Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “R” P20002 DENGAN RETENSIO PLASENTA


DI RUANG BERSALIN RS KIRANA – SEPANJANG

DISUSUN OLEH :

NOVI RAHMASARI (1211010117)


NUR HASIA JAMIL (1211010118)
NUR KAMILAH (1211010119)
PETI PUTRIANA (1211010121)
PUTRI CENDRAKASIH (1211010122)
RIA YULIA PUTRI (1211010123)
RINDAYATI LAILIYAH (1211010124)
RISA RUSIANA (1211010125)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT
MOJOKERTO
2014
LAPORAN PENDAHULUAN
RETENSIO PLACENTA PREVIA

I. PENGERTIAN
Retensio placenta adalah tertahannya atau belum lahirnya placenta hingga atau melebihi waktu 30 menit
setelah bayi lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2002).
Retensio placenta adalah bertambahnya kelahiran placenta selama setengah jam setelah persalinan bayi
(I.B.G Manuaba, 1998).
Retensio placenta adalah placenta belum lahir ½ jam setelah anak lahir (Obstetri patologi, 1984).

II. JENIS RETENSIO PLACENTA


1. Placenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dan jonjot korion placenta sehingga menyebabkan
kegagalan mekanisme separasi fisiologi.
2. Placenta akreta adalah implantasi jonjot placenta hingga memasuki sebagian lapisan miometrium.
3. Placenta inkreta adalah implantasi jonjot korion placenta hingga mencapai / memasuki
miometrium.
4. Placenta perkreta adalah implantasi jonjot karion placenta yang menembus lapisan otot hingga
mencapai lapisan serosa dinding uterus.
5. Placenta inkarserata adalah tertahannya placenta di dalam kavum uteri, disebabkan oleh kontraksi
ostium uteri.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002)

III. ETIOLOGI
1. Sebab-sebab fungsional
- HIS kurang kuat (sebab terpenting).
- Placenta sukar terlepas
Tempatnya : insersi di sudut luka
Bentuknya : placenta membranacea, placenta anularis
Ukurannya : placenta yang sangat kecil
Placenta yang sukar karena sebab-sebab diatas disebut placenta adheresiva.

2. Sebab-sebab potong anatomis


- Placenta accreta
- Placenta increta
- Placenta percreta
(Sarwono Prawirohardjo, 2002).
3. Kejadian retensio placenta berkaitan dengan :
a. Grande multipara dengan implantasi placenta dalam bentuk placenta adhesiva, placenta akreta,
placenta inkreta dan placenta perkreta.
b. Mengganggu kontraksi otot rahim dan menimbulkan perdarahan.
c. Retensio placenta tanpa perdarahan dapat diperkirakan :
- Darah penderita terlalu banyak keluar.
- Keseimbangan baru berbentuk bekuan darah.
- Sehingga perdarahan tidak terjadi.
- Kemungkinan implantasi placenta terlalu dalam.
d. Placenta manual dengan segera dilakukan.
- Terdapat riwayat perdarahan post partum berulang
- Terjadi perdarahan post partum melebihi 400 cc.
- Pada pertolongan persalinan dengan narkosa.
- Placenta belum lahir setelah menunggu selama ½ jam.
(I.B.G Manuaba, 1998)

IV. PENGELOLAAN RETENSIO PLACENTA


1. Retensio placenta dengan separasi parsial.
- Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang akan diambil.
- Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan, bila ekspulsi pasien tidak terjadi, cobalah
traksi terkontrol tali pusat.
- Pasang infus oksitoksin 20 menit dalam 500 cc NS/RL dengan 40 tetesan per menit, bila perlu
kombinasikan dengan misoprostal 400 mg rektal (sebaiknya tidak menggunakan orgometrin karena
kontraksi tonik yang timbul dapat menyebabkan placenta terperangkap dalam kavum uteri).

- Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan placenta, lakukan manual placenta secara hati-hati
dan halus.
- Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia.
- Lakukan transfusi darah bila diperlukan.
- Beri antibiotika provilaksis lampisin 2 g IV/oral + mitronidozol 1 g supositoria / oral.
- Segera, atasi bila komplikasi perdarahan hebat, infeksi syok neurogenital.
2. Placenta inkarserata
- Lakukan diagnosis kerja melalui anamnesis, gejala klinik dan pemeriksaan.
- Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk menghilangkan kontriksi serviks dan
melahirkan placenta.
- Pilih fluothane atau eter untuk kontriksi serviks yang kuat tetapi siapkan infus oksitosin 20  dalam
500 ml Ns/RL dengan 40 tetes / menit untuk mengantisipasi gangguan kontriksi yang disebabkan
bahan anestesi tersebut.
- Bila prosedur anastesi tidak tersedia tetapi serviks dapat dilalui oleh cunam ovum lakukan manuver
sekrup untuk melahirkan placenta, untuk prosedur tersebut berikan analgesik (Tramadol 100 mg IV
atau Pethidine 50 mg IV dan sedatif (Diazepam 5 mg IV) pada tabung suntik yang terpisah.
Manuver sekrup :
o Pasang spekulum sims sehingga ostrum dan sebagian placenta tampak dengan jelas.
o Jepit porsio dengan klem ovum pada jam 12,4 dan 8 lepaskan spekulum.
o Tarik ketiga klem ovum agar astrium, tali pusat dan plasenta tampak lebih jelas.
o Tarik tali pusat ke lateral sehingga menampakkan plasenta di sisi berlawanan agar dapat dijepit
sebanyak mungkin, minta asisten untuk memegang klem tersebut.
o Lakukan hal yang sama untuk placenta disisi yang berlawanan.
o Satukan kedua klem tersebut kemudian sambil diputar searah jarum jam, tarik placenta keluar
perlahan-lahan melalui pembukaan ostium.

- Pengamatan dan perawatan lanjutan meliputi pemantauan tanda vital, kontraksi uterus, tinggi
fundus uteri dan perdarahan pasca tindakan. Tambahan pemantauan yang diperlukan adalah
pemantauan efek samping atau komplikasi dari bahan-bahan sedativa, analgetika atau anastesi
umum (mual dan muntah, cegah aspirasi bahan muntahan, hipo/atonia uteri, vertigo, halusinasi,
pusing/vertigo, mengantuk).
3. Placenta akreta
Tanda penting untuk diagnosis pada pemeriksaan luar adalah ikutnya fundus/korpus apabila tali pusat
ditarik. Pada pemeriksaan dalam sulit ditentukan tepi placenta karena implantasi yang dalam.
Upaya yang dapat dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah menentukan diagnosis,
stabilisasi pasien dan rujuk ke rumah sakit rujukan karena kasus itu memerlukan tindakan operatif.
Placenta akreta

Faktor predisposisi syok Konsentrasi Hb jenis dan uji


neurogenik akibat sidang darah
traksi kuat tali pusat pembekuan darah

Placenta akreta

Eksplorasi

Tertanam seluruhnya Tertanam sebagian

Tidak ada perdarahan Manual placenta

Sebagian besar placenta


dapat keluar
Tidak ada perdarahan
Sebagian besar placenta
tertanam didalam
Uterotonika
Histeriktomi Observasi dan perawatan
Lanjut
V. KOMPLIKASI TINDAKAN PLACENTA MANUAL
Tindakan placenta manual dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :
- Terjadi infeksi : terdapat sisa placenta atau membran dan bakteria terdorong ke dalam rongga
rahim.
- Terjadi perdarahan karena atonia uteri.
- Untuk memperkecil komplikasi dapat dilakukan tindakan profilaktis dengan memberikan
uterotonik intravena/intra muskuler :
o Memasang tampon uteravaginal
o Memberikan antibiotika
o Memasang infus persiapan transfusi darah.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Buku Kedokteran : EGC. 1998.

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta. 2002.

Sastrawinata, Prof. R. Sulaeman. Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi. Fakulas
Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984.
ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “R” P20002 DENGAN RETENSIO PLASENTA

DI RUANG BERSALIN RS. KIRANA – SEPANJANG

A. PENGKAJIAN

I. DATA SUBYEKTIF

Anamnese

Ruang : bersalin jam : 12.00 WIB

Tanggal : 21 februari 2008

1.1 Identitas Pasien

Nama pasien : Ny “R” Nama suami : Tn “J”

Umur : 28 tahun Umur : 30 tahun

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta

Status kawin : 1x menikah Status kawin : 1x menikah

Alamat : “SP”

1.2 Keluhan Utama

Ibu mengatakan selelsai melahirka perutnya nyeri dan ari-ari belum lepas selama 30
menit

1.3 Riwayat Menstruasi

Menarche : 12 tahun

Siklus menstruasi : 28 hari (teratur)

Lama : 7 hari

Warna : merah segar

Bau : anyir
Dismenore : sebelum menstruasi

Flour albus : sebelum dan sesudah menstruasi

HPHT : 21 mei 2007

TP : 28 februari 2008

1.4 Riwayat kehamilan, persalinan & nifas yang lalu

No Suami UK Penyulit Jns Penol L/P BBL Hidup Penyulit Penyulit Meneteki Metode Pen
ke pers /mati yuli
t

1 1 40 - Spt Bid L 300 Hid - -  Sunti -


mg B an 0 up k 3
g – 5 bulan
th

2 1 40 - Spt Bid P 285 Hid Reten - 


mg B an 0 up sio
g plase
1.5 Riwayat kehamilan ini/ANC/TT nta

Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya

o TM I : 3 x dibidan , dengan keluhan mual, pusing


o TM II : 2 x dibidan , dengan keluhan pusing
o TM III :2 x di bidan, dengan tidak ada keluhan

TT : 1 x saat mau menikah (CPW)

2 x saat hamil 4 & 5 bulan

Obat yang telah diberikan oleh Bidan adalah tablet Fe, vit.C, vit. B6, kalk

1.6 Riwayat Kesehatan

a. Riwayat penyakit sekarang


Bidan mengatakan Ny “R” melahirkan di BPSnya (tgl 21 februari 2008 jam
11.30)dan plasentanya belum lahir setelah ditunggu 30 menit. Dan terjadi
perdarahan 250 cc. atas persetujuan dari suminya, maka Bidan segera merujuk
ibu ke RS. Kirana.
b. Riwayat penyakit dahulu
Ibu mengatakan pada persalinan yang lalu tidak terjdi hal seperti ini.

c. Riwayat penyakit yang sedang/yang pernah diderita


Ibu mengatakan tidak pernah/tidak sedang menderita penyakit menular
(TBC,HIV)menahun ( jantung)maupun menurun (DM, Asma)

d. Riwayat penyakit keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular
(TBC, HIV) menahun (jantung) maupun menurun (DM, Asma)

e. Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit maka segera di bawa ke
pelayanan kesehatan. Dan ibu tidak kecanduan, tidak mengkonsumsi minum-
minuman beralkohol, obat-obatab terlarang dan tidak merokok.

1.7 Riwayat Psikologi

Ibu mengatakan suami dan keluarganya senag dengan kelahiran anak ke duanya ini.
Tapi ibu, suami dan kelurga cemas dengan tidak segera lahirnya ari-ari (plasenta).

1.8 Riwayat latar belakang social budaya

Ibu mengatakan berasal dari suku jawa.

Ibu mengatakan dalam keluarganya masih terdapat tradisi selamatan 7 bulanan dan
bayi baru lahir.

1.9 Pola kehidupan sehari-hari

a) Pola nutrisi
Selama hamil

Makan : 3x/hari, porsi sedang dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dan buah

Minum : 6 – 8 gelas/hari, the, air dingin

Saat pengkajian

Makan : 3x/hari, porsi sedang dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dan buah

Minum : 8 – 9 gelas/hari, air putih, susu, air dingin


b) Pola eliminasi
Selama hamil

BAB : 1x/hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi lembek, bau khas dan
tidak nyeri

BAK : 4 -5x/hari, warna kuning jernih, bau khas dan tidak nyeri

Saat pengkajian

BAB : 1x/hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi lembek, bau khas dan
tidak nyeri

BAK : 6 – 7x/hari, warna kuning jernih, bau khas dan tidak nyeri

c) Pola aktivitas
Selama hamil : ibu mengatakan mengerjakan pekerjan rumah sendiri dan bekerja
di pabrik

Saat pengkajian : ibu mengatakan istirahat di tempat tidur.

d) Pola istirahat dan tidur


Selama hamil

Siang : 2 – 3 jam ( 13.00 – 15.00)

Malam : 7 – 8 jam (21.00 – 05.00)

Saat pengkajian

Ibu mengatakan tidur bila mengantuk

e) Pola perawatan diri


Selama hamil

Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 3x/hari, keramas 3x/minggu

Saat pengkajian

Ibu hanya diseka


II. DATAOBYEKTIF

2.1 Pemeriksaan Umum

a) Kesadaran : composmentis
b) Keadaan Umum : lemah
c) TB/BB : 155 cm/57 kg
d) Postur tubuh : bungkuk
e) Tanda-tanda vital :
KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 20 x/menit

2.2 Pemeriksaan fisik


a. Inspeksi
Rambut : Bersih, tidak mudah rontok, warna hitam
Mata : Skera tidak ikterus, conjungtiva pucat
Muka : Pucat berkeringat
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga : Tidak ada secret, simetris, tidak adagangguan pendengaran
Mulut : Tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada caries gigi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroiddan bendungan vena jugularis
Dada : Simetris, putting susu menonjol, pengeluran colostrums (-), retraksi dinding
dada (-)
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, perut tampak membesar, linea nigra

Genetalia : Perdarahan pervaginam, tali pusat jelujur sebagian


Ekstremitas : oedema - - Varices - -
b. Palpasi
Perut : kontraksi uterus lembek, TFU setinggi pusat
Ekstremitas : teraba dingin

3 Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

B. Identifkasi Diagnosa dan Masalah

Dx : P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta


Ds : Ibu mengeluh bahwa plasentanya belum lepas selama 30 menit setelah bayi lahir
Do : KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 20 x/menit
TB : 155 cm
BB : 57 kg
Genetalia : Perdarahan pervaginam, tali pusat terjulur sebagian
Perut : Kontraksi uterus lembek, TFU setinggi pusat.

C. Analisa Diagnosa dan Masalah Potensial


- Perdarahan
- Syok
- Infeksi
- Gangguan rasa nyaman

D. Identifikasi Kebutuhan Segera

- Perbaikan KU dengan pemasangan infuse dan observasi TTV


- Plasenta manual
E. Intervensi

Tanggal : 21 februari 2008 jam : 12.30 WIB

Dx : P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta


Tujuan : Perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria hasil :
- Plasenta lahir lengkap
- KU dan TTV kembali normal

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga


R/ Dengan pendekatan pada pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam setiap tindakan
perawatan
2. Lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptic sebagai tindakan pencegahan infeksi
R/ Dengan melakukan pencegahan infeksi dapat mencegah infeksi dapat mencagah terjadinya
infeksi dan penularan penyakit
3. Lakukan observasi TTV dan KU
R/ Dengan TTV dapat mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi
4. Pasang infuse Na cl atau RL
R/ Pemberian infuse dapat mengganti cairan yang hilang karena perdarahan
5. Cek fudus uteri
R/ Untuk mengetahui apakah kehamilannya kembar
6. Melakukan PTT (penegangan tali pusat terkendali)
R/ Untuk mengetahui plasenta sudah lepas apa belum
7. Lakukan pelepasan plasenta secara normal sesuai dengan standart
R/ Dengan dilakukannya plasenta manual, plasenta dapat lahir segera dan perdarahan tidak
terjadi
8. Periksa pelepasan plasenta
R/ Dengan melakukan pemeriksaan pelepasan plasenta dapat mengetahui kelengkapan dari
plasenta tersebut
9. Kolaborasi dengan dr Sp OG dalam pemberian antibiotic spectrum luas
R/ Untuk mencegah terjadinya infeksi
10. Mengajari pada ibu cara massase uterus
R/ Menjaga kontraksi uterus agar tetap baik sehingga tidak terjadi perdarahan

F. IMPLEMENTASI

Tanggal : 21 februari 2008 Jam : 13.00 WIB

Dx : P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta

1. Melakukan pendetan pada ibu dan keluarga untuk meningkatkan kerjasama ibu dalam
pemberian tindakan medis
2. Lakukan perawatan dengan tehnik aseptic untuk mencegah terjadinya infeksi dan penularan
penyakit
3 Lakukan observasi TTV
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 20 x/menit
4. Pasang infuse RL 1 fles grojok untuk mengganti cairan tubuh yang hilang karena perdarahan
5. Cek fundus uteri untuk menentukan kehamilan kembar
6. Melakukan penegangan tali pusat terkendali untuk mengetahui plasenta sudah lepas atau
belum
7. Lakukan pelepasan plasenta secara manual sesuaid engan standart
a. Berikan sedatita dan analgetika (missal petidin dan diazepam IV)
b. Berikan antibiotika dosis tinggi
c. Pasang sarung tangan DTT
d. Jepit tali pusat dnegan kokher dan tegangkan
e. Masukkan tangan secara obstretik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat
f. Tangan sebelah menelusuri tali pusat dan yang satu lagi menahan fundus uteri, sekaligus
infersio uteri
g. Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta
h. Buka tangan dostetrik menjadi seperti memberi salam, jari-jari dirapatkan
i. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
j. Gerakkan tangan kanan ke kiri dank e kanan sambil bergeser ke cranial sehingga semua
permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
k. Jika plasenta tidak dilepaskan dari permukaan uterus kemungkinan plasenta akreta, dan
siapkan laparatomi untuk histerektomi supravaginam
l. Regang plasenta dan keluarkan tangan bersama dengan plasenta
m. Pindahkan tangan keluar ke suprasimpisis untuk menahan uterus saat plasenta
dikelurarkan
n. Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding
uterus
o. Beri oksitosin Io Iu dalam 500 ml cairan IV 60 tetes / menitdan massase uterus untuk
merangsang kontraksi
p. Jika masih perdarahan beri ergometrin 0,2 mg IM atau prostaglandin
q. Periksa apakah plasenta lengkap atau tidak. Jika tidak lengkap lakukan eksplorasi di
dalam cavum uteri
r. Periksa dan perbaiki robekan serviks, vagina dan episiotomi
8. Mengajari ibu untuk massase uterus searah dengan jarum jam sampai terasa keras sehingga
tidak terjadi perdarahan
9. Kolaborasi dengan dr. Sp OG dalam pemberian terapi
- Amixilin : 3X1
- Asam metenamat : 3x1
- Fe :1x1
G. EVALUASI

Tanggal : 21 februari 2008 Jam : 13.30WIB

Dx : P2002 Ab000 post partum dengan retensio plasenta


S : Ibu merasa lega dan bersyukur karena plasentanya sudah dikeluarkan dan anknya
dapat lahir dengan selamat
O : KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 20 x/menit
TB : 155 cm
BB : 57 kg
Genetalia : Perdarahan 150 cc
Perut : Kontraksi (+)
A : P2002 Abooo post partum dengan retensio plasenta
P : - Observasi TTV dan KU
- Anjurkan untuk massase uterus
- Pemberian nutrisi (makan dan minum) untuk kondisi tubuh
- Pemberian tx : - Amoxilin 3x1
- Asam Mefenamat 3x1
- Fe 1x1
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 22 februari 2008 jam : 10.00 WIB

S : Ibu mengatakan perutnya sudah tidak nyeri lagi


O : K/U : baik
Kesadaran : composmentis
TTV :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84x/menit
TFU : 3 jari dibawah pusat
Lochea : rubra
Suhu : 36,5
RR : 20x/menit
A : P20002 1 hari post partum
P : Intervensi di hentikan ibu pulang
HE :
Anjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi dan tidak tarak
Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene
Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Control 1 minggu lagi
Tx : Asam mefenamat 3 x 500 mg
Amoxcillin 3 x 500 mg
Sangobion 1 x 500 mg

Anda mungkin juga menyukai