SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam
dan kebutuhan dasar masyarakat. Dengan kata lain seluruh kepentingan yang
menyangkut hajat hidup orang banyak itu harus atau perlu adanya suatu
pelayanan.
masih dihadapkan pada sistem pemerintahan yang belum efektif dan efisien serta
kualitas sumber daya manusia aparatur yang belum memadai. Hal ini terlihat dari
masih banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik secara Iangsung
maupun melalui media massa. Pelayanan publik perlu dilihat sebagai usaha
pemerintah semata tetapi juga oleh penyelenggara swasta. Pada saat ini persoalan
yang dihadapi begitu mendesak, masyarakat mulai tidak sabar atau mulai cemas
masyarakat sebagai pengguna. Dengan begitu, tak ada pintu masuk alternatif
untuk memulai perbaikan pelayanan publik selain sesegera mungkin
mendengarkan suara publik itu sendiri. Inilah yang akan menjadi jalan bagi
telah menjadi rahasia umum bagi setiap masyarakat sebagai penerima layanan,
ungkapan ini tidaklah berlebihan ketika melihat fakta bahwa hak sipil warga
sering dilanggar dalam proses pengurusan identitas penduduk seperti Kartu Tanda
publik.
Pelayanan publik masih diwarnai oleh pelayanan yang sulit untuk diakses,
prosedur yang berbelit-belit ketika harus mengurus suatu perijinan tertentu, biaya
yang tidak jelas serta terjadinya praktek pungutan liar (pungli), merupakan
indikator rendahnya kualitas pelayanan publik di Indonesia. Di mana hal ini juga
dalam pelayanan publik di mana masyarakat yang tergolong miskin akan sulit
perbedaan yang lebar antar yang kaya dan miskin dalam konteks pelayanan,
peningkatan ekonomi yang lamban, dan pada tahapan tertentu dapat meledak dan
sering atau selalu dikeluhkan karena ketidak efisien dan efektif, birokrasi sering
kali dianggap tidak mampu melakukan hal-hal yang sesuai dan tepat, serta sering
mempersulit.
terselenggara dengan baik. Dalam hal ini juga pemerintah diperbolehkan untuk
ini boleh dilakukan agar dapat terlaksananya pelayanan publik dengan baik serta
terciptanya kesejahteraan bagi masyarakat. Sebagai konsumen dalam pelayanan
nachtwachkerstaat (negara penjaga malam), dalam tipe negara ini, negara tidak
negara baru bertindak apabila keamanan dan ketertiban terganggu. Dalam hal ini
menghendaki faham ini tidak dipertahankan lagi, sehingga negara terpaksa turut
dari rule government menjadi good governance, dalam paradigma dari rule
Sementara prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) tidak
semata tetapi harus melibatkan intern birokrasi maupun ekstern birokrasi. Citra
buruk yang melekat dalam tubuh birokrasi dikarenakan sistem ini telah dianggap
semua institusi governance memiliki suara dalam pembuatan keputusan, hal ini
rakyat, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemerintah yang demokratis
hal yang paling diutamakan dan merupakan ciri utama dari good governance.
Kewenangan. Asas ini dijadikan sebagai dasar penilaian dalam peradilan dan
upaya administrasi, disamping sebagai norma hukum tidak tertulis bagi tindakan
yang umum dan abstrak, dan dalam beberapa hal muncul sebagai aturan hukum
yang konkret atau tertuang secara tersurat dalam pasal undang-undang serta
publik. Asas ini merupakan jembatan antara norma hukum dan norma etika yang
(AAUPB) merupakan suatu bagian yang pokok bagi pelaksanaan atau realisasi
Hukum Tata Pemerintahan atau Administrasi Negara dan merupakan suatu bagian
yang penting sekali bagi perwujudan pemerintahan negara dalam arti luas. Asas
(AAUPB) ini diterapkan secara tidak langsung sebagai salah satu dasar penilaian.
perbuatan melawan hukum oleh penguasa. Asas ini juga dapat dipahami sebagai
asas-asas umum yang dijadikan sebagai dasar dan tata cara dalam
bentuk barang dan atau jasa, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
kebutuhan sosial masyarakat. Dalam konteks itu, ada jaminan bahwa pelayanan
Selain itu, masyarakat akan merasa memiliki pelayanan publik tersebut sehingga
yang besar tersebut. Maka dari itu dibutuhkanlah suatu badan pengadilan, yaitu
PTUN. PTUN sebagai suatu lembaga yang lahir pada masa perkembangan system
modern, yang terdiri dari proses-proses formal.1 Dalam system peradilan yang
1
Bahsan Mustafa. 1990. Pokok-pokok Hukum Admintrasi Negara. Citra Aditya Bakti. Bandung. Hlm.
64
2
http://buletinlitbang.dephan.go.id/index.asp?vnomor=10&mnorutisi=11
3
Djenal Hosen Koesoemahatmadja. 1979. Pokok-pokok hukum Tata Usaha Negara. Alumni:
Bandung. Hlm. 47
menjadi produk PTUN, dapat memberikan rasa keadilan bagi pencari keadilan
pertanyaan apakah kriteria PTUN sebagai akses ke keadilan sudah cukup diwakili
dengan istilah sederhana, cepat dan biaya ringan saja? Atau apakah parameter
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut :
PTUN Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
PTUN Yogyakarta.
teoritis. Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah untuk memperkaya khazanah
Administrasi Negara.
akademis. Dari segi Manfaat Praktisnya, skripsi ini bermanfaat bagi Pemerintah,
dan kalangan praktisi hukum. Bagi Pemerintah penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan pegangan dan acuan dalam pengaturan dan pengelolaan serta perencanaan
tata kota dan penerapan suatu asas pemerintahan yang baik. Bagi kalangan
praktisi hukum penulisan skripsi ini bermanfaat sebagai acuan dan bahan kajian
E. Tinjauan Pustaka
norma
kesusilaan, kepatutan dan aturan hukum. Asas umum pemerintahan yang baik
juga dapat dipahami sebagai asas-asas umum yang dijadikan sebagai dasar dan
tata cara dalam penyelenggaraan pemerintahan yang layak, yang denganc ara
hokum tidak tertulis, yang senantiasa harus ditaati oleh pemerintah, meskipun arti
yang tepat dari asas-asas umum pemerintah yang baik bagi tiap keadaan tersendiri
Negara yang Bersih dan Bebas KKN. Dengan diundangkannya UU No. 28 tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, Asas-asas
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proporsionalitas
6. Asas Profesionalitas
7. Asas Akuntabilitas
Asas Kepastian Hukum adalah asas dalam rangka negara hukum yang
4
Ridwan H.R, 2002.Hukum Administrasi Negara, UII Press: Jakarta. Hlm 186
Asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan selektif . Asas Keterbukaan
adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh
Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
2. Asas keseimbangan
tampak pada unsur-unsur yang ada dalam negara Indonesia, yaitu sebagai berikut:
kerukunan;
sarana terakhir;
suatu Negara, selalu terkait dengan falsafah Negara yang dianutnya. Dalam suatu
memberikan pengayoman hokum dan kepastian hokum, baik bagi rakyat maupun
negara yang melawan hokum dan merugikan, sedangkan secara represif ditujukan
historis di bawah ini, terdapat dua pendekatan; personal dan sistem. Secara
yang ideal dilakukan secara paternalistik, yakni para penguasa yang bijaksana
haruslah menempatkan diri selaku ayah yang baik lagi arif yang dalam
kebahagiaan anak-anak itu sendiri.6 Pada bagian lain, Plato mengusulkan agar
5
Sjahran Basah, Eksistensi dan Tolak Ukur Badan Peradilan Administrasi di Indonesia, Alumni
Bandung, 1985, hlm. 154
6
Philipus M. Hadjon. 1993. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta. Hlm. 29
negara menjadi baik, harus dipimpin oleh seorang filosof, karena filosof adalah
yang takluk pada hukum, dan harus senantiasa diwarnai oleh penghargaan dan
saja tidak mudah mencari pemimpin dengan kualitas pribadi yang sempurna. Oleh
pada pengaturan hukum yang baik. Berdasarkan pendapat Plato ini, maka
satu alternatif yang baik dalam penyelenggaraan negara. HAN dapat dijadikan
pemerintahan lebih nyata dalam HAN, karena di sini akan terlihat konkrit
penyelenggaraan pemerintahan sudah baik atau belum. Di satu sisi HAN dapat
pelayanan, dan perlindungan bagi masyarakat, di sisi lain HAN memuat aturan
7
Muchsan. 1981. Beberapa catatan tentang Hukum Admionistrasi Negara dan Peradilan Adinistrsi di
Indonesia. Liberty: Yogyakarta. Hlm. 32
normatif tentang bagaimana pemerintahan dijalankan, atau sebagaimana
dikatakan Sjachran Basah , bahwa salah satu inti hakikat HAN adalah untuk
hukum.8
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dan Bersih dari Korupsi
dalam mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa. Hal ini secara tegas dinyatakan
sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal hidupnya negara ialah
lebih dari 30 (tiga puluh) tahun, Penyelenggara Negara tidak dapat menjalankan
tugas dan fungsinya secara optimal, sehingga penyelenggara negara tidak berjalan
belum sepenuhnya berperan serta dalam menjalankan fungsi kontrol sosial yang
8
Sjachran Basah. 1985. Eksistensi dan Tolok Ukur Badan Peradilan Administrasi Negara. Alumni
Bandung. Hlm. 109
9
Marbun, SF dan Moh.Mahfud. 1987. Pokok-pokok Huum Administrasi Negara. Liberty: Yogyakarta.
Hlm. 83
Pemusatan kekuasaan, wewenang, dan tanggungjawab tersebut tidak
hanya berdampak negatif di bidang politik, namun juga dibidang ekonomi dan
korupsi, kolusi dan nepotisme.10 Tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme
Negara, melainkan juga Penyelenggara Negara dengan pihak lain seperti keluarga
F. Metode Penelitian
tulisan ilmiah, maka diperlukanlah data-data yang relevan dari skripsi ini. Dalam
upaya pengumpulan data yang diperlukan itu, maka penulis menerapkan metode
1. Objek Penelitian
Yogyakarta.
2. Jenis Penelitian
10
A.Hamid S.Atamimi. 1992. Perbedaan Antara Peraturan Peundang-Undangan dan Peraturan
Kebijaksanaan. Makalah Pidato dies Natalis PTIK ke-46. Jakarta. Hlm 56
peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan bahan–bahan hukum yang
3. Lokasi penelitian
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini
meliputi:
a. Bahan hukum primer, yaitu norma atau kaedah dasar seperti Peraturaan-
b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang erat kaitannya dengan
bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan
c. Bahan hukum tertier yaitu kamus, bahan dari internet dan lain-lain bahan
hukum yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder.
a. Wawancara
c. Studi Dokumen
Penelitian yang dilakukan dengan mengkaji suatu kasus yang terjadi yang
sarjana, majalah, surat kabar, internet, maupun sumber teoritis lainnya yang