Orientasi
Nilai-nilai karakter UM
Cinta tanah air 1) Berpikir dan bersikap yang mencerminkan rasa cinta
pada tanah air
2) Mampu mencetuskan gagasan untuk mempertahankan
keselamatan negara
3) Berkemauan untuk meningkatkan kemajuan bangsa
dan tanah air
Berpikir positif 1) Melihat sisi baik dari setiap hal/kejadian yang dihadapi
2) Mengubah pandangan negatif menjadi pandangan
positif
Visioner Berwawasan masa dep 1) Memahami lingkungan luar dan memiliki kemampuan
an bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang
2) Memegang peran penting dalam membentuk dan
mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk
dan jasa.
3) Mengembangkan imajinasi berdasarkan data untuk
mengakses kebutuhan masa depan konsumen,
teknologi dll
a. Penguasaan Nilai
Penguasaan nilai merupakan tahap awal seseorang dalam
menginternalisasi nilai yang akan dipilih menjadi nilai dalam hidupnya.
Penguasaan nilai dapat terjadi melalui berbagai instrumen, diantaranya
kebijakan pimpinan, pembelajaran yang dilakukan oleh dosen, interaksi
dengan tendik dan interaksi antar mahasiswa. Bahkan tatanan
lingkungan fisik dalam kampus akan berpengaruh dalam internalisasi
nilai-nilai yang dikembangkan oleh UM.
Bagi warga baru keluarga UM (mahasiswa baru), penguasaan nilai
dimulai dari pengenalan kehidupan kampus, yang dilakukan pada masa
orientasi mahasiswa sebelum perkuliahan dimulai. Masa orientasi
merupakan kesempatan yang baik untuk memperkenalkan nilai-nilai
karakter yang dikembangkan di kampus. Di samping melalui pekan
orientasi, penguasaan nilai dilakukan melalui perkuliahan.
b. Penghayatan Nilai
Penghayatan nilai merupakan tahapan kedua dalam proses
internalisasi nilai. Penghayatan nilai dilakukan oleh individu setelah
mengenal adanya nilai baru, maknanya nilai yang berbeda dengan nilai
yang dikenal selama ini atau penyempurnaan dengan nilai yang dikenal
selama ini. Melalui tahapan ini diharapkan individu/ mahasiswa tidak
hanya memahami tentang nilai apa yang dikenali secara kognitif,
namun mulai melakukan penghayatan yakni timbulnya kesadaran
bahwa individu mulai menerima nilai tersebut dan berupaya untuk
memiliki dan mengenali secara utuh nilai yang diharapkan menjadi
miliknya.
Proses penghayatan dimulai dari mengenali dan menerima nilai
yang akan dijadikan miliknya. Individu akan selalu berupaya untuk
merespon dengan perilaku yang sama terhadap rangsangan
lingkungannya. Respon yang tepat yang dirasakan oleh individu
terhadap lingkungannya, dan dirasakan sebagai suatu penghargaan bagi
dirinya, serta dirasakan nyaman dalam dirinya akan menimbulkan
penghayatan yang mendalam terhadap nilai tertentu dan akan berupaya
untuk secara konsisten melakukannya.
Seorang mahasiswa yang mengamati peristiwa “seorang
mahasiswa yang terlambat datang perkuliahan dengan sikap penuh
penyesalan menyampaikan pada dosen, dan mendapat tanggapan yang
tepat dari dosen”, maka akan menimbulkan penghayatan padanya untuk
berupaya tidak terlambat. Penghayatan terhadap nilai disiplin dirasakan
oleh mahasiswa melalui peristiwa yang dilihat di lingkungannya yang
secara otomatis mereka akan merasakan apa yang terjadi
c. Pengamalan Nilai
Penghayatan yang mendalam terhadap suatu nilai, akan
menimbulkan upaya bagi individu mengorganisasikan secara konsisten
nilai terpilih untuk ditampilkan dalam kehidupannya. Individu yang
sudah secara konsisten dan berhasil menampilkan suatu nilai dalam
kehidupannya, dan merasakan bahwa nilai tersebut membuat dirinya
nyaman dan merasakan adanya penghargaan dari lingkungannya, maka
individu tersebut akan menjadikan nilai tersebut sebagai bagian dari
dirinya. Nilai-nilai yang ada pada dirinya secara otomatis akan ditata
dalam suatu sistem nilai yang menjadi karakter pribadinya.
Pembentukan karakter dalam kehidupan kampus tersebut
diharapkan terjadi secara massif selama mahasiswa berada di kampus
UM, baik melalui program D3, S1, S2, dan S3. Tiga tahapan proses
internalisasi nilai merupakan siklus yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari di kampus. Pengamalan nilai dalam kehidupan kampus
diharapkan tidak hanya terjadi melalui proses sosialiasi dan internalisasi
yang sengaja diciptakan secara terprogram, melainkan juga terjadi
melalui aktivitas keseharian mahasiswa di kampus.
a. Sebagai individu
Setiap mahasiswa memiliki potensi unik masing-masing, sesuai
dengan latar belakang dan karakteristik sosial budaya. Sebagai individu,
perwujudan nilai-nilai karakter mahasiswa dilaksanakan melalui kegiatan
berbasis intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Implementasi melalui terkait kegiatan intrakurikuler, mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai karakter UM dalam kegiatan
pembelajaran sesuai kurikulum terstruktur dengan mempertimbangkan bidang
keilmuan dan program studi, jurusan serta fakultas masing-masing. Secara
konkrit, sasaran strategis perwujudan nilai-nilai karakter UM dalam kegiatan
intrakurikuler adalah meningkatkan pengetahuan (knowing), perasaan
(feeling) dan perbuatan (doing) bersumber nilai-nilai karakter UM.
Kegiatan kokurikuler bertujuan untuk lebih memperdalam dan
menghayati nilai-nilai karakter dengan membidik segmentasi mahasiswa.
Praktik baik (best practices) dalam kegiatan kokurikuler dapat diwujudkan
melalui penyelenggaraan kegiatan yang melibatkan komunitas agama atau
etnis suku masyarakat yang berbeda. Pemahaman lintas budaya (cross-culture
understanding) diharapkan mampu membiasakan mahasiswa dalam
penerapan nilai-nilai karakter UM. Selain itu, kegiatan kokurikuler dapat
diwujudkan melalui proyek seni budaya dan dialog ilmiah.
Implementasi nilai-nilai karakter mahasiswa dilakukan melalui
perluasan, pengembangan dan penerapan terkait nilai karakter UM dengan
memperhatikan bakat, minat serta kondisi lingkungan serta sosial budaya
mahasiswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler, mahasiswa dapat menerapkan
nilai karakter UM pada kegiatan berbasis olahraga dan sosial. Melalui
kegiatan ekstrakurikuler, mahasiswa diharapkan memiliki kesadaran dan
empati terhadap lingkungan sekitar serta mampu belajar berbasis problem
nyata (problem-based learning). Pengembangan karakter dapat terjadi ketika
mahasiswa telah belajar untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya
sehingga mengasah mental mahasiswa pasca kelulusan dari jenjang
perkuliahan.
Kolaborasi kegiatan mahasiswa berbasis intrakurikuler, kokurikuler
dan ekstrakurikuler secara integral diharapkan mampu memperluas wawasan
serta membangun pembiasaan nilai-nilai karakter UM. Sehingga, mahasiswa
UM akan memiliki nalar karakter arif dan bijaksana sesuai bidang keilmuan
dan potensi kepribadian masing-masing.
Refleksi
Program bina karakter berbasis kehidupan merupakan program dari,
oleh dan untuk civitas akademika Universitas Negeri Malang. Program dilandasi
oleh filosifi karakter merupakan inti kemanusian dan merefleksikan jati diri.
Mahasiswa Universitas Negeri Malang selama menempuh dan setelah lulus perlu
memiliki karakter secara personal dan universal. 5 nilai karakter yang mampu
membuat mahasiswa diakui sebagai manusia yang utuh adalah kepemilikan
peradaban yang bermartabat secara personal berupa 1) Jujur, 2) Integritas, 3)
Komunikatif, 4) Cerdas, 5) Visioner. Nilai-nilai harus dikuasai sebagai nilai dasar,
dihayati sebagai kesadaran personal manusia religius, diamalkan sebagai bagian
masyarakat kampus, regional dan dunia. Karakter akan menjadi tanda
intelektualitas civitas akademika Universitas Negeri Malang yang beradab dan
bermartabat. Harta dalam setiap kehidupan yang dikenal hingga dikenang adalah
karakter.