Anda di halaman 1dari 5

Kearifan Lokal dari Berbagai Suku Di Indonesia

Nama: Ainun Habibi

Kelas: 9.1

Mata Pelajaran: Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Guru Pengajar: Hilyah Alanfinandar

1. Kearifan lokal di jawa dan sunda

a. Upacara Adat Perkawinan

1) Midodareni

Tradisi ini dilakukan oleh calon pengantin perempuan di malam sebelum hari pernikahan. Calon pengantin
perempuan mulai jam enam sore (Magrib) berdiam diri di dalam kamarnya dan tidak keluar sampai tengah malam.
Ditemani oleh kerabat terdekat dan mendapat kunjungan dari teman temannya yang semuanya perempuan. Dalam
kesempatan itu, ia mendapat nasihat-nasihat dan doa-doa.

b. upacara adat kematian

1) Nyewu

Tradisi selametan yang diselenggarakan ketika 1.000 hari setelah kematian


2. Kearifan Lokal di Aceh

1) Tari Poh Kipah

Tari ini adalah tarian yang menampilkan gerakan gerakan memukul kipas dengan ritme yang unik dan
mengagumkan. Kipas yang digunakan dirancang khusus terbuat dari pelepah pinang terdiri dari 3 - 4 lapis yang
menimbulkan bunyi yang nyaring sesuai dengan irama lagu dan gerak yang dibawakan.

Tarian ini mengandung pesan keagamaan yang berkaitan dengan pembangunan. Tarian ini biasa ditampilkan dalam
acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw.

2) Rapai Daboh (Debus)

Rapai Daboh penampilan utamanya adalah menyajikan kemahiran spiritual dalam menggunakan senjata dan
kekuatan fisik yang mengagumkan namun mendebarkan dan menegangkan para penonton. Jika ada pemain yang
terluka karena tusukan senjata tajam, pimpinan (khalifah) akan turun tangan dengan sekali usap maka lukanya
sembuh seketika. Dalam pertunjukkan rapai ini dibacakan doa-doa yang bersumber dari Al-Qur'an dan tersimpan
pesan bahwa kekuatan hanyalah milik Allah Swt.

Kesenian ini menampilkan kesan bahwa penduduk Aceh umumnya memiliki keberanian dan ilmu kekuatan yang
tinggi. Juga terkandung di dalamnya semangat juang membela agama dan tanah kelahiran.
3. Kearifan Lokal di Suku Bugis

1) Upacara Adat Mapacci

upacara adat Bugis-Makassar yang menjadi rangkaian perayaan pernikahan. Upacara adat Mappacci menggunakan
simbol-simbol yang sarat makna dalam menjaga keutuhan keluarga dan memelihara kasih sayang dalam rumah
tangga. Mapacci berasal dari kata "pacci", yaitu daun yang dihaluskan untuk penghias kuku, mirip bunyinya dengan
kata "paccing" artinya bersih atau suci. Melambangkan kesucian hati calon pengantin menghadapi hari esok,
khususnya memasuki bahtera rumah tangga meninggalkan masa gadis sekaligus merupakan malam yang berisi doa

2) Upacara Adat Kematian (Ammateang)

Upacara adat kematian (Ammateang) dalam adat Bugis Makassar merupakan upacara yang dilaksanakan masyarakat
Bugis Makassar saat ada seseorang meninggal. Keluarga, kerabat dekat maupun kerabat jauh, dan masyarakat
sekitar lingkungan rumah orang yang meninggal berbondong-bondong menjenguknya. Pelayat yang hadir biasanya
membawa sidekka (sumbangan kepada keluarga yang ditinggalkan) berupa barang atau kebutuhan untuk mengurus
jenazah. Jenazah belum mulai diurus seperti dimandikan sebelum semua anggota terdekatnya hadir. Saat keluarga
terdekatnya hadir semua jenazah harus segera dimandikan. Acara pemandian jenazah umumnya dilakukan oleh
orang-orang tertentu yang memang biasa memandikan jenazah atau oleh anggota keluarganya sendiri.
4. Kearifan Lokal Suku Minang

a. Batagak Penghulu

1) Dituah Cilakoi

Yaitu perbincangan baik buruknya calon dalam sebuah rapat

b. Batagak Rumah

1) Maleo Kayu

Maelo kayu yaitu kegiatan untuk menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan, umumnya kayu-kayu. Penebangan dan
pemotongan kayu dilakukan secara gotong royong. Kayu yang dijadikan tiang utama direndam dulu dalam lumpur
atau air yang terus berganti. Tujuannya agar kayu-kayu itu awet dan sulit dimakan rayap.
5. Kearifan lokal Suku Madura

a. Seni musik atau seni suara

1) Tembang macapat

Tembang macapat adalah tembang (nyanyian) yang berisi pujian kepada Allah Swt. (pujian keagamaan) di surau-
surau sebelum dilaksanakan shalat wajib, tembang tersebut penuh sentuhan lembut dan membawa kesahduan jiwa

b. Upacara Ritual

sandhur pantel

sandhur pantel. Masyarakat petani atau masyarakat nelayan tradisional Madura menggunakan upacara ritual
sebagai sarana berhubungan dengan Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai