Anda di halaman 1dari 28

LEMBAR KOREKSI

HUKUM HOOKE

NAMA : MA’FIRANI SYAM

NO. STAMBUK : A 241 14 020

KELOMPOK : VII

ASISTEN : DUWI KHOTIBUL UMAM

NO HARI, TANGGAL KOREKSI PARAF


PERCOBAAN III

HUKUM HOOKE

I. Tujuan
1. Memahami Konsep Hukum Hooke
2. Mencari Nilai Konstanta Pegas
3. Membandingkan Konstanta Pegas
4. Mencari Energi Pada Pegas

II. Alat dan Bahan


1. Pascar Dynamics System
2. Sensor gerak
3. Sensor gaya
4. Discover Collision Bracket
5. Spring Cart Launcher
6. Elastic Bumper
7. Physics String
8. 850 Universal Interface
9. PASCO Capstone
III. Dasar Teori

Ketika dirimu menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut
bertambah panjang. silahkan dicoba kalau tidak percaya. Jika tarikanmu dilepaskan,
maka karet akan kembali ke panjang semula. Demikian juga ketika dirimu
merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah panjang. tetapi ketika
dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti semula. Hal itu disebabkan karena
benda-benda tersebut memiliki sifat elastis. Elastis atau elastsisitas adalah
kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang
diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah
benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet,
yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang.

Hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas dengan pertambahan


panjang pegas x pada daerah elastisitas pertama kali dikemukakan oleh Robert
Hooke (1635 - 1703), yang kemudian dikenal dengan Hukum Hooke.

Misalnya ditinjau pegas yang dipasang horisontal, di mana pada ujung pegas
tersebut dikaitkan sebuah benda bermassa m. Massa benda kita abaikan, demikian
juga dengan gaya gesekan, sehingga benda meluncur pada permukaan horisontal
tanpa hambatan. Terlebih dahulu kita tetapkan arah positif ke kanan dan arah negatif
ke kiri. Setiap pegas memiliki panjang alami, jika pada pegas tersebut tidak diberikan
gaya. Pada kedaan ini, benda yang dikaitkan pada ujung pegas berada dalam posisi
setimbang. Apabila benda ditarik ke kanan sejauh +x (pegas diregangkan), pegas
akan memberikan gaya pemulih pada benda tersebut yang arahnya ke kiri sehingga
benda kembali ke posisi setimbangnya. Sebaliknya, jika benda ditarik ke kiri sejauh
-x, pegas juga memberikan gaya pemulih untuk mengembalikan benda tersebut ke
kanan sehingga benda kembali ke posisi setimbang

Besar gaya pemulih F ternyata berbanding lurus dengan simpangan x dari


pegas yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang (posisi setimbang ketika
x = 0). Secara matematis ditulis :

F = k ∆x
dengan:
F = gaya yang dikerjakan pada pegas (N)
∆x = pertambahan panjang (m)
k = konstanta pegas (N/m)

Pada saat ditarik, pegas mengadakan gaya yang besarnya sama dengan gaya
tarikan tetapi arahnya berlawanan (Faksi = -Freaksi). Jika gaya ini disebut gaya
pegas FP maka gaya ini pun sebanding dengan pertambahan panjang pegas.
Fp = -F
Fp = -k.x
Persamaan diatas sering dikenal sebagai persamaan pegas dan merupakan
hukum hooke, dengan Fp = gaya pegas dan x = simpangan, dengan Tanda negatif
menunjukkan bahwa gaya pemulih alias F mempunyai arah berlawanan dengan
simpangan x. Ketika kita menarik pegas ke kanan maka x bernilai positif, tetapi arah
F ke kiri (berlawanan arah dengan simpangan x). Sebaliknya jika pegas ditekan, x
berarah ke kiri (negatif), sedangkan gaya F bekerja ke kanan. Jadi gaya F selalu
bekeja berlawanan arah dengan arah simpangan x. k adalah konstanta pegas.
Konstanta pegas berkaitan dengan elastisitas sebuah pegas. Semakin besar konstanta
pegas (semakin kaku sebuah pegas), semakin besar gaya yang diperlukan untuk
menekan atau meregangkan pegas. Sebaliknya semakin elastis sebuah pegas
(semakin kecil konstanta pegas), semakin kecil gaya yang diperlukan untuk
meregangkan pegas. Untuk meregangkan pegas sejauh x, kita akan memberikan gaya
luar pada pegas, yang besarnya sama dengan F = +kx. Hasil eksperimen
menunjukkan bahwa x sebanding dengan gaya yang diberikan pada benda.
Hukum hooke berlaku juga untuk semua benda padat, dari besi sampai tulang
tetapi hanya sampai pada batas-batas tertentu. Misalnya sebuah batang logam yang
digantung vertikal
Berdasarkan persamaan tersebut Hukum Hooke dapat dinyatakan: Pada
daerah elastisitas benda, besarnya pertambahan panjang sebanding dengan gaya
yang bekerja pada benda. Sifat pegas seperti ini banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya pada neraca pegas dan pada kendaraan bermotor (pegas sebagai
peredam kejut). Dua buah pegas atau lebih yang dirangkaikan dapat diganti dengan
sebuah pegas pengganti. 2 pegas atau lebih yang dirangkai secara seri akan memiliki
nilai konstanta pegas total sebesar :

Sedangkan untuk tetapan pegas pengganti parale:

Jika sebuah benda diberikan gaya maka hukum Hooke hanya berlaku
sepanjang daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas hukum hooke.
Gaya yang diberikan juga memiliki batas-batas tertentu.. Jika gaya yang terlalu
besar, maka benda akan melewati batas elastisitasnya dan akan memasuki daerah
plastis yang berarti bahwa benda tersebut tidak akan kembali ke bentuk asalnya. Jika
gaya lebih besar dari pada kekuatan maksimumnya maka materi tersebut akan patah
atau tidak kembali ke bentuk asalnya. Hukum Hooke tidak berlaku pada daerah
antara batas hukum hooke dan batas elastisitas.

Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan memiliki pertambahan
panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama, misalnya tulang dan besi.
Demikian juga, walaupun sebuah benda terbuat dari materi yang sama (besi,
misalnya), tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda maka benda
tersebut akan mengalami pertambahan panjang yang berbeda sekalipun diberikan
gaya yang sama. Jika kita membandingkan batang yang terbuat dari materi yang
sama tetapi memiliki panjang dan luas penampang yang berbeda, ketika diberikan
gaya yang sama, besar pertambahan panjang sebanding dengan panjang benda mula-
mula dan berbanding terbalik dengan luas penampang. Makin panjang suatu benda,
makin besar besar pertambahan panjangnya, sebaliknya semakin tebal benda,
semakin kecil pertambahan panjangnya
IV. Prosedur Kerja

Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini.

Prosedur Kerja A ( Equilibrium Run )

1. Memasang force sensor dibagian depan dari Discover Collions Bracket.


2. Menghubungkan pegas pada pascar dan force sensor dan meletakkan motion
sensor berada di ujung rel belakang.
3. Merangkai alat seperti pada gambar berikut.

4. Mengukur jarak pascar 20 cm dari force sensor


5. Melepaskan pascar bersamaan dengan menekan tombol RECORD pada
PASCO Software dengan meletakkan karet seperti pada gambar sebagai
penahannya agar pascar tidak membentur dan menyentuh force sensor.
6. Mengulangi langkah 4 untuk jarak 25 cm dan 30 cm.
7. Memasukkan data kedalam table hasil pengamatan
Prosedur Kerja B ( Stretching the spring )

1. Memasang Discover Collions bracket pada pascar menggunakan bumper


dan meletakkan elastic bumper pada pascar yang diikat oleh tali.
2. Menghubungkan Motion sensor pada universal interface untuk Input 1
3. Menghubungkan Force sensor pada universal interface untuk Input 2 dengan
memasang pengait pada force sensor.
4. Merangkai alat seperti gambar dibawah ini :

5. Meletakkan Rangkaian alat dan bahan pada rel.


6. Meletakkan pascar didepan penahan dan force sensor dibelakang penahan.
7. Mengamati dan mengukur pascar pada jarak 6 cm kemudian melepaskannya
secara perlahan untuk mencari kecepatan dan gayanya yang ditampilkan
pada pasco capstone.
8. Ulangi langkah 7 pada jarak 7cm dan 8 cm.
9. Masukkan data kedalam tabel hasil pengamatan.
V. Hasil Pengamatan

Prosedur A

No Jarak (m) F(N) (m)


1. 20 x 10-2 m 1,77 0,366
2. 25 x 10-2 m 1,14 0,392
3. 30 x 10-2 m 2,12 0,464

1. Jarak 20 x 10-2 m

Kecepatan Pascar
2. Jarak 25 x 10-2 m

Kecepatan Pascar
3. Jarak 30 x 10-2 m

Kecepatan Pascar
Prosedur B

No Jarak (m) F(N) (m)


1. 6 x 10-2 m 1,29 0,023
2. 7 x 10-2 m 5,52 0,041
3. 8 x 10-2 m 6,95 0,054

1. Jarak 6 x 10-2 m

Kecepatan
2. Jarak 7 x 10-2 cm

Kecepatan
3. Jarak 8 x 10-2 m

Kecepatan
VI. Analisa Data

Prosedur A

A. Menentukan besarnya nilai konstanta pegas(k)


F = -k.
 Perlakuan pertama untuk jarak 20 x 10-2 m

K =- =- = - 4,836 N/m

 Perlakuan kedua untuk jarak 25 x 10-2 m

K =- =- = -2,908 N/m

 Perlakuan ketiga untuk jarak 30 x 10-2 m

K =- =- = -4,568 N/m

B. Menentukan besarnya usaha (U)

dengan

U = ( ) = = 3,24 x 10-1 J

U = ( ) = = 2,23 x 10-1 J

U = ( ) = 0,215 = 4,92 x 10-1 J


Prosedur B

A. Menentukan besarnya nilai konstanta pegas(k)


F = -k.
 Perlakuan pertama untuk jarak 6 x 10-2 m

K =- =- = - 0,56 x 102 N/m

 Perlakuan kedua untuk jarak 7 x 10-2 m

K =- =- = - 1,35 x 102 N/m

 Perlakuan ketiga untuk jarak 8 x 10-2 m

K =- =- = - 1,29 x 102N/m

B. Menentukan besarnya usaha (U)

dengan

U = ( ) = = J

U = ( ) = = J

U = ( ) = = J
VII. Pembahasan

Ketika karet mainan ditarik sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
panjang. Jika tarikan dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang semula. Hal
itu disebabkan karena benda-benda tersebut memiliki sifat elastis. Elastis atau
elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya
ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya
diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah.
Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah
pertambahan panjang. Hubungan antara gaya F yang meregangkan pegas dengan
pertambahan panjang pegas x pada daerah elastisitas pertama kali dikemukakan oleh
Robert Hooke (1635 - 1703), yang kemudian dikenal dengan Hukum Hooke.
Semakin besar gaya yang bekerja pada pegas, semakin besar pertambahan panjang
pegas. Perbandingan antara besar gaya terhadap pertambahan panjang pegas bernilai
konstan. Hukum Hooke berlaku ketika gaya tidak melampaui batas elastisitas pegas.

Adapun alat dan bahan yang digunakan antara lain yaitu : Pascar Dynamics
System, Sensor gerak, Sensor gaya, Discover Collision Bracket, Spring Cart
Launcher, Elastic Bumper, Physics String, 850 Universal Interface, dan PASCO
Capstone. Fungsi dari alat-alat yaitu sensor gaya untuk mendeteksi seberapa besar
gaya yang bekerja pada Pascar; Pascar Dynamics Sistem sebagai lintasan Pascar
dengan panjang 1,2 meter. Pasco Capstone berfungsi adalah software dalam
komputer untuk menampilkan grafik hubungan antara fungsi gaya dan waktu; 850
Universal Interface yaitu alat yang berhubungan dengan software pasco yang
terhubung ke komputer untuk menghasilkan output grafik dengan inputnya
terhubung pada sensor gerak ataupun sensor gaya; Motion sensor atau sensos gerak
untuk mendeteksi pergerakan atau jarak yang di tempuh oleh Pascar; Physics String
berfungsi sebagai tali yang menghubungkan antara pegas yang terkait pada Pascar
dan sensor gaya, Elastic Bumper sebagai pembatas gerakan Pascar.
Percobaan ini dilakukan dengan 2 jenis perlakuan yaitu dengan menggunakan
Pascar yang dihubungkan dengan sebuah elastic bumper untuk perlakuan pertama
dan menggunakan Spring Cart Launcher untuk perlakuan kedua.

Pada hasil pengamatan, dapat dilihat grafik gaya F terhadap perubahan jarak x.
Grafik ini menunjukkan besar dari konstanta pegas. Salah satu tujuan dari percobaan
ini adalah mencari nilai dari konstanta pegas. Adapun nilai dari konstanta pegas (k)
yang diperoleh untuk perlakuan pertama yaitu -4,836 N/m, -2,908 N/m, dan -4,568
N/m sedangkan untuk perlakuan kedua dengan menggunakan Spring Cart Launcher
diperoleh konstanta pegas sebesar -0,56 x 102 N/m, -1,35 x 102 N/m, dan -1,29 x 102
N/m. Tanda negatif pada hasil ini menunjukkan bahwa gaya pegas mempunyai arah
berlawanan dengan jarak x.

Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa konstanta pegas pada perlakuan kedua
jauh lebih besar dari pada konstanta pada perlakuan pertama. Adapun faktor yang
mempengaruhi perbedaan besar konstanta tersebut adalah sifat elastis dari pegas
yang digunakan. Pegas pertama (elastic bumper) lebih elastis daripada pegas yang
digunakan pada perlakuan kedua (spring cart launcher). Dimana, semakin kaku
sebuah pegas semakin tidak elastis pegas tersebut maka semakin besar gaya yang
diperlukan untuk menekan ataupun meregangkan pegas sehingga konstanta pegas
juga akan semakin besar karena gaya berbanding lurus dengan konstanta pegas.
Begitupun sebaliknya. Sehingga pada perlakuan kedua, konstanta pegasnya sangat
besar.

Tujuan lain dari percobaan ini adalah untuk menghitung nilai energi pada
pegas. Energi dalam pegas dipengaruhi oleh besarnya nilai konstanta pegas dan
besarnya perubahan posisi Pascar ( ) , dimana konstanta pegas dan perubahan
posisi berbanding lurus dengan energi dalam pegas. Sehingga, semakin besar nilai
konstanta pegas (k) dan perubahan posisi Pascar ( ) maka akan semakin besar
energi dalam pegas tersebut. Adapun nilai energi dalam (U) yang di peroleh pada
percobaan ini yaitu untuk perlakun pertama dengan jarak 20 cm, 25 cm, dan 30 cm
diperoleh energi sebesar 3,24 x 10-1 J; 2,23 x 10-1 J dan 4,92 x 10-1 J sedangkan untuk
perlakuan kedua dengan jarak 6 cm, 7 cm, dan 8 cm diperoleh energi sebesar 1,48 x
10-2 J; 1,13 x 10-1 J dan 1,88 x 10-1 J.

Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin besar jaraknya maka
energi dalamnya semakin besar dan sebaliknya. Semakin pendek jaraknya, maka
energi dalam pegas juga semakin kecil. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hasil
percobaan sesuai dengan literatur. Ada beberapa gesekan dalam sistem juga akan
menurunkan nilai diukur dari energi pegas

Menurut hukum Hooke , bila sebuah pegas ditarik oleh pasangan gaya F
maka pegas tersebut akan bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yang
mempengaruhi pegas tersebut. Pada percobaan ini, gaya yang di berikan pada Pascar
tidak sama besar atau dengan kata lain yaitu gaya aksi tidak sama dengan gaya reaksi
atau tidak bersesuaian dengan Hukum III Newton.

Hal ini dapat dilihat pada gambar grafik fungsi gaya (F) terhadap fungsi jarak
(x), dimana grafik yang di hasilkan tidaklah lurus. Sehingga kecepatan benda (v)
berbeda antara kecepatan awal dan kecepatan akhir hal ini di pengaruhi oleh gaya
yang bekerja pada benda atau Pascar. Pada pegas yang kuat seperti pada perlakuan
kedua, ketika pegas teregang mana gaya pegas akan turun secara tiba-tiba karena
pegas memiliki ukuran fisik dan tidak bisa terus mendekat tanpa batas. Ketika
kumparan mulai "menumpuk", gaya pegas yang diberikannya aka menuju ke nol

Pada percobaan ini, kesalahan kesalahan yang terjadi pada saat praktikum
antara lain yaitu kurangnya ketelitian dan keterampilan praktikan saat menggunakan
alat sehingga data yang diperoleh tidak terlalu akurat.
VIII. Kesimpulan

1. Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu

fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Hukum

Hooke menjelaskan tentang batas elastisitas. “Elastisitas benda hanya berlaku

sampai suatu batas yaitu batas elastisitas.”

2. Grafik antara fungsi F(N) terhadap fungsi jarak (x)

 Prosedur A

Jarak 20 x 10-2 m

Jarak 25 x 10-2 m
Jarak 30 x 10-2 m

 Prosedur B
Jarak 6 x 10-2 m
Jarak 7 x 10-2 cm

Jarak 8 x 10-2 m

3. Adapun besar konstanta pegas yang diperoleh pada percobaan ini, antara lain;

 Prosedur A

 Jarak 20 x 10-2 m, k = -3,24 x 10-1 N/m

 Jarak 25 x 10-2 m, k = -2,23 x 10-1 N/m

 Jarak 30 x 10-2 m, k = -4,92 x 10-1 N/m


 Prosedur B

 Jarak 6 x 10-2- m, k = -0,56 x 102 N/m

 Jarak 7 x 10-2 m, k = -1,35 x 102 N/m

 Jarak 8 x 10-2 m, k = -1,29 x 102 N/m

4. Adupun besar energi dalam pegas (U) yang di peroleh pada percobaan ini yaitu

 Prosedur A

 Jarak 20 x 10-2 m, U = 3,24 x 10-1 J

 Jarak 25 x 10-2 m, U = 2,23 x 10-1 J

 Jarak 30 x 10-2 m, U = 4,92 x 10-1 J

 Prosedur B

 Jarak 6 x 10-2- m, U = 1,48 x 10-2 J

 Jarak 7 x 10-2 m, U = 1,13 x 10-1 J

 Jarak 8 x 10-2 m, U = 1,88 x 10-1 J


DAFTAR PUSTAKA

Apriyazid. 2010. Hukum Hooke dan Elastisitas. http://yangberani.blogspot.co.id/


2010/11/hukum-hooke-dan-elastisitas.html. Diakses 25 Desember 2015 Pukul
09:25

Suardika, Komang. 2013. Hukum Hooke. http://komangsuardika.blogspot.co.id/


2013/05/hukum-hooke.html. Diakses 25 Desember 2015 Pukul 09:15

Tim Penyusun. 2015. Modul Praktikum Mekanika. Palu : Universitas Tadulako

Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta : Erlangga
LAPORAN SEMENTARA

PERCOBAAN III

HUKUM HOOKE

I. Hari, tanggal : Sabtu, 26 Desember 2015


II. Tujuan
1. Memahami Konsep Hukum Hooke
2. Mencari Nilai Konstanta Pegas
3. Membandingkan Konstanta Pegas
4. Mencari Energi Pada Pegas
III. Hasil Pengamatan

Prosedur A

1. Jarak 20 x 10-2 m

Kecepatan Pascar
2. Jarak 25 x 10-2 m

Kecepatan Pascar

3. Jarak 30 x 10-2 m
Kecepatan Pascar

Prosedur B

1. Jarak 6 x 10-2 m
2. Jarak 7 x 10-2 cm

3. Jarak 8 x 10-2 m
Kelompok VII

1. Ma’firani Syam
2. Risky Eka Saputra
3. Weldis Sato
4. Gracia Youlanda
5. Nurasia B

Asisten

DUWI KHOTIBUL UMAM

Anda mungkin juga menyukai