Anda di halaman 1dari 80

362. 11 . Katalog Dalam Terbitan .

Kementerian Kesehatan Rl
lnd Indonesia. Kementerian Kesehatan Rl. Sekretariat Jenderal
P Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu .-
Jakarta: Kementerian Kesehatan Rl. 2011
ISBN 978-602-9364-87-3 •
I

1. Judul I. COMMUNITY HEALTH SERVICES I


II. MATERNAL MORTALITY
Ill. MATERNAL HEALTH SERVICES
IV. CHILD HEALTH SERVICES
V. INFANT MORTALITY
362 . 11 . Katalog Dalam Terbitan . Kementerian Kesehatan Rl
lnd Indonesia. Kementerian Kesehatan Rl. Sekretariat Jenderal
P Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.-
Jakarta: Kementerian Kesehatan Rl. 2011
ISBN 978-602-9364-87-3
1. Judul I. COMMUNITY HEALTH SERVICES
II. MATERNAL MORTALITY
Ill. MATERNAL HEALTH SERVICES
IV. CHILD HEALTH SERVICES
V. INFANT MORTALITY
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu "1~

KATA PENGANTAR
Sekretaris Jenderal
Kementerian Kesehatan Rl

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas selesainya tinjau ulang
Buku Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Pedoman ini telah
disesuaikan dengan kebijakan dan ketentuan yang berlaku saat ini,
dan diharapkan dapat menjadi salah satu pedoman bagi pemangku
kepentingan dalam pengelolaan Posyandu.
Keberadaan Posyandu sudah menjadi hal yang penting ada
di tengah masyarakat. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun
2010, Posyandu berjumlah 266.827 tersebardi seluruh Indonesia yang
berarti ditemukan sekitar 3 - 4 Posyandu di setiap desa. Posyandu
selain berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam
alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat
dan antar sesama masyarakat juga untuk mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB
dan AKABA.
Pedoman ini merupakan ramuan dari berbagai buku
pedoman Posyandu yang telah diterbitkan sebelumnya oleh
instansi dan organisasi pemerhati Posyandu. Pedoman ini disusun
untuk memadukan dan mendapatkan kesamaan pandang bagi
para jejaring dan unsur pembina terkait lainnya dalam upaya
menumbuhkembangkan Posyandu.
Kami menyadari bahwa pedoman ini masih jauh dari
sempurna, karenanya saran dan kritik membangun sangat kami
harapkan. Kepada tim penyusun, kami menyampaikan terima kasih
dan penghargaan atas kesungguhannya dalam menyelesaikan
review buku pedoman ini.
t:; ..1,r - .
·.-
~:.;: Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
.~ .!o
.. ~

KATA PENGANTAR
Direktur Jenderal
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang


Maha Esa atas segala limpahan berkat dan rahmat-Nya, sehingga
pada akhirnya "Buku Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu" ini
dapat diterbitkan atas prakarsa berbagai unsur dan komponen
yang tergabung dalam Kelompok Ke rja Operasional Pembinaan Pos
Pelayanan Terpadu (POKJANAL Posyandu) Pusat dan Daerah. Buku
Pedoman ini disusun untuk menjadi pegangan atau acuan bagi
para kader, pendamping, kelompok-kelompok masyarakat, tokoh
masyarakat, petugas pembina, aparat Pemerintah Desa/Kelurahan,
aparat Pemerintah Daerah dan segenap unsu r POKJANAL Posyandu,
sehingga Posyandu berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
Buku ini merupakan penyempurnaan lebih lanjut dari
berbagai buku, pedoman dan petunjuk teknis yang selama ini ada,
kemudian dikemas dan disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan
saat ini dan masa yang akan datang dengan memperoleh sejumlah
masukan dan inovasi pengalaman daerah. Sehingga buku ini juga
merupakan pelengkap dari Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
Nomor 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 perihal Pedoman
Umum Revitalisasi Posyandu dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Permendagri) Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pembinaan Pos Pelayanan
Terpadu dan Permendagri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pas Pelayanan Terpadu.
Segenap jajaran Kementerian Dalam Negeri menyambut
gembira atas terbitnya Buku ini, karena Posyandu sebagai salah satu
kegiatan yang dirancang dan dikelola masyarakat dengan prinsip
dari, oleh dan untuk masyarakat dengan bantuan pemerintah,
pada hakekatnya merupakan bentuk kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang menjadi sesuatu fungsi Kementerian Dalam Negeri.

ii
'~
~=.

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu ·~~:


j ."~!fi-i

Oleh karena itu Kementerian Dalam Negeri dalam hubungannya


dengan pembinaan Posyandu bertindak selaku koordinator dalam
kelembagaan Pokjanal Posyandu.
Diharapkan dengan terbitnya buku ini dapat menjadi daya
ungkit yang besar dalam upaya kita bersama untuk melakukan
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu yang dibina
secara berjenjang oleh Pokjanal Posyandu. Sehingga wajar
bilamana Pemerintah Daerah mengambil prakarsa yang besar
untuk mendukung upaya Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di
Pos Pelayanan melalui fungsi Pokjanal Posyandu. Kejelasan fungsi,
peran dan program kerja Pokjanal Posyandu akan menjadi salah
satu indikator keberhasilan pembinaan Posyandu oleh pemerintah.
Karena peran pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintah daerah yang ditunjukan oleh program-program yang
jelas terukur, dijamin kelangsungannya berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, dan secara tidak langsung turut mendukung pencapaian
target Millennium Development Goals (MDG's).
Seinoga pengelolaan dan pembinaan terhadap Posyandu
dapat berlangsung optimal, sehingga upaya peningkatan kesehatan
ibu dan anak, dapat diwujudkan bersama.

Jakarta, Desember 2011

iii
w·'?:fT'
~'' ...._- ..

\: Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN
MENTERI KESEHATAN Rl

Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan berbasis


masyarakat yang sudah menjadi milik masyarakat serta menyatu dalam
kehidupan dan budaya masyarakat. Meskipun dalam satu dasa warsa
terakhir ini terjadi perubahan tatanan kepemerintahan di Indonesia,
tetapi Posyandu masih tetap ada di tengah-tengah masyarakat kita .

Keberadaan Posyandu sangat diperlukan dalam mendekatkan


upaya promotif dan preventif kepada masyarakat, utamanya terkait
dengan upaya peningkatan status gizi masyarakat serta upaya
kesehatan ibu dan anak. Peran dan dukungan Pemerintah kepada
Posyandu melalui Puskesmas sangat penting untuk memfasilitasi
pelaksanaan berbagai kegiatan kesehatan di Posyandu. Untuk maksud
tersebut Kementerian Kesehatan menyusun dan menerbitkan Buku
Pedoman Umum Pengelolaaan Posyandu ini. Buku ini diharapkan
menjadi acuan para petugas kesehatan dalam memfasilitasi kegiatan
Posyandu untuk mendukung percepatan penurunan Angka Kematian
lbu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia.
- ~"-'

'
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu _~
-·~~
~C '

Saya mengucapkan selamat dan menyampaikan apresiasi


kepada semua pihak yang turut menyusun dan menerbitkan buku
pedoman ini. Semoga Posyandu tetap ada di hati masyarakat dan
terus berperan dalam mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri
dan berkeadilan .

enteri Kesehatan Rl
~~x

~~-
-~~~ Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
~i,:
......

MENTERI DALAM NEGERI


REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN
MENTERI DALAM NEGERI Rl

Sejalan dengan po~ok-pokok pada Materi Sambutan yang


disampaikan oleh Bapak Presiden Rl pada Acara Hari Puncak Bulan
Bakti Gotong Royong MasyarakatVIII dan HKG-PKK ke 39Tahun 2011
di Pontianak. PKK dapat berkontribusi dalam melakukan perubahan-
perubahan pada masyarakat ke arah yang lebih baik. Untuk itu
PKK dituntut berperan aktif mendukung keberdayaan masyarakat
dalam mendayagunakan segenap potensi untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat.

PKK sebagai suatu gerakan dari, oleh dan untuk masyarakat


diharapkan membantu masyarakat dan sekaligus menjadi pilar
keluarga dalam peningkatan kesejahteraan. Keberhasilan PKK dalam
menanggulangi tantangan/permasalahan yang terjadi, memerlukan
kesungguhan tekad, semangat dan rasa percaya diri dari PKK itu
sendiri serta dukungan dari seluruh komponen baik penyelenggara
pemerintahan secara khusus Kementerian Dalam Negeri sebagai
institusi yang langsung terlibat dalam pembinaan PKK maupun
Masyarakat. Beliau juga menyerukan kepada kita semua untuk
"mengaktifkan kembali Posyandu': Penerbitan "Buku Pedoman
Umum Pengelolaan Posyandu" ini merupakan langkah strategis.
Oleh sebab itu, semua pihak perlu mendukung operasionalisasi
Posyandu yang berperan sebagai tempat berintegrasinya
-- ~·

_},

Pedoman Umum Pengelolaan Posyarid ~'..;


•!'
~ ~7·~

keswadayaan masyarakat dalam kegiatan peningkatan tumbuh


kembang bayi dan balita, agar pada saatnya nanti mereka dapat
menjadi tunas-tunas bangsa yang berkualitas. Posyandu juga
diharapkan dapat menjadi wahana pemeliharaan kesehatan dasar
dari para ibu hamil, ibu menyusui dan wanita usia subur.

Menjadi tepat sekali, bilamana semua pihak menyadari,


bahwa upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu itu bukan
semata-mata tanggung jawab pemerintah saja. Dalam hal ini, saya
mengharapkan agar segenap jajaran pemerintah daerah terutama
dinas/instansi teknis yang terkait dengan pengelolaan Posyandu,
senantiasa mendayagunakan fungsi Kelompok Kerja Operasional
(POKJANAL) Posyandu disetiap jenjang, sehingga pembinaan
Posyandu dapat terlaksana secara proposional. Selanjutnya
kembangkanlah jaringan kemitraan dengan berbagai pihak, untuk
bersama-sama mendukung berbagai kegiatan Posyandu.

Kepada semua pihak yang berprakarsa dan berupaya hingga


terwujudnya buku ini, saya sampaikan terima kasih dan penghargaan,
serta dengan harapan semoga dapat ditindaklanjuti secara optimal
dan berkelanjutan .

Jakarta, Desember 2011


'
~:~: · Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
c'l ~·

PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


PKK
TIM PENGGERAK PUSAT

KATA SAMBUTAN
Pos Pelayanan Terpadu yang biasa dikenal dengan sebutan
Posyandu salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat, yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat.
Kegiatan ini sudah dilaksanakan oleh masyarakat pada awal-
awal tahun 1970, dimana kader-kader PKK telah berperan aktif dengan
membawa timbangan ke rumah-rumah sasaran menimbang balita
yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Dengan perkembangan yang
ada, Pokbang berkembang menjadi Pos Pelayanan KB-Kesehatan,
Taman Gizi/Karang Gizi/Kebun Gizi dengan konsep Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Selanjutnya pada tahun 1984
dengan Surat Keputusan Bersama 3 (tiga) Menteri dinasionalkan
menjadi Pos Pelayanan Terpadu. Pada masa-masa sulit krisis
ekonomi jumlah Posyandu dan kinerja kadernya sempat menurun.
Namun dengan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah,
Kementerian/lnstasi terkait, TP PKK, LSM, Tokoh-tokoh masyarakat
serta Dunia Usaha, Posyandu kini telah bangkit kembali. Melalui
Revitalisasi Posyandu dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat,
pelatihan bagi kader dan petugas, peningkatan ekonomi kader,
pengembangan kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
Posyandu beserta kader-kader PKK kini tampil kembali dengan
semangat untuk tetap memberikan pelayanan bagi masyarakat.
Kegiatan-kegiatan pengembangan di Posyandu saat ini
tidak hanya pada kegiatan Kesehatan lbu dan Anak, Gizi, KB saja,
tapi berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat
misalnya: Bina Keluarga Balita (BKB), Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Ekonomi Keluarga, Koperasi, Keagamaan, Penyuluhan
pengendalian penyakit-penyakit menular, Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), Pertanian dan lain-lainnya.
: -~
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu ;~~
h

Tim penggerak PKK bersyukur, karena atas kerjasama unsur-


unsur Pokjanal Posyandu Pusat d imana TP PKK Pusat ada di dalamnya,
telah berhasil menyempurnakan buku Pedoman Umum Pengelolaan
Posyandu ini. Oleh karena itu, Tim Penggerak PKK beserta segenap
jajarannya menyambut baik terlaksananya penyempurnaan buku
pedoman ini, dengan harapan dapat menjawab kebutuhan dan
permasalahan yang dihadapi para Kader Posyandu.
Sesuai dengan maknanya, pedoman ini hanya memuat hal-
hal pokok yang dapat dijadikan acuan bersama. Diharapkan jajaran
Tim Penggerak PKK di semua tingkatan dapat juga menindaklanjuti
dengan menerbitkan petunjuk teknis yang sesuai dengan kearifan
lokal. Misalnya sesuai pengembangan kegiatan yang ada Posyandu
dapat dikaitkan dengan kegiatan tabungan ibu bersalin, PAUD,
BKB, kegiatan ekonomi produktif bagi sasaran Posyandu dan lain
sebagainya.
Tidak kalah pentingnya, diharapkan segenap jajaran
Tim Penggerak PKK juga dapat meningkatkan bimbingan dan
penyuluhan serta pendampingan yang berkelanjutan terhadap
pengelolaan Posyandu di wilayahnya. Jika proses seperti ini
dapat berlangsung, pada akhirnya kader sebagai ujung tombak
pengelolaan Posyandu akan menjadi terampil dan termotivasi
meningkatkan perannya dalam Posyandu . Mudah-mudahan
beberapa langkah ini dapat menjadi kunci keberhasilan kegiatan-
kegiatan Posyandu selanjutnya .
Harapan kami, buku Pedoman ini betul-betul dapat
membantu kader sesuai dengan peran dan fungsinya dalam
melaksanakan tugas di Posyandu, dan bagi petugas dapat
membantu, membimbing dan memantau hasil pencapaian
kegiatan, serta manfaatnya kepada masyarakat. Sehingga menjadi
mutlak bagi jajaran Tim Penggerak PKK untuk memahami materi
pedoman ini. Semoga kiprah kita semua di dalam pengelolaan
Posyandu senantiasa mendapatkan ridho dan bimbingan dari Allah
SWT.

Ketua Umum
enggerak PKK

tlS
Gamawan Fauzi, SH
',
•'
P.ei:l6man Umum Pengelolaan Posyandu
~-~,

DAFTARISI

Kata Pengantar Sekretaris Jenderal


Kementerian Kesehatan Rl

Kata Pengantar Direktur Jenderal


Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ii

Sambutan Menteri Kesehatan Rl iv

Sambutan Menteri Dalam Negeri Rl vi

Sambutan Ketua TP PKK Pusat viii

Daftar lsi X

BABI. PENDAHULUAN 01
Latar Belakang 01
Sejarah Lahirnya Posyandu 06
Landasan Hukum 08

BAB II. KONSEP DASAR POSYANDU 11


Pengertian 11
Tujuan 12
Sa saran 13
Fungsi 13
Manfaat 13
Lokasi 15
Kedudukan 15
Pengorganisasian 17
Pembentukan 19
. -;;-.

,,
Pedoman Umum Pengelolaan Posyanal:t ·
,:~
• <;"

BAB Ill. KEGIATAN POSYANDU 25


Kegiatan Utama 25
Kegiatan Pengembangan!fambahan 28

BABIV. PENYELENGGARAAN POSYANDU 31


Waktu Penyelenggaraan 31
Tempat Penyelenggaraan 31
Penyelenggaraan Kegiatan 31
Tugas dan Tanggungjawab Para Pelaksana 42
Pembiayaan 41
Pencatatan dan Pelaporan 43

BABV. PEMBINAAN POSYANDU 45


Bentuk Pembinaan 45
Pengorganisasian Pembinaan Posyandu 46
Tingkat Perkembangan Posyandu 53
lndikatorTingkat Per embangan Posyandu 56

BABVI. PENUTUP 59

Tim Review Materi 61


Sumber Referensi 62
lli\11 I
t•J~~I)i\IIIJIJIJil~
- .-
" \_ ~

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu :,


: ,~~~
)<;"'~!>

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1


dan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan) dan sekaligus
sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan
dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh
komponen bangsa, agar masyarakat dapat menikmati hidup
sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Hal ini perlu dilakukan
karena kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja,
namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan
masyarakat, termasuk swasta.

Sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan


modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan.
Kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan ekonomi
merupakan tiga pilar yang sangat mempengaruhi kualitas
hidup sumberdaya manusia. Dalam laporan UNDP tahun 2011
menunjukkan bahwa pada tahun 2011 lndeks Pembangunan
Manusia (IPM) Indonesia yaitu sebesar 0,617 dan menduduki
peringkat 124 dari 187 negara.

Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan,


telah ditetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan,
yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RP JM) 2010-2014 Bidang Kesehatan. Kondisi
pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu
,,
< ~-: ~

,eedoman
.. Umum Pengelolaan Posyandu
1:•'
i;!,il'o'l"

mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan


dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan
Sumber Daya Manusia, seperti : meningkatnya derajat
kesejahteraan dari status gizi masyarakat, meningkatnya
kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal,
kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah
dan laju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya
kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat dan
antar daerah dengan tetap lebih mengutamakan pada upaya
pereventif, promotif serta pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dalam bidang kesehatan . Salah satu bentuk upaya
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah
menumbuhkembangkan Posyandu.

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan


Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian
ibu dan bayi.

Upaya pengembangan kualitas sumberdaya manusia dengan


mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat
dilaksanakan secara merata, apabila sistim pelayanan
kesehatan yang berbasis masyarakat seperti Posyandu dapat
dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau
semua sasaran yang membutuhkan layanan kesehatan anak,
ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas.
,,,"
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu ;~~.
,!.

Sejak dicanangkannya Posyandu pada tahun 1986, berbagai


hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian
bayi telah berhasil diturunkan serta umu r harapan hidup rata-
rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika
pad a tahun 2003 AKI tercatat 307/100.000 kelahiran hidup dan
AKB sebesar 37/1000 kelahiran hid up (SDKI, 2003), maka pada
tahun 2007 Angka Kematian lbu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) mengalami penurunan yaitu masing-masing adalah
228/100.000 kelahiran hid up serta 34/1 .000 kelah iran hid up
(SDKI 2007). Sementara itu, umur harapan hidup rata-rata
meningkat dari 70,5 tahun pada tahun 2007 menjadi 72 tahun
pad a tahun 2014 (RP JMN 201 0-2014) .

Secara kuantitas, perkembangan jumlah Posyandu sangat


menggembirakan, karena di setiap desa ditemukan sekitar 3- 4
Posyandu. Pada saat Posyandu dicanangkan tahun 1986,
jumlah Posyandu tercatat sebanyak 25.000 Posyandu, dan
pada tahun 2009, meningkat menjadi 266.827 Posyandu
dengan rasio 3,55 Posyandu per desa/kelurahan. Namun bila
ditinjau dari aspek kualitas, masih ditemukan banyak masalah,
antara lain kelengkapan sarana dan ketrampilan kader yang
belum memadai.

Hasil analisis Profil Upaya Kesehatan Bersumberdaya


Masyarakat (UKBM) menunjukkan pergeseran tingkat
perkembangan Posyandu. Jika pada tahun 2001, tercatat
44,2% Posyandu strata pratama, 34,7% Posyandu strata madya,
serta 18,0% Posyandu tergolong strata purnama. Maka pada
tahun 2003 tercatat 37,7% Posyandu tergolong dalam strata
pratama, 36,6% Posyandu tergolong strata madya, serta 21,6%
Posyandu tergolong strata purnama. Sementara jumlah
); ~

F.'Erd<)man Umum Pengelolaan Posyandu


~';.j:en

Posyandu yang tergolong mandiri meningkat dari 3,1% pada


tahun 2001 menjadi 4,82% pada tahun 2003 .

Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak tahun


1997, berpengaruh terhadap kinerja Posyandu yang turun
secara bermakna. Dampaknya terlihat pada menurunnya
status gizi dan kesehatan masyarakat, terutama masyarakat
kelompok rentan, yakni bayi, anak balita dan ibu hamil serta
ibu menyusui.

Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah telah mengambil


langkah bijak, dengan mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri Nomor 411.3/1116/SJ tanggal 13 Juni 2001 tentang
Revitalisasi Posyandu, yaitu suatu upaya untuk meningkatkan
fungsi dan kinerja Posyandu. Secara garis besar tujuan Revitalisasi
Posyandu adalah (1) terselenggaranya kegiatan Posyandu secara
rutin dan berkesinambungan; (2) tercapainya pemberdayaan
tokoh masyarakat dan kader melalui advokasi, orientasi, pelatihan
atau penyegaran, dan (3) tercapainya pemantapan kelembagaan
Posyandu. Secara menyeluruh, kegiatan Revitalisasi Posyandu
tertuang dalam Surat Edaran Mendagri tersebut di atas.

Sasaran Revitalisasi Posyandu adalah semua Posyandu di seluruh


Indonesia. Namun mengingat sumberdaya yang terbatas, maka
sasaran Revitalisasi Posyandu diutamakan pada Posyandu yang
sudah tidak aktif atau yang berstrata rendah (Posyandu Pratama
dan Posyandu Madya) dan Posyandu yang berada di daerah yang
sebagian besar penduduknya tergolong miskin.

Meskipun prioritas Posyandu yang akan direvitalisasi telah


ditetapkan seperti tersebut di atas, upaya pembinaan terhadap
Posyandu lainnya yang sudah mapan terus dilanjutkan.
<1
,l'l'
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu ;~·
.:r~

Tujuannya adalah agar Posyandu yang sudah mapan tersebut


dapat tetap dipertahankan.

Revitalisasi Posyandu sejalan dengan Keputusan Menteri


Kesehatan Nomor 1529 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif bahwa keaktifan
Posyandu merupakan salah satu kriteria untuk mencapai Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif.

Untuk memantapkan upaya dimaksud dan dalam rangka


pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu yang
memerlukan peran serta pemerintah daerah dan lintas sektor,
maka ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19
tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
Dasar di Pos Pelayanan Terpadu.

Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program


pembinaan Posyandu, petugas Puskesmas dan stakeholder
lainnya berkewajiban untuk meningkatkan pemahamannya
tentang Posyandu. Untuk itu diperlukan buku pedoman yang
dapat dijadikan acuan dalam memfasilitasi tumbuh dan
berkembangnya Posyandu. Diterbitkannya buku Pedoman
Pengelolaan Posyandu ini adalah untuk memenuhi maksud
terse but.
.;{.._ T

~~;:
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
.~.'
'
;J

B. Sejarah Lahirnya Posyandu

Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang


merupakan bagian dari kesejahteraan umum seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Departemen
Kesehatan pada tahun 1975 menetapkan kebijakan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Adapun
yang dimaksud dengan PKMD ialah strategi pembangunan
kesehatan yang menerapkan prinsip gotong royong dan
swadaya masyarakat, dengan tujuan agar masyarakat dapat
menolong dirinya sendiri, melalui pengenalan dan
penyelesaian masalah kesehatan yang dilakukan bersama
petugas kesehatan secara lintas program dan lintas sektor
terkait. Diperkenalkannya PKMD pada tahun 1975 mendahului
kesepakatan internasional tentang konsep yang sama, yang
dikenal dengan nama Primary Health Care (PHC), seperti yang
tercantum dalam Deklarasi Alma Atta pada tahun 1978.

Pada tahap awal, kegiatan PKMD yang pertama kali


diperkenalkan di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah,
diselenggarakan dalam pelbagai bentuk. Kegiatan PKMD untuk
perbaikan gizi, dilaksanakan melalui Karang Balita, sedangkan
untuk penanggulangan diare, dilaksanakan melalui Pos
Penanggulangan Diare, untuk pengobatan masyarakat di
perdesaan melalui Pas Kesehatan, serta untuk imunisasi dan
keluarga berencana, melalui Pos lmunisasi dan Pos KB Desa.

Perkembangan berbagai upaya kesehatan dengan prinsip dari,


oleh dan untuk masyarakat yang seperti ini, di samping
menguntungkan masyarakat, karena memberikan kemudahan
bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan,
ternyata juga menimbulkan berbagai masalah, antara lain
pelayanan kesehatan menjadi terkotak-kotak, menyulitkan
koordinasi, serta memerlukan lebih banyak sumber daya.

Untuk mengatasinya, pada tahun 1984 dikeluarkanlah lnstruksi


Bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN dan Menteri
Dalam Negeri, yang mengintegrasikan berbagai kegiatan yang
ada di masyarakat ke dalam satu wadah yang disebut dengan
nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kegiatan yang
dilakukan, diarahkan untuk lebih mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi, yang sesuai dengan konsep
GOBI - 3F (Growth Monitoring, Oral Rehydration, Breast Feeding,
lmunization, Female Education, Family Planning, dan Food
Suplementation), untuk Indonesia diterjemahkan ke dalam 5
kegiatan Posyandu, yaitu KIA, KB, lmunisasi, Gizi dan
penanggulangan diare.

Pencanangan Posyandu yang merupakan bentuk baru ini,


dilakukan secara massal untuk pertama kali oleh Kepala Negara
Republik Indonesia pada tahun 1986 di Yogyakarta, bertepatan
dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional. Sejak saat itu
Posyandu tumbuh dengan pesat. Pada tahun 1990, terjadi
perkembangan yang sangat luar biasa, yakni dengan keluarnya
lnstruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Peningkatan Pembinaan Mutu Posyandu . Melalui instruksi ini,
seluruh kepala daerah ditugaskan untuk meningkatkan
pengelolaan mutu Posyandu. Pengelolaan Posyandu dilakukan
oleh satu Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu
yang merupakan tanggung jawab bersama antara masyarakat
dengan Pemerintah Daerah (Pemda).
'!>;"'"

li"Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu


~"';.. \

C. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 pasal 28H ayat 1

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim


Pendidikan Nasional

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistim


Perencanaan Pembangunan Nasional

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintahan
Daerah

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa

9. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang


Kelurahan

10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang


Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota
12. Peraturan Presiden Rl Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun
2010-2014

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Rl Nomor 54 Tahun 2007


tentang Pedoman Pembentukan Kelompok Kerja
Operasional Pembinaan Pos Pelayanan Terpadu

14. Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 1464 Tahun 2010


tentang lzin Praktik Bidan

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Rl Nomor 19 Tahun 2011


tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di
Pos Pelayanan Terpadu

16. Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor 1457 Tahun 2003


tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota

17. Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor 128 Tahun 2004


tentang Kebijakan Dasar Pu~at Kesehatan Masyarakat

18. Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor 131 Tahun 2004


tentang Sistim Kesehatan Nasional

19. Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor 1529 Tahun 2010


tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif

20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Rl Nomor 140.05/292


Tahun 2011 tentang Pedoman Pembentukan Kelompok
Kerja Operasional Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat
Pusat
l{f NSI~I1 J)J\Sllll
I•f)SYllNI)lJ
/ ,,'
. ~r
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu ~~~·
. ....; "'-

BABII
KONSEP DASAR POSYANDU

A. Pengertian

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan


Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi.

Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu


upaya mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan
masyarakat meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan
dan perkembangan anak, peningkatan ekonomi keluarga,
ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan sosial.

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk


atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan
bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas,
lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang


bersifat non instruktif, guna meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat, agar mampu mengidentifikasi masalah
yang dihadapi, potensi yang dimiliki, merencanakan dan
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat.
,,.
-X··
·_?. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
':::1~,
. ·'

Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah proses


pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok
(klien) secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan klien, serta proses membantu klien, agar klien
tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
pengetahuan atau knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek
sikap atau attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan
perilaku yang diperkenalkan (aspek tindakan atau practice).

Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan


kesehatan yang mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan,
yakni Kesehatan lbu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),
imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum:

Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian lbu


(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian
Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat.

2. Tujuan Khusus:

a. Meningkatnya peran masyarakat dalam


penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.

b. Meningkatnya peran lintas sektor dalam


penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.
-- ~,

J~·

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu :~"


";
oc,..t<r:J;.>

c. Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan


kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA.

C. Sasaran

Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya:

1. Bayi

2. Anak balita

3. lbu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui

4 . Pasangan Usia Subur (PUS)

D. Fungsi

1. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih


informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat
dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat
penurunan AKI, AKB dan AKABA.

2. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan


dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA.

E. Manfaat

1. Bagi Masyarakat

a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan


informasi dan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
~i
.A- Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
-~:-
.,

b. Memperoleh layanan secara profesional dalam


pemecahan masalah kesehatan terutama terkait
kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
dasar terpadu dan pelayanan sosial dasar sektor lain
terkait.
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang upaya
kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI, AKB dan
AKABA
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu
masyarakat menyelesaikan masalah kesehatan terkait
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat
pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan
perorangan primer dan pusat pelayanan kesehatan
masyarakat primer.
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam
pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada
masyarakat.
~,.

: •,)

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu ;~:i­


-~~,
,.

4. Bagi sektor lain

a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam


pemecahan masalah kesehatan dan sosial dasar lainnya,
terutama yang terkait dengan upaya penurunan AKI,
AKB dan AKABA sesuai kondisi setempat.

b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan


secara terpadu sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi
(tupoksi) masing-masing sektor.

F. Lokasi

Posyandu berada di setiap desa/kelurahan atau sebutan lainnya


yang sesuai. Bila diperlukan dan memiliki kemampuan,
dimungkinkan untuk didirikan di RW, dusun, atau sebutan
lainnya yang sesuai.

G. Kedudukan

1. Kedudukan Posyandu Terhadap Pemerintahan


Desa/Kelurahan

Pemerintahan desa/kelurahan adalah instansi pemerintah


yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
di desa/kelurahan. Kedudukan Posyandu terhadap
pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan sosial
dasar lainnya yang secara kelembagaan dibina oleh
pemerintahan desa/kelurahan.
·,,r•

. -
-~- ·· Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
....~~;\

2. Kedudukan Posyandu Terhadap Kelompok Kerja


(Pokja) Posyandu

Pokja Posyandu adalah kelompok kerja yang tugas


dan fungsinya mempunyai keterkaitan dalam
pembinaan, penyelenggaran/ pengelolaan Posyandu yang
berkedudukan di desa/ kelurahan. Kedudukan Posyandu
terhadap Pokja adalah sebagai satuan organisasi yang
mendapat binaan aspek administratif, keuangan, dan
program dari Pokja.

3. Kedudukan Posyandu Terhadap Berbagai UKBM

UKBM adalah bentuk umum wadah pemberdayaan


masyarakat di bidang kesehatan, yang salah satu di
antaranya adalah Posyandu . Kedudukan Posyandu
terhadap UKBM dan berbagai lembaga kemasyarakatan
/ LSM desa/kelurahan yang bergerak di bidang kesehatan
adalah sebagai mitra.

4. Kedudukan Posyandu Terhadap Forum Peduli


Kesehatan Kecamatan

Forum Peduli Kesehatan Kecamatan adalah wadah


pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang
dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat di kecamatan
yang berfungsi menaungi dan mengkoordinasikan setiap
UKBM. Kedudukan Posyandu terhadap Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan adalah sebagai satuan organisasi
yang mendapat arahan dan dukungan sumberdaya dari
Forum Peduli Kesehatan Kecamatan.
,';'j,.._

.·l;~

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu ,:)''

5. Kedudukan Posyandu Terhadap Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab melaksanakan
pembangunan kesehatan di kecamatan . Kedudukan
Posyandu terhadap Puskesmas adalah sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang
secara teknis medis dibina oleh Puskesmas.

H. Pengorganisasian

Struktur Organisasi

Struktur organisasi Posyandu ditetapkan oleh musyawarah


masyarakat pada saat pembentukan Posyandu. Struktur
organisasi tersebut bersifat fleksibel , sehingga dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi,
permasalahan dan kemampuan sumberdaya . Struktur
organisasi minimal terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara
serta kader Posyandu yang merangkap sebagai anggota.

Kemudian dari beberapa Posyandu yang ada di suatu wilayah


(desa/kelurahan atau dengan sebutan lain), selayaknya
dikelola oleh suatu Unit/Kelompok Pengelola Posyandu yang
keanggotaannya dipilih dari kalangan masyarakat setempat.
Unit Pengelola Posyandu tersebut dipimpin oleh seorang
ketua, yang dipilih dari para anggotanya. Bentuk organisasi
Unit Pengelola Posyandu, tugas dan tanggung jawab masing-
masing unsur Pengelola Posyandu, disepakati dalam
Unit/Kelompok Pengelola Posyandu bersama masyarakat
setempat.
~'"'
~~::.: ';
J:;
:1(, ~ ~-
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
~~',.

--~'

Contoh alternatif Bagan Kepengurusan Pengorganisasi


Posyandu di desa/kelurahan atau sebutan lainnya sebagai
berikut:

Kepala
Desai Kelurahan

Unit/Kelompok (Nama Lain)


Pengelola Posyandu

I Posyandu A I I Posyandu B I I Posyandu C I


(Struktur organisasi disesuaikan dengan kondisi wi/ayah setempat)

Pengelola Posyandu

Pengelola Posyandu adalah unsur masyarakat, lembaga


kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, lembaga
swadaya masyarakat, lembaga mitra pemerintah, dan
dunia usaha yang dipilih, bersedia, mampu, dan memiliki
waktu dan kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar
masyarakat di Posyandu.

Pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat


pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Kriteria
pengelola Posyandu antara lain sebagai berikut:
a. Diutamakan berasal dari para dermawan dan
tokoh masyarakat setempat.
b. Memiliki semangat pengabdian, · berinisiatif
tinggi dan mampu memotivasi masyarakat.
c. Bersedia bekerja secara sukarela bersama
masyarakat.

Kader Posyandu

Kader Posyandu yang selanjutnya disebut kader adalah


anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki
waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu
secara sukarela.

I. Pembentukan

Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan


tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama KIA, KB, imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare
kepada masyarakat setempat. Pendirian Posyandu ditetapkan
dengan keputusan Kepala Desa/Lurah.
Pembentukan Posyandu bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan sumber
daya.
Langkah-langkah pembentukan Posyandu dapat dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut:

1. Pendekatan Internal
Tujuan pendekatan internal adalah mempersiapkan para
petugas/ aparat, sehingga bersedia dan memiliki
kemampuan mengelola serta membina Posyandu. Dalam
upaya untuk meningkatkan layanan secara profesional,
,...•x
~ ...~~'

. f:edoman Umum Pengelolaan Posyandu


'(~-

Pimpinan Puskesmas harus memberikan motivasi dan


keterampilan para petugas Puskesmas sehingga mampu
bekerja bersama untuk kepentingan masyarakat. Untuk
ini, perlu dilakukan berbagai orientasi dan pelatihan
dengan melibatf.:.an seluruh petugas Puskesmas.

2. Pendekatan Eks-ernal
Tujuan pendek3tan eksternal adalah mempersiapkan
masyarakat, krususnya tokoh masyarakat, sehingga
bersedia mendLkung penyelenggaraan Posyandu. Untuk
ini perlu dilakut::an berbagai pendekatan dengan tokoh
masyarakat yan•J bertempat tinggal di daerah setempat.
Jika di daerah tersebut telah terbentuk Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan, pendekatan eksternal ini juga
dilakukan bersc:ma dan atau mengikutsertakan Forum
Peduli Kesehatal Kecamatan. Dukungan yang diharapkan
dapat berupa moril, finansial dan material, seperti
kesepakatan da-, persetujuan masyarakat, bantuan dana,
tempat penyeiEnggaraan serta peralatan Posyandu.

3. Survei Mawas D ri (SMD)


Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki
masyarakat (sense o( belonging) melalui penemuan sendiri
masalah yang cihadapi serta potensi yang dimiliki. SMD
dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan bimbingan
petugas Puskesmas, aparat pemerintahan
desa/kelurahan. dan Forum Peduli Kesehatan Kecamatan
Uika sudah te -bentuk). Untuk itu sebelumnya perlu
dilakukan pemiJihan dan pelatihan anggota masyarakat
yang dinilai mampu melakukan SMD seperti guru,
anggota PramLka, kelompok dasawisma, PKK, anggota
\~: ,..... ~

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu : ·ti~<--


• ,;_..;.;8':
!,...<.

karang tarun3, murid sekolar atau kalargan


berpendidikan lainny:~ ~tang ada di desa/kelurahan.

Pelatihan yang diselenggarakan mencakup penetc:pan


responden, me-:ode "Vawancara sederhana, penyusLnan
dan pengisian daftar pertanyaan serta pengoL:lhan hasil
pengumpulan data. F'engumpulan data dengan :ara
wawancara dilak kan terhadap sekurang-kurangnyc: 30
(tiga puluh) kepala keluarga yang terpilih secara acak dan
bertempat tinggal di bkasi yang akan dibentuk Posyandu.
Hasil dari SMD adala data tentang masalah kesehatan
serta potensi asyara'<ct yang ada di desa/kelurahan.

4. Musyawarah Masyarcj(at Desa (MMD)


lnisiatif penyel2nggaraan MMD adalah pcra td<oh
masyarakat yang mEndukung pembentukan Posya1du
atau Forum Peduli Kesehatan Kecamatan (jika telah
terbentuk). Peserta fAMD adalah a1ggota masyarakat
setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD s2rta
data kesehatan lainrya yang mendukung. Hasil y:~ng
diharapkan dari MMD adalah ditetapkannya daftar urLtan
masalah dan up3ya kesehatan yang akan dilakLkan, y3ng
disesuaikan dengan konsep Posyandu yakni KIA, KB,
imunisasi, gizi, da1 penangguiCflgan diare. Jika
masyarakat menetapb3n masalah dCfl upaya <esehctan
lain di luar konsep =>osyandu, m3salah dan upaya
kesehatan tersebut tetap dimasukkan daiCfll d~ar
urutan.
5. Pembentukan dan Pemantauan Kegiatan Posyandu

Pembentukan dan pemantauan kegiatan Posyandu


dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut:

a. Pemilihan Pengurus dan Kader Posyandu


Pemilihan pengurus dan kader Posyandu dilakukan
melalui pertemuan khusus dengan mengundang
para tokoh dan anggota masyarakat terpilih.
Undangan dipersiapkan oleh Puskesmas dan
ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah. Pemilihan
dilakukan secara musyawarah mufakat sesuai
dengan tata cara dan kriteria yang berlaku.

b. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu


Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada pengurus
dan kader terpilih perlu diberikan orientasi dan
pelatihan. Orientasi ditujukan kepada pengurus
Posyandu dan pelatihan ditujukan kepada kader
Posyandu yang keduanya dilaksanakan oleh
Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi dan
pelatihan yang berlaku. Pada waktu
menyelenggarakan orientasi pengurus, sekaligus
disusun rencana kerja (Plan of Action) Posyandu yang
akan dibentuk, lengkap dengan waktu dan tempat
penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian
tugas serta sarana dan prasarana yang diperlukan.

c. Pembentukan dan Peresmian Posyandu


Pengurus dan kader yang telah mengikuti orientasi
dan pelatihan, selanjutnya mengorganisasikan diri ke
dalam wadah Posyandu. Kegiatan utama Posyandu
.: ·- ..,
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu ~~.:,-

ada 5 (lima) yakni KIA, KB, imunisasi, gizi, dan


penanggulangan diare. Jika kegiatan tersebut
ditambah sesuai dengan kesepakatan masyarakat
misalnya kesehatan lingkungan, pencegahan
penyakit menular, Bina Keluarga Balita (BKB) dan
Pembinaan Anak Usia Dini (PAUD), Posyandu
tersebut disebut dengan nama "Posyandu
Terintegrasi". Peresmian Posyandu dilaksanakan
dalam suatu acara khusus yang dihadiri oleh
pimpinan daerah, tokoh serta anggota masyarakat
setempat.

d. Penyelenggaraan dan Pemantauan Kegiatan


Posyandu
Setelah Posyandu resmi dibentuk, dilanjutkan
dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu secara
rutin, berpedoman pada panduan yang berlaku.
Secara berkala kegiatan Posyandu dipantau oleh
Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan
untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu
selanjutnya secara lintas sektoral.
. . :

""'~.:·

Pedoman Umum Pengelolaan Posyanduj/


.- ~··

BAB Ill
KEGIATAN POSYANDU

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan


pengembangan/pilihan. Secara rinci kegiatan Posyandu adalah
sebagai berikut:

A. Kegiatan Utama

1. Kesehatan lbu dan Anak (KIA)

a. lbuHamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil
mencakup:

1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi


badan, pengukuran tekanan darah, pemantauan
nilai status gizi (pengukuran lingkar lenga1 atas),
pemberian tablet besi, pemberian IT unisasi
Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus uteri,
temu wicara (konseling) termasuk Peren=anaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi 'F4K) serta
KB pasca pesalinan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dibantu oleh kader. Apabila ditemukan
kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.

2) Untuk lebih meningkatkan kesehatan itu hamil,


perlu diselenggarakan Kelas lbu Hamil padc setiap
hari buka Posyandu atau pada hari lail sesuai
dengan kesepakatan. Kegiatan Kelas ll::u Hamil
antara lain sebagai berikut:
a) Penyuluhan: tanda bahaya pada ibu hamil,
persiapan persalinan, persiapan menyusui,
KBdan gizi
b) Perawatan payudara dan pemberian ASI
c) Peragaan pola makan ibu hamil
d) Peragaan perawatan bayi baru lahir
e) Senam ibu hamil

b. lbu Nifas dan Menyusui


Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan
menyusui mencakup:

1) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca


persalinan, lnisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI
eksklusif dan gizi.

2) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000


Sl (1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1 kapsul
lagi 24 jam setelah pemberian kapsul pertama).

3) Perawatan payudara.

4) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum,


pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus
uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas
kesehatan. Apabila ditemukan kelainan, segera
dirujuk ke Puskesmas.

c. Bayi dan Anak balita

Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita harus


dilaksanakan secara menyenangkan dan memacu
kreativitas tumbuh kembangnya. Jika ruang pelayanan
memadai, pada waktu menunggu giliran pelayanan,
,c
n-"'1
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
:;.'{1'
·~ .~..

anak balita sebaiknya tidak digendong melainkan


dilepas bermain sesama balita dengan pengawasan
orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu perlu
disediakan sarana permainan yang sesuai dengan umur
balita. Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan
Posyandu untuk balita mencakup:
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan dan konseling
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan
pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini
tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas.

2. Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader


adalah pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika
ada tenaga kesehatan Puskesmas dapat dilakukan
pelayanan suntikan KB dan konseling KB. Apabila tersedia
ruangan dan peralatan yang menunjang serta tenaga yang
terlatih dapat dilakukan pemasangan IUD dan implant.

3. lmunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh


petugas Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan
disesuaikan dengan program terhadap bayi dan ibu hamil.

4. Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis


pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat
;:;~!:'.-

' ,.,
~~.-~-
P.eaoman Umum Pengelolaan Posyandu
,:;{.~ .

badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan


dan konseling gizi, pemberian makanan tambahan (PMn
lokal, suplementasi vitamin A dan tablet Fe. Apabila
ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), balita yang
berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau berada
di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan
rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.

5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan


penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan melalui
pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih
lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan.

B. Kegiatan Pengembangan/Tambahan

Dalam keadaan tertentu masyarakat dapat menambah kegiatan


Posyandu dengan kegiatan baru, di samping 5 (lima) kegiatan
utama yang telah ditetapkan. Kegiatan baru tersebut misalnya:
perbaikan kesehatan lingkungan, pengendalian penyakit
menular, dan berbagai program pembangunan masyarakat desa
lainnya. Posyandu yang seperti ini disebut dengan nama
Posyandu Terintegrasi.

Penambahan kegiatan baru sebaiknya dilakukan apabila 5


kegiatan utama telah dilaksanakan dengan baik dalam arti
cakupannya di atas 50%, serta tersedia sumber daya yang
mendukung. Penetapan kegiatan baru harus mendapat
dukungan dari seluruh masyarakat yang tercermin dari hasil
---- - ~

1\~r,"
Pedoman Lmum Pengelolaan Posyan~ u
' ""
Survey Mawas Diri (SMD) dan &;epakati bersama melalui forum
Musyawarah Masyarakat Desa (M VlD).

Pada saat ini telah dikenal ::::>eberapa kegiatan tambahan


Posyandu yang telah diselenggarakan antara lain:
1. Bina Keluarga Balita (BKB).
2. Kelas lbu Hamil dan Balita.
3. Penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian
Luar Biasa (KLB), misalnya: llfeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio,
Campak, Difteri, Pertusis, Teta11us Neonatorum.
4. Pos Pendidikan Anak Usia Dir-i (PAUD).
5. Usaha Kesehatan Gigi Masya8kat Desa (UKGMD).
6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan
pemukiman (PAB- PLP).
7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan dan
pemanfaatan pekarangan, melalu i Taman Obat Keluarga
(TOGA).
8. Kegiatan ekonomi produktl, seperti: Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga (U P2K), usaha simpan pinjam.
9. Tabungan lbu Bersalin (Tabulin), Tabungan Masyarakat
(Tabu mas).
10. Kesehatan lanjut usia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).
11. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) .
12. Pemberdayaan fakir miskin, komunitas adat terpencil dan
penyandang masalah kesejahleraan sosial.
~~~~~1{1~1~1~~-·-·illli\Jl~
11 f)SYil~I)(J
' .,
,,
";,__;if:.

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu ·. ;k


-~.~~
·'
.-
BABIV
PENYELENGGARAAN POSYANDU

A. Waktu Penyelenggaraan

Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang
dipilih, sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, hari
buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.

B. Tempat Penyelenggaraan

Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada


pada lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Tempat
penyelenggaraan tersebut dapat di salah satu rumah warga,
halaman rumah, balai desa/kelurahan, balai RW/RT/dusun, salah
satu kios di pasar, salah satu ruangan perkantoran, atau tempat
khusus yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

C. Penyelenggaraan Kegiatan

Kegiatan rutin Posyandu diselenggarakan dan digerakkan oleh


Kader Posyandu dengan bimbingan teknis dari Puskesmas dan
sektor terkait. Pada saat penyelenggaraan Posyandu minimal
jumlah kader adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini sesuai dengan
jumlah langkah yang dilaksanakan oleh Posyandu, yakni yang
mengacu pada sistim 5 langkah. Kegiatan yang dilaksanakan
pada setiap langkah serta para penanggungjawab
pelaksanaannya secara sederhana dapat diuraikan sebagai
berikut.
;;,,·
f:;:;
Pf doman Umum Pengelolaan Posyandu
~~ ;"'~
·'*· -

Langkah Kegiatan Pelaksana

Pertama Pendaftaran Kc:der

Kedua Pen imbangan Kc.der

Ketiga Pengisian KMS Kader

Keempat Pen·ruluhan Kader

Pelayanan Kader atau kader bersama


Kelima
Kesehatan petugas kesehatan

D. Tugas dan Tanggungjawab Para Pelaksana

Terselenggaranya pelayanan Posyandu melibatkan banyak


pihak. Adapun tugas dan tanggun9jawab masing-masing pihak
dalam menyelenggarakan Posyandu adalah sebagai berikut.

1. Kader

Sebelum hari buka Posyandu, antara lain:


a. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setem pat.
b. Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu .
c. Mempersiapkan sarana P.osyandu.
d. Melakukan pembagian tugas antar kader.
e. Berkoor::linasi dengan petugas kesehatan dan petugas
lainnya.
f. Mempe~siapkan bahan PMT penyuluhan.
Pada hari buka Posyandu, antara lain:
a. Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.
b. Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang
berkunjung ke Posyandu.
c. Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS
dan mengisi buku register Posyandu.
d. Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.
e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling
kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan
serta memberikan PMT.
f. Membantu petugas kesehatan memberikan
pelayanan kesehatan dan KB sesuai kewenangannya.
g. Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama
petugas kesehatan melengkapi pencatatan dan
membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.

Di luar hari buka Posyandu, antara lain:


a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu:
ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui serta bayi dan
anak balita.
b. Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang
jumlah Semua balita yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang
mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA,
jumlah balita yang Datang pada hari buka Posyandu
dan jumlah balita yang timbangan berat badannya
Naik.
c. Melakukan tindak lanjut terhadap
1. Sasaran yang tidak datang.
2. Sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan.
d. Memberitahukan kepada kelompok sasaran agar
berkunjung ke Posyandu saat hari buka .
e. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh
masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin
kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.

2. Petugas Puskesmas
Kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas yang diwajibkan di
Posyandu satu kali dalam sebulan. Dengan perkataan lain
kehadiran tenaga kesehatan Puskesmas tidak pada setiap
hari buka Posyandu (untuk Posyandu yang buka lebih dari
1 kal i dalam sebulan). Peran petugas Puskesmas pada hari
buka Posyandu antara lain sebagai berikut:
a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan
Posyandu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan Keluarga
Berencana di langkah 5 (lima). Sesuai dengan
kehadiran wajib petugas Puskesmas, pelayanan
kesehatan dan KB oleh petugas Puskesmas hanya
diselenggarakan satu kali sebulan. Dengan perkataan
lain jika hari buka Posyandu lebih dari satu kali dalam
sebulan, pelayanan tersebut diselenggarakan hanya
oleh kader Posyandu sesuai dengan kewenangannya.
c. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling
kesehatan, KB dan gizi kepada pengunjung Posyandu
dan masyarakat luas.
d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu, melaporkan
hasilnya kepada Puskesmas serta menyusun rencana
kerja dan melaksanakan upaya perbaikan sesuai
dengan kebutuhan Posyandu.
,.: . ·,,.,, ""~

Pedoman Umum Pengelolaan Posya~~au


~~~' ~
' - 1ii~~

e. Melakukan deteksi dini tanda bahaya umum terhadap


lbu Hamil, bayi dan anak balita serta melakukan
rujukan ke Puskesmas apabila dibutuhkan.

3. Stakeholder (Unsur Pembina dan Penggerak Terkait)

a. Camat, selaku penanggung jawab Kelompok Kerja


Operasional (Pokjanal) Posyandu kecamatan:
1) Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan tindak
lanjut kegiatan Posyandu .
2) Memberikan dukungan dalam upaya
meningkatkan kinerja Posyandu .
3) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya
kegiatan Posyandu secara teratur.

b. Lurah/Kepala Desa atau sebutan lain, selaku


penanggung jawab Pokja Posyandu desa/kelurahan:
1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan
dana untuk penyelenggaraan Posyandu .
2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat
untuk dapat hadir pada hari buka Posyandu
3) Mengkoordinasikan peran kader Posyandu,
pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat
untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan
Posyandu.
4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu
bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan
lainnya.
5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya
kegiatan Posyandu secara teratur.
..
......A

~p\:
P.eaoman Umum Pengelolaan Posyandu
'1$N/~:~
~"·

c. lnstansillembaga Terkait:
1) Badan I Kantor I Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
berperan dalam fungsi koordinasi
penyelenggaraan pembinaan, penggerakan
peran serta masyarakat, pengembangan
jaringan kemitraan, pengembangan metode
pendampingan masyarakat, teknis advokasi,
fasilitasi, pemantauan dan sebagainya.
2) Dinas Kesehatan, berperan dalam membantu
pemenuhan pelayanan sarana dan prasarana
kesehatan (pengadaan alat timbangan,
distribusi Buku KIA atau KMS, obat-obatan dan
vitamin) serta dukungan bimbingan tenaga
teknis kesehatan .
3) SKPD KB di Provinsi dan KabupateniKota,
berperan dalam penyuluhan, penggerakan
peran serta masyarakat melalui BKB dan BKL.
4) BAPPEDA, berperan dalam koordinasi
perencanaan umum, dukungan program dan
anggaran serta evaluasi.
5) Kantor Kementerian Agama, Dinas Pendidikan,
Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian dan UKM,
Dinas Perdagangan dan sebagainya, berperan
dalam mendukung teknis operasional
Posyandu sesuai dengan peran dan fungsinya
masing-masing, misalnya:
a) Kantor Kementerian Agama, berperan
dalam penyuluhan melalui jalur agama,
persiapan imunisasi bagi calon pengantin,
penyuluhan di pondok-pondok pesantren
dan lembaga pendidikan keagamaan,
mobilisasi dana-dana keagamaan, dsb.
b) Dinas Pertanian, berperan dalam hal
pendayagunaan tenaga penyuluh
lapangan, koordinasi program P4K, dsb.
c) Dinas Perindustrian dan UKM, Dinas
Perdagangan, berperan dalam hal
penyuluhan gizi, khususnya penggunaan
garam beryodium, dsb.
d) Dinas Pendidikan, berperan dalam
penggerakan peran serta masyarakat
sekolah dan pendidikan luar sekolah,
misalkan melalui jalur program Upaya
Kesehatan Sekolah (UKS), PAUD, dsb.
e) Dinas Sosial, berperan dalam hal
penyuluhan dan pendayagunaan Karang
Taruna, Taman Anak Sejahtera (TAS),
penyaluran berbagai bantuan sosial, dsb.
f) Lembaga Profesi, misalkan lkatan Dokter
Indonesia (IDI), lkatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI), lkatan Bidan Indonesia
(IBI), Persatuan Ahli Gizi (PERSAGI),
Himpunan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia
(HIMPAUDI) dan tenaga layanan sosial
terkait yang dapat berperan dalam
pelayanan kesehatan dan sosial.
·- ~:.

'"
P.eC:Ioman Umum Pengelolaan Posyandu
'!'>tf~, ' ,..

Selain dinaslinstitusillembaga tersebut diatas,


kemungkinan masih terdapat beberapa unsur
dinaslinstansillembaga yang dapat melakukan
peran dan fungsinya dalam Posyandu namun untuk
daerah-daerah tertentu mungkin tidak terdapat
unsur dinas I instansi I lembaga sebagaimana
tersebut diatas, karena struktur organisasi pada
jajaran Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten
IKota saat ini cukup bervariasi. Apabila dinas
linstansillembaga sebagaimana tersebut di atas
tidak terdapat di daerah, maka perlu
dipertimbangkan fungsi yang sesuai dalam
organisasi Pokjanal Posyandu setempat.

d. Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu:


1) Mengelola berbagai data dan informasi yang
berkaitan dengan kegiatan Posyandu.
2) Menyusun rencana kegiatan tahunan dan
mengupayakan adanya sumber-sumber
pendanaan untuk mendukung kegiatan
pembinaan Posyandu.
3) Melakukan analisis masalah pelaksanaan
program berdasarkan alternatif pemecahan
masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan
desalkelurahan.
4) Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi,
pamantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan
kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara
berkesinambungan.
.;·.P
Pedoman Umum Pengelolaan Posy'!nau
}J

5) Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi,


gotong royong, dan swadaya masyarakat dalam
mengembangkan Posyandu.
6) Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan
kebutuhan.
7) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan
Posyandu kepada Kepala Desa/Lurah dan Ketua
Pokjanal Posyandu Kecamatan.

e. Tim Penggerak PKK:


1) Berperan aktif dalam penyelenggaraan
Posyandu.
2) Penggerakkan peran serta masyarakat dalam
kegiatan Posyandu.
3) Penyuluhan, baik di Posyandu maupun di luar
Posyandu.
4) Melengkapi data sesuai dengan Sistim lnformasi
Posyandu (SIP) atau Sistim lnformasi Manajemen
(SIM).

f. Tokoh Masyarakat/Forum Peduli Kesehatan


Kecamatan (apabila telah terbentuk):
1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan
penyelenggaraan Posyandu.
2) Menaungi dan membina kegiatan Posyandu.
3) Menggerakkan masyarakat untuk dapat hadir dan
berperan aktif dalam kegiatan Posyandu.
-:_7 ;!;~~..
~edoman Umum Pengelolaan Posyandu
,l,

g. Organisasi Kemasyarakatan/LSM:
1) Bersama petugas Puskesmas berperan aktif
dalam kegiatan Posyandu, antara lain:
pelayanan kesehatan masyarakat, penyuluhan,
penggerakan kader sesuai dengan minat dan
misi organisasi.
2) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk
pelaksanaan kegiatan Posyandu .

h. Swasta/Dunia Usaha:
1) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk
pelaksanaan kegiatan Posyandu .
2) Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam
pelaksanaan kegiatan Posyandu .

E. Pembiayaan

1. Sumber Biaya

Pembiayaan Posyandu berasal dari berbagai sumber,


antara lain:
a. Masyarakat:
1) luran pengguna/pengunjung Posyandu.
2) luran masyarakat umum dalam bentuk dana
sehat.
3) Sumbangan/donatur dari perorangan atau
kelompok masyarakat.
4) Sumber dana sosial lainnya, misal dana sosial
keagamaan, zakat, infaq, sodaqoh (ZIS), kolekte,
punia paramitha, dan sebagainya.
' : '·'·~:
Pedoman Umum Pengelolaan Posyanau
'' 'i

Apabila Forum Peduli Kesehatan Kecamatan telah


terbentuk, upaya pengumpulan dana dari masyarakat
ini seyogyanya dikoordinir oleh Forum Peduli
Kesehatan Kecamatan.

b. Swasta/ Dunia Usaha

Peran aktif swasta/ dunia usaha juga diharapkan dapat


menunjang pembiayaan Posyandu. Misalnya dengan
menjadikan Posyandu sebagai anak angkat
perusahaan. Bantuan yang diberikan dapat berupa
dana, sarana, prasarana, atau tenaga, yakni sebagai
sukarelawan Posyandu.

c. Hasil Usaha

Pengurus dan kader Posyandu dapat melakukan usaha


yang hasilnya disumbangkan untuk biaya pengelolaan
Posyandu. Contoh kegiatan usaha yang dilakukan
antara lain:
1) Kelompok Usaha Bersama (KUB)
2) Hasil karya kader Posyandu, misalnya kerajinan,
Taman Obat Keluarga (TOGA)

d. Pemerintah

Bantuan dari pemerintah terutama diharapkan pada


tahap awal pembentukan, yakni berupa dana stimulan
atau bantuan lainnya dalam bentuk sarana dan
prasarana Posyandu yang bersumber dari dana APBN,
APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, APBDes dan
sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
~~~, .
· P,~doman Umum Pengelolaan Posyandu
_:;-....c

2. Pemanfaatan dan Pengelolaan Dana

a. Pemanfaatan Dana

Dana yang diperoleh Posyandu, digunakan untuk


membiayai kegiatan Posyandu, antara lain dalam
bentuk:
1) Biaya operasional Posyandu.
2) Biaya penyediaan PMT.
3) Pengganti biaya perjalanan kader.
4) Modal usaha KUB.
5) Bantuan biaya rujukan bagi yang membutuhkan

b. Pengelolaan Dana

Pengelolaan dana dilakukan oleh pengurus Posyandu.


Dana harus disimpan ditempat yang aman dan jika
mungkin mendatangkan hasil. Untuk keperluan biaya
rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader
yang ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran
harus dicatat dan dikelola secara bertanggungjawab.

F. Pencatatan dan Pelaporan

1. Pencatatan

Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan


dilaksanakan. Pencatatan dilakukan dengan menggunakan
format baku sesuai dengan program kesehatan, Sistim
lnformasi Posyandu (SIP) atau Sistim lnformasi Manajemen
(SIM) yakni:
""
l~~
Pedoman Umum Pengelolaan f!,osxanau
"' ':.~ .

a. Buku register kelahiran dan kematian bayi, ibu


hamil, ibu melahirkan, dan ibu nifas.
b. Buku register Wanita Usia Subur (WUS) dan
Pasangan Usia Subur (PUS).
c. Buku register bayi dan balita yang mencatat jumlah
seluruh bayi dan balita di wilayah Posyandu .
d. Buku catatan kegiatan pertemuan yang
diselenggarakan oleh Posyandu .
e. Buku catatan kegiatan usaha apabila Posyandu
menyelenggarakan kegiatan usaha.
f. Buku pengelolaan keuangan .
g. Dan lain-lain sesuai kegiatan yang dilaksanakan dan
kebutuhan Posyandu yang bersangkutan .

2. Pelaporan

Pada dasarnya kader Posyandu tidak wajib melaporkan


kegiatannya kepada Puskesmas ataupun kepada sektor
terkait lainnya. Bila Puskesmas atau sektor terkait
membutuhkan data tertulis yang terkait dengan
pelbagai kegiatan Posyandu, Puskesmas atau sektor
terkait tersebut harus mengambilnya langsung ke
Posyandu . Untuk itu setiap Puskesmas harus menunjuk
petugas yang bertanggungjawab untuk pengambilan
data hasil kegiatan Posyandu.
,~~II'~

Pedoman Umum Pengelolaa~·-p~~xanau


..~~~-

BABV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN POSYANDU

Pembinaan dan pengawasan Posyandu dilakukan secara berjenjang


dari Pusat, provinsi, kabupaten/ kota, kecamatan dan desa/ kelurahan .

A. Bentuk Pembinaan dan Pengawasan

Bentuk pembinaan dan pengawasan dilakukan melalui:

1. Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan


pengawasan di tingkat Provinsi terhadap pelaksanaan
layanan kesehatan dasar dan layanan sosial dasar lainnya
di Posyandu;

2. Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan di


tingkat kabupaten/ kota terhadap pelaksanaan layanan
kesehatan dasar dan layanan sosial dasar lainnya di
Posyandu;

3. Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan


di tingkat kecamatan terhadap pelaksanaan layanan
kesehatan dasar dan layanan sosial dasar lainnya di
Posyandu;

4. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap


pelaksanaan layanan kesehatan dasar dan layanan
kesehatan sosial dasar lainnya di Posyandu
desa/kelurahan, Bupati/Walikota dapat melimpahkan
kepada Camat;
~~··~

~~~oman Umum Pengelolaan Posyandu

5. Kepala Des a melakukan pembinaan terhadap


pelaksanaan layanan kesehatan dasar dan layanan sosial
dasar lainnya di Posyandu;

6. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana tersebut


diatas dilakukan melalui:

a. Sosialisasi;

b. Rapat koordinasi;

c. Konsultasi;

d. Workshop;

e. Lomba;

f. Penghargaan;

g. Orientasi dan Pelatihan.

B. Pengorganisasian Pembinaan Posyandu

1. Dasar Pemikiran Pengorganisasian

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan


bersumber daya masyarakat, yang dikelola dari, o/eh,
untuk dan bersama masyarakat, dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan
bayi.
'<- "~ •.; "'

.~~~~~~
Pedoman Umum Pengelolaan Po~y!!- ndu
,.~,1~-

Bantuan pemerintah, dapat berupa fasilitasi, bimbingan


teknis, pemenuhan sarana/prasarana dasar, seperti:
bantuan vaksin, obat-obatan, dacin, sa rung timbangan, dan
sebagainya. Dengan pengertian seperti ini, maka fungsi
pembinaan dari pemerintah terhadap Posyandu pada
hakekatnya tetap ada. Oleh karena itu, fungsi pembinaan
dari pemerintah tersebut perlu dikoordinasikan dan
diorganisasikan.

Adapun kelembagaan yang mengkoordinasikan fungsi


pembinaan dari pemerintah itu, diorganisasikan melalui
wadah Kelompok Kerja Operasional Posyandu (Pokjanal
Posyandu). Di desa/kelurahan dikoordinasikan melalui
Pokja Posyandu. Fungsi pembinaan tersebut meliputi 3
(tiga) aspek manajemen, yaitu aspek program, aspek
kelembagaan dan aspek personil atau sumber daya
manusia pengelola Posyandu.

Unsur-unsur yang duduk dalam pengorganisasian Pokjanal


Posyandu/Pokja Posyandu tidak terbatas pada komponen
instansi pemerintah saja, tetapi juga dapat melibatkan
unsur-unsur lain seperti Lembaga Profesi, Perguruan Tinggi,
LSM, Swasta/Dunia Usaha dan sebagainya.

Tujuan pengorganisasian Pokjanai/Pokja Posyandu adalah


untuk mengkoordinasikan berbagai upaya pembinaan
yang berkaitan dengan peningkatan fungsi dan kinerja
posyandu, yang secara operasional dilaksanakan oleh unit
atau kelompok pengelola Posyandu di desa, melalui
mekanisme pembinaan secara berjenjang oleh Pokjanal
Posyandu di daerah.
-~ j ;

P.eaoman Umum Pengelolaan Posyandu


l "
'
~~::~r ~

2. Kedudukan Pokjanal Posyandu

Hubungan dan mekanisme kerja dalam fungsi koordinasi


pembinaan dilakukan secara berjenjang antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Secara organisasi, Pokjanal
Posyandu Pusat bertanggung jawab kepada Menteri Dalam
Negeri melalui Direktur Jenderal Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa selaku Penanggung Jawab Harian
Pokjanal Posyandu Pusat. Sedangkan di daerah, kedudukan
organisasi Pokjanal Posyandu secara fungsional
bertanggung jawab kepada Gubernur di propinsi, kepada
Bupati!Walikota di kabupaten/kota, dan kepada Camat di
Kecamatan. Sedangkan Pokja Posyandu di desa/ kelurahan
bertangung jawab kepada Kepala Desa/Kepala Kelurahan.

3. Pembentukan Pokjanal Posyandu

Pokjanal Posyandu Pusat dibentuk dan ditetapkan dengan


Keputusan Menteri Dalam Negeri. Sedangkan di daerah
Pokjanal Posyandu dibentuk dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan Gubernur untuk Pokjanal Posyandu Propinsi,
Bupati!Walikota untuk Pokjanal Posyandu Kabupaten/Kota,
Camat untuk Pokjanal Posyandu Kecamatan, dan Pokja
Posyandu di Desa/Kelurahan ditetapkan melalui Keputusan
Kepala Desa/Lurah.
--- -- -.~~·:z .
·(.'< ~

Pedoman Umum Pengelolaa~/~sxanau


.,<.!S
..,
4. Prinsip-prinsip Pengorganisasian Pokjanal Posyandu

Pembentukan organisasi Pokjanai/ Pokja Posyandu


diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah
masing-masing, namun diharapkan tetap menganut
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Musyawarah mufakat;
b. Struktur organisasi ramping, sederhana, dan kaya
fungsi;
c. Kesetaraan;
d. Keanggotaannya fungsional berdasarkan kompetensi
masing-masing unsur, sehingga ada kejelasan fungsi
dan peran masing-masing dalam pengorganisasian
Pokjanai/Pokja Posyandu;
e. Mengutamakan prinsip koordinasi dan konsultasi;
f. Memanfaatkan sumberdaya yang ada di masyarakat.

5. Tugas Pokok dan Fungsi Pokjanal Posyandu

Secara garis besar Pokjanai/Pokja Posyandu mempunyai


tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

1) Menyiapkan data dan informasi tentang keadaan


maupun perkembangan kegiatan yang berkaitan
dengan kualitas program, kelembagaan dan
SDM/pengelola program;
2) Menyampaikan berbagai data, informasi dan
masalah kepada instansi/lembaga terkait untuk
penyelesaian tindak lanjut;
3) Menganalisis masalah dan kebutuhan intervensi
program berdasarkan pilihan alternatif pemecahan
,,
't{-.7;.~

Peao~~h· Umum Pengelolaan Posyandu


;~l,~
')""'~ '

masalah sesuai dengan potensi dan kebutuhan


lokal;
4) Menyusun rencana kegiatan tahunan dan
mengupayakan adanya sumber-sumber pendanaan
untuk mendukung kegiatan pembinaan dan
operasional Posyandu, serta kesekretariatan
Pokjanai!Pokja Posyandu;
5) Mengupayakan sumber-sumber pendanaan dalam
mendukung operasional Posyandu;
6) Melakukan bimbingan, pembinaan, fasilitasi,
advokasi, pemantauan dan evaluasi pengelolaan
programlkegiatan Posyandu secara rutin dan
terjadwal;
7) Memfasilitasi penggerakan dan pengembangan
partisipasi, gotong royong, dan swadaya masyarakat
dalam mengembangkan Posyandu;
8) Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan
kebutuhan;
9) Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan kepada
Kepala Desa I Camat I Bupati I Walikota I Gubernur
IMenteri sesuai dengan kedudukan Pokjanal dari
tingkat desalkelurahan sampai tingkat pusat.
~"'
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu ; ill
, ;&~

6. Mekanisme Hubungan Kerja

Berdasarkan pada uraian tugas pokok dan fungsi


Pokjanal Posyandu, serta peran dari masing-masing
unsur dalam Pokjanal Posyandu, yang secara
kelembagaan menerapkan prinsip dan ciri
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
Posyandu sebagaimana tersebut diatas, maka
mekanisme hubungan kerja Pokjanal Posyandu, adalah
sebagai berikut:

a. Mekanisme hubungan kerja secara vertikal

Pada dasarnya secara hierarki organisasi tidak ada


hubungan kerja langsung antara Pokjanal Posyandu
Pusat dan daerah, karena tidak ada kewajiban
pertanggungjawaban kegiatan secara berjenjang .
Oleh karena itu, mekanisme hubungan kerja
Pokjanal Posyandu di Pusat dan Daerah di dasarkan
pada azas konsultasi dan distribusi informasi (bukan
pelaporan);

b. Mekanisme hubungan kerja secara horizontal

Mekanisme hubungan kerja antar atau sesama


Pokjanal Posyandu bersifat koordinasi dan
kemitraan yang didasarkan pada kepentingan inter
dan antar daerah dalam penanganan maupun
kelangsungan pembinaan program;
~:-~
l?e9oman Umum Pengelolaan Posyandu
,,

c. Mekanisme hubungan kerja dengan


organisasi/kelembagaan lain sejenis

Tidak dapat dihindari keberadaan berbagai


organisasi/kelembagaan yang membina sesuatu
program yang sejenis, seperti Badan Perbaikan Gizi
Daerah (BPGD), Tim Upaya Peningkatan Gizi
Keluarga (UPGK), Pokja BKB, Forum PAUD, Tim
Pangan dan Gizi, Badan Ketahanan Pangan, dsb,
mempunyai hubungan kerja dengan Pokjanal
Posyandu secara koordinatif dan konsultatif.

7. Pembiayaan Pokjanal Posyandu

Adapun sumber-sumber pembiayaan tersebut dapat


berasal dari APBN, APBD Propinsi dan APBD Kab/Kota,
dan sumber-sumber dana lainnya yang sah dan tidak
mengikat. Dana tersebut digunakan untuk:

a. Biaya operasional kesekretariatan/sekretariat tetap;

b. Biaya operasional pembinaan, supervisi, bimbingan


teknis;

c. Biaya operasional penyelenggaraan Posyandu,


seperti pengadaan KMS, Dacin, obat-obatan, vaksin,
dsb;

d. Dukungan biaya operasional kader, dsb.


- -+,.--:.~

; '
Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, ~~.
• -jt,r~

'

C. Tingkat Perkembangan Posyandu

Perkembangan masing-masing Posyandu tidak sama. Dengan


demikian, pembinaan yang dilakukan untuk masing-masing
Posyandu juga berbeda. Untuk mengetahui tingkat
perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan
alat telaahan perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan
nama Telaah Kemand irian Posyandu. Tujuan telaahan adalah
untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu yang
secara umum dibedakan atas 4 tingkat sebagai berikut:

1. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum


mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu
belum terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat
terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak
terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di
samping karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula
karena belum siapnya masyarakat lntervensi yang dapat
dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi
masyarakat serta menambah jumlah kader.

2. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat


melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih
rendah, yaitu kurang dari 50%. lntervensi yang dapat
dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah
·'""'"'"
[(' ;-.
·~~. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
'~Tl {
')

meningkatkan cakupan dengan mengikutsertakan tokoh


masyarakat sebagai motivator serta lebih menggiatkan
kader dalam mengelola kegiatan Posyandu. Contoh
intervensi yang dapat dilakukan antara lain:

a. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul


Posyandu dengan metode simulasi.

b. Menerapkan SMD dan MMD di Posyandu, dengan


tujuan untuk merumuskan masalah dan
menetapkan cara penyelesaiannya, dalam rangka
meningkatkan cakupan Posyandu.

3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat


melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta
telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat
yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih
terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja
Posyandu . lntervensi yang dapat dilakukan untuk
perbaikan peringkat antara lain:
a. Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan untuk
memantapkan pemahaman masyarakat tentang
dana sehat.
b. Pelatihan dana sehat, agar di desa tersebut dapat
tumbuh dana sehat yang kuat, dengan cakupan
anggota lebih dari 50% KK. Peserta pelatihan adalah
--~

' ~·--~:+-'-"
";{'>*

Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu -~~il~


"t~t· ~
;.. w-~

para tokoh masyarakat, terutama pengurus dana


sehat desa/kelurahan, serta untuk kepentingan
Posyandu mengikutsertakan pula pengurus
Posyandu .

4. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat


melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per t ahun,
dengan rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau
lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%,
mampu menyelenggarakan program tambahan, serta
telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat
yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari
50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Posyandu . lntervensi yang dilakukan bersifat pembinaan
termasuk pembinaan program dana sehat, sehingga
terjamin kesinambungannya. Selain itu dapat dilakukan
intervensi memperbanyak macam prog ram tambahan
sesuai dengan masalah dan kemampuan masing-
masing.

D. lndikator Tingkat Perkembangan Posyandu

Untuk mengetahui tingkat perkembangan Posyandu,


ditetapkan seperangkat indikator yang digunakan sebagai
penyaring atau penentu tingkat perkembangan Posyandu .
Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat Posyandu
dapat diuraikan sebagai berikut:
'4'i
~¥:
;~~~: Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
"'i ,,
~r

Tin;:Jkat Perkembangan Posyandu

Frekwensi
<8 >8 >8 >8
p enimbangan
Rerata kader
2 <5 ;:::5 ;:::5 ;:::5
t ug as
Rerata cakupan
3 <50% <50% ;::SO% ;::SO%
DIS
Cakupan
4 <50% <50% ;::SO% ;::SO%
kumulatif KIA*
Cakupan
5 <50% <50% ;::SO% ;::SO%
kumulatif KB
Cakupan
6 kumulatif <50% <50% ;::SO% ;::SO%
lmunisasi
Program
7 + +
tambahan
Cakupan dana
8 <50% <50% <50% ;:: SO%
sehat

Jenis indikator yang digunakan untuk setiap program


di ~ esuaikan dengan prioritas program tersebut.
llilll l'l
,I~NtJ'I,tJI,
.· ~

} ',: Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu


{(.

BABVI
PENUTUP

Buku Pedoman Umum Pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu


(Posyandu) ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi
tenaga kesehatan Puskesmas dan stakeholder (unsur pembina dan
penggerak terkait) lainnya dalam menyelenggarakan Posyandu.
Dalam pelaksanaannya, dapat disesuaikan dengan kondisi dan
situasi daerah.

Keberhasilan pengelolaan Posyandu memerlukan dukungan yang


kuat dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil maupun
finansial. Selain itu diperlukan adanya kerjasama dengan berbagai
sektor terkait, disamping ketekunan dan pengabdian para
pengelolanya, yang kesemuanya mempunyai peranan strategis
dalam menunjang keberhasilan penyelenggaraan Posyandu .

Apabila kegiatan Posyandu dapat diselenggarakan dengan baik,


akan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu dan bayi, yang pada gilirannya
akan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia.
~~

Pedoman Umum Pengelolaa~: Rosy:anau


:a~~ '
• ~{ii:·~
~<
PeCioman,Umum Pengelolaan Posyandu
~~-~

TIM REVIEW MATERI

Pengarah
dr. Lily S. Sulistyowati, MM

Tim Review Materi


drg. Rarit Gem pari, MARS
Dr. lr. Bambang Setiaji, M.Kes
lr. Dina Agoes Soelistijani, M.Kes
Muhani, SKM, MKM
Salma Tuasikal, SKM
Wahyuni KH
dr. Marliza Elmida
Sunarti, S.Sos
Rustin Hermina
Asteria Unik Prawati, SKM, M.Kes
dr. Dewi lrawati
dr. Syahrial
Yuni Zahraini, SKM
drg . Ery HZD, MMR
drg . Yusra, M.Kes
Eunice Margarini, SKM
Mulyana Chandra Hadiati, S.Si
Woro Sandra Aryani, SKM
Raden Danu Ramadityo, S.Psi
dr. Marti Rahayu D.K.
IPedoman Umum PengelqJ::n
1/i

SUMBER REFERENSI

Kementerian Dalam Negeri Rl : Permendagri No. 18 Tahun 2011


tentang Pedoman Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah
(PMT-AS), Jakarta, 2011

Kementerian Kesehatan Rl: Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 747 /Menkes/SK/VI/2007 tentang Pedoman
Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga

- - - - ' Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang


Penggunaan Kartu Menuju Sehat, Jakarta, 2010

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Jakarta, 1995

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Jakarta, 1995

Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), Jakarta, 2003

Kementerian Kesehatan Rl : Penelitian Posyandu oleh Universitas


Andalas, Universitas Hasanudin, dan Sekolah Tinggi llmu Gizi, 2000

- - - - ' Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal, Direktorat Kesehata lbu, Departemen Kesehatan, Jakarta,
Tahun 2002

_ _ _, Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Jakarta, 2006

Pedoman Pendampingan Keluarga Menuju Kadarzi,


Jakarta, 2007

Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi),


Jakarta, 2007
~ ;\,\~:-'
P.e'~o'man Umum Pengelolaan Posyandu
)~

- - - - ' Pedoman Pelaksanaan Kelas lbu Hamil, Direktorat Bina


Kesehatan lbu, Departemen Kesehatan Rl, Jakarta, Tahun 2009

- - - - ' Panduan Kader Posyandu dalam Kadarzi, Jakarta, 2010

_ _ _, Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Direktorat Bina


Kesehatan lbu, Kementerian Kesehatan Rl, Jakarta, Tahun 2010

- - - - ' Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan lbu


dan Anak (PWS-KIA), Direktorat Bina Kesehatan lbu, Jakarta,
Tahun 2010

- - - - ' Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak, Jakarta, 2011

_ __, Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial, Jakarta, 2011

_ _ _, Buku Kesehatan lbu dan Anak, Jakarta, 2011

_ _ _ , Buku Panduan Kader Posyandu Menuju Keluarga Sadar


Gizi, Jakarta, 2011

BKKBN: Panduan Bina Keluarga Percontohan (BKB, BKR, BKL),


Jakarta, 2011

Kementerian Pendidikan Nasional Rl: Petunjuk Teknis


Penyelenggaraan PAUD, Jakarta, 2011

www.gizi.depkes.go.id
www.kesehatanibu .depkes.go.id
www.kesehatananak.depkes.go.id
www.paud .kemdiknas.go.id
Dicetak oleh:
PUSAT PROMOSI KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN R I
Tahun Angga ran 2013

Anda mungkin juga menyukai