DISUSUN OLEH :
I. PENGERTIAN
Retensio placenta adalah tertahannya atau belum lahirnya placenta hingga atau melebihi waktu 30 menit
setelah bayi lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2002).
Retensio placenta adalah bertambahnya kelahiran placenta selama setengah jam setelah persalinan bayi
(I.B.G Manuaba, 1998).
Retensio placenta adalah placenta belum lahir ½ jam setelah anak lahir (Obstetri patologi, 1984).
III. ETIOLOGI
1. Sebab-sebab fungsional
- HIS kurang kuat (sebab terpenting).
- Placenta sukar terlepas
Tempatnya : insersi di sudut luka
Bentuknya : placenta membranacea, placenta anularis
Ukurannya : placenta yang sangat kecil
Placenta yang sukar karena sebab-sebab diatas disebut placenta adheresiva.
- Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan placenta, lakukan manual placenta secara hati-hati
dan halus.
- Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia.
- Lakukan transfusi darah bila diperlukan.
- Beri antibiotika provilaksis lampisin 2 g IV/oral + mitronidozol 1 g supositoria / oral.
- Segera, atasi bila komplikasi perdarahan hebat, infeksi syok neurogenital.
2. Placenta inkarserata
- Lakukan diagnosis kerja melalui anamnesis, gejala klinik dan pemeriksaan.
- Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk menghilangkan kontriksi serviks dan
melahirkan placenta.
- Pilih fluothane atau eter untuk kontriksi serviks yang kuat tetapi siapkan infus oksitosin 20 dalam
500 ml Ns/RL dengan 40 tetes / menit untuk mengantisipasi gangguan kontriksi yang disebabkan
bahan anestesi tersebut.
- Bila prosedur anastesi tidak tersedia tetapi serviks dapat dilalui oleh cunam ovum lakukan manuver
sekrup untuk melahirkan placenta, untuk prosedur tersebut berikan analgesik (Tramadol 100 mg IV
atau Pethidine 50 mg IV dan sedatif (Diazepam 5 mg IV) pada tabung suntik yang terpisah.
Manuver sekrup :
o Pasang spekulum sims sehingga ostrum dan sebagian placenta tampak dengan jelas.
o Jepit porsio dengan klem ovum pada jam 12,4 dan 8 lepaskan spekulum.
o Tarik ketiga klem ovum agar astrium, tali pusat dan plasenta tampak lebih jelas.
o Tarik tali pusat ke lateral sehingga menampakkan plasenta di sisi berlawanan agar dapat dijepit
sebanyak mungkin, minta asisten untuk memegang klem tersebut.
o Lakukan hal yang sama untuk placenta disisi yang berlawanan.
o Satukan kedua klem tersebut kemudian sambil diputar searah jarum jam, tarik placenta keluar
perlahan-lahan melalui pembukaan ostium.
- Pengamatan dan perawatan lanjutan meliputi pemantauan tanda vital, kontraksi uterus, tinggi
fundus uteri dan perdarahan pasca tindakan. Tambahan pemantauan yang diperlukan adalah
pemantauan efek samping atau komplikasi dari bahan-bahan sedativa, analgetika atau anastesi
umum (mual dan muntah, cegah aspirasi bahan muntahan, hipo/atonia uteri, vertigo, halusinasi,
pusing/vertigo, mengantuk).
3. Placenta akreta
Tanda penting untuk diagnosis pada pemeriksaan luar adalah ikutnya fundus/korpus apabila tali pusat
ditarik. Pada pemeriksaan dalam sulit ditentukan tepi placenta karena implantasi yang dalam.
Upaya yang dapat dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar adalah menentukan diagnosis,
stabilisasi pasien dan rujuk ke rumah sakit rujukan karena kasus itu memerlukan tindakan operatif.
Placenta akreta
Placenta akreta
Eksplorasi
Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Buku Kedokteran : EGC. 1998.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta. 2002.
Sastrawinata, Prof. R. Sulaeman. Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan Ginekologi. Fakulas
Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984.
ASUHAN KEBIDANAN
A. PENGKAJIAN
I. DATA SUBYEKTIF
Anamnese
Alamat : “SP”
Ibu mengatakan selelsai melahirka perutnya nyeri dan ari-ari belum lepas selama 30
menit
Menarche : 12 tahun
Lama : 7 hari
Bau : anyir
Dismenore : sebelum menstruasi
TP : 28 februari 2008
No Suami UK Penyulit Jns Penol L/P BBL Hidup Penyulit Penyulit Meneteki Metode Pen
ke pers /mati yuli
t
Obat yang telah diberikan oleh Bidan adalah tablet Fe, vit.C, vit. B6, kalk
e. Perilaku kesehatan
Ibu mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit maka segera di bawa ke
pelayanan kesehatan. Dan ibu tidak kecanduan, tidak mengkonsumsi minum-
minuman beralkohol, obat-obatab terlarang dan tidak merokok.
Ibu mengatakan suami dan keluarganya senag dengan kelahiran anak ke duanya ini.
Tapi ibu, suami dan kelurga cemas dengan tidak segera lahirnya ari-ari (plasenta).
Ibu mengatakan dalam keluarganya masih terdapat tradisi selamatan 7 bulanan dan
bayi baru lahir.
a) Pola nutrisi
Selama hamil
Makan : 3x/hari, porsi sedang dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dan buah
Saat pengkajian
Makan : 3x/hari, porsi sedang dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dan buah
BAB : 1x/hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi lembek, bau khas dan
tidak nyeri
BAK : 4 -5x/hari, warna kuning jernih, bau khas dan tidak nyeri
Saat pengkajian
BAB : 1x/hari, warna kuning kecoklatan, konsistensi lembek, bau khas dan
tidak nyeri
BAK : 6 – 7x/hari, warna kuning jernih, bau khas dan tidak nyeri
c) Pola aktivitas
Selama hamil : ibu mengatakan mengerjakan pekerjan rumah sendiri dan bekerja
di pabrik
Saat pengkajian
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 3x/hari, keramas 3x/minggu
Saat pengkajian
a) Kesadaran : composmentis
b) Keadaan Umum : lemah
c) TB/BB : 155 cm/57 kg
d) Postur tubuh : bungkuk
e) Tanda-tanda vital :
KU : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 20 x/menit
3 Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
Intervensi :
F. IMPLEMENTASI
1. Melakukan pendetan pada ibu dan keluarga untuk meningkatkan kerjasama ibu dalam
pemberian tindakan medis
2. Lakukan perawatan dengan tehnik aseptic untuk mencegah terjadinya infeksi dan penularan
penyakit
3 Lakukan observasi TTV
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,8 oC
RR : 20 x/menit
4. Pasang infuse RL 1 fles grojok untuk mengganti cairan tubuh yang hilang karena perdarahan
5. Cek fundus uteri untuk menentukan kehamilan kembar
6. Melakukan penegangan tali pusat terkendali untuk mengetahui plasenta sudah lepas atau
belum
7. Lakukan pelepasan plasenta secara manual sesuaid engan standart
a. Berikan sedatita dan analgetika (missal petidin dan diazepam IV)
b. Berikan antibiotika dosis tinggi
c. Pasang sarung tangan DTT
d. Jepit tali pusat dnegan kokher dan tegangkan
e. Masukkan tangan secara obstretik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat
f. Tangan sebelah menelusuri tali pusat dan yang satu lagi menahan fundus uteri, sekaligus
infersio uteri
g. Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta
h. Buka tangan dostetrik menjadi seperti memberi salam, jari-jari dirapatkan
i. Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
j. Gerakkan tangan kanan ke kiri dank e kanan sambil bergeser ke cranial sehingga semua
permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan
k. Jika plasenta tidak dilepaskan dari permukaan uterus kemungkinan plasenta akreta, dan
siapkan laparatomi untuk histerektomi supravaginam
l. Regang plasenta dan keluarkan tangan bersama dengan plasenta
m. Pindahkan tangan keluar ke suprasimpisis untuk menahan uterus saat plasenta
dikelurarkan
n. Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding
uterus
o. Beri oksitosin Io Iu dalam 500 ml cairan IV 60 tetes / menitdan massase uterus untuk
merangsang kontraksi
p. Jika masih perdarahan beri ergometrin 0,2 mg IM atau prostaglandin
q. Periksa apakah plasenta lengkap atau tidak. Jika tidak lengkap lakukan eksplorasi di
dalam cavum uteri
r. Periksa dan perbaiki robekan serviks, vagina dan episiotomi
8. Mengajari ibu untuk massase uterus searah dengan jarum jam sampai terasa keras sehingga
tidak terjadi perdarahan
9. Kolaborasi dengan dr. Sp OG dalam pemberian terapi
- Amixilin : 3X1
- Asam metenamat : 3x1
- Fe :1x1
G. EVALUASI