BERKUALITAS
Membuat kue tidaklah sama dengan membuat masakan, sebelum kita membuat kue,
kita perlu mengenal bahan-bahan apa saja yang bisa digunakan untuk membuat kue,
dan kita juga perlu tahu fungsinya.
Cara memilih bahan kue ayng berkualitas juga perlu kitaketahui, sehingga kue yang
kita hasilkan menjadi kue yang kualitasnya bagus dan diminati banyak orang. Untuk
membuat kue yang terjaga mutu, rasa serta warna maka pemilihan bahan kue haruslah
diperhatikan dengan benar. Jika tidak akan mempengaruhi hasil akhir dari masakan
anda. Kue yang lezat dihasilkan dari penggunaan bahan baku yang tepat, teknik
memasak yang baik, dan penyimpanan kue yang baik pula.
Untuk memilih bahan kue yang baik, ada beberapa hal yang harus anda perhatikan
seperti kemasan dan aroma. Yuk, kita bahas tentang kemasan. Yang pertama
mengenai kemasan pada bahan kue. Lihat masa berlaku bahan tersebut pada
kemasannya. Umumnya, bahan kue yang dijual di pasar tradisional tidak
mencantumkan tanggal kadaluwarsa. Hal ini bisa membahayakan kita sebagai
pengguna.
Adapun Tips Pemilihan Bahan Kue Yang berkualitas yang perlu kita ketahui
diantaranya adalah :
Lemak
Merupakan salah satu bahan kue yang yang bersifat membantu proses emulsi,
memperhalus pori-pori kue dan memberi warna kuning alami. Lemak yang digunakan
biasanya mentega dan margarin, atau dapat pula menggunakan areh santan. Pilih
lemak yang masih harum, tekstur tidak terlalu padat atau cair.
Telur
Telur sebagai bahan baku membuat kue dapat juga bersifat pengembang dan pemberi
warna pada kue. Pilih telur yang sama besar baik dari bentuk, berat, ukuran, sehingga
volume putih dan kuning telur seimbang.
Tepung Terigu
Sebagai bahan dasar membuat kue, tepung yang dipilih biasanya berprotein rendah
atau tepung serba guna. Selain tepung terigu kita bisa juga menggunakan tepung
arrarut, tepung kanji, tepung maizena, atau tepung hunkwe. Pilih tepung yang berwarna
putih dan tidak tengik (apek), bertekstur lembut dan terurai (tidak menggumpal)
Ovalet & TBM
Ovalet, TBM, dan SP merupakan merek dagang. Pada dasarnya memiliki fungsi yang
sama, yaitu sebagai bahan pelembut atau emulsifier dalam membuat cake, sehingga
fungsinya bisa saling menggantikan dalam adonan cake. Namun, yang membedakan
bahan pengemulsi ini terletak pada kualitasnya, karena diproduksi oleh perusahaan
yang berbeda. Fungsinya sebagai emulsifier sehingga adonaan jadi lebih lembut. Jika
hasil pengocokkan adonan cake dengan menambahkan ovalet atau TBM kurang stabil,
maka cake yang dihasilkan jadi kurang lembut dan kurang maksimal.
Gula
Gula yang digunakan dalam membuat kue bisa gula pasir, gula palem, atau tepung
gula. Selain sebagai bahan pemanis, gula dapat memberi warna pada kue. Gula yang
digunakan dalam kue kering biasanya gula halus, karena gula halus mudah hancur,
sebaiknya ayak gula terlebih dahulu sebelum digunakan.
Bahan Tambaan
Sering kali dalam resep tertera adanya bahan tambahan makanan seperti cake
emulsifier, baking powder dan soda kue yang berfungsi sebagai pengembang kue.
Penggunaannya pun harus sesuai ukuran yang dianjurkan jika tidak ingin kue Anda
gagal. Bahan tambahan lain yang sering digunakan dalam pembuatan kue adalah susu.
Baik susu bubuk, susu cair atau susu kental manis. Pemilihan susu tanpa lemak (susu
skim) lebih disarankan karena jenis ini tidak mempengaruhi rasa kue.
Baking Powder
Baking powder merupakan bahan pengembang (leavening agent), yang terdiri dari
campuran sodium bicarbonat, sodium alumunium fosfat, dan monocalcium fosfat. Sifat
zat ini jika bertemu dengan cairan/air dan terkena panas akan membentuk
karbondioksida. Karbondioksida inilah yang membuat adonan jadi mengembang. Untuk
efek maksimal, gunakan double acting baking powder. Baking powder berfungsi untuk
mengembangkan kue atau cake.
SP
Sifatnya melembutkan tekstur cake dan membuat adonan lebih menyatu. Kandungan
SP adalah gula ester. Esternya adalah asam lemak seperti asam steart, palmitic, dan
oleic. Penggunaan SP lebih direkomendasikan dalam pembuatan cake, karena hasil
pengocokkan adonan bisa lebih stabil, sehingga hasilnya lebih maksimal.
Cream of Tar-Tar
Krim ini membantu mengeluarkan gas dalam adonan cake, agar lebih mengembang.
Biasanya digunakan saat mengocok putih telur agar lebih kaku. Kandungannya
merupakan garam potassium (kalium) dan asam tartaric.
Merupakan satu bahan dengan nama yang berbeda. Ragi isinya adalah mahluk hidup
golongan khamir, yaitu saccaromyces cerevisiae. Mikroorganisme bersel satu inilah
yang selama proses fermentasi pada adonan roti mengubah karbohidrat menjadi gas
karbondioksida. Zat ini yang membuat adonan roti, donat, atau bakpau menjadi
mengembang. Hanya dapat digunakan untuk adonan roti, bukan cake, atau kue kering.
Dijual dengan merek dagang, salah satunya Fermipan.
Bread Improfed
Bahan ini ditambahkan pada adonan untuk meningkatkan kualitas roti. Roti jadi lebih
empuk, lebih lembut, seratnya lebih halus, fermentasi makin singkat, dan
memperpanjang daya simpan. Terbuat dari berbagai macam campuran bahan aktif,
seperti pelunak gluten, makanan ragi, enzim, dan emulsifier. Di pasaran dijual dengan
salah satu merek dagang Unipan.
Bahan Topping:
Choco chips, meses, kismis, keju (atau sesuai selera)
Perhitungan ini didapatkan dari sumber "Raih Untung dari Bisnis Kue Kering".
1. Biaya bahan baku meliputi: bahan dasar, gas, listrik, air dan kemasan.
Untuk kuliner biaya resiko "WAJIB" dimasukkan terutama untuk makanan, minuman, atau kue
yang beresiko tidak bisa disimpan atau dijual keesokan harinya. Resiko ini juga mengcover
produk gagal (misalnya produk yang dihasilkan adalah bolu kukus ngakak tapi hasilnya
mingkem, nah yang mingkem ini dianggap gagal dan masuk ke resiko).
Contoh Perhitungan:
1. Biaya Bahan Baku:
Bahan:
Terigu 400 gram Rp 4.000
Margarin 50 gram Rp 3.000 (asumsi 1kg Blueband Rp 20.000)
Mentega 150 gram Rp 11.250 (asumsi 100 gram Orchid Rp 7.500)
Keju edam 200 gram Rp 35.000 (asumsi harga 1kg keju edam Rp 175.000)
2 kuning telor Rp 3.000
2 kuning telor untuk olesan Rp 5.000
2 toples merk Delice Rp 4.000
Total 1 Rp 68.250
Biaya Produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam melakukan proses produksi. Atau biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk mengubah suatu bahan mentah hingga menjadi produk jadi yang siap
dijual.
Sebagai contoh:
Biaya produksi pembuatan pempek ditotal sebesar Rp.200.000. Biaya ini termasuk biaya pembelian
ikan, biaya pembelian bumbu masakan, biaya pembelian minyak goreng, pembelian tepung dan
lain-lain. Setelah jadi, ternyata dari Rp.200.000 tersebut dapat dihasilkan 300 butir pempek.
Sehingga jika kita ingin memperkirakan berapa harga pokok satu butir pempek, perhitungannya
menjadi :
= Rp.200.000 : 300
= Rp.667 rupiah per butir
Namun menjual satu butir pempek dengan harga Rp.667 per butir, kita belum mendapatkan
keuntungan.
Namun, jika kita menjual pempek dengan harga Rp.1000 rupiah per butir, maka keuntungan yang
akan kita dapatkan adalah
Jadi keuntungan atau laba yang akan didapatkan dari menjual pempek adalah sebesar Rp.100.000
Namun, dalam usaha yang lebih kompleks, diperlukan perhitungan laba secara lebih terperinci,
karena ia terbagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Laba Kotor
b. Laba Bersih
c. Laba Bersih sesudah pajak.
Laba Kotor
Yang dimaksud dengan laba kotor adalah selisih Total Penjualan dikurangi dengan Biaya Produksi
tanpa memperhitungkan bahwa sebenarnya di dalam produksi suatu barang, kita memerlukan biaya
tambahan yang besarannya bisa berubah-ubah.
Misalnya saja kita tidak memperhitungkan biaya listrik, biaya air, biaya transportasi, bahkan biaya
telefon selular yang kita gunakan untuk menunjang aktivitas usaha kita.
Jika kita tilik kembali perhitungan keuntungan pada penjualan pempek sebelumnya, maka dapat kita
katakan bahwa kita hanya menghitung laba kotor.
Hal ini karena kita hanya memperhitungkan laba dengan cara mengurangi total penjualan dengan
biaya produksi.
Di dalam suatu usaha, perhitungan Laba Kotor belumlah memuaskan karena sejatinya semua biaya
yang timbul dalam kegiatan usaha kita tidak bisa kita abaikan. Maka, setelah mengerti mengenai
konsep laba kotor, kita juga harus mengenal konsep Laba Bersih.
Laba Bersih
Apa itu Laba Bersih? Laba bersih merupakan selisih Total Penjualan dikurangi dengan Biaya
Produksi dengan memperhitungkan biaya-biaya lain yang timbul selama proses produksi tersebut.
Biaya-biaya tersebut yang disebut dengan biaya variabel, merupakan biaya yang besarannya dapat
berubah seiring dengan meningkatnya produktivitas usaha kita. Biaya-biaya tersebut misalnya
berupa biaya listrik, biaya air, biaya transportasi, biaya iklan, biaya pamflet (jika kita menyebarkan
pamflet untuk promosi), biaya internet, hingga biaya telefon selular yang kita gunakan dalam
aktivitas usaha kita.
Sehingga jika kembali ke perhitungan pembuatan pempek, diketahui bahwa ada biaya variabel yang
menunjang proses produksi sebagai berikut :