KATA PENGANTAR
PENDAHULUAN
BONUS DEMOGRAFI
A. Pendahuluan
Bonus demografi adalah keuntungan ekonomis yang
disebabkan oleh penurunan rasio ketergantungan sebagai
hasil proses penurunan kematian bayi dan penurunan
fertilitas dalam jangka panjang. Dalam bonus demografi,
struktur penduduk sangat menguntungkan Karena jumlah
usia produktif (15-64 tahun) sangat besar jumlahnya
sedangkan proporsi penduduk usia muda sudah semakin
kecil dan proporsi penduduk usia lanjut belum begitu besar.
Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus
demografi pada tahun 2020-2045. masa keemasan pada
tahun 2045, tepat saat usia 100 tahun kemerdekaan.
Pada tahun tersebut, diprediksi jumlah penduduk akan
mencapai 340 juta dengan 180 juta di antaranya termasuk
usia produktif. Kondisi tersebut lazim disebut sebagai
jendela demografi (window of demography) yang dapat
berdampak kepada salah satu dari dua kemungkinan yakni:
bonus demografi (demography dividend) atau justru sebagai
kutukan demografi (demography diases).
Jendela demografi dapat menjadi bonus demografi
apabila penduduk Indonesia berkualitas. Sebaliknya, jendela
demografi dapat pula berubah menjadi petaka atau kutukan
demografi, yang akan menghasilkan pengangguran massal
dan menjadi beban negara, manakala negara tidak
melakukan investasi sumberdaya manusia (human capital
investment).
Indikator penting dalam pembangunan Human Capital
adalah pendidikan dan kesehatan. Pendidikan merupakan
media yang sangat sentral dalam mempersiapkan generasi
emas. Pendidikan memegang peranan penting dalam
membangun SDM yang berkualitas untuk pembangunan
bangsa. Kualitas SDM yang baik, akan mendorong
terciptanya inovasi dan produktivitas tenaga kerja yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan dan
perekonomian. Selain itu, SDM yang mumpuni akan
74
71.92 71.94 72.29
71.39
72 70.81
70.18
69.55
70 68.9
68.31
67.7
68 67.09
66.53
66
64
62
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
1647,2 1763,3
14050.0 1527,8
1164,6 1281,2
56
53.8
52.7
51.5
51.1
A. Remaja
Masa remaja merupakan salah satu tahap kehidupan
manusia yang paling menakjubkan dan rumit serta disertai
oleh kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi khusus.
Remaja bersifat cepat pulih, penuh ide dan energik.
Masa remaja diwarnai oleh pertumbuhan, perubahan,
munculnya berbagai kesempatan dan seringkali menghadapi
resiko-resiko kesehatan reproduksi. Kebutuhan akan
peningkatan pelayanan kesehatan dan sosial terhadap remaja
semakin menjadi perhatian di seluruh penjuru dunia. Dipacu
rekomendasi dari hasil International Conference on Populatiom
and Development (ICPD) tahun 1994 atau yang disebut
Konferensi Internatsional mengenai Kependudukan dan
pembangunan, banyak organisasi di berbagai negara telah
menciptakan berbagai program agar dapat memenuhi
kebutuhan para remaja di bidang kesehatan reproduksi.
Masa remaja merupakan masa peralihan (transisi) dari
anak-anak ke masa dewasa. Pada masa transisi remaja sering
menghadapi permasalahan yang sangat kompleks dan sulit
ditanggulangi sendiri. Tiga resiko yang sering dihadapi oleh
remaja (TRIA D KRR) yaitu resiko-resiko yang berkaitan
dengan seksualitas (kehamilan tidak diinginkan, aborsi, dan
terinfeksi penyakit menular seksual), penyalagunahan NAPZA,
dan HIV/AIDS. Remaja harus dapat membentengi diri agar
tidak masuk dalam pergaulan bebas dengan memperbanyak
kegiatan yang bermanfaat seperti olahraga, kesenian, sosial
serta keagamaan. Dengan banyaknya kegiatan maka remaja
akan menjadi remaja yang sehat, peduli dan lebih empati
kepada sesame sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan
dan melakukan hal-hal yang tidak baik.
Setiap tahapan tersebut akan dapat dilalui dengan baik jika remaja
memiliki tubuh dan jiwa yang sehat. Remaja yang berhasil
mempraktekkan hidup sehat diyakini akan menjadi penentu
keberhasilan pada empat bidang kehidupan lainnya. Dengan kata
Pubertas
Pubertas adalah masa dimana seorang anak mengalami
perubahan fisik, psikis dan pematangan fungsi seksual. Pada masa
ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan seksual yang cepat.
Pubertas merupakan masa peralihan antara akhir masa kanak-
kanak dan awal masa pubertas diawali dengan fungsinya ovarium
pada wanita untuk menghasilkan ovum dan berfungsinya alat
kelamin pria untuk memproduksi sperma.
Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri
kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan
reproduksi. Pubertas pada wanita, mulai kira-kira pada umur 8-14
tahun dan berlangsung kurang lebih selama 4 tahun dan pada
laki-laki antara usia 13-16 tahun.
Awal pubertas dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi dan
kebudayaan. Pada abad ini secara umum ada pergeseran
permulaan pubertas ke arah timur yang lebih muda dikarenakan
meningkatnya kesehatan umum dan gizi. Perubahan apa sajakah
3. Trikomonas Vaginalis/Keputihan
4. Chancroid
Chancroid adalah infeksi bakteri yang menyebabkan luka
terbuka pada alat genital (kelamin) dan sekitarnya. Chancroid
sangat menular, tetapi dapat disembuhkan. Chancroid
disebabkan oleh bakteri Haemophilus ducreyi (H. ducreyi) yang
menyerang jaringan pada area genital dan menimbulkan luka
terbuka. Bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh melalui celah
atau luka pada kulit dan menyebabkan reaksi peradangan.
Racun yang dihasilkan bakteri menyebabkan regenerasi sel
terhenti, sehingga terjadi kematian jaringan (nekrosis). Racun
tersebut juga yang menyebabkan terbentuknya luka terbuka.
Selama bakteri masih hidup pada luka, racun tetap bisa
dikeluarkan dan membuat luka yang dialami bertambah parah.
Perlu diketahui, meski sangat menular, chancroid tidak dapat
ditularkan melalui perantara hewan atau benda di lingkungan
sekitar.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena chancroid, yaitu:
Memiliki perilaku seksual berisiko, seperti sering berganti-
ganti pasangan atau berhubungan seksual dengan pekerja
seks komersial (PSK) dan tidak memakai kondom
Berada atau tinggal di daerah yang memiliki banyak
penduduk dengan kondisi ini
Kencanduan NAPZA atau kecanduan alkohol
Tidak sunat (pada laki-laki)
7. Kutu Pubis
Kutu pubis adalah penyakit dimana pada daerah kelamin
bersarang sejenis kutu. Kutu ini muncul karena adanya
virus. Adapun gejalanya adalah kuning pada mata dan
kulit. Untuk kondisi yang parah dapat menyebabkan hati
membesar dan dapat mengakibatkan kanker hati.
8. HIV/AIDS
HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang penularannya
melalui hubungan yang tidak semestinya. Penyakit ini
merupakan penyakit dimana lemahnya sistem kekebalan
tubuh manusia sampai menyebabkan kematian. Gejala
yang ditimbulkan antara lain sariawan yang tidak sembuh-
sembuh, diare yang berkepanjangan, penurunan berat
badan secara drastis, timbul kemerahan di kulit, yang tidak
kunjung sembuh bahkan sampai menyerang otak.
PERKAWINAN ANAK
A. Perkawinan
Perkawinan bukanlah hanya menyangkut menyatukan
perasaan antar pasangan, tetapi banyak hal yang harus
disiapkan. Kesiapan fisik dan mental dari pasangan harus
menjadi pertimbangan utama. Usia merupakan salah satu
bentuk kesiapan dan menjadi persyaratan utama sebelum
melangsungkan perkawinan.
Berdasarkan Pasal 7 ayat (1) Undang-undang nomor 1
tahun 1974 Tentang Perkawinan menyatakan bahwa batas
minimal usia perkawinan perempuan 16 tahun dan laki-laki
19 tahun. Pasal ini menyatakan batas usia minimal dimana
sebagian besar masyarakat Indonesia di daerah-daerah banyak
yang menikahkan anaknya di bawah usia tersebut. Untuk saat
ini, era milenial dimana batas ruang dan waktu sudah tidak
terbatas lagi, maka batas usia perkawinan sudah tidak relevan
lagi. Pada usia tersebut seperti kita ketahui bahwa pada
umumnya remaja masih menduduki bangku sekolah
menengah atas. Sehingga harus dilakukan perubahan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan telah disahkan pada tanggal 14 Oktober
2019 di Jakarta.
b) Keguguran
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak
disengaja misalnya : karena terkejut, cemas, stress.
Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan oleh
tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan
akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka
kematian dan infeksi alat reproduksi yang pada
akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
d) Kelahiran Prematur
Persalinan premature, berat badan lahir rendah (BBLR)
dan kelainan bawaan. Prematuritas terjadi karena
kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim
yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat
badan lahir rendah (BBLR) juga dipengaruhi gizi saat
hamil kurang dan juga umur ibu yang belum
menginjak 20 tahun. Cacat bawaan dipengaruhi
kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan,
pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan
kehamilan (ANC) kurang, keadaam psikologi ibu kurang
stabil, selain cacat bawaan juga disebabkan karena
keturunan (genetik) proses pengguguran sendiri yang
gagal seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit
sytotec) atau dengan loncat-loncat dan memijit
perutnya sendiri.
h) Depresi Pospartum
Remaja perempuan yang hamil mungkin lebih beresiko
mengalami depresi postpartum yaitu depresi yang
setelah melahirkan bayi. Remaja perempuan yang
merasa down dan sedih, baik saat hamil atau setelah
melahirkan, harus berbicara secara terbuka dengan
dokter atau orang lain yang mereka percaya. Depresi
dapat mengganggu ibu dalam melakukan perawatan
bayi yang baru lahir.
110
89
90
65
70 52
48
50 40
24
30
10
Mamuju Mamasa Mamuju Mamuju Majene Polman
Tengah Utara
STUNTING
A. Stunting
Kejadian balita pendek atau biasa disebut dengan
stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh
balita di dunia saat ini. Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar
150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Namun angka
ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
angka stunting pada tahun 2000 yaitu 32,6%. Stunting adalah
salah satu permasalahan kesehatan yang sering dihadapi anak
di bawah lima tahun.
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki
panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan
dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi
badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median
standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting
termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak
faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil,
kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi.
Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami
kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif
yang optimal, rendahnya daya tahan tubuh dan kecerdasan
yang kurang.
B. Penyebab Stunting
Masalah balita pendek menggambarkan masalah gizi
kronis, dipengaruhi dari kondisi ibu/calon ibu, masa janin dan
masa bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama
masa balita. Dalam kandungan, janin akan tumbuh dan
berkembang melalui pertambahan berat dan panjang badan,
perkembangan otak serta organorgan lainnya. Kekurangan gizi
yang terjadi dalam kandungan dan awal kehidupan
menyebabkan janin melakukan reaksi penyesuaian. Secara
paralel penyesuaian tersebut meliputi perlambatan
C. Ciri-ciri Stunting
Ciri-ciri fisik yang tampak pada anak stunting antara lain
: tinggi badan dibawah rata-rata, terjadi gagal tumbuh,
perhatian dan memori rendah, menghindari kontak mata, dan
lebih pendiam.
D. Dampak Stunting
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi
pada periode tersebut, dalam jangka pendek adalah
terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat
ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan
prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit
diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah,
kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas
kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya
produktivitas ekonomi.
Anak-anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu
sebelum usia 6 bulan, akan mengalami stunting lebih berat
menjelang usia dua tahun. Stunting yang parah pada anak-
anak akan terjadi defisit jangka panjang dalam perkembangan
fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar secara
optimal di sekolah, dibandingkan anak-anak dengan tinggi
badan normal. Anak-anak dengan stunting cenderung lebih
lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah