Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN PROGRAM INOVATIF

1. SKAK HIV = SEMARANG AKTIF KURANGI ANGKA KEJADIAN HIV


Penanggung jawab program :
dr. Sari Dewi Masti J NIP. 19760525 201101 2 004

Tim :
dr. Fauzia Faranila NIP. 19790509 200904 2 003
Sri Rochayati, S.Kep NIP. 19670929 198811 2 003
Aning Kusumawati, Am. Keb NIP. 19850320 200903 2 002
Nunik Marhaeni H NIP. 19680225 198803 2 005
Slamet Riyadi, SKM NIP. 19821115 201001 1 014

A. Jenis Kegiatan :
1) Melakukan kegiatan VCT Mobile di wilayah atau kelompok tertentu
yang beresiko terpapar HIV
2) Melakukan pengecekan HIV kepada setiap ibu hamil yang periksa ke
Puskesmas
3) Penyuluhan Kesehatan tentang HIV ke SMP dan SMA di wilayah kerja
Puskesmas Bulu Lor

B. Uraian kegiatan
VCT (Voluntary Counseling and Testing) Mobile merupakan layanan
kesehatan untuk melakukan pengecekan status HIV dan konseling untuk
memberikan dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan tentang
HIV/AIDS yakni dengan menjangkau (keliling), mendatangi atau
mengunjungi lokasi-lokasi tertentu atau kelompok masyarakat yang
dianggap rawan dan beresiko terhadap HIV. VCT mobile dilaksanakan
oleh Tim VCT Mobile Puskesmas Bulu Lor bekerjasama dengan LSM
(Lembaga Swadaya Masyarakat) Kalandara.
Pengecekan HIV pada ibu hamil bertujuan untuk mengetahui apakah
ibu yang sedang hamil tersebut terinfeksi HIV atau tidak yang berpotensi
menularkannya pada bayi yang sedang dikandung. Dengan deteksi awal
ini dapat dilakukan tindakan pencegahan penularan dari ibu kepada bayi
yang dikandung serta dapat dilakukan upaya pengobatan untuk
meningkatkan kondisi kesehatan ibu hamil. Pengecekan HIV ini wajib bagi
semua ibu hamil yang melakukan pemeriksaan awal di Puskesmas Bulu
Lor.
Penyuluhan tentang HIV pada siswa sekolah SMP dan SMA salah
satunya dengan menampilkan video ABAT (Aku Bangga Aku Tahu)
tentang Narkoba serta penyuluhan tentang cara pencegahan penularan
HIV yakni melalui jarum suntik dan seks bebas.

C. Sasaran
Sasaran kegiatan VCT mobile Puskesmas Bulu Lor ialah :
1) Masyarakat Umum
2) Tempat lokalisasi karaoke
3) Tempat lokalisasi panti pijat
4) Pemeriksaan HIV untuk ibu hamil di lakukan di Puskesmas Bulu Lor

D. Tahapan Pelaksanaan
1. Ada beberapa tahapan dalam melakukan VCT yaitu :
a. Pemberian informasi tentang HIV dan AIDS, cara penularan, cara
pencegahannya dan periode jendela. Konselor melakukan
penilaian risiko kliniks dengan mengajukan beberapa pertanyaan :
 Kapan terakhir kali melakukan aktivitas seksual
 Apakah menggunakan narkoba suntik
 Melakukan hal-hal yang berisiko pada pekerjaan – misalnya
dokter ataupun calon dokter atau tenaga kesehatan lainnya
 Apakah pernah menerima produk darah, organ atau sperma
b. Konselor akan menawarkan kepada klien apakah bersedia untuk
melakukan tes HIV atau tidak. Jika klien mau, konselor akan
memberikan informed consent untuk melakukan tes HIV.
c. Pengambilan spesimen darah. Pemeriksaan ini memakan waktu
antara 30 – 60 menit.
d. Pemberitahuan hasil tes kepada klien,
2. Tahapan pemeriksaan HIV pada ibu hamil yaitu :
a. Mendata dan melakukan pengkajian tentang riwayat kehamilan
b. Memberikan motivasi untuk dilakukan pemeriksaan HIV
c. Membuatkan surat rujukan internal ke laboratorium
d. Mengambil specimen darah untuk dilakukan tes HIV
e. Membacakan hasil tes HIV

E. EVALUASI PELAKSANAAN
1. Hasil pemeriksaan VCT
a. Jika hasil tes VCT negatif maka klien akan diberikan konseling
untuk melakukan upaya pencegahan dari perilaku beresiko.
b. Jika hasil tes menunjukkan periode jendela (periode di mana orang
yang bersangkutan sudah tertular HIV tapi antibodinya belum
membentuk sistem kekebalan terhadap HIV dan hasil tes HIV nya
masih negatif, meski belum terdeteksi tapi sudah bisa menularkan),
maka dianjurkan untuk melakukan tes kembali tiga bulan
setelahnya.
c. Jika klien dinyatakan positif maka perlu dilakukan pembinaan,
konseling dan rujukan untuk pengobatan. Rujukan pengobatan
dapat dilakukan di Rumah Sakit atau dapat juga dilakukan di
Puskesmas Bandarharjo karena sudah memiliki kerjasama dengan
Puskesmas Bulu Lor dalam pengobatan terhadap HIV.
2. Hasil pemeriksaan HIV pada ibu hamil
a. Jika hasil tes HIV pada ibu hamil negative maka ibu hamil akan
disarankan untuk melakukan pemeriksaan lain seperti HbSag,
rubella atau Torch bila diperlukan serta disarankan untuk kontrol
kehamilan rutin dan mengikuti kelas ibu hamil yang dilaksanakan
sesuai jadwal kelurahan maisng-masing.
b. Jika hasil tes HIV positif maka ibu hamil akan mendapatkan
rujukan pengobatan ………………………………….
2. PIPI GEMBIL = PEMANTAUAN DAN PENATALAKSANAAN INTENSIF
UNTUK CEGAH KEMATIAN IBU HAMIL

Penanggung jawab program :


Aning Kusumawati, Am. Keb NIP. 198503202009032002

Tim :
Dian pusporini, Am.Keb NIP. 198472262010012031
Susilowati, Am.Keb (Pramubakti)
Yulia Mujtahidah, Am.Keb (Pramubakti)

B. Jenis Kegiatan :
1) Melaksanakan kegiatan kelas ibu hamil meliputi senam hamil dan
konseling kehamilan
2) Melakukan kunjungan rumah untuk pemantauan dan
pendampingan ibu hamil resiko tinggi, ibu nifas, bayi dan balita
resiko tinggi
3) Melakukan otopsi kematian

C. Uraian kegiatan
1. Kelas Ibu Hamil
 Kelas Ibu Hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil untuk
meningkatkan pengetahuan demi mempersiapkan persalinan.
 Tujuan yaitu meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
perilaku ibu agar memahami tentang Kehamilan, perubahan
tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan
bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat dan
penyakit menular
 Kegiatan difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan
menggunakan paket Kelas Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart
(lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, Pegangan
Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil.
2. Kunjungan rumah / pendampingan ibu hamil
 Tujuannya adalah untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi
 Tugas pendampingan dilakukan oleh kader setempat beserta
tenaga surveilan kesehatan (Gasurkes) yang ditempatkan
dimasing-masing kelurahan.
 Tugas dari pendamping yaitu melapor pada bidan Puskesmas
bila ditemukan ibu hamil baru, memotivasi ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan secara rutin dan tepat waktu di fasilitas
kesehatan / Puskesmas, mengantar ibu hamil untuk periksa
pada petugas (bila diperlukan), melakukan deteksi dini dan
memantau perkembangan resiko kehamilan serta memotivasi ibu
agar bersedia dirujuk apabila diperlukan
 Hasil laporan dari kader dan Gasurkes tentang adanya ibu hamil
resiko tinggi akan ditindaklanjuti oleh bidan Puskesmas untuk
dilakukan kunjungan rumah, pemantauan dan penguatan
motivasi.

3. Otopsi Kematian Ibu dan Bayi


 Metode untuk mengetahui penyebab kematian melalui
wawancara dengan anggota keluarga mengenai tanda-tanda dan
gejala-gejala yang muncul sebelum seseorang meninggal, dengan
menggunakan kuestioner yang telah terstandar.
 Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi jumlah dan penyebab
kematian pada masyarakat di mana tidak terdapat atau
kurangnya pencatatan angka kematian berdasarkan sertifikasi
medik.
 Dilakukan melalui wawancara dengan keluarga terdekat dari
almarhum atau pihak lain yang mengetahui peristiwa kematian
D. Sasaran
 Seluruh ibu hamil di wilayah kerja atau binaan Puskesmas Bulu
Lor (meliputi 5 Kelurahan yaitu Bulu Lor, Panggung Kidul,
Plombokan, Purwosari dan Panggung Lor)
 Ibu hamil pada usia kehamilan trimester I sampai trimnester III
atau menjelang persalinan.
 Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap
kelasnya.

E. Tahapan Pelaksanaan
1) Melakukan skrening dan pendataan semua ibu hamil yang ada di
wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor untuk mengetahui berapa
jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat
menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil di masing-
masing kelurahan. Skrening juga dilakukan untuk mendeteksi ibu
hamil beresiko tinggi menggunakan kartu skor Pudji Rochjati
(KSPR).
2) Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil,
baik di Posyandu, rumah salah seorang warga masyarakat atau
balai pertemuan yang ada di wilayah tersebut.
3) Mempersiapkan sarana, materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal
pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan
disampaikan. Sarana berupa tikar/karpet, bantal dan lainnya.
4) Mempersiapkan dan mengundang peserta kelas ibu hamil baik
melalui kader maupun melalui media telfon dan SMS untuk
mengingatkan.
5) Menyiapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu fasilitator (bidan)
dan narasumber jika diperlukan.
6) Dalam pertemuan juga disosialisasikan tentang program
pendampingan ibu hamil resiko tinggi oleh bidan Puskesmas,
kader maupun gasurkes di wilayah tersebut.
7) Melakukan kunjungan rumah, pemantauan dan pendampingan.
Kader dan gasurkes melaporkan kepada bidan Puskesmas jika
terjadi kasus kegawatan pada ibu hamil tersebut.

F. Evaluasi Pelaksanaan
1) Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan
pencapaian, serta masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil,
hasil monitoring dapat dijadikaan bahan acuan untuk perbaikan
dan pengembangan kelas ibu hamil selanjutnya. Hal-hal yang
perlu dimonitor :
a) Peserta (keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta,
keaktifan bertanya)
b) Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar)
c) Fasilitator (persiapan, penyampaian materi, penggunaan alat
bantu, membangun suasana belajar aktif)
d) Waktu (mulai tepat waktu, efektif )

2) Evaluasi
Evaluasi oleh pelaksana (Bidan/koordinator bidan) dilakukan pada
setiap selesai pertemuan kelas ibu hamil. Dinas Kesehatan Kota
dapat melakukan evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun.
a) Evaluasi pada pelaksanaan kelas ibu hamil :
pengkajian pengetahuan awal peserta melalui curah pendapat
dengan cara memberikan pertanyaan kepada peserta dan
peserta diminta untuk menjawab secara bergilir.
b) Evaluasi akhir : untuk melihat peningkatan pengetahuan
peserta pada akhir pertemuan Kelas Ibu hamil dengan cara
memberikan pertanyaan kepada peserta dan peserta diminta
untuk menjawab secara bergilir kemudian bandingkan antara
hasil curah pendapat pertama dengan setelah diberikan materi.
3. SI MADU ASLI = LANSIA MANDIRI, HIDUP AMAN, SEHAT DAN
BERKUALITAS

Penanggung jawab program :


dr. Sari Dewi Masti J NIP. 19760525 201101 2 004

Tim :
dr. Fauzia Faranila NIP. 19790509 200904 2 003
Sri Muryani, AMK (Pramubakti)

A. JENIS KEGIATAN
1) Mingguan : Melaksanakan kegiatan senam lansia dan pra lansia
setiap hari Jumat
2) Sebulan sekali :
a) Kegiatan mingguan (senam)
b) Melakukan pengukuran tekanan darah (TD)
c) Melakukan pengukuran berat badan (BB)
d) Melakukan pemeriksaan / pengecekan gula darah (Prolanis)
e) Memberikan penyuluhan kesehatan
f) Mengadakan games / permainan
3) Tiga bulan sekali :
a) Kegiatan mingguan (senam)
b) Kegiatan satu bulanan
c) Melakukan pemeriksaan tinggi badan (TB)
d) Melakukan pemeriksaan deteksi Demensia
4) Satu Tahun sekali :
a) Kegiatan mingguan (senam)
b) Kegiatan satu bulanan
c) Kegiatan 3 bulanan
d) Melakukan pemeriksaan mental emosional
a) Melakukan pemeriksaan intelegensia
5) Puskesmas Santun Lansia, memudahkan dan mengutamakan
Lansia dalam pemberian pelayanan kesehatan dari mulai
pendaftaran hingga antrian pelayanan kesehatan yang dituju.

B. Uraian Kegiatan
 Pembinaan lansia bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
dan status kesehatan yang optimal dari lansia dan pralansia
sehingga dapat meminimalkan resiko atau dampak buruk dari
penyakit degeneratif. Diharapkan lansia di wilayah puskesmas Bulu
Lor menjadi lansia yang mandiri, sehat serta memiliki kualitas hidup
yang baik.
 Kegiatan pembinaan antara lain melaksanakan kegiatan senam rutin
setiap satu minggu sekali dengan dipimpin oleh instruktur senam
yang merupakan kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bulu
Lor untuk meningkatkan kebugaran lansia dan pralansia serta
sebagai sarana refreshing dari rutinitas harian selama di rumah.
 Pengukuran berat badan dan tekanan darah dilakukan setiap satu
bulan sekali yang merupakan bagian dari kegiatan Prolanis yakni
untuk mengntrol dan mengendalikan kadar glukosa darah bagi
lansia dan pralansia yang menderita penyakit Diabetes Mellitus.
Dalam kegiatan ini pula, lansia dan pralansia akan diberikan
edukasi melalui penyuluhan kesehatan seperti pengetahuan tentang
Diabetes Mellitus, penyebab, pencegahan, penatalaksanaan diit serta
penggunaan obat-obatan sehingga mereka dapat melakukan
pengontrolan kadar glukosa darah secara mandiri di rumah
disamping menggunakan terapi farmakologi.
 Kegiatan games atau permainan juga dilakukan yang bertujuan
selain sebagai sarana hiburan juga untuk melatih konsentrasi dan
mengasah intelegensia lansia dan pralansia.
 Demensia merupakan sebuah gejala untuk melukiskan sekelompok
penyakit yang mempengaruhi otak. Ini bukan satu penyakit yang
spesifik. Demensia mempengaruhi cara berpikir, kelakuan dan
kemampuan untuk melakukan pekerjaan biasa sehari-hari.
 Untuk mengurangi dan mencegah efek buruk dari demensia maka
dilakukan kegiatan pemeriksaan intelegensia, mental emosional dan
deteksi dini gejala demensia. Pada kegiatan ini lansia dan pralansia
akan diajarkan dan dipandu untuk melakukan senam otak,
mereview kembali ingatan (kemampuan mengingat) dan tes
pengetahuan.
 Konsep Puskesmas Santun Lansia yakni Puskesmas berupaya untuk
memberikan akses kemudahan dan kenyamanan dalam melayani
Lansia. Pasien yang tegolong lansia (usia > 60 tahun) akan
diutamakan dan didahulukan dalam pelayanan yakni menggunakan
kode khusus dari mulai pendaftaran hingga pemeriksaan kesehatan.
Pasien lansia akan diberi kartu khusus berwarna biru tua yang
berlabel LANSIA, serta dalam rekam medis pasien juga diberi sticky
note berwarna yang menandakan bahwa pasien tersebut merupakan
pasien lansia. Selain itu petugas kesehatan juga dibagi 2 yakni
untuk melayani pasien umum serta melayani pasien khusus lansia,
sehingga lansia akan menunggu giliran /antri hanya dengan sesama
pasien lansia, yang akan dipanggil menggunakan kode E.
C. Sasaran
Sasaran dari program lansia adalah masyarakat di wilayah kerja atau
binaan Puskesmas Bulu Lor yang masuk kategori Pra Lansia dan
Lansia (usia > 45 tahun).

D. Tahap pelaksanaan
1. Kegiatan Prolanis
a) Mendata pasien-pasien yang termasuk dalam kategori pralansia
(mulai usia 45 tahun) serta kategori Lansia (usia diatas 60
tahun).
b) Melakukan screening tentang jenis-jenis penyakit yang umum
atau sebagian besar di derita oleh pralansia dan Lansia tersebut.
c) Untuk pralansia dan lansia yang memiliki riwayat penyakit
degenaratif serta bersifat kronis (DM, Hipertensi, Asma, lainnya)
akan di data untuk nantinya dimotivasi dan diikutsertakan
dalam kegiatan Prolanis. Pasien Lansia dan Pralansia yang
bersedia mengikuti kegiatan prolanis maka akan dijelaskan
tentang jadwal-jadwal pembinaan kesehatan yaitu :
 Melaksanakan kegiatan senam pagi setiap hari Jumat
 Melakukan pengecekan gula darah setiap satu bulan sekali
pada hari Kamis minggu ke-2, dimana sebelumnya telah
diberikan edukasi untuk melaksanakan puasa sejak pukul
22.00 hingga proses pengambilan darah
 Mengikuti dan mendengarkan penyuluhan kesehatan yang
disampaikan oleh petugas kesehatan di Puskesmas
 Memberitahukan tentang jadwal pengambilan obat
berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah dan kadar gula
darah pasien, yakni pada hari Jumat Minggu ke -3
2. Pemeriksaan mental emosional, intelegensia dan demensia
a) Kegiatan dilakukan setiap 3 bulan sekali dan 1 tahun sekali saat
kegiatan Prolanis sambil menunggu giliran untuk pengambilan
darah.
b) Untuk pemeriksaan status emosional dilakukan dengan teknik
bertanya kepada Lansia dan Pralansia, apakah mereka menjawab
pertanyaan dengan nada datar, senang ataupun marah dan
mengeluh. Dari jawaban yang diutarakan oleh peserta kegiatan,
pemeriksa akan menggali lebih jauh sehingga dapat dianalisa
bagaimana status mental emosional dari lansia dan pralansia
tersebut.
c) Pemeriksaan intelegensia dan deteksi demensia dilakukan
dengan menggunakan kombinasi teknik bertanya dan media alat
permainan anak. Lansia dan pralansia diminta untuk
mengurutkan, mencocokkan dan mengelompokkan bentuk,
warna, ukuran maupun gambar sesuai petunjuk yang diberikan.
Teknik bertanya dilakukan untuk mengasah daya ingat dan
kemampuan mengenali kejadian. Pertanyaan yang diajukan
berupa pertanyaan ringan seperti, jam berapa bangun? Yang
dilakukan setelah bangun tidur? Menyebutkan nama anggota
keluarga, arah jalan menuju ke Puskesmas dan perrtanyaan
ringan lainnya.

E. Evaluasi
1) Evaluasi kegiatan Prolanis
 Evaluasi dari kegiatan pembinaan kesehatan terhadap Lansia
dan Pralansia akan dilaksanakan setiap satu bulan sekali untuk
kegiatan Prolanis, yakni berdasarkan hasil pengukuran kadar
gula darah puasa (GDP) dan 2 jam post puasa (GD2PP) untuk
pasien DM serta pengukuran tekanan darah untuk pasien
Hipertensi.
 Hasil pengukuran tekanan darah dan gula darah tersebut akan
dicatat dalam buku saku masing-masing pasien, yang nantinya
akan menentukan jenis terapi obat beserta dosis obat yang akan
dikonsumsi oleh pasien selama satu bulan hingga pemeriksaan
selanjutnya di bulan depan. Buku saku dari masing-masing
pasien tersebut menjadi pedoman evaluasi bagi dokter untuk
melanjutkan atau mengganti terapi farmakologi serta untuk
menaikkan atau menurunkan dosis terapi.
2) Evaluasi dari pemeriksaan intelegensia, mental emosional dan
demensia
 Hasil evaluasi menggunakan form khusus yang berisi hasil
analisa pemeriksaan status emosional, intelegensia dan
demensia.
 Berdasarkan hasil analisa pemeriksaan jika terdapat Lansia atau
Pralansia yang mengalami gangguan pada salah satu atau
beberapa status kesehatan diatas maka akan dilakukan rencana
tindak lanjut yakni berkolaborasi dengan keluarga untuk
mengatasi masalah tersebut.
 Tindak lanjut yang akan dilakukan berupa :
1. Melakukan kunjungan rumah untuk mengidentifikasi kondisi
dan hubungan keluarga
2. Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah
kesehatan emosional, intelegensia atau demensia yang
dilalami oleh lansia / pralansia tersebut.
3. Melibatkan keluarga dalam melakukan perawatan kesehatan
yakni memantau perilaku, memperbaiki hubungan,
komunikasi dan motivasi untuk berkunjung ke Puskesmas,
untuk mendapatkan konseling dari Petugas kesehatan.
4. EDUKASI MAS-MAS = SISTEM PENGADUAN DAN KOMUNIKASI
MASYARAKAT (MASUKAN, KELUHAN DAN SARAN)

Penanggung jawab kegiatan :


Dewi Aini Zulfah, S.kep, Ns NIP. 19910209 201502 2 001
Pengelola aduan :
SMS : Wielda Meisita (Pramubakti)
Kotak saran : Ratna Yunita, AMF (Pramubakti)
Media social (facebook, email, twitter) : Imam Sukismo (Pramubakti)

A. JENIS DAN URAIAN KEGIATAN


1) Mensosialisasikan kepada masyarakat tentang EDUKASI MAS-MAS
di Puskesmas Bulu Lor
2) Mengecek (monitoring) secara berkala apabila terdapat aduan yang
masuk dari masyarakat
3) Mencatat setiap pengaduan dari masyarakat baik keluhan, saran
maupun pertanyaan dalam buku pengaduan,
4) Memproses atau menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat
5) Menampilkan umpan balik atau respon atas pengaduan
masyarakat dalam papan informasi Puskesmas Bulu Lor

B. Sasaran
Sasaran dari kegiatan EDUKASI MAS-MAS adalah semua masyarakat
yang menjadi pengguna layanan Puskesmas Bulu Lor.

C. Tahap pelaksanaan
1) Mensosialisasikan kepada masyarakat tentang EDUKASI MAS-MAS
di Puskesmas Bulu Lor melalui penyebaran brosur kepada pasien
yang berkunjung, pertemuan kader baik di dalam maupun luar
gedung serta menempelkan poster layanan pengaduan di depan
ruang loket, papan informasi serta lokasi-lokasi tertentu seperti di
kantor keluarahan.
2) Mengecek (monitoring) secara berkala apabila terdapat aduan yang
masuk dari masyarakat
Aduan melalui SMS  setiap hari 24 jam
Aduan melalui facebook, email, twitter  setiap hari 24 jam
Aduan melalui kotak saran  setiap 1 mingu sekali
3) Mencatat setiap pengaduan dari masyarakat baik keluhan, saran
maupun pertanyaan dalam buku pengaduan, meliputi nama
pengirim, alamat / wilayah, waktu pengaduan da nisi pengaduan.
Untuk pengaduan yang dikirim tanpa menyertakan identitas, tidak
akan di proses.
4) Memproses atau menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat
dengan ketentuan :
a) Untuk pengaduan berupa pertanyaan tentang suatu kegiatan
atau program kesehatan di Puskesmas, maka operator yang
menerima pesan akan segera menyampaikan kepada
penanggung jawab program, meminta umpan balik jawaban
lalu operator segera membalas pertanyaan tersebut melalui
media yang sama. Batas waktu untuk membalas pertanyaan
tersebut adalah 1x 24 jam.
b) Untuk pengaduan berupa keluhan / kritik dan saran yang
sifatnya tidak mendesak, akan dicatat dalam buku aduan,
dikomunikasikan dalam pertemuan internal dan direspon atau
ditindaklanjuti dalam waktu 1-2 minggu.
5) Menampilkan segala bentuk pengaduan dari masyarakat baik
berupa keluhan, kritik maupun saran beserta respon umpan balik
dan tindak lanjut dari Puskesmas ke dalam papan informasi /
mading Puskesmas Bulu Lor sebagai bentuk pertanggungjawaban
serta peduli serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat.

D. Evaluasi
Evaluasi dari kegiatan EDUKASI MAS-MAS akan dilaksanakan setiap 6
bulan sekali yakni dengan menyebarkan kuesioner kepuasan pelanggan
kepada pasien yang berkunjung untuk kemudian di isi sesusi dengan
penilaian pribadi pasien atas pelayanan kesehatan di Puskesmas Bulu
Lor. Selain itu evaluasi juga dilaksanakan setiap 1 bulan sekali melalui
kegiatan survey kepuasan pelanggan melalui gambar ekspresi di
masing-masing unit pelayanan. Hasil evaluasi melalui survey ini akan
dianalisa dan ditindaklanjuti bersama demi perbaikan pelayanan di
Puskesmas Bulu Lor.

Anda mungkin juga menyukai