Anda di halaman 1dari 2

Ayat (1) : “Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/jasa ditujukan untuk diperdagangkan

dilarang membuat atau mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau
perjanjian apabila:
a) Menyatakan pengalihan tanggung jawab pelaku usaha.
a. Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara
langsung ataupun tidak langsung untuk melakukan segala tindakan sepihak yang
berkaitan dengan barang yang dibeli konsumen secara angsuran.
b. Mengatur perihal pembuktian atas hilangnya kegunaan barang atau pemanfaatan
jasa yang dibeli oleh konsumen.
c. Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru,
tambahan, lanjutan, dan atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh
pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya.
b) Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku untuk membebankan
hak tanggungan, hak gadai, atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh
konsumen secara angsuran.
Ayat (2) : Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula yang letak atau bentuknya sulit terlihat
atau tidak dibaca secara jelas, atau yang mengungkapkannya sulit dimengerti. (Apabila
kontrak perjanjian tidak pernah diterima/diberikan oleh konsumen).
Ayat (3) : Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau
perjanjian yang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dinyatakan BATAL
DEMI HUKUM.
Ayat (4) : Pelaku usaha WAJIB menyesuaikan klausula yang bertentangan dengan undang-
undang.

1. Bahwa berdasarkan Yurisprudensi MA No. 2027K/BU/1984 telah dinyatakan:


“Bahwa denda (Pinalty) yang telah diperjanjikan oleh para pihak atas keterlambatan
pembayaran pokok pinjaman pada hakekatnya merupakan suatu bunga yang terselubung, maka
berdasarkan asas keadilan hal tersebut tidak dibenarkan, karena itu tuntutan tentang bayaran
denda/penalty tersebut harus ditolak”
Berdasarkan undang-undang no. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menyatakan
pada pasal 4 tentang hak konsumen diantaranya:
a. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
b. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
Konsumen secara patut.

Anda mungkin juga menyukai