Anda di halaman 1dari 18

TEORI AERODINAMIKA DALAM AL – QUR’AN

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Manusia sebagai hayawanun-nathiq.1 adalah salah satu ciptaan Allah

yang memiliki ilmu dan akal, dan dianugerahi derajat yang lebih tinggi dari

makhluk lain. Ketika manusia berfikir tentang suatu hal maka dia akan

mencari tahu, setelah mengetahuinya maka akan menjadi sebuah

pengetahuan.2

Maka dalam hal ini, Allah menciptakan manusia dengan tujuan untuk

menjadikannya khalifah di bumi, Ia membekali manusia dengan ilmu, seperti

halnya yang dijelaskan Allah dalam Al-Qur’an “Dan Dia mengajarkan kepada

Adam nama-nama (benda) kemudian diperlihatkan kepada malaikat”3 dan “

Ðia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”.4 Karena

sesungguhnya, Al-Qur’an merupakan pedoman hidup dan petunjuk bagi

manusia, didalamnya terdapat ayat–ayat kauniyah yang menyangkut kejadian

alam dan manusia, kehidupan bermasyarakat, sosial, ilmu pengetahuan, kisah

kaum zaman dahulu dan hari akhir.5

1
Hayawanun-nathiq berarti hewan yang berakal atau berpikir.melihat dari redaksi ini diketahui
bahwasannya yang membedakan antar manusia dan hewan adalah akal.
2
Agus salim lubis,epistimologi ilmu pengetahuan dan relevansinya al-qur’an (Hermeneutik, Vol.8,
No.1, Juni 2014)p 52
3
Q.S Al-Baqoroh:31
4
Q.S Al-‘alaq:5
5
Agus salim lubis,epistimologi ilmu pengetahuan dan relevansinya al-qur’an…p 43

1
Seperti yang telah diketahui, bahwa agama Islam merupakan agama

yang sangat menghormati ilmu6. Bukankah di dalam al-Qur’an terdapat

redaksi seperti “apakah kamu tidak berpikir” yang tak lain berarti sebagai

protes, dan dalam kalimat “tidakkah kamu melihat,” yaitu sebagai pertanyaan.7

Kemudian bersamaan dengan ayat penjelasan akan suatu hal.8 Dalam hal ini,

tentu Al – Quran selalu mengajak bicara dan berdiskusi bagi pembacanya,

agar tak lepas untuk selalu berfikir dan berpengetahuan.

Berbicara tentang ilmu pengetahuan, ilmu tidak pernah terpisahkan

dari agama, begitu pula agama tidak pernah terpisah darinya. Hal ini

dinyatakan oleh Syed Muhammad Naquib Al-attas bahwa ilmu itu bergantung

kepada rahmat Allah dan prasyarat untuk mendapatkan ilmu adalah dengan

pengabdian dan ketaatan kepada Allah.9 Ilmu yang pertama yaitu tentang

kebenaran objektif yang akan membimbing manusia. Sedangkan yang kedua

adalah ilmu tentang data dan dapat dicerna pancaindera dan difahami akal, dan

tidak semua ilmu kedua baik untuk manusia.

Dalam hal ini jelas terdapat perbedaan antara epistimologi menurut

pandangan islam10 dan pandangan barat.11 Rasionalisme adalah sebuah

pandangan bahwa semua ilmu pengetahuan bersumber pada akal akan tetapi

tidak cukup untuk melahirkan ilmu pengetahuan, dengan ini akal yang berada

pada diri manusia tidak dapat difungsikan, tanpa adanya teori empirisme yaitu
6
Hal itu terbukti dari ayat –ayat yang mengungkapkan tentang akan bertambah tingginya derajat orang-
orang yang berilmu dalam surat Al Mujaadalah 7
7
Dari redaksi pertanyaan yang tertulis dalam Al – Quran, diketahui bahwa alat untuk menghasilkan
sebuah ilmu pengetahuan tak lain berasal dari an-nadzr (penglihatan), al-fikr al-‘aql, al-qalb.
8
Siti Mahmudah, Hakikat ilmu pengetahuan dalam perspektif modern dan islam (Al-Murabbi
volume.4, Nomor 2, Januari 2018) p 207
9
Ada dua macam ilmu, yang pertama adalah ilmu tentang keesaan Allah dan Al-qur’an. Selanjutnya
adalah ilmu yang berkaitan dengan ilmu-ilmu sains, ilmu sains dapat diperoleh dari pengalaman, pengamatan
dan penelitian.
10
Epistemologi Islam yang menggunakan teori epistemologi Bayani, Irfani, dan Burhani.
11
Dalam pandangan barat pengetahuan itu bersumber dari 3 hal yaitu berasal dari Rasionalisme,
Empirisme dan Kritisisme.

2
pengalaman dan barulah kemudian didapatkan sebuah teori Kritisisme.12 Tentu

jelas bahwa mereka tidak menganggap sama sekali atau bahkan meniadakan

akan adanya wahyu yang berasal dari Tuhan.

Lain hal dengan Epistemologi pemikiran Islam, bahwa Al-Qur’an

memuat seluruh ilmu pengetahuan, salah satunya adalah tentang ayat

kauniyah, yaitu ayat yang membahas alam semesta ini termasuk sains

modern.13 Inilah yang menarik perhatian para ulama’ dan mufassir untuk

mengkaji lebih lanjut ayat- ayat alqur’an khususnya ayat-ayat kauniyah

dengan metode tafsir ilmi.

Di sisi lain, ada banyak ulama14 yang tidak menyetujui.15 karena tafsir

ilmi merupakan tafsir bi-ra’yi. Salah satu ulama yang tidak menyetujui adalah

DR.Muhammad Kamil Husen yang menentang pembahasan yang ada dalam

Al-Qur’an dan ilmu, beliau berpendapat bahwa al-Qur’an sebagai dakwah

sedangkan ilmu adalah hal lain dan tidak ada hubungannya dengan dakwah.16

Sedangkan Al-Ghazali adalah salah satu ulama yang menyetujui metode tafsir

ilmi karena ilmu itu tidak dapat dipisahkan dari Al-qur’an.17 dengan syarat

penafsiran sesuai dengan kemampuan akal manusia karena akal terbatas dan

tidak keluar jalur dari maksud al-qur’an itu sendiri.

12
Adian Husaini, wajah peradaban barat:Dari hegemoni Kristen ke dominasi sekuler liberal,(Jakarta
Gema Insani press), p.45
13
Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wal Mufassirun, (Bandung pustaka Ridwan ,2008) Juz 5,
hal 4
14
Seperti halnya Abu Ishaq Asy-Syathibi,DR.Muhammad Kamil Husen,Muhammad Arkoun,DR.athif
Ahmad.
15
Zaghlul Raghib Muhammad An-najjar, Min Ayatil I’jazul ilmi al-ardu fil qur’anil karim
(Kairo:maktabah syuruq ad-dauliyah 2007) hal 35
16
DR.Hindun Salabi, Tafsir ilmi ll Qur’anil karim baina naddzoriyat wa tathbiq (Tunis: tanpa
percetakan,1985) p.25
17
Yusuf Al-Qardhawi,Majallatu buhus sanah wa siroh,(Duriat,Tanpa percetakan,1996-1997 M)p.19

3
Terkadang didalam ayat-ayat kauniyah dalam Al-Qur’an tertulis secara

umum dan langsung dan tidak terperinci dan tidak terlalu mendalam akan

teori-teori ilmiah didalamnya.18banyak dari ayat-ayat kauniyah dengan redaksi

yang singkat dan secara umum sehingga apabila orang –orang membacanya

seakan-akan itu ayat biasa akan tetapi jika ulama yang membacanya maka

akan difahami setelah dilakukan penelitian.19

Terdapat banyak sekali ayat-ayat kauniyah yang terdapat dalam al-

Qur’an salah satunya adalah ayat tentang burung. Ia merupakan salah satu

binatang yang disebut Allah dalam Al-Qur’an sebanyak 23 kali dalam al-

Qur’an,20dalam sebuah ayat yang memaparkan tentang burung yang

mengepakkan sayapnya sedangkan tidak akan terjadi demikian kecuali atas

kehendak Allah SWT.21`

Ia merupakan salah satu binatang yang diberi kelebihan oleh Allah

yang tidak dimiliki binatang lainnya, yaitu burung dapat terbang dengan

sayapnya dengan jarak tidak hanya sejauh kilometer akan tetapi dia mampu

terbang bermil-mil jauhnya,22 Dalam konsep penerbangan, sebuah benda tidak

akan terbang atau terbawa angin apabila massa dari benda tersebut lebih berat

dari pada angin akan tetapi jika kita menelaah lebih lanjut pada seekor burung,

ia memiliki massa lebih berat daripada angin.23

18
Farah Nur Fauziah,Skripsi Migrasi burung dalam perspektif Alqur’an (kajian tematik) menurut
Thantawi Jauhari, (Program studi Ilmu Alqur’an dan Tafsir,UIN Sunan Ampel Surabaya,2015) hal 4
19
M.Quraish Shihab, Mu’jizat al-Qur’an, (Bandung: Mizan,1998),hal 165-166
20
Muhammad fu’ad Abdul Baqi, Al-mu’jam al-mufahros li`lalfadzil qur’an,(Darul Hadist,Kairo,2007)
hal 532
21
Q.S al-Mulk:19
22
Tafsir ayat kauniyah fiil Qur’anil kariim…p 174
23
Hakim Syekh thantawi Jauhari, Al-Jawahir fii tafsir al-Qur’aniul kariim((Mesir:Matba’ah Al-
Musthofa Al-bab,1351 H) juz 24 hal 209

4
Dengan konsep tubuhnya yang lengkap seekor burung dapat terbang

dengan kuasa Allah, melihat keajaiban penciptaan seekor burung, bahwa

terdapat perbedaan gerakan sayap sesuai dengan jarak yang akan ditempuh

oleh seekor burung, ataupun ketika seekor burung ingin merubah kecepatan

terbangnya maka secara otomatis burung dapat mengendalikan gerakannya,

dalam hal ini burung juga memiliki mesin pernapasan yang sangat

menakjubkan untuk bernapas ketika seekor burung berada di dalam

ketinggian jauh dari permukaan laut.24

Sayap pada seekor burung adalah bagian paling terpenting dalam

konsep penerbangannya sehingga burung dapat terbang bebas diangkasa

dengan membawa tubuh yang tidak lebih ringan daripada udara.25Burung

merupakan binatang yang melakukan migrasi dari satu tempat ke tempat yang

lain hal ini biasa dilakukan ketika pergantian musim dalam perjalannya yang

sangat jauh terlihat bahwasannya burung tidak selalu mengepakkan sayapnya

ketika terbang ada suatu waktu ketika burung hanya melebarkan sayapnya

sehingga ia tetap terbang tanpa perlu mengeluarkan banyak energi untuk

mengepakkan sayapnya.26 Dari konsep burung memberikan banyak inspirasi

kepada para ilmuwan untuk menciptakan mesin yang massanya lebih besar

dari udara dan dari seekor burung yaitu pesawat terbang.

Dalam dunia penerbangan pesawat terbang, mesin bukanlah satu-

satunya faktor penyebab pesawat dapat terbang karena pada hakikatnya

terdapat teori Aerodinamika yang berlaku pada pesawat terbang.27Sebelum

24
Zaghlul Raghib Muhammad An-najjar, Tafsir ayat kauniyah fiil Qur’anil kariim…p. 175
25
Zaghlul Raghib Muhammad An-najjar, Tafsir ayat kauniyah fiil Qur’anil kariim…p.179
26
Zaghlul Raghib Muhammad An-najjar, Tafsir ayat kauniyah fiil Qur’anil kariim….p. 171
27
Muhammad Mulyadi, Analisis aerodinamika pada sayap pesawat terbang dengan mengunakan
software berbasis Computational p.4

5
mengetahui tentang aerodinamika, pertama yang harus difahami adalah

fluida.28dan salah satu sifat fluida yaitu memiliki molekul yang lebih besar dan

memiliki gaya kohesi yang lebih rapat.29 Dalam teori aerodinamika terdapat 4

gaya utama yang berlaku agar sebuah benda sebesar pesawat dapat terbang di

angkasa, gaya –gaya tersebut adalah gaya dorong (Thrust), gaya ke belakang

(Drag), gaya berat (Weight), gaya angkat (Lift).30dalam hal ini pesawat

menerapkan hukum kekekalan energi31 atau yang disebut hukum Bernoulli.32

Abbas bin Firnas.33merupakan cendekiawan muslim dan orang yang

pertama kali mencetuskan penerbangan di peradaban manusia, sebelum ia

mempelajari ilmu lain ia sudah dikenalkan oleh orangtuanya tentang Al-

Qur’an sejak kecil, karena Al-Qur’an merupakan dasar seluruh ilmu

pengetahuan, dari sinilah Abbas bin firnas mengamati satu ayat dalam Al-

Qur’an yang menyebutkan tentang ke-Maha kuasaan Alah untuk membuat

burung dapat terbang kemudian ia mempelajari tentang gravitasi dan udara

tentang pengaruh tekanan udara yang menyebabkan suatu benda dapat terbang

diudara.34

Tetapi lain halnya dalam pandangan dunia modern yang menganggap

bahwa Wright bersaudara adalah pencetus pesawat terbang. Karena

kekaguman Wilbur terhadap terbang yang dilakukan oleh burung kemudian ia


28
Fluida adalah suatu zat yang dapat mengalir dan mudah berubah atau mengikuti sesuai wadahnya
yang berupa zat cair dan zat gas.
29
El.Houghton and P.W Carpenter, Aerodynamics For Engineering Students (Great Britain by Martins
the Printers,2003)p,5
30
Muhammad Mulyadi, Analisis aerodinamika pada sayap pesawat terbang dengan mengunakan
software berbasis Computational Fluid Dynamics, p.4
31
John Anderson Jr, Fundamentals of Aerodynamics (America: Mc Graw-Hill Inc, 1991) p 156-157
32
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan energi kinetik per satuan colume, energi
potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis lurus.
33
Nama lengkapnya adalah Abu Qasim Abbas Bin Firnas Bin Wirdas Attakurni Al-Qurthubi, lahir di
kota Baroroh pada tahun 810 M dan wafat pada tahun 887 M, beliau merupakan ulama besar yang
menghabiskan waktunya untuk belajar Al-Qur’an, Fiqh,Ushul, Adab dan belajar Ilmu Astronomi, Matematika
sehingga beliau dijuluki sebagai “Hakim al-andalus”
34
Amru abu Fadhli, Majalah Alittihad (Kairo:Tanpa percetakan,2010 M)p.4

6
mengirim surat kepada Smithsonian Institution Washington DC, bahwa

menurutnya penerbangan bagi manusia adalah suatu hal yang mungkin

dilakukan, ini hanya soal pengetahuan dan keterampilan seperti akrobatik, dan

burung merupakan pesenam terbaik dan yang paling sempurna dalam

pekerjannya dan mungkin penerbangan biasa bukan suatu hal yang mustahil

bagi manusia.35dari hal ini ditarik kesimpulan bahwa pengamatan terhadap

burung adalah dasar yang mendasari pemikiran Wright bersaudara. Dari sini

terlihat bahwa dasar yang terlahir untuk pembuatan pesawat adalah dengan

pengamatan terhadap sesuatu dan tidak merujuk kembali kepada wahyu,

pengetahuan seperti ini adalah sekuler karena pengetahuan sudah terlepas dari

wahyu.36

Dan hal ini sangat berlawanan dengan Islam. Maka Islamisasi

pengetahuan sangat diperlukan khususnya kepada muslimin sebagai

penegasan akan wahyu sebagai sumber dari ilmu pengetahuan.

Rumusan Masalah

Supaya pembahasan ini tidak meluas maka penulis akan memberikan

batasan dalam penulisannya. Maka permasalahan yang akan dibahas oleh

penulis adalah: Bagaimana Penafsiran ayat penerbangan burung Dalam

Al-Qur’an?

B. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk:

Mengungkap penafsiran ayat penerbangan burung dalam Al-

Qur’an menurut para mufassir.

C. Kegunaan Penelitian
35
G.D Padfield, The Bird of Flight Control an engineering of Wright brother’s 1092 glider,department
of engineering,2003)p. 699
36
Syed Muhammad Naquib Al-Attas,Islam dan Sekularisme p.52

7
Penulis mengharapkan setelah menyeesaikan penulisan diharapkan bisa

mendatangkan manfaat dan kegunaan diantaranya:

1. Kegunaan penelitian teoritis

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mendalam bagi

penulis tentang penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an khususnya ayat-

ayat kauniyah

b. Untuk mengungkap tentang teori aerodinamika dalam Al-

Qur’an

c. Untuk mengetahui tentang cara tasbih burung kepada Allah

2. Kegunaan Penelitian untuk akademik

a. Menambah wawasan dan khazanah keilmuan bagi para

pembaca

b. Memudahkan Pembaca dalam memahami ayat tentang burung

dalam al-Qur’an

c. Untuk menambah wawasan tentang teori Aerodinamika dalam

Al-Qur’an

D. Kajian Terdahulu

Peneliti berusaha mencari maksud dan pesan yang terkandung dalam

qur’an tentang konsep burung dalam al-Qur’an Dan beberapa pemikir dan

juga peneliti terdahulu ada yang membahas sebuah studi. Untuk melakukan

penelitian ini diperlukan beberapa penelitian ilmiah sebeumnya untuk

pengetahuannya diantaranya sebagai berikut:

1. Tesis yang berjudul “Migrasi Burung dalam perspektif al-Qur’an

(Kajian Tematik Kitab Al-Jawahir fi Tafsri al-Qur’an al-Karim)

karya Farah Nur Fauziah dalam hal ini penulis menyebutkan ayat-ayat

8
yang berkenaan dengan migrasi burung dalam al-Qur’an, Hasil dari

penelitian beliau adalah pertama tentang bagaimana konsep migrasi

yang dilakukan oleh sekelompok burung. Kedua, bagaimana cara

seekor burung dapat terbang dengan jarak yang sangat jauh ketika

sedang bermigrasi akan tetapi penulis tidak menjelaskan secara detail

tentang konsep penerbangan burung.37

2. Skripsi yang berjudul “Binatang dalam al-Qur’an (Kajian Tafsir

Mawdhu’i) Karya Dani Hidayat dalam hal ini hasil penelitian beliau

adalah pertama menyebutkan binatang-binatang yang tertulis dalam al-

Qur’an dan burung tertulis sebanyak 18 kali dalam al-Qur’an.

kedua,Manfaat-manfaat yang diperoleh dari bintang-binatang yang

tersebut dalam-al-Qur’an.38

E. Kerangka Teori

Pada dasarnya Fluida memiliki makna yaitu sesuatu yang bisa

mengalir seperti cairan, gas, udara. Sedangkan ilmu tentang pergerakan fluida

disebut Fluida dinamika. dalam hal ini fluida dinamika dibagi menjadi 3 yaitu

Hydrodinamika yang membahas tentang benda cair, gas dinamika yaitu

membahas tentang aliran gas, dan aerodinamika membahas tentang aliran

udara.39

Diantara ulama yang memilih metode tafsir ilmi adalah fakhrur Razi

dalam hal ini ia menafsirkan alqur’an dengan cara memberi penjelasan akan

37
Farah Nur Fauziah “Migrasi Burung Dalam Perspektif al-Qur’an (Kajian Tematik Kitab al-Jawahir
fi Tafsir al-Qur’an al-Karim Karya Tantawi al-Jawhari) Fakultas Ushuluddin Program studi Ilmu al-Qur’an dan
Tafsir,Universitas Islam Negeri Walisongo, Surabaya,2015.
38
Dani Hidayat “Binatang dalam al-Qur’an (Kajian Tematik)”Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan
Pemikiran Islam,Jurusan Tafsir Hadis,UIN Sunan Kalijaga,Yogyakarta 2010.
39
John Anderson Jr, Fundamentals of Aerodynamics...p.10

9
masalah-masalah ilmiah dan falsafiah khususnya tentang ilmu astronomi dan

sesuatu yang ada di zaman itu.40

Sedangkan Dalam Metodenya Zaghlul An-najjar memiliki langkah-

langkah seperti berikut ini:41

1) Mendefinisikan tentang i’jaz dan jenisnya

2) Menjelaskan dan perkembangan I’jaz dan metode dalam

menafsirkan ayat AlQur’an yang bersifat saintifik.

3) Menyarankan kepada cendekiawan muslim untuk memulai

penafsiran ilmi

4) Menolak beberapa cendekiawan muslim yang tidak menyetujui

tafsir ilmi

Ada beberapa langkah yang akan dilalui peneliti dalam penelitiannya

yang menggunakan tafsir ilmi diantaranya:42

1) Memilih ayat yang akan dikaji dengan menggunakan tafsir ilmi

2) Adanya kebenaran ilmiah yang terkandung dalam ayat

tersebut

Dari Judul penelitian ini diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menjelaskan tentang mukjizat penciptaan Allah khususnya

tentang mukjizat konsep Aerodinamika dalam Al-Qur’an. dan sebelum

membahas secara mendalam tentang masalah ini, peneliti harus mengetahui

dan menentukan dasar pemikiran yang akan digunakan dalam penelitian ini.

40
Zaghlul An-Najjar, Madkhol ila dirosatil i’jaz ilmi fil qur’anil kariim wa sunnah muthohharoh
(Beirut: Dar el Ma’rifah,2009)P.79
41
Zaghloul al-Najjar, al-Ayah al-Kauniyyah fi al-Qur’an al-Karim,p.5
42
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, ( jakarta : Rajawali Pres, 2011), p.222

10
Dan kerangka teoritis adalah latar belakang ilmiah teoritis yang harus

diketahui oleh peneliti dalam penyusunan penelitian ilmiah yang dan tujuan

ilmiah dan hipotesis untuk membentuk pondasi dalam penelitian tersebut.43

Dan didalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat kauniyah tentang

kemukjizatan alam semesta termasuk mkjizat penciptaan burung kemudian

itulah yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian menggunakan tafsir

ilmi.44

F. Metode Penelitian

Agar penulisan penelitian ini menjadi karya ilmiah seperti yang

diharapkan dan dapat di pertanggungjawabkan maka peneliti mengambil

beberapa langkah-langkah dalam penelitiannya tentang aerodinamika dalam

Qur’an, penulis mengambil metode maudhu’i45 dalam penelitianya yaitu:

a) Menentukan tema yang akan dibahas

b) Mengumpulkan ayat-ayat yang berkenaan dengan tema yang akan

dibahas

c) Menyusun ayat sesuai dengan asbabun nuzul (jika ada), makkiyah

dan madaniyah

d) Membahas korelasi antar ayat-ayat yang dibahas

e) Membahas hadist-hadist yang bersangkutan denga poko

pembahasan

f) Menyusun pembahasan salah satu kerangka yang sempurna

g) Memahami ayat-ayat secara keseluruhan dengan jalan

menghimpun ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang sama-

43

44
Mana’ Qohthon, Mabahis fii ulumil Qur’an,(Al-qohiroh,Maktabah wahabah).hal 263-264
45
Rochmat Syafi’ie, Ilmu Tafsir edisi revisi (Bandung: Pstaka Setia,2016) p.436

11
sama atau mengompromikan ‘am dan khas, mutlak dan muqayyad

atau yang tampak bertentangan sehingga semuanya bertemu dalam

dalam suatu muara tanpa perbedaan atau pemaksaan dalam

pemberian arti

h) Menyusun kesimpulan yang menggambarkan jawaban Al-Qur’an

terhadap masalah yang dibaha.

1. Metode Penelitian

A. Metode Deskriptif

Metode ini adalah metode penelitian ilmiah yaitu pengumpulan

fakta ilmiah dan dokumen ilmiah di era modern, yang terkait

dengan ayat al-Qur’an yang akan di bahas oleh peneliti dalam

penelitiannya dan kemudian mengolahnya untuk mencapai

kesimpulan.46

B. Metode analisa

Metode yang digunakan peneliti dalam menganalisa

objek,dalam hal ini penulis akan mengambil kesimpulan dan

nilai yang didapat setelah menelaah tentang masalah ayat-ayat

yang terkait47

Dalam penelitiannya, peneliti memakai penelitian literature (library

Research) dengan membaca dan menelaah buku-buku sebagai

sumber datanya.

2. Sumber data

46
Nashruddin Baidan, Metodologi Khusus Penelitian Tafsir,(Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar,215),hal.28
47
Muhammad Julkarnain, Epistimologi Tafsir Ilmi (Jurnal Penelitian Keislaman, vol. 10, No. 1, Januari
2014) p,4

12
a. Sumber data primer,bebrapa buku-buku (seperti buku-buku

tafsir primer yang dipakai penulis seperti:

1) Tafsir ayat kauniyah fiil Qur’anil kariim karya Zaghlul an-

Najjar

2) Madkhol ila dirosatil I’jazil ilmi fil qur’anil kariim was

sunnah nabawiyah karya Zaghlul An-Najjar.

3) Tafsir jawahir fil qur’anul karim karya Thantawi Jauhari

4) El.Houghton and P.W Carpenter, Aerodynamics For

Engineering Students

5) Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Islam dan Sekularisme

b. Sumber sekunder, tentang penelitian ini seperti:

1) At-Tafsir wal Mufassirun hayatuhum wa manhajuhum

karya Muhammad Ali ayazi, jurnal-jurnal dan majalah.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan yang bagus dalam sebuah karya akan

membuat pembaca merasa lebih nyaman dan mengena ketika membacanya. Dengan

demikian, supaya pembahasan skripsi ini lebih runtut dan terarah, maka penulis

menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab pertama, bab ini merupakan pendahuluan yang akan mengantarkan pada

bab-bab berikutnya. Dalam hal ini, diuraikan beberapa hal yang menjadi kerangka

dasar dalam penelitian yang akan dikembangkan pada bab-bab berikutnya, adapun

urutan pembahasannya adalah, Latar Belakang Masalah, dalam sub bab ini dijelaskan

mengenai beberapa keajaiban tentang penciptaan burung. Dan juga batasan masalah,

tujuan penulisan, kegunaan penulisan kajian terdahulu, kerangka teoritis, metode

penelitian dan sistematika pembahasan. Dalam hal ini Bab pertama merupakan

13
pondasi dari penelitian ini maka dari itu penulis akan membahas tentang seluruh

pondasi dalam penulisan skripsi.

Di bab ke Dua bab ini merupakan informasi tentang landasan teori dan

pandangan secera umum bagi objek penelitian. Dalam bab ini penulis akan

memaparkan tentang pengertian tafsir ilmi dan i’jaz ilmi serta pengertian tentang

thair, dan berbagai pendapat mufassir baik klasik maupun kontemporer tentang tafsir

ilmi.kemudian menyebutkan ayat-ayat dalam Alqur’an.Dan penulis menempatkan hal

ini dalam bab kedua agar pembaca mengetahui terlebih dahulu tentang tafsir ilmi dan

I’jaz ilmi sebelum melanjutkan tentang apa yang akan dibahas tafsir ilmi. penjelasan

teori aerodinamika dalam pesawat terbang

Bab ke Tiga peneliti kemudian mencoba untuk menyelidiki dan memperjelas

tujuan dari apa yang hendak di teliti. Lalu akan di jelaskan di dalamnya secara

mendalam tentang ayat-ayat kauniyah tentang burung dalam al-Qur’an, penjelasan

seputar burung dilanjutkan dengan konsep penerbangan burung dalam al-Qur’an dan

relevansinya dengan ilmu pengetahuan masa kini.

Bab ke Empat dalam bab Ini berisi hasil penelitian dan saran dan kesimpulan.

14
Outline

Teori Aerodinamika dalam al-Qur’an

Bab Pertama: Pendahuluan

1. Latar belakang masalah

2. Batasan masalah

3. Kegunaan penelitian

4. Kajian terdahulu

5. Kerangka teoritis

6. Metode penelitian

7. Sistematika pembahasan

Bab Kedua: Penjelasan seputar Tafsir ilmi

1. Penjelasan seputar i’jaz Ilmi

a. Penjelasan tentang tafsir ilmi

b. Pengertian tentang I’jaz ilmi

c. Kegunaan i’jaz Ilmi

d. Perbedaan antara I’jaz ilmi dan tafsir ilmi

e. Pendapat ulama tentang tafsir ilmi

2. Penjelasan tentang Aerodinamika

a. Pengertian tentang Aerodinamika

b. Aerodinamika yang bekerja pada pesawat terbang

Bab Ketiga: Penafsiran tentang terbangnya burung dalam Qur’an

1.Penafsiran tentang teori terbang burung dalam Qur’an menurut para

mufassir

a. Ayat-ayat tentang burung dalam Al-Qur’an

15
b. Penafsiran tentang surah al-Mulk :19 dan surah an-nahl 79

2. Pembahasan tentang burung

a. Sifat dan jenis-jenis burung

b. Anatomi burung dan fungsinya

c. Relevansi penafsiran ayat tentang aerodinamika pada burung

dengan ilmu pengetahuan

Bab Keempat: Penutup

1. Hasil Penelitian

2. Saran

3. Penutup

16
Daftar Pustaka

Syihabuddin as-sayd mahmud Al-alusi Al-Baghdadi Abu sana’,Ruhul Ma’ani (Mesir,Dar-

Thoba’ah AL muniriah,1353H)

Manna’ Kholi al-qatthan, Manna’ alqatthan mabahis fii uluil qur’an (Riyadh:Al-Haraini)

Zaghlul Raghib Muhammad An-Najjar ,Min Ayatil I’jazul ilmi al-ardu fil qur’anil kariim,

(Beirut:Dar-el Ma’rifah,2005)

Farah Nur Fauziah,Tesis Migrasi burung dalam perspektif Alqur’an (kajian tematik)

menurut Thantawi Jauhari, (Program studi Ilmu Alqur’an dan Tafsir,UIN Sunan

Ampel Surabaya,2015)

Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wal Mufassirun, (Bandung pustaka

Ridwan ,2008) Juz 5,

M.Quraish Shihab, Mu’jizat al-Qur’an, (Bandung: Mizan,1998),hal 165-166

Muhammad fu’ad Abdul Baqi, Al-mu’jam al-mufahros li`lalfadzil qur’an,(Darul

Hadist,Kairo,2007)

Zaghlul Raghib Muhammad An-Najjar,Tafsir ayat kauniyah fiil Qur’anil kariim

(Kairo:Maktabah syuruq ad-Dauliyah,2007) Juz 4

Nurul Afifah,”El-Naggar’s scientific Qur’anic Interpretation Method” Fakultas Ushuluddin

Program studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir,Universitas Darussalam Gontor,

Ponorogo,2016.

17
Dani Hidayat “Binatang dalam al-Qur’an (Kajian Tematik)”Fakultas Ushuluddin, Studi

Agama dan Pemikiran Islam,Jurusan Tafsir Hadis,UIN Sunan

Kalijaga,Yogyakarta 2010.

Nashruddin Baidan, Metodologi Khusus Penelitian Tafsir,(Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Pelajar,215)

Al-Ustadez Hakim Syekh thantawi Jauhari, Al-Jawahir fii tafsir al-Qur’aniul


kariim((Mesir:Matba’ah Al-Musthofa Al-bab,1351 H) juz 24 hal 209
El.Houghton and P.W Carpenter, Aerodynamics For Engineering Students (Great Britain
by Martins the Printers,2003)
D.Anderson Jr John, Fundamentals of Aerodynamics (America:Mc Graw-Hill Inc,1991)

Prof.Dr.H Rosihon Anwar,M.Ag dan Asep Muharom,M.Ud, Ilmu Tafsir edisi revisi
(Bandung,CV Pustaka Setia,2015)

Muhammad Julkarnain, Epistimologi Tafsir Ilmi (Jurnal Penelitian Keislaman, vol. 10, No. 1,
Januari 2014)
Prof.Dr.H Rosihon Anwar,M.Ag dan Asep Muharom,M.Ud, Ilmu Tafsir edisi revisi
(Bandung,CV Pustaka Setia,2015)

18

Anda mungkin juga menyukai