PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
b. Landasan Konstitusional
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang termuat dalam Pasal 28 diantaranya adalah :
1. Pasal 28B ayat (2) menyatakan bahwa “Setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”
2. Pasal 28D ayat (1) yang menyebutkan bahwa “Setiap orang
berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum”.
3. Pasal 28G:
1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang
dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau
perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia
dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.
4. Pasal 28H ayat (2) yang menyebutkan bahwa “Setiap orang
berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan”.
5. Pasal 28I ayat (2) dan ayat (4) :
2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat
diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.
4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan
hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara,
terutama pemerintah.
c. Landasan Yuridis
1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang
Pemberantasan Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan
Orang. Pasal 48 ayat (1) menjelaskan bahwa korban tindak
pidana perdagangan orang atau ahli warisnya berhak
mendapatkan restitusi.
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
Pasal 16 ayat (1) mengamanatkan bahwa pemerintah, lembaga
sosial, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, keluarga,
dan/atau masyarakat berkewajiban memberikan pembinaan,
pendampingan, serta pemulihan sosial, kesehatan fisik dan
mental bagi setiap anak yang menjadi korban atau pelaku
pornografi.
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Lampiran Huruf H mengamanatkan pemerintah
daerah untuk memberikan layanan perlindungan terhadap
perempuan dan anak.
4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Pasal 59A menjelaskan bahwa anak
dalam situasi dan kondisi tertentu berhak untuk
mendapatkan pendampingan psikososial, pemberian
perlindungan, serta pendampingan pada setiap proses
peradilan.
5. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pembentukan UPTD PPA pasal 4 bahwa UPTD PPA bertugas
melaksanakan kegiatan teknis operasional di wilayah kerjanya
dalam memberikan layanan bagi perempuan dan anak yang
mengalami masalah kekerasan, diskriminasi, perlindungan
khusus, dan masalah lainnya.
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2001 tentang
Penyederhanaan Struktur Organisasi pada Instansi
Pemerintah.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2006 tentang
Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan
Dalam Rumah Tangga. Pasal 4 menjelaskan bahwa korban
berhak mendapatkan layanan pemulihan dalam bentuk
pendampingan, konseling, dan bimbingan rohani.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Tata Cara
dan Mekanisme Pelayanan Terpadu bagi Saksi dan/atau
Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang Pasal 6 ayat (1)
menjelaskan pemerintah daerah diwajibkan untuk
membentuk Pusat Pelayanan Terpadu bagi korban
perdagangan orang.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2011 tentang
Pembinaan, Pendampingan dan Pemulihan Terhadap Anak
Yang Menjadi Korban atau Pelaku Pornografi Pasal 18
menjelaskan bahwa pemerintah daerah wajib melaksanakan
pendampingan terhadap anak yang menjadi korban atau
pelaku pornografi.
10. Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2014 tentang
perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam
konflik sosial
Pasal 6 ayat (3) hurup c mengamanatkan bahwa
perempuan dan anak di daerah konflik berhak
mendapatkan layanan pemenuhan kebutuhan dasar
spesifik bagi perempuan dan anak korban akibat
terjadinya konflik
Pasal 9 bahwa penyediaan layanan terhadap perempuan
dan anak korban kekerasan dalam konflik sosial meliputi
layanan diantaranya bantuan hukum dan pendampingan
11. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pembentukan UPTD PPA pasal 4 bahwa UPTD PPA bertugas
melaksanakan kegiatan teknis operasional di wilayah kerjanya
dalam memberikan layanan bagi perempuan dan anak yang
mengalami masalah kekerasan, diskriminasi, perlindungan
khusus dan masalah lainnya.
12. Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2016 tentang kedudukan,
susunan Organisasi Tugas dan Fungsi serta tata kerja Dinas
Pemberdayaan Perempuan Dan Pelindugan Anak Kabupaten
TTS
d. Landasan Sosiologis
Budaya yang ada dalam masyarakat menyebabkan terjadinya
kesenjangan peran antara laki-laki dan perempuan yang
berdampak pada posisi tersubordinasi, termarginalisasi,
mempunyai beban ganda, pelabelan, mengalami kekerasan,
eksploitasi, diskriminasi dan penelantaran. Sedangkan terkait
permasalahan anak, kurangnya pemahaman tentang Hak dan
Perlindungan Anak mengakibatkan kekerasan dan eksploitasi
terhadap perempuan dan anak.Kondisi ini sering terjadi karena :
1. Pesatnya arus globalisasi dan dampak negatif dari
perkembangan di bidang teknologi dan informasi
memunculkan fenomena baru kekerasan terhadap perempuan
dan anak;
2. Faktor kemiskinan yang mendorong pelaku melakukan
kekerasan terhadap perempuan dan anak;
3. Faktor temperamental pelaku yang sering melakukan
kekerasan terhadap perempuan dan anak;
4. Faktor ketimpangan dan relasi kuasa antara suami dan istri
yang menyebabkan istri mengalami kekerasan;
5. Persepsi yang salah tentang perempuan dan anak yang
menganggap perempuan dan anak sebagai miliknya yang
dapat dilakukan semena-mena; dan
6. Kurangnya pemahaman tekait Hak Asasi Manusia termasuk
Hak Anak
Kekerasan terhadap perempuan dan anak setiap tahun semakin
meningkat secara signifikan dan kekerasan terhadap perempuan
dan anak dapat dilihat dari sisi jenis, bentuk, tempat kejadian,
pelaku, modus, dan tujuan. Jenis kekerasan seperti kekerasan
dalam rumah tangga, perdagangan orang, pornografi, dan lainnya.
Sedangkan bentuk kekerasan antara lain kekerasan psikis, fisik,
seksual (pencabulan, perkosaan, eksploitasi seksual dan
penyiksaan seksual), penelantaran, eksploitasi, dan kekerasan
lainnya seperti ancaman kekerasan dan pemaksaan. Dilihat dari
lokasi terjadinya kekerasan seperti di antaranya dapat terjadi di
dalam rumah tangga, ruang publik, lembaga Pendidikan, dan
tempat kerja. Dilihat dari sisi pelakunya, kekerasan dapat
dilakukan oleh teman, tenaga pendidik, asisten rumah tangga,
atasan, pacar, bahkan kekerasan bisa dilakukan oleh orang dekat
korban seperti orang tua dan saudara. Dilihat dari sisi modusnya,
kekerasan dapat terjadi dengan adanya ancaman kekerasan,
penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan,
penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,
dijanjikan atau iming-iming, penjeratan utang atau memberikan
bayaran atau manfaat, dan lainnya. Berdasarkan tujuannya,
kekerasan juga dapat dilakukan untuk tujuan kepuasan seksual
pelaku atau eksploitasi untuk mendapatkan keuntungan.
2. Kasus MSK
Ada pun kornologis kasus tersebut sebagai berikut :
- MSK pada saat kejadian berada dirumah yang bersangkutan
di kualin. Setelah melakukan penyambilan tuak MSK duduk
dirumahnya seorang diri karena ayah dan ibu yang
bersangkutan sedang berada dikebun
- Pada saat siang hari sekitar pukul 10.00 datang dirumah
MSK Korban atas nama NB datang untuk membeli laru
(tuak). Korban atas nama Nikodemus menyampaikan kepada
MSK bahwa yang bersangkutan ingin membeli 1 botol laru.
Namun MSK menyatakan bahwa laru sudah habis dibeli
orang.
- Setelah mendengar pernyataan dari MSK korban NB dengan
meggunakan handpone mengetik dan menulis pesan dalam
handpone tersebut dengan berbunyi : saya ingi hubungan
dengan lu dan korban memberikan handpone tersebut
kepada MSK untuk dibaca.
- MSK setelah membaca yang bersangkutan mengatakan
bahwa tidak ingin berhubungan badan
- Korban NB terus memaksa MSK untuk berhubungan
dengannya. Melihat kondisi NB yang terkesan memaksa MSK
mengelak dan berjalan menuju pantai yang tidak jauh dari
rumahnya, saat tersebut Korban NB mengikuti yang
bersangkutan
- Sesampainya di pinggir pantai korban NB memanggil MSK
untuk menemani NB di hutan sekitar lokasi pantai tersebut
- MSK mengikuti ajakan NB tersebut berada bersama dihutan,
pada saat tersebut NB menarik tangan MSK dengan maksdu
untuk melakukan hubungan layaknya suami istri. Namun
MSK menolak NB hinggah jatuh ketanah
- NB tetap berusaha untuk menarik masuk agar mau
melakukan hubungan suami istri Karen merasa terdesak dan
tidak sengaja MSK Mengambil pisau yang berada di sakunya
dan menusuk perut NB
- Korban NB setelah jatuh tetap berusaha untuk bangun dan
menarik tangan MSK dan untuk kedua kalinya MSK
menusuk NB dan seketika itu MSK langsung kembali ke
rumah dan meninggalkan korban NB di hutan
- Pada sore hari sekitar pukul 15.00 istri dari korban NB
datang mencari suaminya yang pada saat pagi hari keluar
dari rumah. usai korban NB menyatakan kepada Marche
susantu Kause perihal korban NB yang sejak pagi tidak
berada di rumah. MSK menyatakan korban tidak datang
kesini
- Mendapat informasi bahwa korban NB tidak berada di rumah
MSK istri korban kembali dan melapor kepada kakanya
untuk mencari di tempat lain.
- Pada saat yang sama pihak korban melapor ke Polsek Kualin
terkait keberadaan korban NB.
- Aparat Polsek Kualin yang mendapat laporan tersebut
langsung bergegas mencari korban NB di seputaran rumah
MSK dan pantai
- Aparat Polsek Kualin dan keluarga NB menemukan NB yang
sudah tidak bernyawa pada lokasi hutan di pingir pantai
Kualin yang tidak jauh dari rumah MSK .
- Pada saat itu juga MSK di minta untuk menghadap ke Polsek
Kualin untuk diminta keterangan oleh pihak Polsek Kualin
- Pada pukul 20.00 Kanit PPA Polres TTS hadir di Polsek
Kualin untuk menjemput MSK dan di bawah ke Polres TTS.
- MSK ditetapkan sebagai tersangka pada saat pemeriksaan di
Polres TTS dan yang bersangkutan di titipkan di balai
rehabilitas anak yang berkebutuhan kusus Naibonat kupang.
- Pemerintah Daerah TTS dalam hal ini Dinas P3A telah
melakukan penjangkauan dan pendampingan terhadap MSK
serta memberikan bantuan kebutuhan pribadi MSK selama
berada di balai Rehabilitas Naibonat kupang.
- Berdasarkan koordinasi dengan Kanit PPA Polres
Menyatakan bahwa sudah ada inkra kasus pada Tanggal 16
September 2021 dengan Nomor Putusan :1/PidSus Anak/
2021/PN Soe putusan 5 tahun penjara.
B. Tujuan
1. Umum
Menekan angka kekerasan pada perempuan dan anak korban tindak
kekerasan baik kekersan fisik, psikis dan seksual, trafficking/
perdagangan orang, eksploitasi (eksploitasi ekonomi dan seksual),
penelantaran dan masalah lainnya serta anak yang berhadapan dengan
hukum.
2. Khusus
a) Melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional dari Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Timor
Tengah Selatan.
b) Sebagai motor utama dalam gerakan penanganan layanan terhadap
perempuan dan anak korban kekerasan di Kabupaten Timor Tengah
Selatan.
c) Melakukan kegiatan pelayanan khusus untuk pemulihan, penguatan,
pendampingan kepada perempuan dan anak melalui pendekatan
yang holistic, multidisiplin dan mudah dijangkau oleh masyarakat di
Kabupaten Timor Tengah Selatan.
d) Melibatkan semua unsur baik pemerintah, lembaga maupun peran
serta masyarakat melalui kerjasama yang terpadu dalam penanganan
korban kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten
Timor Tengah Selatan.
BAB II
ANALISIS PEMENUHAN KRITERIA
Bab ini merupakan inti dari kajian akademis pembentukan UPTD PPA. Dalam
bab ini disampaikan pemenuhan atas kriteria sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah.
Dalam penyusunan kajian akademis hendaknya bab ini dieksplorasi secara
mendalam, sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Untuk memperkuat penulisan,
dapat pula disampaikan foto, gambar, data, tabel, dan sebagainya yang dapat
mendukung analisa. Terdapat kriteria-kriteria yang didetailkan dalam beberapa
indikator yang perlu dipenuhi dalam membentuk UPTD PPA sebagai berikut:
Pemerintah
Pemerintah Pemerintah
Sub Urusan Kabupaten/Ko
Pusat Provinsi
ta
3. Pengelolaan kasus
Layanan pengelolaan kasus dengan melibatkan kemiteraan para
pihak hingga akhirnya kasus ditangani sampai tuntas.
Fungsi pengelolaan kasus adalah :
Pelaksanaan administrasi surat menyurat
Pelaksanaan pengolahan data
Pelaksanaan upaya preverensi melalui publikasi di media cetak/
elektronik
Pelaksanaan layanan manajemen kasus/ bedah kasus
Pelaksanaan pelayanan monitoring dan evaluasi
4. Penampungan Sementara
Layanan perlindungan bagi perempuan dan anak yang berhadapan
dengan hukum serta anak yang memerlukan perlindungan khusus di
tempat penampungan sementara sehingga mereka bias merasa aman
karena terlindungi.
Fungsi penampungan sementara :
Pelaksanaan pelayanan di rumah perlindungan perempuan dan
anak
Pelaksanaan layanan pemulangan klien dari shelter
5. Mediasi
Layanan dari para mediator yang dimiliki UPTD PPA
Fungsinya dalah pelaksanaan pelayanan mediasi bagi klien
6. Pendampingan Korban
perempuan dan anak yang berhadapan dengan hukum serta anak
yang memerlukan perlindungan khusus, adalah suatu tindakan
lanjutan dari pelaksanaan rekomendasi sebuah pengelolaan kasus
pasca pengaduan, dimana UPTD PPA mendampingi klien sesuai hasil
rekomendasi dan memantau perkembangannya.
Layanan pendampingan meliputi :
Memberikan layanan pendampingan hukum
Memberikan layanan pendampingan sosial
Memberikan layanan pendampingan bimbingan rohani
YA
MELAKUKAN KOFERENSI
PENJANGKAUAN PENGELOLAAN
KASUS
KONFERENSI
KASUS
PENGAKHIRAN
3. Konselor
Konselor adalah sarjana (S1) di bidang Ilmu Psikologi/Hukum.Tugas
Konselor adalah melaksanakan kegiatan pemberian bantuan psikologi /
hukum untuk mengatasi masalah yang dihadapi konseli sehingga dapat
melakukan kegiatan secara normal kembali.
4. Mediator
Mediator adalah sarjana (S1)/ Diploma IV di bidang Hukum/ Sosial dan
politik/ Sosiologi atau bidang lain yang relevan dengan tugas jabatan.
Tugas dari mediator adalah memimpin dan melaksanakan penyiapan
bahan mediasi untuk mencapai penyelesaian atau solusi yang dapat
diterima oleh kedua belah pihak yang berselisih sesuai dengan
peraturan dan ketentuan yang berlaku.Jabatan mediator harus
tersertifikasi yang diakui oleh Mahkamah Agung.
5. Pengadministrasi Umum
Pengadministrasi Umum merupakan seseorang dengan latar belakang
pendidikan SLTA/DI/ DII/ DIII di bidang manajemen/ administrasi/ tata
perkantoran atau bidang lain yang relevan dengan tugas jabatan. Tugas
dari Pengadministrasi Umum adalah melakukan kegiatan yang meliputi
penerimaan, pencatatan dan pendokumentasian dokumen Administrasi.
6. Pengemudi
Pengemudi merupakan seseorang dengan latar belakang pendidikan
SLTA/DI/ DII/ DIII di bidang Ilmu yang relevan dengan tugas jabatan.
Tugas dari pengemudi adalah melakukan pelayanan transportasi yang
bersifat kedinasan dengan kendaraan dinas.
7. Penjaga Keamanan
Penjaga Keamanan merupakan seseorang dengan latar belakang
pendidikan SLTA/DI/ DII/ DIII di bidang Ilmu yang relevan dengan
tugas jabatan. Tugas dari Penjaga Keamanan adalah melakukan
kegiatan yang meliputi pengamanan dan penertiban.
8. Penjaga Asrama
Penjaga Asrama merupakan seseorang dengan latar belakang pendidikan
SLTA/DI/ DII/ DIII di bidang Ilmu yang relevan dengan tugas jabatan.
Tugas dari Penjaga Asrama adalah melakukan kegiatan pelayanan,
pengoperasian dan pemeriksaan di bidang penjagaan asrama.
a. Pembiayaan
Pembiayaan Belanja Pegawai dan Belanja kegiatan bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
b. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasaran yang dimiliki oleh UPTD Perlindungan
Perempuan dan Anak telah tersedia berupa :
1. Gedung Kantor UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak
beralamat di Jl. Bougenville Kelurahan SoE;
2. Rumah Aman (Save House)
3. Mobil perlindungan
4. Motor Pelindungan
Norma
Jumlah
Layanan No Jabatan Beban Kerja Hasil Kerja Satuan Waktu
Beban Kerja
(Menit)
28.745 15.245 1.724.700
Perencanaan 1 Kepala UPTD Melakukan penyusunan rencana kerja UPTD 1 Dok 300 300
PPA : 1. Memimpin Pengumpulan data-data
/dokumen kegiatan
2 Kepala UPTD Melakukan penyusunan rencana kerja UPTD 1 Dok 900 900
PPA : 2. Mengkoordinir rencana kegiatan
3 Kepala UPTD Melakukan penyusunan rencana kerja UPTD 1 Dok 180 180
PPA : 4. Merumuskan Rencana Kerja
4 Kepala UPTD Menyelenggarakan Pemeliharaan dan perawatan 12 Dok 180 2.16
sarana dan prasarana UPTD PPA : 2. Memimpin
pelaksanaan kegiatan
5 Kepala UPTD Menyelenggarakan Pemeliharaan dan perawatan 12 Dok 90 1.08
sarana dan prasarana UPTD PPA : 3.
Mengevaluasi hasil kegiatan
6 Kepala UPTD Menyelenggarakan pengkajian monitoring dan 12 Dok 60 720
evaluasi program kerja UPTD PPA : 1.
Mencatat kegiatan yang telah dilaksanakan
7 Kepala UPTD Menyelenggarakan pengkajian monitoring dan 12 Dok 30 360
evaluasi program kerja UPTD PPA : 3.
Mengoreksi laporan kegiatan yang telah
dilaksakan
Norma
Jumlah
Layanan No Jabatan Beban Kerja Hasil Kerja Satuan Waktu
Beban Kerja
(Menit)
8 Kepala UPTD Melaksanakan Pembinaan Pegawai di 50 Dok 30 1500
lingkungannya
9 Kepala UPTD Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh 50 Dok 30 1,5
atasan baik secara tertulis maupun lisan : 1.
Mencatat tugas/ disposisi yang diberikan Atasan
Langsung
10 Kepala UPTD Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh 50 Dok 300 1'5
atasan baik secara tertulis maupun lisan : 2.
Menghadiri rapat atau kunjungan kerja
21 Kepala UPTD Menyelia pelaksanaan tugas bawahan di UPTD 48 Keg 180 8.64
secara berkala sesuai dengan peraturan dan
prosedur yang berlaku untuk mencapai target
kinerja yang diharapkan
111 Petugas Menjaga Keamanan Kantor/ Shelter 240 hari 1.44 345.6
Keamanan
112 Pelaksana Menerima, mencatat, dan menyortir surat 240 keg 20 4.8
(Pengadministrasi masuk, sesuai dengan prosedur dan ketentuan
Umum) yang berlaku, agar memudahkan pencarian. 1.
Menerima Surat
Norma
Jumlah
Layanan No Jabatan Beban Kerja Hasil Kerja Satuan Waktu
Beban Kerja
(Menit)
113 Pelaksana Memberi lembar pengantar pada surat, sesuai 240 keg 30 7.2
(Pengadministrasi dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku,
Umum) agar memudahkan pengendalian : 1. Memberi
lembar disposisi
114 Pelaksana Memberi lembar pengantar pada surat, sesuai 240 keg 30 7.2
(Pengadministrasi dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku,
Umum) agar memudahkan pengendalian : 3.
Mendistribusikan surat ke Seksi/Subag
115 Pelaksana Memberi lembar pengantar pada surat, sesuai 240 keg 15 3.6
(Pengadministrasi dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku,
Umum) agar memudahkan pengendalian : 4. Membuat
tanda terima disposisi surat
116 Pelaksana Menerima surat atau barang cetakan yang akan 240 keg 15 3.6
(Pengadministrasi dikirim sesuai dengan jumlah surat yang
Umum) diterima dari pencatat surat : 1. Menerima
surat
117 Pelaksana Memeriksa buku ekspedisi dan menghitung 240 keg 15 3.6
(Pengadministrasi jumlah surat dan barang cetakan yang akan
Umum) didistrribusikan sesuai tujuan : 1. Mengambil
buku ekspedisi surat
118 Pelaksana Memeriksa buku ekspedisi dan menghitung 240 keg 15 3.6
(Pengadministrasi jumlah surat dan barang cetakan yang akan
Umum) didistrribusikan sesuai tujuan : 3. Menghitung
jumlah surat dan barang cetakan yang akan
dikirim
Norma
Jumlah
Layanan No Jabatan Beban Kerja Hasil Kerja Satuan Waktu
Beban Kerja
(Menit)
119 Pelaksana Memeriksa buku ekspedisi dan menghitung 240 keg 45 10.8
(Pengadministrasi jumlah surat dan barang cetakan yang akan
Umum) didistrribusikan sesuai tujuan 4.
Mengantarkan surat dan barang cetakan ke
alamat yang dituju
120 Pelaksana Menyerahkan buku ekspedisi surat kepada 240 keg 15 3.6
(Pengadministrasi penerima surat serta menandatangani tanda
Umum) terima surat atau barang cetakan : 4. Menuju ke
kantor
121 Pelaksana Menyerahkan kembali buku ekspedisi sebagai 240 keg 15 3.6
(Pengadministrasi tanda terima kepada arsiparis atau
Umum) pengadministrasi : 1. Menyerahkan buku
ekspedisi kepada pengelola surat
122 Pelaksana Menyerahkan kembali buku ekspedisi sebagai 240 keg 15 3.6
(Pengadministrasi tanda terima kepada arsiparis atau
Umum) pengadministrasi : 4. Melaporkan kepada
atasan permasalahan dalam pengantaran surat
123 Pelaksana Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai 240 keg 60 14.4
(Pengadministrasi dengan prosedur yang berlaku sebagai bahan
Umum) evaluasi dan pertanggungjawaban : 1. Membuat
laporan hasil hasil pengadministrasian
persuratan
124 Pelaksana Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai 240 keg 45 10.8
(Pengadministrasi dengan prosedur yang berlaku sebagai bahan
Umum) evaluasi dan pertanggungjawaban : 2.
Menyerahkan laporan kepada atasan sebagai
bahan evaluasi
Norma
Jumlah
Layanan No Jabatan Beban Kerja Hasil Kerja Satuan Waktu
Beban Kerja
(Menit)
125 Pelaksana Melaksanakan tugas kedinasan lain yang 240 keg 90 21.6
(Pengadministrasi diperintahkan oleh pimpinan baik tertulis
Umum) maupun lisan.
126 Pelaksana Menerima, mencatat, dan menyortir pengadaan 240 keg 60 14.4
(Pengadministrasi barang, sesuai dengan prosedur dan ketentuan
Umum) yang berlaku, agar memudahkan pencarian :
1. Menerima barang hasil pengadaan
127 Pelaksana Menerima, mencatat, dan menyortir pengadaan 240 keg 120 28.8
(Pengadministrasi barang, sesuai dengan prosedur dan ketentuan
Umum) yang berlaku, agar memudahkan pencarian. :
2. Meneliti dan menghitung barang sesuai
dengan pengadaan
135 Pelaksana Melaporkan hasil pelaksanaan tugas sesuai 240 lap 20 4.8
(Pengadministrasi dengan prosedur yang berlaku sebagai bahan
Umum) evaluasi dan pertanggungiawaban 2.
Menyerahkan laporan kepda atasan sebagai
bahan evaluasi
136 Pelaksana Melaksanakan tugas kedinasan lain yang 240 keg 90 21.6
(Pengadministrasi diperintahkan oleh pimpinan baik tertulis
Umum) maupun lisan.
137 Pelaksana Membayar panjar kegiatan yang akan 240 keg 30 7.2
(Pengadministrasi dilaksanakan dan membayar kuitansi yang telah
Umum) disyahkan KPA : 4. Mencatat dalam buku dan
membukukan kuitansi
Norma
Jumlah
Layanan No Jabatan Beban Kerja Hasil Kerja Satuan Waktu
Beban Kerja
(Menit)
138 Pelaksana Mengkoreksi SPJ keuangan : 1. Menerima SPJ 240 Keg 45 10.8
(Pengadministrasi dari pengelola kegiatan
Umum)
139 Pelaksana Mengkoreksi SPJ keuangan : 4. Mencatat 240 keg 120 28.8
(Pengadministrasi realisasi SPJ dalam Buku
Umum)
140 Pelaksana Membuat laporan SPJ bulanan : 1. Memeriksa 240 keg 90 21.6
(Pengadministrasi dan meneliti laporan SPJ dengan Buku
Umum)
141 Pelaksana Membuat laporan SPJ bulanan : 2. Membuat 240 keg 120 28.8
(Pengadministrasi laporan SPJ bulanan, triwulan
Umum)
142 Pelaksana Membuat laporan SPJ bulanan : 3. Mencetak 240 keg 30 7.2
(Pengadministrasi laporan SPJ bulanan, triwulan
Umum)
143 Pelaksana Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada 240 lap 45 10.8
(Pengadministrasi atasan : 1. Membuat laporan hasil pengelolaan
Umum) dan pembayaran keuangan
144 Pelaksana Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada 240 lap 15 3.6
(Pengadministrasi atasan 2. Menyerahkan laporan kepada atasan
Umum) sebagai bahan evaluasi
145 Pelaksana Melaksanakan tugas kedinasan lain yang 240 keg 45 10.8
(Pengadministrasi diperintahkan oleh pimpinan baik tertulis
Umum) maupun lisan.
146 Pelaksana Memeriksa kondisi kendaraan agar laik jalan : 240 keg 15 3.6
1. Mengecek kondisi rem
Norma
Jumlah
Layanan No Jabatan Beban Kerja Hasil Kerja Satuan Waktu
Beban Kerja
(Menit)
147 Pelaksana Memeriksa kondisi kendaraan agar laik jalan : 240 keg 10 2.4
2. Mengecek kondisi lampu
148 Pelaksana Memeriksa kondisi kendaraan agar laik jalan 240 keg 20 4.8
3. Mengecek minyak dan oli mesin
149 Pelaksana Memeriksa kondisi kendaraan agar laik jalan 240 keg 10 2.4
4. Mengecek air aki dan air radiator
150 Pelaksana Memeriksa kondisi kendaraan agar laik jalan : 240 keg 15 2.4
5. Mengecek minyak kendaraan
151 Pelaksana Memeriksa kondisi kendaraan agar laik jalan : 240 keg 45 7.2
6. Memanaskan mobil
152 Pelaksana Memeriksa kondisi kendaraan agar laik jalan 240 keg 15 3.6
7. Mengecek kelengkapan administrasi
kendaraan
153 Pelaksana Merawat kendaraan, memperbaiki kerusakan 240 keg 45 10.8
kecil dan menjaga kebersihan kendaraan agar
rapi, bersih dan siap pakai. : 1.
Membersihkan mesin
160 Pelaksana Melaksanakan tugas kedinasan lain yang 240 keg 90 21.6
(Pengadministrasi diperintahkan oleh pimpinan baik tertulis
Umum) maupun lisan.
Total 12240 2122.88 1200
Total 16986 15.293,28 16.948,82
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
Kepala UPTD
Pengadministrasi Pengemudi
UmumPADAAN
PANGAN
Penjaga Keamanan
Konselor
Penjaga asrama Mediator
(Psikologis/Hukum)
Sementara itu, kebutuhan anggaran pembiayaan UPTD PPA yang akan dibentuk
direncanakan berjumlah sebesar Rp. 886.800.000,- (Delapan Ratus Delapan Puluh
Enam Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah) atau 0,22% dari total anggaran Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Timor Tengah Selatan.
BAB V
PENUTUP
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pelayanan dan Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap
Perempuan dan Anak di UPTD PPA Kota Kupang yang
terdiri dari
1. SOP Penerimaan Pengaduan Kasus
2. SOP Layanan Psikologis
3. SOP Layanan Hukum Pidana
4. SOP Layanan Hukum Perdata
Ditetapkan di SoE
Pada tanggal ……. 2022
Nomor
Tanggal ditetapkan
Nomor
Tanggal ditetapkan
Nomor
Tanggal ditetapkan