Makalah
Oleh;
Fitriani BR Hasibun
Rani Ritongga
TAHUN 2023
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isi yang
sangat sederhana yang berjudul “konsep sejarah ilmu perbandingan bahasa”
Semoga makalah ini dapat membantu menambah wawasan dan pengetahuan bagi para
pembaca, dipergunakan sebagai salah satu acuan, dan petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan serta profesi keguruan. Makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca agar memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tulisan ini menyajikan asal-usul dan persebaran bahasa Indonesia dalam kajian
linguistik historis komparatif dalam situasi linguistik abad XIX. Bahasa Indonesia diyakini
berasal dari bahasa Melayu karena secara geografis penutur bahasa Indonesia termasuk dalam
golongan bangsa Melayu yang dipercaya berasal dari golongan Austronesia yang berada di
Yunan yang kemudian berpindah ke Asia Tenggara pada zaman batu (2500 SM). Penyebaran
orang asli di Semenanjung Malaysia, Dayak di Sarawak dan Batak di Sumatera. Pada masa-
masa ini dikenal sebagai kumpulan pertama dengan nama Melayu Porto. Berikutnya
kumpulan kedua yang dikenal dengan nama Melayu Deutru diawali dengan kepindahan
mereka ke Asia Tenggara pada zaman logam kira-kira tahun 1500 SM. Keturunan Melayu
Deutro diyakini lebih bijak dan mahir bila.
dibandingkan dengan Melayu Porto. Bijak dalam hal astronomi, pelayaran, dan
bercocok tanam. Pada masa itu termasuk dalam kajian atau situasi pengkajian bahasa Abad
XIX. Satu era ketika ilmu pengetahuan secara umum didominasi paradigma ilmu alam yang
berpengaruh terhadap studi sejarah, hubungan, dan perbandingan antara bahasa-bahasa. Pada
satu abad ketika kajian historis dan komparatif terhadap dan antara bahasa-bahasa bertum-
buh dinamis. Oleh karena dinamis dan dominannya studi historis komparatif terhadap dan
antara bahasa-bahasa maka abad XIX disebut era linguistik historis komparatif atau filologi
atau linguistik diakronik (Sampson, 1990:13 dan Robins, 1990:180). Persebaran bahasa pada
abad tersebut didasarkan pada kajian linguistik historis komparatif hingga pertumbuhan dan
perkembangannya menjelang dan sepanjang Abad XIX serta krisis pada akhir abad tersebut.
B. Rumusaan Masalah
1. Bagaimana konsep dan sejarah ilmu perbandingan bahasa?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep dan sejarah perbndingan bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
Linguistik historis komparatif adalah salah satu cabang ilmu linguistik yang
membandingkan bahasa-bahasa yang serumpun serta mempelajari perkembangan bahasa
dari satu masa ke masa yang lain dan mengamati bagaimana bahasa-bahasa mengalami
perubahan serta mencari tahu sebab akibat perubahan bahasa tersebut. Perkembangan
bahasa mengakibatkan adanya perubahan, perubahan itu ada dua yaitu perubahan external
history dan internal history.
Internal history yaitu perkembangan atau perubahan bahasa yang terjadi dalam sejarah
bahasa tersebut, perubahan itu mencakup kosa kata, struktur kalimat dan lain-lain.
Sedangkan, Eksternal history yaitu perkembangan atau perubahan bahasa yang terjadi di
luar sejarah bahasa tersebut, perubahan itu mencakup sosial, budaya, politik, geografis
dan lain-lain.
Pengertian LHK menurut beberapa ahli
Alwasilah (dalam Suhardi, 2013:17) menjelaskan pengertian linguistik komparatif
sebagai kajian atau studi bahasa yang meliputi perbandingan bahasa-bahasa serumpun
atau perkembangan sejarah suatu bahasa.
Menurut Robins (1975) Linguistik Komparatif termasuk dalam bidang kajian
linguistik memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan sumbangan berharga
bagi pemahaman tentang hakekat kerja bahasa dan perkembangan (perubahan ) bahasa-
bahasa di dunia.
Menurut keraf (1948:22) mengatakan Linguistik bandingan historis (Linguistik
Historis Komparatif) adalah suatu cabang ilmu bahasa yang mempersoalkan bahasa
dalam bidang waktu serta perubahan – perubahan unsur bahasa yang erjadi dalam bidang
wakru tersebut.
Menurut Verhaar (dalam Suhardi, 2013:25), kajian linguistik historis-komparatif
dapat dikelompokkan menjadi:
1. Kajian linguistik sinkronis 2. Kajian linguistik diakronis
2. Sejarah Linguistik Historis Komparatif dan Tokoh-Tokohnya
Periode pertama dimulai pada tahun 1830-1860, bermula dari seorang tokoh yang
meletakan dasar-dasar ilmu perbandingan bahasa berkebangsaan Jerman Franz Boop
yakni meneliti asal mula akhiran kata kerja yang menurut pendapatnya semua akhiran
bentuk kata kerja berasal dari bagian-bagian yang tadinya terlepas dari pokok kata
sedangkan bagian yang selalu ada ialah perkataan sein. Boop membandingkan akhiran-
akhiran dari kata kerja dalam bahasa Sanskerta, Yunani, Latin, Persia, dan German (terbit
tahun 1816).
Sehubungan dengan klasifikasi bahasa Boop membagi bahasa atas tiga jenis:
Bahasa-bahasa tanpa akar dan tanpa tenaga pembentuk, jadi tidak memiliki
organisme tata bahasa, misalnya bahasa Tionghoa.
Bahasa-bahasa dengan akar kata yang terdiri dari satu suku kata, mempunyai
organisme tata bahasa.
Bahasa-bahasa dengan akar kata terdiri dari dua suku kata dan konsonan mutlak.
Tahun 1818 Ramus Kristian Rusk, terbit bukunya yang berjudul Undersogelse
om det gamle nordiske eller is landske Sprongs Oprindelse (= penyelidikan tentang
asal mula bahasa Nur kuno atau Islandia). Melakukan penelitian kata-kata dalam
bahasa German mengandung unsur-unsur bunyi yang teratur hubungannya dengan
kata-kata bahasa Indo Eropa lainnya. Perbandingan bahasa German Utara dengan
bahasa Baltik, Slavia dengan Keltik, serta dimasukkan bahasa Baskia dan Finno-
Ugris. Pendapat Rask yang sangat penting adalah pergeseran bunyi-bunyi di dalam
bahasa-bahasa Jerman yang kemudian dikonkretkan oleh J. Grimm sehingga dapat
dikatakan bahwa Grimm adalah penerusnya. Rask berpendapat bahwa kalau ada
persamaan antar dua bahasa, maka hal itu disebabkan oleh kekeluargaan bahasa
tersebut.
Tahun 1822 Deutsche Grammatik terbit untuk kedua kalinya. Grimm membuat teori
berdasarkan pikiran Rasmus Rask, mengenai Lautverschiebung., yaitu:
Tahun 1808 Friedrich von Schlegel menerbitkan buku berjudul Uber die
Sprache und Weisheit der Inder. Dalam karangannya ia menekankan studi
perbandingan “struktur dalam” bahasa (bidang morfologi) untuk menjelaskan
hubungan genetik bahasa. Beliaulah yang memperkenalkan tata bahasa
perbandingan/ Vergleichende Grammatik. Yang diperbandingkan adalah bentuk
infleksi dan derivasi dari bahasa Sanskrit, Yunani, Latin, Indo-Eropa lainnya.
Dari hasil perbandingan ternyata persamaan itu bukan berasal dari peminjaman,
melainkan karena persamaan asal, yang menurut pendapatnya bahawa bahasa
Sansekerta lebih tua jika dibandingkan bahasa lain.
1. Bahasa yang bermacam-macam makna yang ditentukan oleh perubahan bunyi dalam
root (= bahasa fleksi)
2. Bahasa yang bermacam-macam makna disebabkan oleh afiks (bhs. Afiks)
Berdasarkan pengelompokan ini F. von Schalegel membuat klasifikasi bahasa atas:
bahasa fleksi, bahasa afiks, bahasa Tionghoa (bahasa yang partikelnya membentuk
makna baru).
Dalam pertumbuhannya, bahasa mulai dari bahasa Tionghoa, lalu menjadi bahasa afiks,
dan terakhir menjadi bahasa fleksi. Pendapat ini diambil alih oleh saudaranya, A. W.
Schlegel (1767-1845) dan membuat klasifikasi bahasa menjadi:
Bahasa sintetis tak dapat diteliti lagi asal mulanya sedangkan bahasa analitis tercipta
pada zaman sejarah. F.Pott (1802-1887) Menyelidiki etimologi kata-kata dengan metode
yang lebih baik dan objek penyelidikannya dari bahasa-bahasa Indo German. Wilhelm von
Humboldt (1767-1835). Humboldt adalah penegak pertama linguistik umum. Beliau adalah
ahli tata Negara, filologi klasik, filsafat dan belletri (sastra indah). Dari tahun 1802-1819
Humboldt menjadi diplomat Prusia anatara lain menjadi duta di Roma, menteri agama di
Berlin, bahkan menjadi utusan ke Kongres Wina. Pandangannya tentang bahasa dapat di baca
pada bukunya yang berujudl Ueber die Kawisprache auf der Insel Java.
Humboldt membuat juga klasifikasi bahasa yang didasarkannya pada lautfrom. Untuk itu dia
membagi bahasa atas empat jenis:
1. Bahasa monosilabel, bahasa yang hanya terdiri dari root dan tak mengalami
perubahan bentuk.
2. Bahasa aglutinasi (inggris, agglutinate= meletakan, merekatkan, menjadi satu, gluten=
perekat), bahas temple-menempel. Perubahan bentuk diperoleh dari melekatkan afiks.
3. Bahasa fleksi, bahasa yang mengenal konyugasi, kasus.
4. Bahasa inkorporsai (Inggris, In corporate= memasukan ke dalam). Sifat bahasa ini
yakni patient dimasukkan kedalam bentuk kata kerja.
Periode kedua terjadi dalam kurun waktu 1861 hingga 1880, August Schleicher
bermula dari Beliau adalah ahli linguistik. Meskipun bahasa yang betul-betul dikenalnya
adalah bahasa Slavia dan Lithaunia (= salah satu bahasa Baltis), mempelajari bahasa Ceko
dan dapat berbicara dalam bahasa Rusia. Schleicher berpendapat bahwa pertumbuhan bahasa
bersifat historis, tetapi pertumbuhan itu didapati dalam alam dengan bentuk yang semurni-
murninya. Pentingnya Schleicher bagi kemajuan linguistik terletak dalam dua hal yakni:
Periode ketiga berlangsung dari tahun 1889 sampai akhir abad ke-19 yaitu muncul
airan yang bernama junggrammatiker yang mengandung hukum Grimm. Aliran ini bergerak
di Leipzig, salah satu muridnya adalah Leonard Bloomfil yang menjadi linguis strukturalis
Amerika. Menjadikan linguistik historis komparatif sebagai sebuah ilmu yang eksak dalam
metode-metodenya. Tokoh yang terpenting Karl Brugmann, H. Osthoff, dan A. Leskien.
Selain itu J. Schmidt mencetuskan sebuah teori batu yang disebut wallentheori. Ia kemudian
melahirkan hukum verner dan pada tahun 1880 Hermann Paul mengeluarkan buku prinzipen
der sprachgescichte (1880). Ahli lainnya H. Steinthal mencoba membagi bahasa dengan
landasan psikologi dan Fr. Muller menerbikan bukunya grundriss der sprachwissenchaft
(1876-1888).
Periode keempat lahir pada abad ke-20 ketika fonetik berkembang menjadi studi
ilmiah dan lahirnya cabang linguistik yaitu psikolinguistik dan sosiolinguistik. Muncul pula
aliran praha sebagai reaksi terhadap studi bahasa individual atau idiolek.
1. Perubahan huruf j, dj, nj, ch, tj, sj, dalam ejaan republik menjadi y, j, ny, kh, c, dan sy
dalam EYD
2. Kata ulang ditulis dengan satu cara, yaitu mempergunakan tanda hu-bung, bukan
dengan angka dua (2): dilebihlebihkan, kupu-kupu, tukar-menukar; kecuali dalam
menulis cepat atau untuk kepentingan pribadi.
3. Kata majemuk ditulis dipisahkan tanpa tanda hubung: duta besar, tata usaha, kereta
api cepat.
4. Gabungan kata yang sudah dianggap satu kata (senyawa) ditulis serangkai;
akhirulkalam, matahari, hulubalang, dan sebagainya.
5. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;
kujumpai, kaumiliki, bukumu, uangnya.
6. Kata depan di dan ke ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya; ke luar negeri,
di sini, ke sini, ke mari, dan sebagainya.
7. Partikel pun terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pun yang sudah menjadi
kelompok kata.
8. Sungguhpun orang itu terpandang, jika lalai akan dihukum juga.
9. Siapa pun akan dikenai sanksi jika melanggar hukum.
10. Kata si dan sang dipisahkan dari kata yang mengikutinya; si penerima, sang
pahlawan.
11. Partikel per yang berarti tiap-tiap dipisahkan dari kata yang mengikutinya; per lembar,
satu per satu.
12. sTerdapat beberapa istilah yang dibakukan, misalnya Huruf konso-nan (huruf mati),
vokal (huruf hidup
Hingga kini EYD merupakan ejaan resmi yang dibakukan penggunaannya. Masih banyak
perubahan dan perkembangan yang selanjutnya dapat dibaca di buku pedoman EYD.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Linguistik historis komparatif merupakan bidang kajian linguistik yang memiliki
peranan sangat besar dalam memberikan kontribusi yang berharga dalam bagi
pemahaman, cara kerja dan perkembangan bahasa-bahasa di dunia. Tugas utama dari
linguistik historis komparatif ini adalah menganalisis dan memberikan penjelasan
mengenai hakikat perubahan suatu bahasa. Pada umumnya hakikat suatu bahasa memiliki
struktur bahasa(dimensi sinkronis) dan selalu mengalami perubahan bahasa (dimensi
diakronis).Sejarah linguistik dimaksudkan sebagai uraian kronologis tentang
perkembangan linguistik dari masa ke masa, dari periode ke periode. Linguistik Historis
Komparatif Linguistik historis komparatif memperbandingkan bahasa-bahasa dari periode
ke periode yang lain. Linguistik historis komparatif bertujuan untuk mengelompokkan
bahasa-bahasa atas rumpun-rumpun dan berusaha menemukan sebuah bahasa purba atau
proto language yang menurunkan bahasa-bahasa tersebut. linguistik juga menentukan
arah penyebaran baahasa-bahasa. Studi historis komparatif dapat digunakan untuk
menelusuri jejak sejarah awal perjalanan bahasa Indonesia dan perkembangannya.
Perkembangan bahasa Indonesia yang bermula dari bahasa Melayu mengalami proses
perjalanan yang sangat panjang. Kajian historis komparatif merupakan alat analisis yang
tepat dipergunakan untuk memetakan perkembangan dan persebaran bahasa Indonesia.
Dengan kajian tersebut dapat dipahami mengapa bahasa Melayu banyak mempengaruhi
bahasa-bahasa di Nusantara sehingga bunyi antarbahasa tersebut menjadi mirip. Terdapat
tiga pembagian besar bahasa Melayu yakni Melayu Kuno, Melayu Klasik, dan Melayu
Modern. Bahasa Melayu Modernlah yang kemudian melahirkan bahasa Indoesia yang
tetap dipergunakan di seluruh kepulauan Indonesia sebagai bahasa pemersatu hingga kini.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan yang
karenakan kekuranagan pengetahuan dan pengalaman. Akan tetapi, kekompakan dan
kerjasama akhirnya dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1984. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta. PT. Gramedia.
Suhardi. 2013. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rinneka Cipta.
Alisjahbana, S.T. 1988. Dari Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa Indonesia. Jakarta:
Dian Rakyat Anwar. 2004. Konsistensi Penggunaan Bahasa Indonesia. Laman Pusat
Bahasa.Htm Anonim. 2007. Bahasa Melayu. http://ms.wikipedia.org/wiki/Bahasa_
Melayu Ano