Anda di halaman 1dari 5

Hasil dan Pembahasan dengan dukungan social rendah.

Dalam penelitian
ini mayoritas wanita pasca
Dalam mendeskripsikan responden
didasarkan pada usia, pendidikan, profesi, status
pernikahan, status tinggal bersama, minggu persalinan berusia 20-30 tahun yang merasakan
kehamilan ibu dan berat badan bayi. Berdasarkan dukungan sosial tinggi (59,3%).
usia responden, didominasi oleh wanita pasca
persalinan berusia 20-30 tahun sebanyak 67%. Pendidikan
Berdasarkan pendidikan responden, didominasi
oleh wanita pasca persalinan dengan pendidikan Berdasarkan hasil crosstabulation dukungan
terakhir SMA sebanyak 55,6%. Berdasarkan Profesi sosial dengan pendidikan, wanita pasca persalinan
responden, didominasi oleh wanita pasca persalinan dengan pendidikan terakhir Sarjana, SMA, Diploma
yang bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak dan Pascasarjana lebih banyak yang merasakan
32%. Berdasarkan status pernikahan responden, dukungan sosial tinggi, SMA dan Perguruan tinggi
didominasi oleh wanita pasca persalinan dengan memiliki responden yang merasakan dukungan
status pernikahan menikah sebanyak 72%. sosial rendah, dalam penelitian ini mayoritas wanita
Berdasarkan status tinggal bersama responden, pasca persalinan dengan pendidikan terakhir SMA
didominasi oleh wanita pasca persalinan dengan yang merasakan dukungan sosial tinggi sebanyak 27
status tinggal bersama suami sebanyak 90,7%. esponden (50%) dan yang paling rendah
Berdasarkan usia minggu kehamilan responden, berpendidikan SMA dan Perguruan Tinggi sebanyak
didominasi oleh wanita dengan usia kehamilan 39 3 responden (masing- masing 5,6%).
minggu sebanyak 31,5%. Dan berdasarkan berat
badan bayi responden, didominasi oleh bayi dengan Profesi
berat badan setelah persalinan sebesar 2900 dan Berdasarkan hasil crosstabulation dukungan
3100 masing masing sebanyak 11,1%. sosial dengan Profesi, wanita pasca persalinan yang
Hasil uji validitas pada alat ukur dukungan bekerja sebagai Pedagang, Swasta, Guru, Tenaga
sosial dari 44 item yang gugur berjumlah 3 item, Kesehatan, dan ibu rumah tangga lebih banyak yang
sehingga tersisa 41 item yang valid untuk dijadikan merasakan dukungan sosial tinggi, namun Ibu
alat ukur dengan rentang validitas 0,2681 – 0,726. Rumah Tangga juga menjadi profesi yang banyak
Hasil uji reliabilitas alat ukur dukungan merasakan dukungan sosial rendah, dalam penelitian
sosial memperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar ini mayoritas wanita pasca persalinan yang bekerja
0,926. sebagai ibu rumah tangga merasakan dukungan
Tabel 1 sosial tinggi (53,7%).
Kategorisasi Dukungan Sosial
Skor Kategorisasi Jumlah % Status Pernikahan
X < 119,39 Rendah 6 11,1% Berdasarkan hasil crosstabulation dukungan
X ≥ 119,39 Tinggi 48 88,9% sosial dengan Status pernikahan, responden pada
Total 54 100% dengan status menikah lebih banyak merasakan
Skor ≥ 119,39 maka dukungan sosial tinggi dukungan sosial tinggi, dibandingkan yang
dan skor < 119,39 yang artinya dukungan sosial merasakan dukungan sosial rendah, dalam
rendah. Terdapat 48 responden dengan dukungan peneliitian ini mayoritas wanita pasca persalinan
sosial yang tinggi dan 6 responden dengan dengan status menikah merasakan dukungan sosial
dukungan sosial rendah. Dapat disimpulkan bahwa tinggi (61,1%).
lebih banyak responden dengan dukungan sosial
tinggi sebanyak 88,9%. Status Tinggal Bersama
Berdasarkan hasil crosstabulation dukungan
sosial dengan status tinggal bersama, responden
Usia dengan status tinggal bersama suami, lebih banyak
Berdasarkan hasil crosstabulation merasakan dukungan sosial tinggi, dan responden
dukungan sosial dengan usia 20-30 tahun lebih dengan status tinggal bersama suami juga ada yang
banyak yang merasakan dukungan sosial tinggi merasakan dukungan sosial rendah, dalam penelitian
sebanyak 32 responden dibandingkan yang ini mayoritas wanita pasca persalinan dengan status
merasakan dukungan sosial rendah sebanyak 4 tinggal bersama suami merasakan dukungan sosial
responden, usia >30 tahun juga memiliki lebih tinggi (79,6%).
banyak responden yang merasakan dukungan social
tinggi sebanyak 16 responden dan 2 responden
Minggu Kehamilan Ibu Pernikahan terhadap
Berdasarkan hasil crosstabulation
dukungan sosial dengan Minggu kehamilan ibu, Kepuasan Pernikahan Istri Nelayan yang menyatakan
responden dengan usia kehamilan 40 minggu lebih bahwa suami yang memberikan empati dan
banyak merasakan dukungan sosial tinggi, simpatinya, akan membuat wanita leluasa
responden dengan usia kehamilan 38 dan 39 mengkomunikasikan kebutuhan dukungan yang ingin
minggu merasakan dukungan sosial rendah. Dalam didapatkan darinya, karena ia merasa nyaman dan
peneliitian ini mayoritas wanita dengan usia dihargai. Sehingga wanita merasa optimis untuk
kehamilan 40 minggu lebih banyak merasakan dapat menjalani masa pasca persalinannya.
dukungan sosial tinggi (29,6%). Dukungan sosial yang tinggi berupa
tersedianya bantuan untuk bergantian merawat bayi,
Berat Badan Bayi meringankan tugas-tugas rumah tangga, dan
Berdasarkan hasil crosstabulation mendengarkan keluh kesahnya yang didapat baik
dukungan sosial dengan Berat badan bayi, bayi dari pasangan, anggota keluarga, tetangga, rekan
yang dilahirkan oleh responden dengan berat badan kerja, dan komunitas. Hal itu juga terlihat dari hasil
3100 memiliki dukungan sosial yang tinggi. Dalam wawancara singkat peneliti dengan salah satu
penelitian ini bayi yang dilahirkan oleh responden responden, ia menjelaskan bahwa pasca persalinan
dengan berat badan 3100 memiliki dukungan sosial membuatnya merasa makin dicintai dan diperhatikan
yang tinggi (9,3%). diakui karena orang terdekatnya sangat peka
terhadap yang dikeluhkannya sehingga mereka
Pembahasan dengan sukarela mau membantu menyediakan
kebutuhan dan keperluannya tanpa diminta, hal ini
Berdasarkan hasil kategorisasi
membuatnya yakin bahwa ia dapat dengan mulus
didapatkan hasil gambaran dukungan sosial pada
menjalani masa pasca bersalinnya digambarkan
wanita pasca persalinan. Diketahui bahwa wanita
dengan merasa cepat pulih dari luka bersalinnya dan
pasca persalinan yang merasakan dukungan sosial
fokus untuk menyiapkan segala hal agar bayinya
tinggi yaitu sebanyak 48 responden (88,9%) dan
tumbuh berkembang dengan optimal. Dari hal
dukungan sosial rendah berjumlah 6 responden
tersebut dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial
(11,1%). Berdasarkan hal tersebut, dapat
tinggi pasca persalianan mampu mencegah terjadinya
disimpulkan bahwa wanita pasca persalinan lebih
stres pasca persalinan atau yang biasa disebut
banyak yang memiliki dukungan sosial tinggi.
babyblues. Seperti hasil penelitian Hidayati (2020)
Wanita pasca persalinan yang memiliki
yang berjudul pengaruh dukungan sosial keluarga
dukungan sosial tinggi merasakan memperoleh
terhadap postpartum blues bahwa kemungkinan
bantuan untuk bergantian merawat bayi, diringankan
terjadinya postpartum blues menjadi lebih rendah
tugas-tugas rumah tangganya, dan ada orang yang
apabila wanita pasca persalinan memiliki dukungan
bersedia mendengarkan keluh kesahnya membuat
sosial tinggi.
mereka merasa diperhatikan, dipedulikan, merasa
Manfaat dukungan sosial tinggi bagi wanita
dicintai, diberikan kasih sayang, dihargai, dan
pasca persalinan membuat mereka menjadi lebih
merasa terbantu sehingga membuat mereka merasa
bahagia, tenang dan jauh dari perasaan cemas, lebih
nyaman, mampu, yakin dan optimis menghadapi
bersemangat, optimis bisa menjadi ibu yang baik
tugas-tugas yang bertambah, dan masalah yang
dengan mau belajar mencari informasi yang
terjadi. Perasaan diperhatikan, dibantu, dicintai ini
mendukung keberhasilannya merawat bayi, mampu
dikarenakan wanita pasca persalinan dalam
berkoordinasi dengan orang-orang terdekatnya untuk
penelitian ini lebih banyak yang hanya tinggal
bergantian mengasuh bayinya agar memberikan
dengan suami (90,7%), sehingga mereka merasakan
kesempatan diri untuk mengerjakan tugas rumah
dan menilai bahwa suaminya mampu menjadi
tangga dapat menyediakan diri untuk me time. Hal
supporter utama dalam pemulihan diri, menjalankan
ini juga terlihat dari skor tinggi responden yang
aktifitas perawatan dan pengasuhan di
menjawab sangat sesuai pada penyataan bahwa
kesehariannya, maka komunikasi dan hubungan
“saya senang, saya memiliki seseorang yang selalu
yang terjalin semakin intim sehingga berdampak
ada ketika saya butuhkan”, kemudian “kasih sayang
pada perasaan dicintai, diperhatikan dan dipedulikan
yang diberikan oleh orang-orang terdekat membuat
yang membuatnya merasa nyaman. Atau dengan
saya merasa tenang dalam menghadapi berbagai
kata lain wanita pasca persalinan ini merasakan
tekanan yang saya alami” dan “orang terdekat saya
suaminya penuh empati dengan kondisi fisik yang
berusaha menenangkan, jika saya merasa cemas”.
dialaminya. Hal ini sejalan dengan penelitian Anisa
Hal ini juga konsisten terlihat dari skor rendah
(2018) dengan judul Pengaruh Dukungan Sosial,
dengan tanggapan sangat tidak sesuai pada
Komunikasi Interpersonal, dan Ekspektasi
pernyataan “saya merasa sendiri, karena kehidupan
saya hanya dengan bayi saja”.
Sedangkan sebaliknya dampak dari
dukungan sosial rendah pada wanita pasca
persalinan yang mereka rasakan dari perlakuan
yang justru makin membebaninya, seperti dikritik
kasar pada caranya merawat bayi, komentar negatif
pada perubahan tubuhnya dan hasil pekerjaan
rumah tangganya sehingga membuat mereka
mengalami kesulitan mengurus bayi, kesulitan
menyelesaikan tugas-tugas dan kesulitan
mendapatkan bantuan, yang mengakibatkan mereka
merasa diacuhkan, diabaikan, tidak dipedulikan dan
merasa sendiri yang membuat mereka rentan
mengalami stres yang berdampak menjadi tidak
yakin pada kemampuannya menjalani masa pasca
bersalinnya dan khawatir tidak dapat menjadi ibu
dan istri yang baik. Seperti yang dikatakan Ogden
(2007) bahwa dukungan sosial yang rendah dapat
melemahkan ketahanan diri seseorang terhadap
stres. Sejalan juga dengan hasil penelitian Rozali
(2015) dengan judul Hubungan Efikasi Diri
Akademik dan Dukungan Sosial dengan
Penyesuaian Diri menyatakan bahwa individu
dengan dukungan sosial rendah akan menunjukan
bahwa ia merasa terisolasi, sehingga merasa
khawatir dan takut gagal ketika dihadapkan oleh
tuntutan tugasnya, tidak yakin dengan
kemampuannya serta panik dalam menghadapi
tugas yang banyak. Hal ini juga terlihat dari
pernyataan
bahwa “tidak ada seseorang yang memberi membuat orang-orang terdekat sukarela
masukan agar saya membyat jadwal prioritas memberi bantuan berupa informasi, saran dan
kegiatan sehari- hari” yang membuat mereka nasihat sehingga mereka merasa diperhatikan.
merasa diperhatikan, dan diperkuat dengan Menurut Uchino (dalam Sarafino & Smith,
skor responden yang menjawab sangat tidak 2011) individu yang mendapatkan dukungan
sesuai pada penyataan yang mengindikasikan sosial dipengaruhi faktor penerima bantuan
bahwa mereka merasa dipedulikan “Orang- yang terbuka untuk memberitahu pada
orang terdekat saya acuh tak acuh terhadap siapapun bahwa ia butuh pertolongan. Dan
perkembangan kepulihan saya dan bayi saya”. terlihat pada item pernyataan “Ada orang
Hasil crosstab/tabulasi silang antara terdekat yang memberikan saran tentang
dukungan sosial pada wanita pasca persalinan mengatasi bayi yang terus rewel” dan “Saya
dengan usia responden menunjukan bahwa memiliki seseorang yang selalu memberi
wanita pasca persalinan yang berusia 20-30 informasi tentang pemberian ASI dan
tahun lebih banyak memiliki dukungan sosial merawat bayi dari pelayanan kesehatan.
tinggi yaitu berjumlah 32 responden (59,3%). Hasil crosstab/tabulasi silang antara
Menurut Hurlock (2002) pada rentang usia dukungan sosial pada wanita pasca
dewasa awal tersebut, individu memiliki persalinan dengan pekerjaan responden
tuntutan dalam diri dan lingkungan untuk menunjukan bahwa wanita pasca persalinan
menjadi mandiri dan mengembangkan diri yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yang
menjadi orang tua. Artinya wanita pasca lebih banyak memiliki dukungan sosial tinggi
persalinan pada rentang usia tersebut dibandingkan pekerjaan yang lainnya yaitu
membutuhkan dukungan sosial untuk berjumlah 29 responden (53,7%).
membantu meningkatkan kemampuannya Berdasarkan hasil crosstab/tabulasi
menjadi ibu. Peneliti menduga dukungan silang antara dukungan sosial pada wanita
sosial yang dirasakan dan diamati berupa pasca persalinan dengan status pernikahan
pengarahan dan panduan agar dapat responden menunjukan bahwa wanita pasca
mengembangkan perilakunya yang mature persalinan dengan status menikah lebih banyak
sebagai ibu, sehingga mereka merasa memiliki dukungan sosial tinggi dibandingkan
dipedulikan. Seperti yang dikatakan status cerai yaitu berjumlah 33 responden
Mcanarney dan Hendee (1989) bahwa (61,1%). Menurut penelitian Lestari (2018)
pemberian contoh atau teladan akan pola bahwa setiap orang (selain istri dan suami,
tingkah laku maternal yang baik ditunjukan dalam hal ini mertua, hingga ipar dan
individu dapat membantu pembentukan pola sebagainya) yang terlibat setelah pernikahan
tingkah laku maternal yang optimal ke terjadi usia pernikahan 2-4 tahun telah
individu lain. mencapai komunikasi intim tinggi. Dari hal
Selanjutnya hasil crosstab/tabulasi tersebut diduga dukungan sosial yang diterima
silang antara dukungan sosial pada wanita wanita pasca persalinan dipersepsikan sebagai
pasca persalinan dengan tingkat pendidikan pemenuh kebutuhan sosial seperti dimiliki dan
responden menunjukan bahwa wanita pasca dicintai, sehingga dapat dengan nyaman saling
persalinan dengan pendidikan SMA paling berbagi informasi dan menerima bantuan
banyak memiliki dukungan sosial tinggi yaitu terkait pasca persalinan, yang berdampak
berjumlah 30 responden (30%). Menurut pada penyelesaian konflik/masalah dengan
Notoatmojo (dalam Nuryati, 2019) bahwa baik.
individu berpendidikan tinggi mudah dalam Selanjutnya hasil crosstab/tabulasi
menerima pengetahuan baru dalam silang antara dukungan sosial pada wanita
berinteraksi dengan lingkungan, dugaan pasca persalinan dengan urutan status tinggal
peneliti dukungan sosial tinggi yang bersama menunjukan bahwa tinggal bersama
dirasakan wanita pasca persalinan suami lebih banyak memiliki dukungan sosial
dikarenakan kemudahan dan keterbukaan tinggi dibandingkan status tinggal bersama
menerima informasi baru inilah, yang keluarga asli yaitu berjumlah 43 responden
(79,6%). Peneliti menduga hal ini terjadi semangat, perasaan dihargai dan diapresiasi
karena dukungan sosial yang diterima pada akan hal yang dilakukannya. Hal ini terjadi
persalinan pertama dipersepsikan berguna karena masa pasca persalinan, wanita
untuk meringankan tekanan yang dihadapi dihadapkan pada keadaan biologis dari
dalam menjalani peran baru sebagai ibu, hormon yang naik turun yang berefek pada
sehingga dapat mencegah terjadinya stres yang mood, emosi dan psikologi yang menjadi
berdampak pada masalah kesehatan mental. sensitif dan perasaannya mudah tersentuh
Seperti pada penelitian Oktaputrining dan (Mansur, dalam Jayasima, Deliana &
Suroso (2018) bahwa persalinan pertama Mabruri, 2018). Terlihat dari item paling
membutuhkan dukungan sosial tinggi agar banyak jawaban responden yang sangat sesuai
wanita pasca persalinan dapat meminimalisir pada pernyataan bahwa “saya senang, saya
dampak dari munculnya postpartum blues, memiliki seseorang yang selalu ada ketika
sehingga bersemangat menjalani masa pasca saya butuhkan”. Dari hal tersebut
bersalinnya. menjelaskan bahwa wanita pasca persalinan
Hasil crosstab/tabulasi silang antara telah dibantu terpenuhi kebutuhannya, mereka
dukungan sosial pada wanita pasca persalinan menganggap orang tersebut telah merasakan
dengan minggu kehamilan ibu menunjukan apa yang dirasakannya, sehingga secara
bahwa responden dengan usia kehamilan 40 emosional membuatnya senang dan bahagia.
minggu lebih banyak dibandingkan usia Hal ini sejalan dengan yang dikatakan Uchino
kehamilan lainnya yaitu berjumlah 16 (dalam Sarafino & Smith, 2011) dukungan
responden (29,6%). Peneliti menduga hal ini emosional dan penghargaan adalah dukungan
terjadi karena dukungan dari suami yang diberikan dengan menyampaikan
dipersepsikan sebagai sumber dukungan utama empati, kepedulian, perhatian, hal positif, dan
yang mampu memberikan afirmasi positif dorongan kearah penerima dukungan yang
sesuai emosi yang dialami wanita pasca memberikan kenyamanan dan kepastian
persalinan, bersedia mendengarkan keluh dengan rasa memiliki dan dicintai pada saat
kesah tentang permasalah pribadi hingga stress.
keuangan yang membuat hubungan
pernikahan yang terjalin menjadi dekat dan
komunikasi semakin intim, sehingga wanita
pasca persalinan merasa dicintai, disayangi
dan diperhatikan. Seperti pada penelitian yang
dilakukan Lestari (2018) bahwa suami-istri
yang mampu saling berkomunikasi dalam
segala hal mulai dari aktifitas sehari-hari
bersama, pengungkapan masalah pribadi
hingga keuangan maka pernikahan tersebut
memiliki komunikasi intim tinggi.
Hasil crosstab/tabulasi silang antara
dukungan sosial pada wanita pasca
persalinan dengan berat badan bayi
menunjukan bahwa berat badan bayi 2900
dan 3100 memiliki dukungan sosial yang
lebih tinggi diantara berat badan bayi lainnya
yaitu masing masing sebanyak 5 responden
(9,3%).
Dukungan emosional dan
penghargaan, yaitu dukungan berupa empati
dari orang lain yang ikut merasakan yang
dirasakannya, kepedulian berupa merasa
diterima secara emosional, diberikan

Anda mungkin juga menyukai