Kekata
Agency. Publisher.
Simanullang Putri (2019),
Potter, C.J, Taylor. P.A., &
Proses Keperawatan dalam
Perry, C. (2009). Potter &Perry’s
Praktek klinik. Osf. Yooh.

RESUME

Keselamatan adalah kebutuhan dasar manusia dan kebutuhan prioritas kedua setelah
kebutuhan fisiologis pada hierarki kebutuhan Maslow yang harus terpenuhi. Berdasarkan
Peraturan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2017, keselamatan pasien adalah suatu sistem
yang membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

Keselamatan pasien dapat diartikan sebagai upaya untuk melindungi pasien dari
sesuatu yang tidak diinginkan selama proses perawatan. Tujuan utama penerapan patient
safety di rumah sakit adalah mencegah dan mengurangi terjadinya Insiden Keselamatan
Pasien (IKP)dalam pelayanan kesehatan,Peningkatan mutu dalam segala bidang khususnya
dalam bidang kesehatan salah satunya melalui akreditasi Rumah Sakit menuju kualitas
pelayanan Internasional.

Keselamatan pasien bagi perawat tidak hanya merupakan pedoman tentang apa
yang seharusnya dilakukan, namun keselamatan pasien merupakan komitmen yang tertuang
dalam kode etik perawat dalam memberikan pelayanan yang aman, sesuai kompetensi, dan
berlandaskan kode etik bagi pasien.

Pemberian pelayanan yang aman harus didahului dengan pemahaman materi


keselamatan pasien rumah sakit yang mengacu standar internasional pada Joint
Commission International (JCI). Fokus utama JCI adalah meningkatkan keselamatan
perawatan pasien melalui penyediaan jasa akreditasi dan sertifikasi serta melalui layanan
konsultasi dan pendidikan dengan tujuan membantu organisasi menerapkan solusi praktis
dan berkelanjutan.

Keragaman dan keteraturan para pelayan jika tidak dikelola dengan baik dapat
terjadi Keselamatan Pasien Insiden. Keselamatan pasien di rumah sakit melibatkan
partisipasi dari semua petugas kesehatan, terutama perawat.

Anda mungkin juga menyukai