MEKANIKA
PERCOBAAN II
HUKUM HOOKE
LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO, 2016
LEMBAR KOREKSI
PERCOBAAN III
HUKUM HOOKE
Stambuk : A 24115026
Kelompok : 7(tujuh)
I. Tujuan
Prosedur B
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menghubungkan Motion sensor pada universal interface
Perlakuan B
Perlakuan A2
Untuk Jarak 1,6 x 10-1 m
F = -k.∆𝑥
Perlakuan pertama untuk jarak 1,6 x 10-1 m
𝐹 (−0,325) 𝑁
𝑘 = − ∆𝑥 = - = 3,155 𝑁/𝑚
0,103 𝑚
𝐹 (−0,795) 𝑁
𝑘 = − ∆𝑥 = - = 4,076 𝑁/𝑚
0,195 𝑚
𝐹 (−1,165) 𝑁
𝑘 = − ∆𝑥 = - = 4,175 𝑁/𝑚
0,279 𝑚
b. Menentukan besarnya energy (U)
1 ∆𝐹
U = 2 k∆𝑥2 dengan k = ∆𝑥
1 1
U = 2 . 3,155. (0,103)2 = 2. . 3,155 .0,0106= 1,65x 10-2 J
1 1
U = 2 . 4,076 (0,195)2 = 2 . . 4,076 . 0,038= 7,7x 10-2 J
1 1
U = 2 . 4,175. (0,279)2 = 2 . 4,17. 0,077= 1,6x 10-1 J
F = -k.∆𝑥
Perlakuan pertama untuk jarak 1,6 x 10-1 m
𝐹 (−0,595)𝑁
𝑘 = − ∆𝑥 = - = 5,56𝑁/𝑚
0,107𝑚
𝐹 (−1,015)𝑁
𝑘 = − ∆𝑥 = - = 5,18𝑁/𝑚
0,196 𝑚
𝐹 (−1,47)𝑁
𝑘 = − ∆𝑥 = - = 4,9 𝑁/𝑚
0,3 𝑚
1 ∆𝐹
U = 2 k∆𝑥2 dengan k = ∆𝑥
1 1
U = 2 . 5,56. (0,107)2 = 2 . 5,56. 0,011 = 3,05x 10-2 J
1 1
U = 2 . 5,18. (0,196)2 = 2 . 5,18. 0,038 = 9,8x 10-2 J
1 1
U = 2 . 4,9. (0,3)2 = 2 . 4,9. 0,09 = 2,2x 10-1 J
Prosedur B
a. Menentukan besarnya nilai konstanta pegas (k)
F = -k.∆𝑥
Perlakuan pertama untuk jarak 7 x 10-2 m
𝐹 (−1,08)𝑁
𝑘 = − ∆𝑥 = - = 51,43 𝑁/𝑚
0,021𝑚
𝐹 (−1,605)𝑁
𝑘 = − ∆𝑥𝑥 = - 0,045 𝑚
= 35,66 𝑁/𝑚
𝐹 (−2,885)𝑁
𝑘 = − ∆𝑥 = - = 43,71 𝑁/𝑚
0,066𝑚
1 ∆𝐹
U = 2 k∆𝑥2 dengan k = ∆𝑥
1 1
U = 2 . 51,43 . (0,021)2 = 2 . 51,43 .4,41x10-4 = 1,15 x 10-2 J
1 1
U = 2 . 35,66. (0,045)2 = 2 . 35,66. 2,025x10-3= 3,6x 10-2 J
1 1
U = 2 . 43,71. (0,066)2 = 2 . . 43,71. 4,356x10-3= 9,5x 10-2 J
VII. Pembahasan
Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan
berubah. Semakin besar gaya tarik yang bekerja, semakin besar pertambahan
panjang pegas tersebut. Ketika gaya tarik dihilangkan, pegas akan kembali
keadaan semula. Jika beberapa pegas ditarik dengan gaya yang sama,
pertambahan panjang setiap pegas akan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh
setiap karasteristik suatu pegas. Karakteristik suatu pegas dinyatakan dengan
konstanta pegas (k). Elastis atau elastsisitas adalah kemampuan sebuah benda
untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda
tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis,
maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan
dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Hubungan antara gaya F
yang meregangkan pegas dengan pertambahan panjang pegas x pada daerah
elastisitas pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke (1635 - 1703), yang
kemudian dikenal dengan Hukum Hooke. Hukum Hooke menyatakan bahwa jika
pada sebuah pegas bekerja pada sebuah gaya, maka pegas tersebut akan
bertambah panjang sebanding dengan besar gaya yang bekerja padanya.Secara
matematis, hubungan antara besar gaya yang bekerja dengan pertambahan
panjang pegas.
Pada percobaan ini alat dan bahan yang digunakan antara lain yaitu : Pascar
Dynamic System (1,2 m), Motion sensor,Force Sensor,850 Computer
Interface,Pascar, PASCO Capstone, Strong Spring, Low Spring, Spring Cart
Launcher dan komputer. Fungsi dari alat-alat yaitu sensor gaya untuk mendeteksi
seberapa besar gaya yang bekerja pada Pascar; pascar berfungsi sebagai objek
yang diamati. Pasco Capstone berfungsi adalah software dalam komputer untuk
menampilkan grafik hubungan antara fungsi gaya dan waktu; 850 Computer
Interface yaitu alat yang berhubungan dengan software pasco yang terhubung ke
komputer untuk menghasilkan output grafik dengan inputnya terhubung pada
sensor gerak ataupun sensor gaya; Motion sensor atau sensor gerak untuk
mendeteksi pergerakan atau jarak yang di tempuh oleh Pascar; komputerberfungsi
untuk mengambil data dan menyimpan data padaan saat kita sedang
melaksanakan suatu praktikan.
Percobaan ini dilakukan dengan 2 jenis perlakuan yaitu dengan
menggunakan Pascar yang dihubungkan dengan sebuah strong spring untuk
perlakuan pertama A1 dan law spring untuk perlakuan A2 dan menggunakan Spring
Cart Launcher untuk perlakuan kedua.
Dalam percobaan ini grafik yang muncul merupakan grafik gaya terhadap
perubahan jarak. Bentuk grafik dari perlakuan pertama dan perlakuan kedua
berbeda. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan pertama arah dari PasCar
mendekati sensor gerak sedangkan pada perlakuan ke dua arah dari PasCar
menjauhi sensor gerak. Berdasarkan grafik yang ada dapat ditentukan konstanta
pegas dari setiap perlakuan.
Dari hasil pengamatan pada praktikum ini didapatkan grafik pada perlakuan
A1 dengan jarak 1,6 x 10-1 m didapatakan nilai gaya (F) awal sebesar 0,03 N dan
nilai gaya (F) akhir sebesar -0,68 N serta nilai jarak (x) awal sebesar 0,767 m dan
nilai jarak (x) akhir sebesar 0,664 m. Pada jarak 2,6 x 10-1 m didapatkan nilai gaya
(F) awal sebesar -0,16 N dan nilai gaya (F) akhir sebesar -1,43 N serta nilai jarak
(x) awal sebesar 0,765 m dan nilai jarak (x) akhir sebesar 0,570 m. Dan pada jarak
3,6 x 10-1 m didapatkan nilai gaya (F) awal sebesar -0,23 N dan nilai gaya (F)
akhir sebesar -2,10 N dan nilai jarak (x) awal sebesar 0,760 dan nilai jarak (x)
akhir sebesar 0,481. Untuk perlakuan A2 dengan jarak 1,6 x 10-1 m didapatkan
nilai gaya (F) awal sebesar -0,16 N dan nilai gaya (F) akhir sebesar -1,03 N serta
nilai jarak (x) awal sebesar 0,783 m dan nilai jarak (x) akhir sebesar 0,676 m.
untuk jarak 2,6 x 10-1 m didapatkan nilai gaya (F) awal sebesar -0,22 N dan nilai
gaya (F) akhir sebesar -1,81 N serta nilai jarak (x) awal sebesar 0,778 m dan nilai
jarak (x) akhir sebesar 0,582 m. Untuk jarak 3,6 x 10-1 m didapatkan nilai gaya (F)
awal sebesar -0,19 N dan nilai gaya (F) akhir sebesar -2,63 N serta niali jarak (x)
awal sebesar 0,779 m dan nilai jarak (x) akhir sebesar 0,479 m. Untuk perlakuan
B Untuk jarak 3 x 10-2 m didapatkan nilai gaya (F) awal sebesar -0,16 N dan nilai
gaya (F) akhir sebesar -5,61 N serta nilai jarak (x) awal 0,895 m dan nilai jarak (x)
akhir sebesar 0,961 m.Untuk jarak 5 x 10-2 m didapatkan nilai gaya (F) awal
sebesar 0,18 N dan nilai gaya (F) akhir sebesar -3,39 N serta niali jarak (x) awal
sebesar 0,895 m dan nilai jarak (x) akhir sebesar 0,940 m. Dengan jarak 7 x 10-2
m didapatkan nilai gaya (F) awal sebesar -0,23 N dan nilai gaya (F) akhir sebesar
-1,93 N serta nilai jarak (x) awal sebesar 0,899 m dan nilai jarak (x) akhir sebesar
0,920 m.
Pada hasil pengamatan, dapat dilihat grafik gaya F terhadap perubahan jarak
x. Grafik ini menunjukkan besar dari konstanta pegas. Salah satu tujuan dari
percobaan ini adalah mencari nilai dari konstanta pegas. Adapun nilai dari
konstanta pegas (k) dari prusedur A, yaitu diperoleh dengan menggunakan pegas
(strong spring) yaitu. Perlakuan pertama untuk jarak 1,6 x 10-1 = 3,155𝑁/𝑚.
Perlakuan kedua untuk jarak 2,6 x 10-1 m =4,076 𝑁/𝑚.Perlakuan ketiga untuk
jarak 3,6 x 10-1 m =4,175 𝑁/𝑚. Untuk nilai dari konstanta pegas (k) yang
diperoleh dengan menggunakan pegas (Law spring) yaitu. Perlakuan pertama
untuk jarak 1,6 x 10-1 m =5,56 𝑁/𝑚. Perlakuan kedua untuk jarak 2,6 x 10-1 m =
5,18𝑁/𝑚. Perlakuan ketiga untuk jarak 3,6 x 10-1 m =4,9 𝑁/𝑚. Nilai dari
konstanta pegas (k) dari prosedur B, yaitu. Perlakuan pertama untuk jarak 7 x 10-2
m = 51,43 𝑁/𝑚. Perlakuan kedua untuk jarak 5 x 10-2 m = 35,66 𝑁/𝑚.
Perlakuan ketiga untuk jarak 3 x 10-2 m = 43,71 𝑁/𝑚.
Dari hasil tersebut, Untuk perlakuan A1 dapat dilihat bahwa konstanta
pegas pada perlakuan A2 jauh lebih besar dari pada konstanta pada perlakuan A1.
Dan dapat dilihat bahwa konstanta pegas pada perlakuan B jauh lebih besar
dibanding pada perlakuan A2. Adapun faktor yang mempengaruhi perbedaan
besar konstanta tersebut adalah sifat elastis dari pegas yang digunakan. Pegas
pertama untuk perlakuan A1 (strong spring) lebih elastis dari pada pegas yang
digunakan pada perlakuan A2 (law spring),untuk perlakuan A2 (law spring) lebih
elastis dari pada pegas yang digunakan pada perlakuan B (spring cart launcher).
Dimana, semakin kaku sebuah pegas semakin tidak elastis pegas tersebut maka
semakin besar gaya yang diperlukan untuk menekan ataupun meregangkan pegas
sehingga konstanta pegas juga akan semakin besar karena gaya berbanding lurus
dengan konstanta pegas. Begitupun sebaliknya. Sehingga pada perlakuan kedua,
konstanta pegasnya sangat besar.
Tujuan lain dari percobaan ini adalah untuk menghitung nilai energi pada
pegas. Energi dalam pegas dipengaruhi oleh besarnya nilai konstanta pegas dan
besarnya perubahan posisi Pascar (∆𝑥), dimana konstanta pegas dan perubahan
posisi berbanding lurus dengan energi dalam pegas. Sehingga, semakin besar nilai
konstanta pegas (k) dan perubahan posisi Pascar (∆𝑥) maka akan semakin besar
energi dalam pegas tersebut. Adapun nilai energy dalam (U) pada prosedur A,
yaitu diperoleh dengan menggunakan pegas (Strong Spring) berturut-turut yaitu.
U = 1,65x 10-2 J. U = 7,7x 10-2 J. U =1,6x 10-1 J. Untuk nilai energy dalam (U)
diperoleh dengan menggunakan pegas (Law Spring) berturut-turut yaitu. U =
3,05x 10-2 J. U = 9,8x 10-2 J. U =2,2x 10-1 J. Nilai energy dalam (U) pada
prosedur B, yaitu. U =1,15 x 10-2 J. U =3,6x 10-2 J. U =9,5x 10-2 J.
Dari hasil perhitungan, dapat dikatakan bahwa semakin besar jaraknya
maka energi dalamnya semakin besar dan sebaliknya. Semakin pendek jaraknya,
maka energi dalam pegas juga semakin kecil. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
hasil percobaan sesuai dengan literatur. Ada beberapa gesekan dalam sistem juga
akan menurunkan nilai diukur dari energi pegas.
Pada percobaan ini, kesalahan kesalahan yang terjadi pada saat praktikum
antara lain yaitu kurangnya ketelitian dan keterampilan praktikan saat
menggunakan alat sehingga data yang diperoleh tidak terlalu akurat.
VII. Kesimpulan
1. Besar konstanta pegas yang diperoleh pada percobaan ini adalah:
Prosedur A
Untuk perlakuan A1
Jarak 1,6 x 10-1 = 3,155 N/m
Jarak 2,6 x 10-1 = 4,076 N/m
Jarak 3,6 x 10-1 = 4,175 N/m
Untuk perlakuan A2
Jarak 1,6 x 10-1 = 5,56 N/m
Jarak 2,6 x 10-1 = 5,18 N/m
Jarak 3,6 x 10-1 = 4,9 N/m
Prosedur B
Jarak 7 x 10-2 = 51,43 N/m
Jarak 5 x 10-2 = 35,66 N/m
Jarak 6 x 10-2 = 43,71 N/m
Perlakuan A2
Untuk Jarak 1,6 x 10-1 m
3. Besar energy dalam pegas (U) yang diperoleh pada percobaan ini adalah.
Prosedur A
Untuk perlakuan A1
Untuk perlakuan A2
Prosedur B
Jarak 7 x 10-2 = 1,15x 10-2 J
Jarak 5 x 10-2 = 3,6x 10-2 J
Jarak 6 x 10-2 = 9,5x 10-2 J
Daftar Pustaka