Anda di halaman 1dari 12

KARATER MAHASISWA BERADAB DAN BERMARTABAT

(Refleksi: 5 nilai Utama Karakter Mahasiswa Universitas Negeri Malang)

Tim Pengembang Bina Karakter


Universitas Negeri Malang

Abstrak: Karakter merupakan inti kemanusian dan merefleksikan jati diri.


Mahasiswa Universitas Negeri Malang memiliki karakter secara personal dan
universal. 5 nilai karakter yang mampu membuat mahasiswa memiliki peradaban
yang bermartabat adalah 1) Jujur, 2) Integritas, 3) Komunikatif, 4) Cerdas, 5)
Visioner. Nilai-nilai harus dikuasai sebagai nilai dasar, dihayati sebagai kesadaran
personal manusia religius, diamalkan sebagai bagian masyarakat kampus, regional
dan dunia. Karakter akan menjadi tanda intelektualitas civitas akademika
Universitas Negeri Malang yang beradab dan bermartabat.

Kata Kunci: Karakter, Nilai, Universitas Negeri Malang

Orientasi

Salah satu tujuan Universitas Negeri Malang (UM) sebagaimana tertulis


dalam visi, misi, dan tujuan UM adalah “menghasilkan lulusan yang memiliki
kompetensi akademik, profesi, dan/atau vokasi yang bertakwa, berakhlak mulia,
cerdas, mandiri; memiliki komitmen kebangsaan, dan mampu berkembang secara
profesional.” Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dipandang perlu adanya
orientasi program bina karakter (gambar 1) kepada mahasiswa dengan
mensinergikan semua potensi dan komponen yang ada di UM.

Gambar 1. Orientasi Bina Karakter Berbasis Kehidupan


Dokumentasi 5 nilai karakter utama merupakan langkah strategis dalam
mewujudkan lulusan UM yang kompeten di bidangnya, berkarakter dan mampu
berdaya saing di dunia kerja, baik dalam skala nasional maupun global. Dalam
rangka melaksanakan program bina karakter tersebut, dibutuhkan panduan
pelaksanaan agar seluruh warga UM memiliki persepsi yang sama, dan pada
gilirannya dapat melaksanakan program tersebut dengan baik. Selain itu, warga
UM dapat memberikan dukungan, masukan dan perbaikan agar pelaksanaan
program ini berjalan optimal.

Nilai-nilai karakter UM

Gambar 2. 5 Nilai Utama Bina Karakter Berbasis Kehidupan


Nilai-nilai karakter UM meliputi jujur, integritas, komunikatif, cerdas, dan
visioner (gambar 2). Jabaran nilai, sub-nilai dan deskripsi perilaku secara lengkap
dapat ditelaah dalam tabel berikut:
Tabel 1. Jabaran nilai, sub nilai dan deskripsi perilaku
Nilai Sub Nilai Perilaku

Jujur Kejujuran dalam 1) Kesesuaian ucapan dengan fakta


ucapan 2) Menyampaikan apa adanya sesuai hati nurani

Kejujuran dalam 1) Kesesuaian antara ucapan dan perbuatan


perbuatan 2) Tidak melakukan kecurangan
Kejujuran dalam niat 1) Ucapan dan perbuatan semuanya hanya untuk Tuhan
(ikhlas) 2) Tindakan yang dilakukan tanpa pamrih
3) Tidak menghitung untung-rugi

Integritas Tanggung jawab 1) Melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh,


2) Berani menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan
dan tingkah lakunya

Adil 1) Bersikap proporsional dalam semua hal


2) Tidak condong kepada pihak tertentu
3) Mendudukkan sesuatu sesuai dengan ketentuan

Peduli 1) Peka dan tanggap terhadap lingkungan


2) Ikut menciptakan lingkungan bersih dan sehat
3) Sayang terhadap mahluk ciptaan Tuhan

Komitmen 1) Berbuat sesuai dengan tugas dan tanggung jawab


2) Berusaha menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
secara optimal
3) Mementingkan kepentingan umum di atas kepentingan
pribadi

Cinta Damai 1) Bersahabat dengan orang lain


2) Memelihara perdamaian
3) Menghindari/menyelesaikan konflik dengan baik

Cinta tanah air 1) Berpikir dan bersikap yang mencerminkan rasa cinta
pada tanah air
2) Mampu mencetuskan gagasan untuk mempertahankan
keselamatan negara
3) Berkemauan untuk meningkatkan kemajuan bangsa
dan tanah air

Nasionalis 1) Sadar berbangsa


2) Menghargai keberagaman
3) Komitmen bersatu
4) Siap bela negara

Rendah hati 1) Menunjukkan perilaku yang mencerminkan sifat yang


berlawanan dengan kesombongan
2) Tidak merendahkan orang lain

Disiplin 1) Sadar akan perlunya aturan dalam kehidupan


2) Mentaati peraturan
3) Menjalankan tugas dan kewajiban sesuai tata aturan

Komunikatif Adaptif 1) Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara


efektif sesuai situasi dan kondisi
2) Menunjukkan kemampuan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial

Santun 1) Menunjukkan perilaku interpersonal sesuai tatanan


norma dan adat istiadat setempat
2) Bersikap dan berucap hangat dan ramah
Empati 1) Menampilkan Kemampuan untuk memahami perasaan
orang lain
2) Bersimpati terhadap kondisi orang lain
3) Membantu siapapun yang membutuhkan bantuan
4) Membela kaum lemah

Pengendalian diri 1) Mengungkapkan ketidakpuasan dengan cara yang baik


dan positif
2) Dapat menyalurkan emosi negatif (marah, benci, iri) ke
kegiatan/situasi yang positif

Cerdas Intelektual 1) Dapat menalar dengan baik, dengan menunjukkan


kaitan antara satu hal dengan hal yang lain secara logis,
sistematis dan terarah.
2) Dapat memperkirakan akibat yang timbul dari sebuah
perilaku
3) Dapat menyampaikan gagasan secara jelas dan
terstruktur

Berpikir positif 1) Melihat sisi baik dari setiap hal/kejadian yang dihadapi
2) Mengubah pandangan negatif menjadi pandangan
positif

Kreatif 1) Mengelaborasi ide yang ada dan memberikan ide yang


berbeda dengan orang lain.
2) Menciptakan ide-ide dan karya baru yang bermanfaat
3) Mendaur ulang material menjadi sesuatu yang berdaya
guna

Sosial 1) Memahami lingkungan secara optimal


2) Bereaksi dengan tepat terhadap kondisi sosial yang
dihadapi

Emosional 1) Menyadari dan mengelola emosi diri sendiri


2) Peka terhadap emosi orang lain
3) Mampu mengontrol emosi saat merespon dan
bernegosiasi dengan orang lain
4) Dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk
memotivasi diri

Spiritual 1) Bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri


dengan lingkungan
2) Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi
3) Mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit
4) Mampu mengambil pelajaran yang berharga dari
suatu kegagalan
5) Mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi
6) Mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal
7) Mampu membuat seseorang mengerti makna hidupnya

Gotong royong 1) Sadar akan kepentingan bersama


2) Melakukan kegiatan dengan orang lain untuk mencapai
tujuan bersama
Mandiri 1) Tidak tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas
2) Menciptakan usaha/pekerjaan yang bermanfaat bagi
diri sendiri/orang lain

Percaya diri 1) Yakin akan kemampuan diri sendiri


2) Berani menyampaikan dan mempertahankan
pemikiran/ pendapatnya

Toleran 1) Peka terhadap keberadaan orang lain


2) Memahami dan menghargai keyakinan atau kebiasaan
orang lain

Visioner Berwawasan masa dep 1) Memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan
an bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang
2) Memegang peran penting dalam membentuk dan
mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk
dan jasa.
3) Mengembangkan imajinasi berdasarkan data untuk
mengakses kebutuhan masa depan konsumen,
teknologi dll

Berdaya saing 1) Semangat berprestasi unggul


2) Selalu berpikir maju

Bina Karakter Berbasis Kehidupan

Gambar 3. Tahapan Bina Karakter Berbasis Kehidupan

Bina karakter berbasis kehidupan merupakan proses internalisasi hingga


aktualisasi (gambar 3). Tahapan memiliki arti bahwa setiap upaya mencapai
tujuan membutuhkan proses kognitif. Adapaun tahapan bina karakter berbasis
kehidupan adalah:

a. Penguasaan Nilai
Penguasaan nilai merupakan tahap awal seseorang dalam
menginternalisasi nilai yang akan dipilih menjadi nilai dalam hidupnya.
Penguasaan nilai dapat terjadi melalui berbagai instrumen, diantaranya
kebijakan pimpinan, pembelajaran yang dilakukan oleh dosen, interaksi
dengan tendik dan interaksi antar mahasiswa. Bahkan tatanan
lingkungan fisik dalam kampus akan berpengaruh dalam internalisasi
nilai-nilai yang dikembangkan oleh UM.
Bagi warga baru keluarga UM (mahasiswa baru), penguasaan nilai
dimulai dari pengenalan kehidupan kampus, yang dilakukan pada masa
orientasi mahasiswa sebelum perkuliahan dimulai. Masa orientasi
merupakan kesempatan yang baik untuk memperkenalkan nilai-nilai
karakter yang dikembangkan di kampus. Di samping melalui pekan
orientasi, penguasaan nilai dilakukan melalui perkuliahan.
b. Penghayatan Nilai
Penghayatan nilai merupakan tahapan kedua dalam proses
internalisasi nilai. Penghayatan nilai dilakukan oleh individu setelah
mengenal adanya nilai baru, maknanya nilai yang berbeda dengan nilai
yang dikenal selama ini atau penyempurnaan dengan nilai yang dikenal
selama ini. Melalui tahapan ini diharapkan individu/ mahasiswa tidak
hanya memahami tentang nilai apa yang dikenali secara kognitif,
namun mulai melakukan penghayatan yakni timbulnya kesadaran
bahwa individu mulai menerima nilai tersebut dan berupaya untuk
memiliki dan mengenali secara utuh nilai yang diharapkan menjadi
miliknya.
Proses penghayatan dimulai dari mengenali dan menerima nilai
yang akan dijadikan miliknya. Individu akan selalu berupaya untuk
merespon dengan perilaku yang sama terhadap rangsangan
lingkungannya. Respon yang tepat yang dirasakan oleh individu
terhadap lingkungannya, dan dirasakan sebagai suatu penghargaan bagi
dirinya, serta dirasakan nyaman dalam dirinya akan menimbulkan
penghayatan yang mendalam terhadap nilai tertentu dan akan berupaya
untuk secara konsisten melakukannya.
Seorang mahasiswa yang mengamati peristiwa “seorang
mahasiswa yang terlambat datang perkuliahan dengan sikap penuh
penyesalan menyampaikan pada dosen, dan mendapat tanggapan yang
tepat dari dosen”, maka akan menimbulkan penghayatan padanya untuk
berupaya tidak terlambat. Penghayatan terhadap nilai disiplin dirasakan
oleh mahasiswa melalui peristiwa yang dilihat di lingkungannya yang
secara otomatis mereka akan merasakan apa yang terjadi
c. Pengamalan Nilai
Penghayatan yang mendalam terhadap suatu nilai, akan
menimbulkan upaya bagi individu mengorganisasikan secara konsisten
nilai terpilih untuk ditampilkan dalam kehidupannya. Individu yang
sudah secara konsisten dan berhasil menampilkan suatu nilai dalam
kehidupannya, dan merasakan bahwa nilai tersebut membuat dirinya
nyaman dan merasakan adanya penghargaan dari lingkungannya, maka
individu tersebut akan menjadikan nilai tersebut sebagai bagian dari
dirinya. Nilai-nilai yang ada pada dirinya secara otomatis akan ditata
dalam suatu sistem nilai yang menjadi karakter pribadinya.
Pembentukan karakter dalam kehidupan kampus tersebut
diharapkan terjadi secara massif selama mahasiswa berada di kampus
UM, baik melalui program D3, S1, S2, dan S3. Tiga tahapan proses
internalisasi nilai merupakan siklus yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari di kampus. Pengamalan nilai dalam kehidupan kampus
diharapkan tidak hanya terjadi melalui proses sosialiasi dan internalisasi
yang sengaja diciptakan secara terprogram, melainkan juga terjadi
melalui aktivitas keseharian mahasiswa di kampus.

Karakter Mahasiswa Beradab dan Bermartabat


Pelaksanaan Peran aktif mahasiswa merupakan salah satu dimensi
terpenting dalam implementasi nilai-nilai karakter di UM. Dalam konteks ini,
penerapan nilai karakter yang diperuntukan bagi mahasiswa dibagi dalam dua
ranah, yaitu ranah mahasiswa sebagai individu dan sebagai pengurus ORMAWA.

a. Sebagai individu
Setiap mahasiswa memiliki potensi unik masing-masing, sesuai
dengan latar belakang dan karakteristik sosial budaya. Sebagai individu,
perwujudan nilai-nilai karakter mahasiswa dilaksanakan melalui kegiatan
berbasis intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Implementasi melalui terkait kegiatan intrakurikuler, mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai karakter UM dalam kegiatan
pembelajaran sesuai kurikulum terstruktur dengan mempertimbangkan bidang
keilmuan dan program studi, jurusan serta fakultas masing-masing. Secara
konkrit, sasaran strategis perwujudan nilai-nilai karakter UM dalam kegiatan
intrakurikuler adalah meningkatkan pengetahuan (knowing), perasaan
(feeling) dan perbuatan (doing) bersumber nilai-nilai karakter UM.
Kegiatan kokurikuler bertujuan untuk lebih memperdalam dan
menghayati nilai-nilai karakter dengan membidik segmentasi mahasiswa.
Praktik baik (best practices) dalam kegiatan kokurikuler dapat diwujudkan
melalui penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan komunitas agama atau
etnis suku masyarakat yang berbeda. Pemahaman lintas budaya (cross-culture
understanding) diharapkan mampu membiasakan mahasiswa dalam
penerapan nilai-nilai karakter UM. Selain itu, kegiatan kokurikuler dapat
diwujudkan melalui proyek seni budaya dan dialog ilmiah.
Implementasi nilai-nilai karakter mahasiswa dilakukan melalui
perluasan, pengembangan dan penerapan terkait nilai karakter UM dengan
memperhatikan bakat, minat serta kondisi lingkungan serta sosial budaya
mahasiswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, mahasiswa dapat menerapkan
nilai karakter UM pada kegiatan berbasis olahraga dan sosial. Melalui
kegiatan ekstrakurikuler, mahasiswa diharapkan memiliki kesadaran dan
empati terhadap lingkungan sekitar serta mampu belajar berbasis problem
nyata (problem-based learning). Pengembangan karakter dapat terjadi ketika
mahasiswa telah belajar untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
sehingga mengasah mental mahasiswa pasca kelulusan dari jenjang
perkuliahan.
Kolaborasi kegiatan mahasiswa berbasis intrakurikuler, kokurikuler
dan ekstrakurikuler secara integral diharapkan mampu memperluas wawasan
serta membangun pembiasaan nilai-nilai karakter UM. Sehingga, mahasiswa
UM akan memiliki nalar karakter arif dan bijaksana sesuai bidang keilmuan
dan potensi kepribadian masing-masing.

b. Sebagai Pengurus atau Anggota Ormawa


Peran mahasiswa sebagai kader Ormawa dalam
mengimplementasikan nilai karakter UM dapat diwujudkan melalui tiga
tahapan, yaitu tahap perencanaan, penerapan dan evaluasi/refleksi nilai
karakter UM.

Perencanaan nilai Karakter UM


Mahasiswa sebagai pengurus atau anggota Ormawa diharapkan dapat
merancang program kerja unggalan sesuai identitas dan ciri khas
pembidangan kelompok yang berorientasi pada perwujudan nilai-nilai
karakter UM. Penyusunan program kerja berbasis nilai karakter UM
dilakukan dengan memahami secara menyeluruh serta
menginternalisasikannya dalam rencana program kerja. Di UM terdapat enam
kelompok pembidangan Ormawa, yaitu bidang minat, minat kesenian, minat
olahraga, minat khusus, kesejahteraan dan kerohanian.

No Bidang Kelompok Ormawa


Ormawa
1 Bidang Minat a) Unit Kegiatan Mahasiswa Penulis
(UKMP)
b) Ikatan Pecinta Retorika Indonesia (IPRI)
2 Bidang Minat Kesenian a) Sanggar Tari dan Karawitan (STK) “Asri
Kusuma”
b) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) “Swara
Satata Cakti”
c) Sanggar Minat (SAMIN)
d) Drama Mahasiswa “Teater Hampa”
e) Seni Musik OPUS 275
f) Blero
3 Bidang Minat Olahraga a) Bola Basket (UABB)
b) Bola Voli (UABV)
c) Sepak Bola (SB)
d) Ikatan Pencak Silat Nur Harias
e) Perisai Diri (PD)
f) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
g) Tapak Suci
h) Tae Kwon-Do Indonesia
i) Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI)
j) Merpati Putih
k) Institut Karate-Do Indonesia (INKAI)
4 Bidang Minat Khusus a) Satuan Resimen Mahasiswa (MENWA)
805
b) Gerakan Pramuka Gugus Depan 04271-
04272
c) Mahasiswa Pecinta Alam “Jonggring
Salaka”
d) Korps Sukarela Palang Merah Indonesia
(KSR-PMI)
e) Himpunan Mahasiswa Penggemar Foto
(HIMAFO)
5 Bidang Kesejahteraan a) Koperasi Mahasiswa (KOPMA)
b) Gerakan Mahasiswa Anti Narkoba
(German)
6 Bidang Kerohanian a) Badan Dakwah Masjid (BDM)
b) Al-Qur’an Study Club (ASC)
c) Ikatan Keluarga Katholik (IKK)
d) Ikatan Mahasiswa Kristen (IMAKRIS)
e) Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma
(KMHD)
Penerapan nilai Karakter UM
Implementasi nilai karakter UM melalui partisipasi mahasiswa
sebagai pengurus atau anggota ormawa dapat dibagi dalam tiga bentuk, 1).
Pelatihan manajerial; 2). Proses Kaderisasi dan 3). Pemberian Reward dan
Punishment.
Pembelajaran manajerial, kepemimpinan dan menyampaikan pendapat
akan dapat diperoleh dengan berpartisipasi dalam ormawa. Selain itu,
interaksi dalam ormawa terdapat proses pendewasaan dan pembangunan
karakter mahasiswa, dimana ia dapat bersikap, menempatkan diri dan
mengatasi permasalahan
Peranan pembentukan karakter bagi kader ormawa dimaksimalkan
melalui proses kaderisasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung adalah bagaimana seorang kader dilatih dan dibina dengan
berbagai pengetahuan, diberikan materi-materi kepemimpinan, wawasan
kemahasiswaan, kebangsaan serta pelatihan-pelatihan langsung mengenai
keorganisasian dan pengembangan diri mahasiswa sesuai nilai karakter UM.
Pembentukan karakter mahasiswa secara tidak langsung adalah dengan
interaksi sehari-harinya, bagaimana seorang pemimpin dapat memberikan
tanggung jawab kepada kader-kadernya sebagai latihan, dimulai dari hal yang
kecil, hingga memberikan tanggung jawab yang besar seperti
mengamanahkan pelaksanaan kegiatan.
Pemberian tanggung jawab memiliki sebuah konsekuensi logis berupa
reward and punishment, meskipun tidak dalam bentuk yang formal,
penghargaan dan hukuman sosial dalam sebuah komunitas kecil seperti
ormawa dapat turut memacu kinerja seorang kader dalam mengemban
amanah atau tanggung jawab yang diembannya. Reward dapat menumbuhkan
budaya mengapresiasi, menghargai sebuah pencapaian seseorang sehingga
dia akan terus berusaha dan tertantang untuk melaksanakan tanggung jawab
lain yang lebih besar dalam organisasi. Sebaliknya punishment, tidaklah
dalam arti menjatuhkan dan menurunkan mentalitas seorang kader,
sebaliknya harus memacu kader untuk memperbaiki kesalahan dan
mengevaluasi kinerjanya.

Evaluasi dan Refleksi nilai Karakter UM


Pada kesimpulannya, sebagai pengurus dan anggota ormawa,
mahasiswa dilatih untuk membentuk kesadaran dan kepedulian terhadap
lingkungan sosial, serta memberikan pengalaman dan pengetahuan baru guna
membentuk nilai karakter UM. Sebagai kader ormawa, mahasiswa
diharapkan mampu mengasah soft skill komunikasi dan membangun
kompetensi intra/interpersonal. Optimalisasi peranan organisasi
kemahasiswaan dalam membentuk nilai karakter UM membutuhkan
dukungan dari semua pihak, baik para aktivis organisasi kampus maupun dari
manajemen kampus yang membidangi kemahasiswaan itu sendiri

Refleksi
Program bina karakter berbasis kehidupan merupakan program dari,
oleh dan untuk civitas akademika Universitas Negeri Malang. Program dilandasi
oleh filosifi karakter merupakan inti kemanusian dan merefleksikan jati diri.
Mahasiswa Universitas Negeri Malang selama menempuh dan setelah lulus perlu
memiliki karakter secara personal dan universal. 5 nilai karakter yang mampu
membuat mahasiswa diakui sebagai manusia yang utuh adalah kepemilikan
peradaban yang bermartabat secara personal berupa 1) Jujur, 2) Integritas, 3)
Komunikatif, 4) Cerdas, 5) Visioner. Nilai-nilai harus dikuasai sebagai nilai dasar,
dihayati sebagai kesadaran personal manusia religius, diamalkan sebagai bagian
masyarakat kampus, regional dan dunia. Karakter akan menjadi tanda
intelektualitas civitas akademika Universitas Negeri Malang yang beradab dan
bermartabat. Harta dalam setiap kehidupan yang dikenal hingga dikenang adalah
karakter.

Anda mungkin juga menyukai