MAHASISWA :
A.NAMIRA AMALIA ALFATIHA
D051171516
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
Daerah dengan iklim tropis didunia terdiri 2 jenis, yaitu daerah dengan iklim tropis
kering,sebagai contoh adalah di negara-negara Timur Tengah, Meksiko, dan sekitarnya, serta
daerah dengan iklim tropis lembab, yang terdapat pada sebagian besar negara-negara di Asia,
termasuk Indonesia, walaupun untuk beberapa daerahdi Indonesia, misalnya beberapa bagian
pulau Nusa Tenggara mengarah pada kondisi tropis kering.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan iklim tropis. Iklim tropis inilah yang
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi gaya arsitektur hunian di Indonesia. Tak hanya
tercermin pada bangunan bergaya vernakular di Indonesia saja, namun kini arsitektur tropis
juga mulai diiplementasikan pada hunian di Indonesia. Dengan asrsitektur bergaya tropis
inilah hunian diharapkan mampu beradaptasi dan cocok dengan ikllim di Indonesia.
Pulau-pulau kecil didefinisikan berdasarkan dua kriteria utama yaitu luasan pulau dan
jumlah penduduk yang menghuninya. Di samping kriteria utama tersebut, beberapa
karakteristik pulau-pulau kecil adalah secara ekologis terpisah dari pulau induknya, memiliki
batas fisik yang jelas dan terpencil dari habitat pulau induk, sehingga bersifat insular;
mempunyai sejumlah besar jenis endemik dan keanekaragaman yang tipikal dan bernilai
tinggi; tidak mempengaruhi hidroklimat; memiliki daerah tangkapan air relatif kecil sehingga
sebagian besar aliran air permukaan dan sedimen masuk ke laut serta dari segi sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat pulau-pulau kecil bersifat khas dibandingkan dengan pulau
induknya.
Berdasarkan buku Prof. Dr-Ing. LMF Purwanto mengenai arsitektur tropis terhadap
penerapan desain arsitektur, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perancangan arsitektur
dalam merespon iklim tropis. Respon - respon tersebut antara lain kenyamanan thermal,
klimatologis tropis lembab, arsitektur tropis sebagai arsitektur nusantara, pemilihan material
bangunan, dan pencahayaan alami.
Potensi pulau-pulau kecil di Indonesia diperkirakan mencapai 10.000 pula dari sejumlah
17.508 pulau (Kusumastanto, 2003). Wilayah gugusan pulau-pulau terpencil tersebut secara
ekonomis mempunyai potensi yang sangat kaya akan lahan yang cukup luas, sumber laut,
sumber daya tambang, dan pariwisata.
Berdasar data – data dan informasi yang saya himpundari berbagai sumber, Pulau
Samalona ini merupakan tempat wisata di Makassar yang masih termasuk ke dalam wilayah
Kota Makassar, kecamatan Ujung Pandang, Sulawesi Selatan. Meskipun lokasinya terpisah
Selat Makassar ya. Pun, untuk akses ke pulau ini cukup mudah, karena hanya berjarak 20 –
30 menit laut, dengan menyewa boat milik nelayan yang banyak ditemukan di
Penyeberangan Kayu Bangkoa, Makassar. , di Pulau Samalona juga terdapat pemukiman
penduduk di daerah pesisir pantai yang mendapat prioritas pengamanan dan perlindungan
dari kerusakan akibat abrasi/erosi.
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa potensi pulau yang dimiliki Pulau
Samalona berpengaruh terhadap lokasi bangunan yang ada disekitar kawasan wisata. Dimana
lokasi bangunan/ permukiman letaknya tidak jauh dari Makassar yang ada di Pulau
Samalona. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Wikantari, Ria, dkk. 2017. Model Tata Ruang Bangunan Tanggap Bencana di Pulau
kecil Kasus Pulau Samalona, Makassar. https://docplayer.info/46546365-
Model-tata-ruang-dan-bangunan-tanggap-bencana-di-pulau-kecil-kasus-pulau-
samalona-makassar.html.
Yustian, 2018. Potensi Wisata Pulau Samalona. Tugas Kelompok Mata Kuliah Diklat.
https://www.scribd.com/document/372491856/Potensi-Pulau-Samalona.