Anda di halaman 1dari 2

Gunungkidul 

- Tindakan GR (14), siswa kelas 8 SMP N 5 Ngawen, Gunungkidul yang mengancam


gurunya dengan sabit karena gawainya disita tidak dikeluarkan dari sekolah. Disdikpora menilai,
keputusan itu diambil karena perilaku GR masih bisa diperbaiki.

Perlu diketahui, video berdurasi 29 detik itu memperlihatkan seorang remaja yang mengenakan
kaus berwarna merah dan celana panjang warna cokelat mendatangi sebuah Sekolah. Dengan
menenteng sajam di tangan kanannya, remaja itu berjalan masuk ke sebuah bangunan yang diduga
ruang guru

"Wis tak balekke HP mu (sudah, ini saya kembalikan Hp mu)," ujar pria yang tengah merekam
video sembari mengambil sebuah benda yang diduga Hp di tasnya.
Selanjutnya, pria yang diduga Guru ini keluar dari ruangan untuk menghampiri remaja tersebut.

"Nyoh tak balekke, jupuk, gek mulih terus pindah sekolah, rasah sekolah ning kene meneh (ini saya
kembalikan Hp mu, ambil terus pulang dan pindah Sekolah sana, jangan Sekolah di sini lagi)," ucap
pria tersebut sembari mengembalikan smartphone milik remaja itu dengan cara melemparkannya
melalui lantai.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul, Bahron
Rosyid mengaku telah memanggil Kepala SMP N 5 Ngawen tadi sore. Pemanggilan itu untuk
mengklarifikasi video viral yang memperlihatkan anak didiknya mengancam seorang Guru karena
gawai sang murid disita.
"Saya tadi menghadirkan kepala Sekolah (SMP N 5 Ngawen), dan memang benar bahwa hari Kamis
(5/9/2019) ada pembelajaran di kelas dan anak tersebut (GR) main Hp. Kemudian diketahui oleh
Guru yang mengampu mata pelajaran, dan Hp itu langsung diamankan, karena tata tertibnya
memang seperti itu," ucap Bahron saat dihubungi detikcom melalui sambungan telepon, Rabu
(11/9/2019) malam.
"Nhah, hari Jumat (6/9/2019) itu dia (GR) datang ke Sekolah sambil bawa arit (sabit). Karena
khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, Guru langsung menyerahkan Hp kepada dia dengan cara
dilempar melalui lantai," imbuhnya.
Terlebih, tata tertib di SMP N 5 Ngawen memang melarang siswa bermain gawai saat kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Apabila ada siswa yang kedapatan bermain gawai, sang guru berhak
menyitanya dan gawai dapat diambil apabila siswa membuat surat pernyataan yang diketahui
orangtua siswa.
"Kepala Sekolah (SMP N 5 Ngawen) saya suruh tetap tegakkan tata tertib sekolah. Terus yang
kedua, anak itu (GR) harus tetap Sekolah, karena paradigma kita tidak ada anak yang jahat, kalau
anak yang salah ada," katanya.
"Apalagi kewajiban Guru itu membetulkan yang salah, termasuk siswa yang bawa arit ke Sekolah
tidak perlu dihukum. Karena hal itu salah maka harus dibenarkan agar kejadian serupa tidak
terulang lagi," sambung Bahron.
Bahron menambahkan, bahwa kasus itu telah diselesaikan secara kekeluargaan. Selain itu, untuk
mencegah serupa terulang kembali, ia meminta peran serta orangtua murid dalam mendidik
anaknya.

"Tentu juga tidak hanya kewajiban Guru tapi orangtua dan masyarakat juga bahwa tata tertib
memang harus ditegakkan. Seperti kalau ada yang Hpnya disita ya itu karena menegakkan tata
tertib dan jangan dianggap Guru yang salah, karena masih bisa diambil dengan menyertakan surat
pernyataan," kata Bahron.
Sumber:
https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4702511/murid-ancam-guru-pakai-sabit-di-gunungkidul-
tak-dikeluarkan

Soal:
1. Berikan pendapatmu terkait dengan isi berita di atas!

Anda mungkin juga menyukai