Anda di halaman 1dari 2

Bissmillahirrohmanirrohim

Kajian hari : Kamis, 22 Oktober 2020

Judul kajian : Kajian Kitab Zubad Nadhom 11-23

Pemateri : Ust. Mustain Nasoha

Dikatakan bahwa mengetahui hal-hal yang memperkuat kita bisa beriman kepada
Allah SWT maka harus kita pelajari, Contohnya ilmu Aqidah, ilmu tentang kelahiran
manusia dan lainnya, dan apa bila ilmu itu dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT maka
harus kita pelajari. Dan apapun yang kita lihat dan lakukan kita harus ingat kepada Allah
SWT. Dan disini yang diwajibkan adalah orang yang telah mencapai Mukalaf dan yang
belum mencapai mukhalaf belum ada ta’lif untuk mempelajari ilmu aqidah, sebagaimana
ilmu fikih yang diwajibkan mempelajari ketika berumur 9 thn.

Kita beriktikaf bahwa Allah itu ada, dan bila kita tidak beriktikaf bahwa allah itu ada
maka kita termasuk golongan orang yang kafir. Termasuk kita berkeyakinan / kita beriktikaf
bahwa Allah SWT punya siwat Wajib 20, sifat muhal 20, sifat ja’iz 1, maka kita wajib
meyakini hal tersebu

Salah satu syarat yang utama daripada orang disebut sebagai orang yang beragama
Islam, Membaca Syahadat. Maka dalam ilmu Aqidah ketika seseorang tidak pernah membaca
syahadat maka dia tidak bisa disebut orang yang beriman. Dan apa bila membaca Syahadat
tidak diperbolehkan untuk mengurangi maupun menambahi. Dan orang tidak dapat disebut
islam apabila tidak membaca syahadat. Dan bila melakukan sholat, haji dll tidak sah.

Dikatakan bahwa ketika hati itu membenarkan bahwa Allah SWT itu dzat yang mulia,
dzat yang maha satu, maka hal tersebut dikatakan beriman didalam hati saja tetapi tidak dapat
disebut orang itu orang yang kelak mendapat kemuliaan Allah SWT didunia dengan
dimakamkan dengan tatacara orang yang islam. Dan orang tersebut disebut orang yang
memiliki kekurangan karena telah beramal baik tetapi bermaksiat kepada allah. Seseorang
yang tidak membaca Syahadat Namun beriman kepada allah maka dia itu dianggap orang
yang telah melakukan maksiat, kecuali orang tidak mampu, contohnya orang tidak mampu
bebicara/bisu.

Jadilah orang yang senantiasa menambah Iman. Menurut ulama Ahlussunah wal
Jamaah, iman dapat bertambah dan berkurang, maka kita diperintah oleh Allah SWT untuk
untuk senantiasa menambah, memperhatikan dan menjaga agar iman tidak berkurang, karna
iman para shodiqin mengalahkan iman orang lain. Bagaimana kita menambah iman, yaitu
dengan:

1. Dekat dengan para Ulama dan orang beriman


2. Memperbanyak sholawat
3. Taat kepada allah
4. Memperbanyan sholat dan ibadah
5. Meninggalkan syahwat
Orang yang mana syahwatnya itu disertai dosa maka itu akan menjadi sebab hatinya
keras. Orang yang menuruti nafsunya dan menikmati nafsunya tersebut maka akan
menyebabkan nafsunya itu menjadi dosa dan hal tersebut dapat menjadikan kerasnya hati.
Dalam kitab Nikmatul Kubro cara kita menghindari kejelekan melalui membanyak
Sholawat kepada Nabi SAW. Hati manusia yang paling jauh dari Allah SWT adalah mereka
yang hatinya dibuat keras oleh Allah SWT, karena telah banyak melakukan maksiat kepada
allah SWT. Jadi bila ingin hati lembut maka perbanyak sholat dan tinggalkan syahwat.

Semua amal tidak dianggap ikhlas kecuali ketika ia mengamalkan amal tersebut
niatnya tidak ikhlas karena Allah SWT. Ikhlas adalah ketika kita menjalankan apa yang
menjadi perintah Allah kita jalankan karena niat kepada Allah SWT. Contoh niat yang tidak
ikhlas : melakukan sholat karena takut masuk neraka. Maka apapun yang kita lakukan harus
niat lillahi ta’ala.

Maka cara niat agar enak adalalah dengan berniat melalukan ibadah dengan niatnya
orang yang pernah benar berniat beribadah/ niatnya para ulama kepada Allah SWT.
Hakekatnya niat adalah Allah, hukumnya adalah wajib, tempatnya niat adalah hati, dan
dilakukan setiap melakukan bagian pertama dalam ibadah kecuali puasa. Maka niat itu
dilakukan sampai akhir daripada kita melakukan ibadah. Orang bila berniat kemudian dia
telah diterima tapi hal itu tidak diterima/sempurna kecuali kita benar-benar mengamalkan.
Dan apabila hanya sekedar niat dan tidak diamalkan maka niat tersebut dianggap tidak
diterima.

Kalau tidak tau tentang hukum dan syari’at, dan apabila tidak bertemu dengan orang
alim, tidak bertemu dengan ulama maka kita wajib mencari ulama. Apabila tidak mencari
ilmu dan benar-benar salah dalam ibadah maka ibadahnya ditolak oleh Allah SWT.

Sebagaimana dalam hadist dan shahih didalam Shahih islam Bukhori Muslim
dikatakan :

“Tidaklah orang keluar dari rumahnya untuk mencari ilmu kecuali akan dimudahkan dirinya
masuk surganya Allah SWT.”

Didalam hadist yang lain didalam Al Mu’jamul Al ausaht oleh Imam Ath-Thabrani
dikatakan :

“ Barang siapa orang yang melangkahkan kakinya, kemudian tawadukkan dirinya, kemudian
tidak mengguakan pakaian kecuali pakaiannya ahli ilmu.”

Kita wajib taat kepada Allah untuk senantiasa meninggalkan perkara yang
diharamkan oleh Allah SWT.

~Terima Kasih~

Anda mungkin juga menyukai