Anda di halaman 1dari 84

BIDANG : BIOLOGI SMA

SOAL & PEMBAHASAN


MEDAN SCIENCE COMPETITION
Minggu, 30 Agustus 2020

Naskah soal ini terdiri dari 60 soal dalam bentuk


Boleh menggunakan kalkulator
Pilihan Berganda (120 menit)

Selama lomba berlangsung, tidak diperkenankan


Tuliskan data peserta pada lembar jawaban di bertanya atau meminta penjelasan mengenai soal –
tempat yang disediakan soal yang diujikan kepada siapapun, termasuk
panitia pengawas.

Jawablah lebih dahulu soal – soal yang menurut


Pikirkanlah sebaik – baiknya sebelum menjawab
Anda mudah, kemudian lanjutkan dengan menjawab
tiap soal, setiap soal memiliki nilai yang berbeda-
soal – soal yang lebih sukar sehingga semua soal
beda seperti yang terdapat dalam soal
terjawab

Hitamkan pilihan pada Lembar Jawaban Untuk keperluan coret – mencoret harap pergunakan
Komputer (LJK) sesuai dengan pilihan jawaban tempat yang terluang pada naskah soal ini dan
Anda dengan menggunakan pensil 2-B jangan sekali – kali menggunakan lembar jawaban

Setelah lomba selesai, harap saudara duduk di


Perhatikan agar lembar jawaban tidak kotor,
tempat saudara sampai pengawas datang ke tempat
tidak basah, tidak terlipat dan tidak sobek
saudara untuk mengumpulkan lembar jawaban

TINGKAT: SMA/MA
BIDANG

BIOLOGI
Penyelenggara :
posipelatihan P O S I
(PELATIHAN OLIMPIADE SAINS INDONESIA)
Posi Pelatihan Olimpiade Head Office : Jl. Eka Surya, Kecamatan Namorambe
Posi Pelatihan Olimpiade Kabupaten Deli serdang, Kota Medan, Sumatera Utara

www.posi.or.id Contact Person : - 0812 – 6480 – 5832


- 0852 – 7075 – 0758
Posi Pelatihan
FOKUS~HEBAT~JUARA
FOKUS – HEBAT – JUARA Page 1 of 84
(MSC POSI 2020)
BIDANG : BIOLOGI SMA

1. Pada proses rekombinasi DNA E. coli, protein RecA dapat mengkatalisis baik tahap inisiasi rekombinasi
maupun tahap migrasi DNA. Protein ini mendukung proses rekombinasi dengan menempel pada untai tunggal
DNA dan mengkatalisis pemasangan untai tunggal tersebut menuju untai ganda lainnya yang memiliki sekuens
homolog. Salah satu percobaan untuk menguji aktivitas protein RecA adalah uji pembentukan DNA sirkuler
untai ganda dari campuran molekul DNA linier untai ganda dan molekul DNA sirkuler untai tunggal (Gambar
A). Reaksi ini terjadi melalui dua tahap, yaitu (1) pemasangan basa antara DNA sirkuler dan linier dan (2)
migrasi DNA dari molekul DNA untai ganda menunju DNA untai tunggal.

Gambar A

Salah satu pertanyaan yang ingin dikaji oleh ilmuwan adalah apakah reaksi yang dikatalis oleh RecA bersifat
direksional atau tidak. Untuk itu, dilakukan percobaan sebagai berikut. DNA sirkuler untai tunggal (berukuran
7 kb) yang telah terlebih dahulu dilabeli dengan 32P dicampur dengan molekul DNA linier untai ganda dalam
keberadaan protein RecA. Ketika pasangan DNA untai tunggal dan molekul DNA linier terbentuk, mereka
menjadi sensitif terhadap pemotongan oleh enzim restriksi (yang awalnya tidak dapat memotong DNA untai
tunggal). Dengan mengambil sampel seiring berjalannya waktu, sampel tersebut didigesti dengan menggunakan
enzim restriksi, dan divisualisasikan pada elektroforesis gel agarosa. Hasil percobaan tersebut diilustrasikan
pada Gambar B. Situs pemotongan oleh enzim restriksi ditunjukkan pada map restriksi di Gambar C. Tanda
panah menunjukkan arah orientasi DNA dari 5’ ke 3’.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 2 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Gambar B Gambar C

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai percobaan di atas!


I. Proses migrasi segmen DNA yang dibantu oleh protein RecA terjadi secara bidireksional.
II. Invasi molekul DNA linier ke DNA sirkuler terjadi pertama kali oleh ujung 3’ oleh strand minus DNA
linier.
III. Migrasi DNA terjadi dengan orientasi 3’ ke 5’ pada strand minus DNA linier.
IV. Migrasi DNA yang dikatalis oleh protein RecA memiliki kelajuan sebesar 10 nukleotida per detik.
Pernyataan yang benar adalah …
A. II saja
B. III saja
C. II dan III
D. II, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

2. Kolesterol di dalam tubuh manusia ditranspor melalui sistem peredaran darah dalam beberapa bentuk partikel
lipoprotein, salah satunya adalah low-density lipoprotein (LDL). LDL terbentuk dari satu molekul protein
bernama apolipoprotein dan ribuan molekul kolesterol dan fosfolipid. Sebagian rantai apolipoprotein berada
pada permukaan partikel dan menghadap lingkungan air, sedangkan bagian lainnya berinteraksi dengan
kolesterol atau bagian hidrofobik dari fosfolipid. Saat sel membutuhkan tambahan asupan molekul kolesterol,
sel mengekspresikan reseptor di permukaan membran sel untuk mengenali partikel LDL. Pengenalan tersebut
akan menginisiasi endositosis LDL ke dalam sel.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai LDL dan endositosis LDL oleh sel!
I. Protein apolipoprotein termasuk ke dalam golongan protein ampifilik.
II. Di partikel LDL, fosfolipid berada di permukaan partikel saja dan kepala polarnya berinteraksi dengan
lingkungan air.
III. Reseptor partikel LDL adalah protein transmembran yang mampu menempel secara spesifik dengan
molekul kolesterol.
IV. Peningkatan sintesis glikolipid menyebabkan peningkatan pengambilan partikel LDL ke dalam sel.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I saja
B. I dan II
C. I, II, dan IV
D. I, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 3 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan penjelasan di bawah ini dengan saksama untuk menjawab pertanyaan no 3 dan 4!
Protein E2F menempel pada sekuens DNA spesifik melalui domain pengikat DNA-nya (DNA-binding domain),
kemudian mengaktifkan transkripsi gen yang berperan dalam pembelahan sel. Protein lainnya yang bernama Rb
menempel pada E2F dan menghambat kinerjanya sehingga protein Rb akan memiliki efek negatif terhadap
pembelahan sel. Ketika sel menerima signal untuk menginisiasi pembelahan sel, protein kinase bernama Cdk
menempel pada protein Rb dan memfosforilasinya. Cdk menempel pada Rb pada situs penempelan yang berbeda
dengan situs katalitik kinase-nya. Fosforilasi protein Rb menyebabkan kompleks Rb-E2F terdisosiasi dan melepaskan
E2F untuk mengaktifkan gen terkait dengan proses pembelahan sel. Inaktivasi protein Rb akibat mutasi atau delesi
menjadi salah satu fenomena penting dalam pembentukan beberapa jenis kanker.

3. Anda menemukan sebuah kanker baru yang diakibatkan oleh adanya mutasi yang menginaktivasi situs
penempelan Rb di Cdk. Mutasi tersebut diperkirakan dapat mempengaruhi kinetika reaksi fosforilasi Rb oleh
Cdk. Mutasi tersebut diperkirakan akan menyebabkan …
A. Penurunan signifikan pada parameter Km
B. Peningkatan signifikan pada parameter Km
C. Penurunan signifikan pada parameter Vmax
D. Peningkatan signifikan pada parameter Vmax
E. Tidak terjadi perubahan signifikan pada parameter Km dan Vmax

4. Dari beberapa hipotesis di bawah ini, hipotesis yang memberikan penjelasan paling logis terhadap bagaimana
fosforilasi protein Rb menyebabkan disosiasi dari protein E2F adalah …
A. Fosforilasi Rb menyebabkan E2F mengalami perubahan konformasi sehingga kompleks mengalami
disosiasi.
B. Fosforilasi Rb menyebabkan adanya gaya tolak-menolak muatan molekul antara gugus fosfat dengan daerah
protein E2F yang bermuatan positif.
C. Fosforilasi Rb menyebabkan inaktivasi domain penempelan Rb terhadap Cdk.
D. Fosforilasi Rb menyebabkan perubahan struktur primer dari protein Rb sehingga mencegah penempalan
protein E2F.
E. Semua hipotesis di atas tidak tepat dalam menjelaskan fenomena disosiasi kompleks Rb-E2F akibat
fosforilasi Rb.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 4 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

5. Aktivasi Cdc42 (GTPase berupa protein periferal monomerik) akan menyebabkan polimerisasi aktin untuk
membentuk filopodia atau microspikes pada sel. Efek Cdc42 diperkirakan dimediasi oleh protein sitoplasmik
N-WASp, yaitu protein multifungsi dalam sel. Gambar A menunjukkan struktur N-WASp yang mengandung
domain pleckstrin homology (PH) yang mampu berikatan dengan PIP2; domain pengikat GTPase (G); domain
verprolin homology (V) yang menempel pada filamen aktin; dan domain C-terminal acidic (A) yang menempel
pada kompleks Arp2/3.

Gambar A

Gambar B

Pada ekstrak sel telur Xenopus yang menjadi sumber komponen sitoskeleton, penambahan Cdc42 bersamaan
dengan GTPγS (analog GTP yang tidak dapat dihidrolisis) menstimulasi polimerisasi aktin. Jika ekstrak diberi
perlakuan antibodi spesifik N-WASp untuk menurunkan kandungan N-WASp bebas di ekstrak telur,
penambahan Cdc42 dan GTPγS tidak menyebabkan polimerisasi aktin (Gambar B). Polimerisasi ini dapat
dikembalikan bila dilakukan penambahan dengan N-WASp, tetapi tidak jika dilakukan penambahan dua bentuk
mutan N-WASp: mutan H208D dan Δcof. Protein mutan H208D tidak dapat menempel pada Cdc42, sedangkan
mutan Δcof mengalami kerusakan fungsi pada bagian domain cofilin.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai percobaan yang dilakukan di atas!


I. Jalur aktivasi polimerisasi aktin melibatkan interaksi tidak langsung antara Cdc42 dan N-WASp.
II. Domain cofilin berkemungkinan mampu memediasi protein N-WASp untuk berikatan dengan filamen
aktin.
III. Domain cofilin berkemungkinan mampu memediasi protein N-WASp untuk berikatan dengan kompleks
Arp2/3.
IV. Baik protein Cdc42 maupun N-WASp disintesis oleh ribosom bebas.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I, II, dan III
B. II, III, dan IV
C. I dan IV
D. II dan III
E. IV saja

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 5 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

6. Perhatikan grafik di bawah ini yang menggambarkan laju pertumbuhan di ujung plus dan ujung minus filamen
aktin sebagai fungsi terhadap konsentrasi monomer aktin. Grafik A menunjukkan pengukuran pada rentang
konsentrasi yang lebar, sedangkan grafik B menunjukkan pengukuran pada rentang konsentrasi yang sempit.

Gambar A

Gambar B

Berdasarkan pada keterangan di atas, perhatikan beberapa pernyatan berikut ini!


I. Pertumbuhan ujung plus filamen aktin terjadi secara linier dengan konsentrasi monomer, akan tetapi laju
reaksi enzimatis yang terjadi akan membentuk grafik ber-plateau akibat adanya saturasi oleh substrat
monomer.
II. Pada titik A, ujung plus dan ujung minus mengalami pemendekan dengan laju pemendekan ujung plus lebih
cepat dari ujung minus.
III. Pada titik C, ujung plus dan ujung minus mengalami pemanjangan dengan laju pertumbuhan ujung plus
lebih tinggi jika dibandingkan ujung minus.
IV. Konsentrasi kritis untuk pertumbuhan kedua ujung filament aktin berbeda, dengan konsentrasi kritis ujung
plus berkisar 0,125 μM dan konsentrasi kritis ujung minus berkisar 0,6 μM.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I, II, dan IV
B. I, III, dan IV
C. III dan IV
D. I dan IV
E. IV saja

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 6 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

7. Salah satu teknisi laboratorium biomolekuler bernama Januar mempurifikasi protein X dari E. coli menggunakan
kolom kromatografi afinitas. Tidak hanya protein normal, Januar juga telah berhasil menemukan varian protein
X mutan dari E. coli. Kedua varian protein X tersebut diseparasi dan divisualisasi pada native gel dan SDS gel
elektroforesis dalam kondisi non-reducing. Hasil visualisasi pada dua gel tersebut dipaparkan di bawah ini.
Keterangan berat molekul 1 asam amino sekitar 110 Dalton.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai percobaan yang dilakukan di atas!


I. Gel B menunjukkan native gel, sedangkan Gel A menunjukkan SDS PAGE.
II. Protein X adalah protein tetramer yang terbentuk dari dua heterodimer yang identik.
III. Protein mutan X memiliki subunit protein yang terikat dengan ikatan kovalen.
IV. Subunit besar dari protein X terdiri atas 455 residu asam amino.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I dan III
B. I dan IV
C. II dan III
D. I, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 7 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

8. Secara normal, enzim (E) akan berikatan dengan Substrat (S) membentuk kompleks Enzim-Substrat (ES) yang
selanjutnya akan menghasilkan Produk (P) dan melepaskan Enzim (E) kembali. Gambar di bawah ini
menunjukkan mekanisme penghambatan dari 2 jenis inhibitor (I) yang berbeda dalam mempengaruhi kinetika
enzim.

Inhibitor 1

Inhibitor 2

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai mekanisme inhibitor di atas!


I. Baik pemberian inhibitor 1 maupun pemberian inhibitor 2 mengakibatkan perubahan parameter Vmax.
II. Baik pemberian inhibitor 1 maupun pemberian inhibitor 2 mengakibatkan perubahan parameter Km.
III. Penambahan substrat berlebih mampu mengatasi efek pemberian inhibitor 1.
IV. Inhibitor 1 merupakan contoh dari reversible inhibitor, sedangkan inhibitor 2 merupakan contoh dari
irreversible inhibitor.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I saja
B. I dan II
C. I dan IV
D. II dan III
E. II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 8 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan penjelasan di bawah ini dengan saksama untuk menjawab pertanyaan no 9 dan 10!
Sebanyak 5% genom manusia terdiri atas segmen DNA hasil duplikasi. Segmen-segmen tersebut memiliki homologi
yang sangat tinggi sehingga menunjukkan asal yang relatif masih baru. Homologi yang tinggi tersebut
memungkinkan adanya peristiwa rekombinasi antar-segmen yang dapat menurunkan atau meningkatkan jumlah
segmen tersebut. Peristiwa ini diduga bertanggung jawab atas terbentuknya beberapa kelainan manusia, salah satunya
adalah buta warna merah-hijau yang dialami oleh 8% pria dalam populasi. Gen pengkode pigmen visual merah dan
hijau berada di kromosom X. Kedua gen tersebut memiliki segmen DNA duplikasi yang 98% identik dari segi
panjang sekuens (ekson dan intron). Akan tetapi, gen-gen tersebut dapat dibedakan dengan keberadaan situs
pengenalan enzim RsaI. Digesti RsaI menghasilkan fragmen yang lebih panjang pada tipe gen RsaI-A dan fragmen
yang lebih pendek pada tipe gen RsaI-B. Perbedaan ini dikenal sebagai fragment length polymorphism (RFLP) dan
dapat digunakan untuk menganalisis kedua gen tersebut. Untuk analisis tersebut, genom dari beberapa pria dengan
penglihatan normal, buta warna hijau, dan buta warna merah direstriksi dengan RsaI dan diberi probe khusus untuk
mengenali RFLP tersebut (Gambar A). Selanjutnya, dilakukan restriksi NotI yang dapat memotong gen RsaI-A, tetapi
tidak pada gen RsaI-B. Restriksi fragmen kemudian diseparasi dan dihibridisasi dengan probe yang mengenali kedua
jenis gen. Rasio gen RsaI-A terhadap gen RsaI-B diestimasi dari hasil hibridisasi dengan mengkuantifikasi intensitas
pita DNA (Gambar B).

Gambar A

Gambar B

9. Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Gen RsaI-A mengkode pigmen visual merah, sedangkan gen RsaI-B mengkode pigmen visual hijau.
II. Rekombinasi yang terjadi pada segmen-segmen tersebut menghasilkan produk dengan ukuran yang tidak
serupa (unequal).
III. Variasi panjang segmen duplikasi gen RsaI-A dapat menyebabkan penyakit buta warna merah atau hijau.
IV. Variasi panjang segmen duplikasi gen RsaI-B dapat menyebabkan penyakit buta warna merah atau hijau.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 9 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Pernyataan yang benar adalah …


A. Tidak ada pernyataan yang benar
B. I saja
C. II saja
D. II dan III
E. III dan IV

10. Ukuran segmen berulang dari hasil duplikasi pada situs tersebut adalah …
A. Bervariasi sehingga tidak dapat ditentukan secara pasti
B. 39 kb
C. 66 kb
D. 156 kb
E. 222 kb

11. Seorang peneliti ingin mengkloning sebuah Gen A dari DNA genom bakteri termofil (ditunjukkan sebagai kotak
hitam di gambar, promoter ditunjukkan dengan tanda panah) ke dalam vektor kloning yang Anda inginkan, yaitu
Vektor pGEGT58 yang berukuran 3000 kb. Situs restriksi yang tersedia pada vektor pGEGT58 dan di sekitar
coding sekuens Gen A ditampilkan pada gambar di bawah ini. Plasmid ini memiliki selectable marker berupa
gen resistensi terhadap antibiotik tetrasiklin dan ampisilin.
SalI
HindIII XhoI

KpnI pGEGT58
TetR 3000 kb AmpR

Bacterial ORI

Promoter
KpnI SalI HindIII KpnI
t

KpnIII 1,5 kb HindIII

0,5 kb
Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai starategi kloning yang dapat dilakukan!
I. Hanya terdapat satu alternatif cara pemotongan untuk mengkloning Gen A ke dalam pGEGT58.
II. Anda dapat menyeleksi vektor yang berhasil memiliki Gen A dengan mentransformasikan vektor ke dalam
bakteri dan menumbuhkan pada media mengandung Ampicilin dan Tetracyclin.
III. Kloning Gen A ke dalam vektor dapat menghasilkan dua macam orientasi dan hanya salah satu orientasi
saja yang menghasilkan produk fungsional.
IV. Vektor yang berhasil mengandung Gen A dapat dipotong dengan enzim KpnI dan SalI menghasilkan 3
fragmen DNA berbeda (500 bp, 1.500 bp, dan 3000 bp) sebagai bukti penegasan.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I saja
B. I dan II
C. I dan III
D. I, II, dan III
E. III dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 10 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

12. Seorang peneliti ingin mempelajari proses sintesis protein globin alpha dan beta pada sel retikulosit kelinci.
Molekul mRNA globin ditranlasikan oleh beberapa ribosom secara simultan (poliribosom) seperti pada Gambar
A (sebagai contoh: keberadaan lisin diilustrasikan pada residu ke-8 dan ke-16). Dalam percobaan ini, sel
retikulosit kelinci diinkubasi pada media mengandung asam amino lisin terlabeli sehingga protein globin dapat
tertandai. Ribosom yang masih mesintesis protein globin diisolasi menggunakan sentrifugasi. Rantai protein
globin yang masih melekat pada ribosom diberi perlakuan enzim tripsin yang memotong peptida tersebut.
Tripsin memotong peptida pada bagian C-terminal lisin sehingga hasil pemotongan yang diperoleh memiliki
beragam peptida dengan ujung C-terminal lisin. Peptida yang telah terpotong diisolasi dan dipisahkan
menggunakan high-performance liquid chromatography (HPLC) dan diukur tingkat signal radioaktifnya. Hasil
percobaan tersebut dituangkan dalam grafik yang menunjukkan hubungan jumlah radioaktif dalam peptida
dengan ukuran peptide yang dihasilkan dari pemotongan (Gambar B).

Gambar A

Gambar B

Bila terjadi penghambatan sintesis protein di suatu titik di mRNA globin, grafik yang diharapkan akan teramati
adalah grafik …
A.
Radioactivity in peptide (cpm)

Residue number

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 11 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

B.
Radioactivity in peptide (cpm)

Residue number

C.
Radioactivity in peptide (cpm)

Residue number

D.
Radioactivity in peptide (cpm)

Residue number

E.
Radioactivity in peptide (cpm)

Residue number

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 12 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

13. Regulasi metabolisme karbohidrat dapat dipelajari pada yeast Saccharomyces cerevisiase yang bersifat fakultatif
anaerob. Saccharomyces cerevisiase dapat menggunakan dua jalur metabolisme karbohidrat yang berbeda, yaitu
secara aerob maupun secara anaerob (fermentasi). Pada metabolisme anaerob, yeast mampu menghasilkan
etanol dan CO2. Menariknya, yeast ini dapat melakukan fermentasi menghasilkan etanol dalam media
berglukosa tinggi walaupun berada pada kondisi keberadaan oksigen. Untuk mempelajari lebih dalam, seorang
anak membuat dua set percobaan:

Pada percobaan pertama, si anak A membuat dua biakan yeast pada media dengan konsentrasi glukosa yang
sama. Salah satu biakan ditumbuhkan pada kondisi kadar oksigen rendah, sedangkan biakan lainnya
ditumbuhkan pada kondisi kadar oksigen tinggi. Kadar etanol yang lebih tinggi ditemukan pada kondisi kadar
oksigen rendah.

Pada percobaan kedua, si anak A membuat dua biakan yeast pada media yang terpapar kondisi kadar oksigen
sedang. Salah satu biakan ditumbuhkan pada media dengan konsentrasi glukosa tinggi dan biakan lainnya pada
media dengan konsentrasi glukosa rendah. Kadar etanol yang lebih tinggi ditemukan pada kondisi kadar glukosa
tinggi.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Pada percobaan pertama, kondisi keberadaan oksigen meningkatkan laju glikolisis pada kultur yeast.
II. Pada percobaan pertama, laju konsumsi glukosa meningkat apabila kultur dipaparkan keberadaan oksigen.
III. Pada percobaan kedua, kondisi media dengan konsentrasi glukosa tinggi menurunkan laju glikolisis pada
kultur yeast.
IV. Pada metabolisme secara aerob, aseptor elektron terakhir adalah oksigen, sedangkan pada anaerob, aseptor
elektron terakir yang berperan adalah asam piruvat.

Pernyataan yang benar adalah …


A. Tidak ada pernyataan yang benar
B. IV saja
C. III dan IV
D. II, III dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 13 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

14. Terdapat tiga strategi fotosintesis tumbuhan yang sering dibahas, yaitu strategi fotosintesis tumbuhan C3, C4,
dan CAM. Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan temperatur daun dengan laju fotosintesis ketiga
tumbuhan tersebut. Garis menunjukkan rentang temperatur optimal (T opt) tumbuhan untuk melakukan
fotosintesis. Selain laju fotosintesis, terdapat karakter efisien penggunaan air dan pertumbuhan yang dapat
digunakan untuk membedakan ketiga tumbuhan tersebut.

Plants A

Plants B
Laju Fotosintesis (μmol m-2 s-1)

Plants C

Temperatur Daun (○C)

Jenis Tumbuhan
Karakteristik
1 2 3
Efisiensi Penggunaan Air
150-600 250-300 450-900
(gram air/gram karbon)
Pertumbuhan Biomassa
1,5-1,8 400-500 50-200
(gram biomassa/m2.hari)

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai karakter ketiga jenis tumbuhan di atas!
I. Plants C akan menunjukkan karakteristik jenis tumbuhan 1 yang memiliki resistensi stomata yang sangat
tinggi pada siang hari.
II. Tumbuhan berstrategi C3 akan memiliki hubungan grafik seperti Plants B dan karakteristik jenis tumbuhan
2.
III. Tumbuhan berstrategi C4 akan memiliki hubungan grafik seperti Plants A dan karakteristik jenis tumbuhan
3.
IV. Hanya Plants B yang memiliki enzim Rubisco, sedangkan Plants A dan C tidak.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I saja
B. II dan III
C. II, III, dan IV
D. I, II, dan III
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 14 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

15. Perhatikan sayatan organ batang tumbuhan di bawah ini dengan saksama. Gambar B menunjukkan struktur di
bagian tengah/pusat batang, sedangkan Gambar A menunjukkan struktur selain di pusat batang dan
menunjukkan adanya pertumbuhan sekunder.

A B

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai pertumbuhan sekunder tumbuhan di atas!


I. Anatomi yang ditunjukkan pada Gambar A dapat ditemukan secara umum pada kelompok tumbuhan biji
terbuka dan kelompok tumbuhan dikotil.
II. Tanda panah pada Gambar B menunjukkan jaringan pembuluh yang berkembang dari prokambium.
III. Tumbuhan ini memiliki satu cincin kambium yang menghasilkan xylem dan floem sekunder. Pertumbuhan
sekunder tersebut menghasilkan lingkaran tahunan.
IV. Anda dapat menemukan kambium pada berkas pembuluh di Gambar B.

Pernyataan yang benar adalah …


A. II saja
B. II dan III
C. II dan IV
D. II, III, dan IV
E. I, II, dan III

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 15 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

16. Januar menyukai tumbuhan berbunga untuk ditanam di kebunnya. Berikut adalah empat tumbuhan berbunga
kesukaannya (A, B, C, dan D). Perhatikan dengan saksama bunga dari keempat tumbuhan tersebut!

A B

C D

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai empat tumbuhan berbunga di atas!


I. Tumbuhan A dan B memiliki bunga majemuk, sedangkan tumbuhan C dan D memiliki bunga tunggal.
II. Tumbuhan A memiliki pembungaan bertipe rasemosa, sedangkan tumbuhan B memiliki pembungaan
bertipe samosa.
III. Struktur berwarna kuning pada bunga tumbuhan C sebenarnya bukannya bagian dari bunga.
IV. Tumbuhan D memiliki ovarium superior.

Pernyataan yang benar adalah …


A. IV saja
B. II dan III
C. II dan IV
D. I, II, dan III
E. I, II, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 16 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

17. Berikut ini adalah foto dari sayatan enam buah yang berbeda. Perhatikan dengan saksama buah dan biji dari
keenam tumbuhan tersebut!

A B C

D E F

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai empat tumbuhan berbunga di atas!


I. Tipe plasenta aksiler ditunjukkan oleh buah B, D, dan F.
II. Tipe plasenta parietal ditunjukkan oleh buah A.
III. Tipe plasenta basal ditunjukkan oleh buah E.
IV. Tipe plasenta free central ditunjukkan oleh buah C.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I dan II
B. II dan III
C. I, II dan III
D. II, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 17 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

18. Berikut ini adalah foto penampakan empat tumbuhan yang memiliki struktur unik hasil dari modifikasi organ
batang atau daun. Perhatikan dengan saksama struktur unik pada tumbuhan tersebut!

A B

C D

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai empat tumbuhan di atas!


I. Tumbuhan A memiliki struktur pertahanan diri berasal dari modifikasi batang.
II. Tumbuhan B memiliki struktur pertahanan diri berasal dari modifikasi daun.
III. Tumbuhan C dan D memiliki struktur untuk memanjat berasal dari modifikasi batang.
IV. Tumbuhan C memiliki daun majemuk, sedangkan tumbuhan D memiliki daun tunggal.

Pernyataan yang benar adalah …


A. III saja
B. I dan IV
C. I, II, dan IV
D. I, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 18 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

19. Sebuah tim peneliti mempelajari pohon endemik di daerah selatan China, yaitu Alnus cremastogyne yang
memiliki nilai komersial dan ekologis yang tinggi. Sebuah percobaan dilakukan untuk melihat respon A.
cremastogyne terhadap stress kekeringan baik pada kondisi tanah biasa dan pada kondisi tanah dengan tambahan
fosfat. Parameter yang terukur adalah biomassa daun, biomassa batang, biomassa akar, luas permukaan daun,
tinggi, diameter batang, konduktansi stomata, laju transpirasi, dan efisiensi kuantum maksimum dari PsII
(Fv/Fm) disajikan pada tabel di bawah ini. Nilai parameter dengan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan
nilai yang signifikan.

Kontrol (well-watered) Water-stressed


Parameter
Tanpa P +P Tanpa P +P
Biomassa daun (g) 4,7 ± 0,28a 5,24 ± 0,48a 2,9 ± 0,24b 3,53 ± 0,3b
Biomassa shoot (g) 23,96 ± 4,24a 22,57 ± 3,64a 8,21 ± 0,92b 10,56 ± 1,31b
Biomassa akar (g) 9,83 ± 0,94a 11,31± 0,47a 4,58 ± 0,31b 5,27 ± 0,64b
Luas permukaan daun (cm2) 41,53 ± 1,91a 44,45 ± 2,31a 20,63 ± 3,09b 17,98 ± 1,22b
Tinggi (cm) 72,33 ± 4,33ab 77,66 ± 4,67a 54,33 ± 5,17c 66,16 ± 5,78bc
Diameter batang (mm) 6,68 ± 0,23a 6,43 ± 0,22a 5,2 ± 0,3b 5,28 ± 0,54b
Konduktansi Stomata (mol m-2s-1) 0,08 ±0,01ab 0,09 ± 0,01a 0,04 ± 0,01b 0,06 ± 0,01ab
Laju transpirasi (mmol m-2s-1) 2,69 ± 0,24a 3,29 ± 0,39a 1,04 ± 0,26b 1,28 ± 0,2b
Fv/Fm 0,76 ± 0,06a 0,79 ± 0,03a 0,55 ± 0,05b 0,53 ± 0,06b

Selain itu, beberapa parameter biokimia juga diukur, yaitu kandungan anion peroksida (O2-), kandungan
hydrogen peroksida (H2O2), malondialdehid (MDA), aktivitas superoksida dismutase (SOD), aktivitas
peroksidase (POD), dan aktivitas katalase (CAT), kandungan prolin (Proline), kandungan gula terlarut (SS), dan
kandungan protein terlarut (SP). Histogram dengan huruf yang berbeda menunjukkan nilai parameter yang
berbeda signifikan.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 19 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Stres air menyebabkan penurunan parameter morfologis seperti biomassa akar, batang, daun, tinggi
tumbuhan dan diameter batang. Penambahan nutrient fosfat memiliki efek terhadap respon tumbuhan
terhadap kondisi stress air tersebut.
II. Stres air menyebabkan peningkatan radikal bebas, berupa anion peroksida dan hidrogen peroksida.
Penambahan nutrient fosfat meningkatkan produksi enzim pemecah radikal bebas tersebut pada tanaman
yang mengalami stress air.
III. Tumbuhan yang mengalami stress air memberikan respon dengan mengakumulasi solut terlarut untuk
membuat potensial osmotik selnya menjadi lebih negatif. Penambahan nutrient fosfat meningkatkan respon
akumulasi solut terlarut.
IV. Penurunan protein terlarut diduga akibat penurunan laju sintesis protein sel tumbuhan di kondisi stress air.
Penambahan nutrient fosfat mengurangi efek tersebut.

Pernyataan yang benar adalah …


A. II saja
B. II dan III
C. II dan IV
D. II, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 20 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

20. Peranan gen Mt-ABI5 dalam fenotipe masa simpan biji yang panjang pada M. trucatula diinvestigasi dengan
analisis mutan insersi transposon Tnt1. Tiga mutan insersi yang diperoleh adalah Mt-abi5-1, Mt-abi5-2, dan Mt-
abi5-3 yang insensitif terhadap ABA selama proses germinasi. Ketiga mutan mengalami insersi transposon pada
daerah ORF (Gambar A, kotak abu-abu) yang berada di daerah upstream domain bZIP (Gambar A, kotak hitam).
Untuk mempelajari pengaruh mutasi Mt-abi5 pada perkembangan biji, parameter fisiologis dari maturasi biji
diamati. Empat parameter maturasi biji yang diamati adalah berat kering (Gambar B, grafik garis putus-putus),
kandungan air biji (Gambar B, grafik garis tegas), parameter waktu yang diperlukan untuk membuat 50%
populasi biji germinasi (T50, Gambar C), dan parameter kemampuan biji bertahan pada kondisi kering
(dessication tolerance, Gambar D). Setelah biji telah terbentuk, dilakukan pengamatan pada dua parameter, yaitu
pengukuran persentase germinasi biji seiring waktu penyimpanan (Gambar E), dan parameter P50 yang
menunjukkan waktu penyimpanan yang diperlukan untuk hilangnya kemampuan germinasi 50% populasi biji
(Gambar F). DAP = Days After Pollination.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 21 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Mutasi insersi pada ketiga galur mutan menyebabkan abnormalitas pada proses dormansi.
II. Mutasi insersi pada ketiga galur mutan menyebabkan abnormalitas pada proses germinasi biji.
III. Insensitivitas terhadap ABA pada ketiga mutan menyebabkan abnormalitas pada proses dehidrasi biji.
IV. Dalam proses perkembangan, biji pada ketiga galur mutan memperoleh kemampuan untuk germinasi lebih
lambat jika dibandingkan dengan wild type.

Pernyataan yang benar adalah …


A. II saja
B. I dan II
C. II dan IV
D. I, II, dan III
E. I, II, dan IV

21. Selanjutnya, pengaruh mutasi insersi tersebut pada metabolisme gula non-pereduksi tumbuhan dan ekspresi
protein untuk imbibisi, yang disebut Seed Imbibition Protein1 (SIP1) dianalisis. Raffinose Family Olygosacaride
(RFO) merupakan keluarga gula derivatif dari Sucrosa, yang meliputi Raffinosa, Stachiosa, dan Verbascosa.
Kandungan sukrosa (Gambar A), Raffinosa (Gambar B), Stachiosa (Gambar C), dan Verbascosa (Gambar D)
diukur baik pada kondisi 32 hari setelah polinasi (DAP) dan pada kondisi bijji telah mature. Perbandingan
kandungan RFO per kandungan sukrosa biji pada ketiga galur mutan diukur juga (Gambar E). Ekspresi SIP1
pada ketiga galur mutan disajikan pada Gambar F dan telah dinormalisasi dengan ekspresi gen aktin. Data yang
ditunjukkan dengan huruf yang berbeda menunjukkan data yang berbeda signifikan terhadap wild type.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 22 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Pada biji tumbuhan wild type, maturasi biji menyebabkan penurunan kandungan gula non-pereduksi.
II. Pada biji tumbuhan galur mutan, maturasi biji menyebabkan peningkatan kandungan gula stakiosa dan gula
verbaskosa, namun mengalami penurunan kandungan kandungan gula sukrosa dan rafinosa.
III. Pada biji tumbuhan galur mutan, biji mengalami penurunan ekspresi SIP1 sebesar 10 hingga 20% jika
dibandingkan dengan wild type.
IV. Walaupun biji mature dari wild type memiliki kandungan gula sukrosa yang lebih rendah, kandungan RFO
wild type lebih tinggi secara signifikan jika dibandingkan dengan galur mutan.

Pernyataan yang benar adalah …


A. IV saja
B. I dan II
C. II dan IV
D. I, II, dan IV
E. I, II, III, dan IV

22. Perhatikan empat jenis tumbuhan yang ditunjukkan di bawah ini!

A B

C D

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai empat tumbuhan berbunga di atas!


I. Tumbuhan B, C, dan D mempunyai meristem apikal, sedangkan tumbuhan A tidak.
II. Hanya tumbuhan B, C, dan D yang memiliki kutikula.
III. Semua tumbuhan di atas mengalami metagenesis. Tumbuhan A dan B memiliki generasi dominan adalah
gametofit, sedangkan tumbuhan C dan D memiliki generasi dominan adalah sporofit.
IV. Pembentukan gamet pada tumbuhan A dan B terjadi melalui pembelahan mitosis, sedangkan tumbuhan C
dan C terjadi melalui pembelahan meiosis.

Pernyataan yang benar adalah …


A. Tidak ada pernyataan yang benar
B. II saja
C. III dan IV
D. I, II, dan III
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 23 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

23. Serrani et al. (2007) mempelajari pengaruh hormon Giberelin (GA) di perkembangan buah tomat (Solanum
lycopersicum). Untuk mengetahui efek modifikasi dari GA endogenous terhadap perkembangan buah tomat,
beberapa molekul GA di jalur metabolisme 13-hydroxylation diukur dari tanaman tomat yang telah dipolinasi
dalam keberadaan inhibitor biosintesis giberelin atau tidak.

Weight
GA1 GA8 GA19 GA20 GA44 GA53
(g fruit-1)
- LAB 1,04 ± 0,06 2,7 ± 0,8 31,4 ± 0,3 8,7 ± 0,4 23,5 ± 0,6 2,7 ± 0,1 < 0,1
+LAB 0,47 ± 0,04 1,2 ± 0,0 3,3 ± 0,9 30,5 ± 0,9 50,5 ± 6,1 3,4 ± 0,2 3,1 ± 1,6

Selanjutnya, mereka memberikan aplikasi beberapa jenis giberelin eksogenous ke ovarium yang belum
terpoliniasi. Pemberian ini bertujuan mengetahui aktivitas metabolit giberelin tersebut dalam memicu
perkembangan ovarium yang belum terbuahi menjadi buah.

Serrani et al. juga mengamati dinamika ekspresi beberapa gen terkait metabolisme hormon giberelin pada ovarium
yang belum dan sudah dibuahi. Pada ovarium yang tidak terbuahi, pengukuran berawal dari tiga hari sebelum
bunga mekar (-3), hari saat bunga mekar (0), hari ke-5 (5), ke-10 (10) dan ke-20 (20). Pada ovarium yang terbuahi,
pengukuran dilakukan dari hari ke-5 (5), ke-10 (10) dan ke-20 (20). Untuk ovarium yang terbuahi, sampel diambil
dari keseluruhan ovarium (E), pericarp (P), dan biji (S). Pengukuran ekspresi gen secara semi-kuantitatif
dilakukan dengan RT-PCR. Nilai di bawah pita DNA menunjukkan nilai ekspresi gen terkait yang telah
dinormalisasi dengan ekspresi gen Aktin di tanaman.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 24 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Penambahan inhibitor biosintesis giberelin menyebabkan adanya akumulasi intermediet GA19, GA20, GA44,
GA53, dan GA8.
II. Hasil percobaan di atas menunjukkan bahwa perkembangan ovarium menjadi buah bergantung pada
Giberelin.
III. Hanya ovarium yang terbuahi yang dapat berkembang menjadi buah.
IV. Pada saat ovarium belum terbuahi, enzim yang berfungsi memetabolisme prekursor GA 19 menjadi
prekursor selanjutnya berada dalam kondisi terlimitasi.
V. Di ovarium, polinasi menyebabkan penurunan transkrip SIGA20ox1, -2, dan -3, dan SICPS, tetapi tidak
pada SIGA3ox1 dan -2.

Pernyataan yang benar adalah …


A. IV saja
B. I dan II
C. II dan IV
D. II, III, dan IV
E. III, IV, dan V

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 25 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

24. Perhatikan hasil percobaan berikut mengenai blue light reseptor terhadap pembukaan stomata daun tumbuhan.
Protoplas dari sel penjaga stomata daun Vibia faca diisolasi dan diletakkan dalam sebuah medium. Protoplas
tersebut distimulasi menggunakan cahaya biru selama 30 detik dan kemudian diukur pH medium suspensi
protoplas. Selain itu, dilakukan patch clamp eksperimen untuk mengetahui aktivitas pompa ion di protoplas
akibat stimulus cahaya biru. Di percobaan lain, protoplas diberi Fusicocin sehingga menghasilkan pola
pergerakan ion yang sama saat pemberian cahaya biru dan diikuti penambahan X yang mengembalikan kondisi
pergerakan ion ke kondisi semula.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Cahaya biru mengakibatkan pemompaan proton ke dalam sitoplasma sel penjaga.
II. Cahaya biru mengakibatkan protoplas bertambah besar (turgid).
III. Fusicoccin merupakan aktivator H-ATPase dan mengakibatkan penutupan stomata.
IV. Senyawa X dapat berupa CCCP, yaitu sejenis ionophore.

Pernyataan yang benar adalah …


A. IV saja
B. II dan IV
C. I, II, dan IV
D. I, III, dan IV
E. II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 26 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

25. Modifikasi genetik pada haemoglobin menjadi salah satu penunjang beberapa vertebrata untuk bertahan di
lingkungan hipoksia. Suatu studi mempelajari karakteristik disosiasi oksigen dari haemoglobin African lion
(Gambar A) dan Snow leopard (Gambar B), dengan pembanding adalah Hb manusia (ditunjukkan garis putus-
putus). Lingkaran menunjukkan perlakuan Hb dalam larutan buffer saja, sedangkan segitiga menunjukkan
perlakuan Hb dalam larutan yang ditambah DPG. Tidak hanya DPG, efek pemberian ion klorida pada karakter
disosiasi haemoglobin kedua hewan tersebut juga diamati. Stripped menunjukkan buffer tanpa adanya kofaktor.
P50 menunjukkan tekanan parsial oksigen yang diperlukan agar Hb dapat mencapai 50% tingkat kejenuhan.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Kedua isoform Hb pada African lion dan Snow leopard memiliki afinitas terhadap oksigen yang lebih tinggi
jika dibandingkan Hb manusia.
II. Kedua isoform Hb pada African lion dan Snow leopard lebih sensitif dengan pemberian DPG jika
dibandingkan dengan Hb manusia.
III. HbA dan HbB African lion dan Snow leopard sensitif terhadap ion klorida yang mengakibatkan penurunan
afinitasnya terhadap oksigen.
IV. Karakteristik Hb Snow leopard mendukung adaptasinya untuk toleran tehadap kondisi hipoksia di habitat
pegunungan.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I saja
B. III saja
C. I dan III
D. III dan IV
E. II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 27 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

26. Antiserum monoklonal dapat dibedakan dari antiserum poliklonal melalui pernyataan …
A. Setiap tipe antibodi pada antiserum monoklonal bereaksi dengan satu region dari satu antigen. Setiap tipe
antibodi pada antiserum poliklonal bereaksi dengan beberapa region dari beberapa antigen.
B. Antibodi monoklonal bereaksi dengan beberapa region dari satu antigen, sedangkan antibodi poliklonal
bereaksi dengan sebuah region dari beberapa antigen.
C. Antiserum monoklonal memiliki antibodi yang disekresikan oleh sel turunan dari sebuah limfosit B.
Antiserum poliklonal memiliki antibodi yang disekresikan oleh sel turunan dari beberapa limfosit B.
D. Antiserum monoklonal memiliki antibodi yang mengenali beberapa region dari satu antigen dan
disekresikan oleh sel turunan dari sebuah limfosit B. Antiserum poliklonal memiliki antibodi yang
mengenali beberapa region dari beberapa antigen dan disekresikan oleh sel turunan dari sebuah limfosit B.
E. Antibodi monoklonal diperoleh melalui proses imunisasi, sedangkan antibodi poliklonal diperoleh dari
teknologi rekayasa genetika.

27. Grafik di bawah ini menunjukkan laju metabolisme ikan kecil baik pada kondisi aktif berenang maupun istirahat
pada berbagai temperatur lingkungan.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Resting metabolism dari ikan tersebut maksimal pada suhu 30○C.
II. Ikan tersebut memiliki ketahanan/endurance paling tinggi pada suhu 30○C.
III. Q10 dari resting metabolism antara 10○C dan 20○C adalah 2,5.
IV. Q10 dari active metabolism antara 10○C dan 20○C adalah 3.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I saja
B. I dan II
C. I dan IV
D. I, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 28 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

28. Nieukoop dan Nakamura melakukan isolasi dan rekombinasi pada blastula sea urchin. Fragmen blastula yang
diisolasi ke media kultur sel hewan dapat berkembang normal menjadi ectoderm/mesoderm/endoderm. Akan
tetapi, bila animal cap dan vegetal cap direkombinasi, animal cap berkembang menjadi mesoderm. Penelitian
tersebut diperdalam lagi oleh Dale dan Slack dengan melakukan rekombinasi pada blastula katak yang telah
berada di tahap 32 sel. Rekombinasi animal cap dan vegetal cap yang berbeda menghasilkan komposisi
mesoderm yang berbeda.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Nasib mesoderm sudah terbentuk di awal blastula.
II. Signal penginduksi pembentukan mesoderm baru dihasilkan pada tahapan akhir blastula.
III. Bagian sisi D1 adalah tempat keberadaan organizer dorsal mesoderm.
IV. Kita dapat memprediksi bahwa daerah sisi 1 adalah sisi tempat keberadaan gray crescent, sedangkan sisis
4 adalah sisi tempat masuknya sperma.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I dan II
B. II dan III
C. III dan IV
D. I, II, dan III
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 29 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

29. Perhatikan dua potensial aksi dari neuron motor suatu organisme (neuron A) dan neuron sensori dari organisme
yang sama (neuron B).

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Pada t = 0, potensial membran secara dominan lebih dipengaruhi oleh konduktansi ion melalui potassium
leakage channel.
II. Neuron B mengalami perubahan polarisasi di antara t = 0 hingga t = 1. Pada rentang waktu tersebut, hanya
voltage gated sodium channel yang terbuka.
III. Tanda panah pada gambar menunjukkan kondisi saat aliran ion keluar melewati potassium channel maupun
aliran ion masuk melewati sodium channel adalah sama.
IV. Bila neuron A adalah neuron pada larutan fisiologis normal, neuron B adalah neuron sama yang diletakkan
pada larutan fisiologis dengan kandungan potassium yang lebih rendah.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I saja
B. I dan III
C. II dan IV
D. I, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 30 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

30. Burung ditempatkan pada sebuah ruangan tertutup dan dijaga dalam kondisi temperatur konstan 20○C serta
diberi makanan yang cukup. Kondisi pemaparan cahaya pada ruangan dimulai dari pukul 08:00 hingga 20.00.
Kemudian, beberapa variasi percobaan dilakukan seperti di bawah ini:
Eksperimen I: Setelah 3 hari siklus gelap.terang, burung diletakkan pada kondisi gelap konstan dan siklus
aktivitas diukur.
Eksperimen II: Setelah 3 hari siklus gelap/terang, burung diletakkan pada kondisi gelap selama 12 jam. Lampu
kemudian dinyalakan pada pukul 20.00 dan ditutup pada pukul 08:00. Perubahan siklus dilakukan beberapa hari
dan aktivitas burung diukur.
Eksperimen III: Setelah 3 hari siklus gelap/terang, kelenjar pineal burung dihilangkan. Burung ditaruh dalam
kondisi gelap konstan dan siklus aktivitas burung diukur.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Inisiasi aktivitas burung pada percobaan dipicu oleh cahaya.
II. Pergeseran siklus aktivitas terjadi akibat pengubahan lama pemaparan cahaya pada siklus gelap/terang.
III. Pengamatan bahwa kelenjar pineal yang utuh dapat mempertahankan siklus aktivitas pada kondisi normal
mendukung hipotesis bahwa kelenjar pineal mengkontrol siklus aktivitas secara endogenous.
IV. Siklus aktivitas dapat dipertahankan pada kondisi konstan, namun dapat berubah akibat adanya stimulus
dari lingkungan.

Pernyataan yang benar adalah …


A. III saja
B. IV saja
C. III dan IV
D. II, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 31 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

31. Suatu studi dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian stress penahanan (captivity) terhadap fisiologi
katak Rhinella icterica. Tidak hanya pengaruh stress, perilaku katak berupa pemanggilan (calling) atau tidak
(non-calling) juga diduga mempengaruhi fisiologis katak. Parameter yang diamati adalah kandungan
corticosterone (CORT) plasma, kandungan testosterone (T) plasma, bacterial killing activity (BKA), uji
fagositosis, dan uji efisiensi fagositosis.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Di alam, katak yang melakukan perilaku calling memiliki kandungan CORT dan Testosteron plasma yang
lebih tinggi jika dibandingkan katak yang tidak melakukan perilaku tersebut.
II. Baik katak yang melakukan perilaku calling maupun tidak (non-calling) dapat melakukan adaptasi terhadap
kondisi penahanan setelah 30 hari.
III. Pemberian stress penahanan berkemungkinan menyebabkan penghambatan jalur hormonal hipotalamus-
pituitary-gonad, tetapi menyebabkan aktivasi jalur hormonal hipotalamus-pituitary-adrenal.
IV. Pemberian stress jangka panjang berkemungkinan menurunkan kandungan protein, salah satunya adalah
dalam sistem komplemen.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I saja
B. I dan III
C. I, III, IV
D. I, II, dan III
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 32 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

32. Na+/ Cl− cotransporter (NCC) di tubulus ginjal telah diketahui secara mendalam di proses pengaturan
kesetimbangan ion natrium. Suatu studi dilakukan untuk mempelajari transporter lainnya, yaitu Na+−driven Cl−
/2HCO3− exchanger (NDCBE) di tubulus pengumpul dalam proses transport NaCl. Untuk itu, dibuat tikus
transgenik: (1) knockout NDCBE saja (Ndcbe−/−); (2) knockout NCC saja (NCC−/−); dan double knockout
(NCC−/−, Ndcbe−/−). Gambar A menunjukkan pembandingan beberapa parameter antara tikus WT (hitam) dan
tikus Ndcbe−/− (putih) di dua macam asupan natrium (asupan normal sebesar 0,3% Na dan tanpa asupan
natrium/Ma). Parameter yang diamati adalah (1) aktivitas renin plasma; (2) konsentrasi aldosteron; dan (3)
systolic blood pressure (SBP). Gambar B menunjukkan pembandingan beberapa parameter antara tikus WT
(hitam), tikus NCC−/− (abu-abu), dan NCC−/−, Ndcbe−/− (putih) di dua macam diet natrium. Parameter yang
diamati adalah (1) aktivitas renin plasma; (2) konsentrasi aldosteron; dan (3) konsentrasi kalium darah. Tanda
pagar menunjukkan perbedaan signifikan terhadap NCC−/− dengan asupan Na normal.

Diet tanpa natrium

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 33 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Walaupun tanpa NDCBE, tikus masih mampu mengkompensasi penurunan asupan natrium.
II. Pada kondisi asupan natrium normal, baik tikus single knock-out maupun tikus double knock-out
mengaktivasi RAAS dengan level yang tidak berbeda signifikan.
III. Tikus yang tidak memiliki NDCBE dan NCC terindikasi mengalami dehidrasi pada pemberian diet tanpa
natrium.
IV. NDCBE berperan dalam menjaga volume intravascular pada kondisi diet tanpa natrium.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I dan II
B. II dan III
C. I, II dan III
D. I, II dan IV
E. I, II, III, dan IV

33. Potensial sel saraf pasca-sinaps dapat dipengaruhi oleh ligand yang dihasilkan oleh saraf pre-sinaps. Ligand
tersebut dapat direspons dengan dua macam reseptor, metabotropic receptor atau ionotropic receptor. Kedua
macam reseptor tersebut memiliki mekanisme yang berbeda. Berikut ini merupakan dua grafik yang
menunjukkan perubahan potensial post-sinaps akibat pengaruh ligand dari neuron pre-sinaps. Keterangan: EPSP
(excitatory postsynaptic potential) dan IPSP (inhibitory postsynaptic potential).

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai ilustrasi di atas!


I. Reseptor pada neuron A dan B merupakan ligand-gated channel protein.
II. Reseptor A juga berperan sekaligus sebagai protein channel, sedangkan reseptor B tidak.
III. Baik neuron A dan B melibatkan second messenger dalam mekanisme responnya.
IV. Baik neuron A dan B memiliki ion channel di membrane plasma.

Pernyataan yang benar adalah …


A. II dan III
B. II dan IV
C. I, III, dan IV
D. I, II, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 34 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

34. Perhatikan gambar di bawah ini dengan saksama yang menunjukkan perubahan tekanan pada jantung seorang
pasien selama selang waktu tertentu! Garis biru menunjukkan tekanan aorta, garis merah menunjukkan tekanan
ventrikel kiri, sedangkan garis hijau menunjukkan tekanan atrium kiri.

C
D

A E

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai ilustrasi di atas!


I. Atrium mulai berkontraksi pada titik A.
II. Darah mulai diinjeksikan menuju aorta pada titik C.
III. Kondisi sistolik dari ventrikel ditunjukan titik A hingga titik E.
IV. Sebelum titik A, baik atrium maupun ventrikel telah terisi oleh darah.

Pernyataan yang benar adalah …


A. Tidak ada pernyataan yang benar
B. I saja
C. II saja
D. III saja
E. IV saja

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 35 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

35. Selain dengan data grafik di nomor sebelumnya, Anda juga memperoleh data sebagai berikut: (1) oksigen yang
dikonsumsi oleh jaringan adalah 350 ml O2 per menit; (2) kandungan O2 arteri adalah 200 ml per liter darah;
dan (3) kandungan O2 vena adalah 150 ml per liter darah. Stroke volume jantung pasien tersebut adalah …
A. Sekitar 39 ml
B. Sekitar 59 ml
C. Sekitar 117 ml
D. Sekitar 235 ml
E. Sekitar 7.000 ml

36. Gambar A merupakan ilustrasi pengukuran potensial membran yang diukur pada bagian intraseluler.
Pengukuran tersebut akan menghasilkan pola potensial aksi yang umum kita jumpai, seperti pada gambar no 29.
Akan tetapi, perubahan potenial membran juga dapat dilakukan pada daerah ekstraseluler, seperti pada skema
Gambar B.

Prediksikan bentuk potensial aksi yang terbentuk!


A D

B E

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 36 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan penjelasan di bawah ini dengan saksama untuk menjawab pertanyaan no 37 dan 38!
Seorang breeder memiliki dua tanaman padi galur murni, yaitu padi A dan padi B. Breeder tersebut melakukan
analisis southern blot pada kedua DNA genom padi A dan padi B dengan merestriksi DNA menggunakan EcoRI.
Deteksi sekuens DNA spesifik dilakukan dengan menggunakan 3 probe berbeda yang mengenali 3 cDNA yang
berbeda pula. Autoradiogram I diperoleh dari hasil probing blot menggunakan cDNA1 berlabel 32P. Autoradiogram
II dihasilkan dari hasil probing blot menggunakan probe cDNA2 berlabel 32P, sedangkan Autoradiogram III
menggunakan probe cDNA3 berlabel 32P. Ketiga autoradiogram tersebut diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Autoradiogram I Autoradiogram II Autoradiogram III

Padi A Padi B Padi A Padi B Padi A Padi B

a1 b1 c1

a2 b2 c2

a3
b3 c3
c4

Tanaman A dan tanaman B disilangkan dan menghasilkan tanaman padi F1, kemudian keturunan hasil persilangan
tersebut disilangkan dengan tanaman padi yang memiliki larik a3, b2, c1, dan c4 saja. DNA diisolasi dari anakan
hasil persilangan tersebut, didigesti dengan EcoRI, kemudian dilakukan Southern blot dengan probe cDNA1, cDNA2,
dan cDNA3. Tabel berikut ini menunjukkan klasifikasi anakan berdasarkan pola hasil southern blot yang diperoleh.

Pola Larik DNA Jumlah


𝑎3, 𝑏2, 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3, 𝑐4 10
𝑎3, 𝑏1, 𝑏2, 𝑏3, 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3, 𝑐4 11
𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, 𝑏2, 𝑐1, 𝑐4 9
𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, 𝑏1, 𝑏2, 𝑏3, 𝑐1, 𝑐4 10
𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, 𝑏2, 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3, 𝑐4 398
𝑎1, 𝑎2, 𝑎3, 𝑏1, 𝑏2, 𝑏3 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3, 𝑐4 405
𝑎3, 𝑏2, 𝑐1, 𝑐4 395
𝑎3, 𝑏1, 𝑏2, 𝑏3, 𝑐1, 𝑐4 402

37. Berdasarkan pada hasil percobaan di atas, pernyataan yang benar mengenai tata letak ketiga gen adalah …
A. Gen yang terdeteksi oleh probe cDNA1 bersegregasi bebas, sedangkan dua gen lainnya terpaut.
B. Gen yang terdeteksi oleh probe cDNA2 bersegregasi bebas, sedangkan dua gen lainnya terpaut.
C. Gen yang terdeteksi oleh probe cDNA3 bersegregasi bebas, sedangkan dua gen lainnya terpaut.
D. Ketiga gen saling terpaut dengan gen yang terdeteksi oleh probe cDNA2 berada di tengah.
E. Ketiga gen saling terpaut dengan gen yang terdeteksi oleh probe cDNA1 berada di tengah.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 37 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

38. Bila tanaman F1 disilangkan dengan sesamanya, persentase keturunan yang memiliki pola larik DNA a3, b1,
b3, c1, c4 adalah …
A. di bawah 1%
B. di antara 1% hingga 4%
C. di antara 5% hingga 10%
D. di antara 11% hingga 19%
E. di atas 20%

39. Tanaman Haplopappus gracilis adalah tanaman diploid dengan dua pasang kromosom homolog, yaitu pasangan
kromosom panjang dan pasangan kromosom pendek. Diagram di bawah ini diberi label nomor 1 hingga 12 dan
mengilustrasikan kondisi anafase pada sel tanaman tersebut. Tanaman yang diamati adalah tanaman heterozigot
(A/a; B/b) pada dua gen yang terletak pada kromosom yang berbeda. Garis mengilustrasikan kromosom atau
kromatid dan sudut garis menunjukkan sentromer.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai tahapan pembelahan sel di atas!


I. Ilustrasi di atas yang tidak dapat ditemukan pada kenyataannya (atau tidak wajar) adalah ilustrasi gambar 1,
7, 8 dan 9.
II. Ilustrasi di atas yang menggambarkan kondisi anafase dari pembelahan mitosis adalah ilustrasi gambar 5
dan 6.
III. Ilustrasi di atas yang menggambarkan kondisi anafase dari pembelahan meiosis I adalah ilustrasi gambar
10, 11, dan 12.
IV. Ilustrasi di atas yang menggambarkan kondisi anafase dari pembelahan meiosis II adalah ilustrasi gambar
2, 3, dan 4.

Pernyataan yang benar adalah …


A. IV saja
B. I dan III
C. II dan IV
D. II, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 38 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

40. Sebuah individu heterozigot untuk keempat gen (A/a . B/b . C/c . D/d) disilangkan dengan individu homozigot
resesif (a/a . b/b . c/c . d/d) dan menghasilkan 1000 keturunan. Keturunan yang dihasilkan diklasifikasikan
berdasarkan fenotipe dan distribusinya dipaparkan di bawah ini. Untuk mempermudah pendataan, huruf kapital
menunjukkan fenotipe dominan, sedangkan huruf kecil menunjukkan fenotipe resesif.

𝑎 .𝐵 .𝐶 .𝐷 42
𝐴 .𝑏 .𝑐 .𝑑 43
𝐴 .𝐵 .𝐶 .𝑑 140
𝑎 .𝑏 .𝑐 .𝐷 145
𝑎 .𝐵 .𝑐 .𝐷 6
𝐴 .𝑏 .𝐶 .𝑑 9
𝐴 .𝐵 .𝑐 .𝑑 305
𝑎 .𝑏 .𝐶 .𝐷 310

Berdasarkan data percobaan di atas, kita dapat mengetahui bahwa …


A. Gen A dan C terpaut
B. Gen A, B, dan D terpaut dengan gen A berada di tengah
C. Gen A, C dan D terpaut dengan gen D berada di tengah
D. Gen A, B, C, dan D terpaut dengan gen A dan D terpaut sempurna di tengah
E. Gen A, B, C, dan D terpaut dengan gen B dan C terpaut sempurna di tengah

41. Dari persilangan yang dilakukan pada soal sebelumnya, pernyataan berikut yang benar mengenai jarak antar
keempat gen tersebut adalah…
A. Gen A dan gen D memiliki jarak sebesar 1,5cM.
B. Gen B dan gen C memiliki jarak sebesar 10cM.
C. Gen D dan gen B memiliki jarak sebesar 8cM.
D. Jarak antara gen B dan gen D lebih besar jika dibandingkan jarak antara gen A dan gen C.
E. Semua pernyataan di atas salah.

42. Bila individu heterozigot pada soal sebelumnya (no 40) disilangkan dengan sesamanya, persentase
keturunannya akan memiliki fenotipe resesif untuk keempat gen tersebut adalah …
A. 0%
B. berkisar antara 1% hingga 5%
C. berkisar antara 6% hingga 10%
D. berkisar antara 11% hingga 15%
E. di atas 25%

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 39 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

43. Pedigree di bawah ini menggambarkan penurunan penyakit yang sangat langka dalam populasi dengan mode
penurunan, yaitu gen autosomal dominan. Informasi individu III-4 dan IV-4 tidak diketahui secara pasti.

Perhatikan pernyataan berikut ini mengenai penurunan penyakit pada pedigree di atas!
I. Ekspresi kelainan penyakit di atas mengalami penetrasi dan ekspresivitas yang tidak sempurna.
II. Pedigree di atas menunjukkan adanya gen lain yang berperan sebagai suppressor ekspresi kelainan
penyakit. Alel suppressor fungsional tersebut bersifat resesif.
III. Individu II-6 berkemungkinan membawa alel penyakit.
IV. Individu II-2 dan II-4 pasti membawa paling tidak satu alel penyebab penyakit.

Berdasarkan pada pedigree di atas, pernyataan berikut yang benar adalah …


A. III saja
B. II dan III
C. I, II, dan III
D. I, II, III, dan IV
E. Tidak ada pernyataan yang benar

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 40 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan penjelasan di bawah ini dengan saksama untuk menjawab pertanyaan no 44 dan 45!
Seorang teknisi laboratorium genetika berhasil menemukan empat jenis fenotipe mutan lalat buah yang masing-
masing diturunkan secara resesif oleh empat gen berbeda. Fenotipe mutan tersebut adalah blue eyes, veinless wings,
dan silver abdomen. Teknisi tersebut mengkawinkan lalat buah betina WT galur murni dengan lalat buah jantan yang
memiliki fenotipe mutan blue eyes, veinless wings, dan silver abdomen. Semua keturunan yang dihasilkan (F1)
memiliki fenotipe wild type. Selanjutnya, F1 disilangkan sesamanya dan menghasilkan keturunan sebagai berikut.
Fenotipe yang disajikan adalah fenotipe mutan saja.

Jantan Betina
wild type 353 wild type 748
blue eyes 23 blue eyes 0
veinless wings 22 veinless wings 0
silver abdomen 117 silver abdomen 251
blue eyes- veinless wings 353 blue eyes- veinless wings 0
blue eyes- silver abdomen 7 blue eyes- silver abdomen 0
veinless wings- silver abdomen 8 veinless wings- silver abdomen 0
blue eyes- veinless wings- silver abdomen 118 blue eyes- veinless wings- silver abdomen 0

44. Berdasarkan pada data percobaan di atas, pernyataan yang tepat mengenai gen yang berperan dalam
pembentukan fenotipe mutan tersebut adalah …
A. Ketiga fenotipe mutan tersebut diatur oleh gen yang berada pada autosom dan ketiganya terpaut.
B. Ketiga fenotipe mutan tersebut diatur oleh gen yang berada pada kromosom X.
C. Fenotipe silver abdomen diatur oleh gen yang berada pada autosom, sedangkan fenotipe mutan lainnya pada
kromosom X.
D. Fenotipe silver abdomen diatur oleh gen yang berada pada kromosom X, sedangkan dua fenotipe mutan
lainnya diatur oleh gen yang berada pada kromosom autosom yang berbeda.
E. Fenotipe silver abdomen diatur oleh gen yang berada pada kromosom X, sedangkan dua fenotipe mutan
lainnya diatur oleh dua gen terpaut pada kromosom autosom yang sama.

45. Bila teknisi tersebut mengambil lalat jantan berfenotipe wild type dari F2, peluang lalat tersebut memiliki
genotipe yang sama dengan F1 adalah …
A. berkisar antara 1% hingga 5%
B. berkisar antara 6% hingga 10%
C. berkisar antara 11% hingga 15%
D. berkisar antara 16% hingga 25%
E. di atas 25%

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 41 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

46. Umumnya, tanaman X ditemukan memiliki bunga berwarna ungu. Akan tetapi, seorang breeder tanaman
berhasil menemukan tiga galur murni mutan berbeda yang menghasilkan bunga berwarna putih. Untuk
menganalisis genotipe ketiga galur mutan tersebut, dilakukan persilangan sebagai berikut:

Persilangan Parental Progeni


1 Galur mutan I × Galur mutan II 100% ungu
2 Galur mutan I × Galur mutan III 100% putih
3 Galur mutan II × Galur mutan III 100% putih
4 Ungu dari persilangan 1 × Galur mutan I 50% ungu, 50% putih
5 Ungu dari persilangan 1 × Galur mutan II 50% ungu, 50% putih
6 Ungu dari persilangan 1 × Galur mutan III 25% ungu, 75% putih

Perhatikan pernyataan berikut mengenai alel mutan pada ketiga galur mutan tersebut!
I. Pewarisan fenotipe mutan tersebut diatur oleh minimal tiga gen berbeda.
II. Galur mutan II memiliki alel mutan homozigot untuk semua gen yang berperan dalam pembentukan warna
ungu.
III. Bila F1 dari persilangan 1 dikawinkan dengan sesamanya, keturunan F2 yang dihasilkan adalah 1/64 ungu
dan 63/64 putih.
IV. Bila kita mengambil tanaman berbunga putih dari progeni persilangan 6, kemungkinan tanaman tersebut
adalah galur murni mutan adalah 1/7.

Pernyataan yang benar adalah …


A. Semua pernyataan salah
B. II saja
C. I, II, dan III
D. I, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 42 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

47. Gen B adalah gen yang bertanggung jawab dalam penentuan warna rambut pada kelinci. Alel B yang
menentukan warna rambut kelabu bersifat dominan sempurna terhadap alel b yang menentukan warna rambut
putih. Di sisi lain, terdapat gen A yang bertanggung dalam penentuan warna mata kelenci. Alel A yang
menentukan warna mata merah bersifat dominan sempurna terhadap alel a yang menentukan warna mata hitam.
Survey terhadap dua buah populasi di dataran rendah Amerika Selatan dilakukan untuk mengetahui genotipe
kelinci yang hidup di habitat tersebut.

Genotipe Populasi I Populasi II


𝐴 ⁄𝐴 𝐵 ⁄𝐵 200 200
𝐴 ⁄𝑎 𝐵 ⁄𝐵 600 400
𝑎 ⁄𝑎 𝐵 ⁄𝐵 450 200
𝐴 ⁄𝐴 𝐵 ⁄𝑏 400 800
𝐴 ⁄𝑎 𝐵 ⁄𝑏 1.200 1.600
𝑎 ⁄𝑎 𝐵 ⁄𝑏 900 800
𝐴 ⁄𝐴 𝑏 ⁄𝑏 200 250
𝐴 ⁄𝑎 𝑏 ⁄𝑏 600 500
𝑎 ⁄𝑎 𝑏 ⁄𝑏 450 250

Perhatikan pernyataan berikut mengenai frekuensi alel pada kedua populasi tersebut!
I. Baik populasi I dan II berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg untuk gen penentu warna rambut (gen
B).
II. Baik populasi I dan II berada dalam kesetimbangan Hardy-Weinberg untuk gen penentu warna mata (gen
A).
III. Bila terjadi perkawinan antara kelinci warna kelabu mata merah dari populasi I dengan kelinci warna kelabu
mata merah dari populasi II, peluang anaknya adalah kelinci putih mata hitam adalah kurang dari 5%
IV. Bila populasi I dan II bergabung, frekuensi alel B mengalami perubahan menjadi 0,44.

Pernyataan yang benar adalah …


A. II saja
B. III saja
C. II dan III
D. I, II, dan III
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 43 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

48. Jalur biosintesis asam amino X dan Y melibatkan satu atau lebih senyawa intermediat yang sama. Sebanyak 7
buah mutan yeast auksotrof yang membutuhkan asam amino X/ Y/ keduanya (X dan Y) untuk dapat tumbuh
berhasil diisolasi oleh seorang peneliti genetika. Ketujuh mutan tersebut kemudian juga diuji kemampuannya
untuk tumbuh pada media minimal yang disuplementasi 5 macam intermediet A-E. Pola pertumbuhannya di
media minimum ini digunakan untuk memprediksi jalur biosintesis asam amino Glutamin dan Prolin.

Mutan A B C D E X Y X+Y
1 + − − − + − + +
2 − − − − − − + +
3 − − + − − − − +
4 − − − − − + − +
5 − − + + − − − +
6 + − − − − − + +
7 − + − − − + − +

Selanjutnya, peneliti genetika tersebut melakukan percobaan cross-feeding menggunakan galur mutan dari
percobaan sebelumnya. Percobaan tersebut dilakukan pada media minimal yang ditambahkan asam amino X
atau asam amino Y. Garis berwarna kelabu muda menunjukkan pertumbuhan yeast yang sangat rendah/tidak
terdeteksi, sedangkan kelabu tua menunjukkan pertumbuhan yeast yang dapat teramati. Intermediet yang
terakumulasi pada mutan mampu berdifusi dan menunjang jalur biosintesis mutan yang berdekatan dan mampu
meningkatkan pertumbuhan mutan yeast. Manakah pengamatan percobaan cross-feeding yang diharapkan dapat
terjadi?

A.

m2 m3

m5

+ asam amino X

B.

m2 m3

m5

+ asam amino X

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 44 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

C.

m2 m3

m5

+ asam amino X

D.

m3 m4

m5

+ asam amino Y

E.

m3 m4

m5

+ asam amino Y

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 45 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

49. Pemakanan rumput (grazing) di ekosistem oleh domba diduga mampu mempengaruhi populasi belalang
Euchorthippus unicolor yang biasanya secara eksklusif memakan rumput Leymus chinensis. Untuk itu,
dilakukan pengamatan pada pengaruh berbagai intensitas pemakan rumput oleh domba di suatu ekosistem
(ungrazed/NG, moderately grazed/MG, highly grazed/HG) terhadap karakteristik komponen biotik dan abiotik
di ekosistem.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 46 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


A. Herbivora yang digunakan dalam percobaan ini lebih menyukai memakan tipe grass sehingga menstimulasi
pertumbuhan biomassa grass yang lebih tinggi jika dibandingkan forb.
B. Pemakanan rumput oleh herbivora dengan intensitas tinggi menurunkan rasio kandungan N/C pada L.
chinensis.
C. Pemakanan rumput oleh herbivora besar mampu mempengaruhi microclimate.
D. Pemakanan rumput oleh herbivora besar mampu mempengaruhi komposisi komunitas tumbuhan.

Pernyataan yang benar adalah …


A. IV saja
B. III saja
C. III dan IV
D. II, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

50. Selanjutnya, efek pemakanan rumput (grazing) tehadap kesintasan belalang Euchorthippus unicolor (baik jantan
maupun betina) dianalisis.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 47 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Kemudian, serangkaian desain percobaan dilakukan untuk menemukan hubungan antara dua parameter
kesintasan belalang dan disajikan dalam bentuk grafik di bawah ini.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Fitness belalang betina secara signifikan mengalami peningkatan seiring peningkatan intensitas pemakanan
rumput oleh herbivora besar.
II. Pemakanan rumput yang intensif meningkatkan kesintasan belalang, namun tidak meningkatkan fekunditas
belalang.
III. Analisis regresi menunjukkan bahwa female survival rate, female survival mean time, number of oothecae,
dan jumlah telur sangat berkorelasi positif terhadap kelimpahan betina.
IV. Peningkatan kelimpahan belalang dapat terjadi karena adanya imigrasi belalang ke ekosistem yang
memiliki microclimate yang lebih mendukung.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I saja
B. I dan III
C. I dan IV
D. II, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 48 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

51. Dalam kondisi natural, litter leachate adalah material yang tercuci dari sampah biomassa tumbuhan atau
senyawa yang dihasilkan dari dekomposisi sampah biomassa tumbuhan. Litter leachate dari campuran sampah
biomassa Kobresia setchwanensis, Elymus nutans, and Ligularia virgaurea diteliti untuk diketahui pengaruhnya
pada komunitas tumbuhan di Padang Rumput Alpine. Terdapat 4 konsentrasi litter leachate yang digunakan,
yaitu 0, 50, 100, dan 200 g/L dan pengaruhnya diteliti terhadap biomassa berbagai komponen biotik.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 49 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Peningkatan konsentrasi litter leachate secara signifikan menurunkan biomassa komunitas, grasses, forbs,
perennial, dan spesies annual, akan tetapi tidak mempengaruhi biomassa legums, sedges, dan litter.
II. Kadar litter leachate yang tinggi dapat menurunkan kekayaan spesies dalam komunitas pada tahun 2015.
III. Kadar litter leachate yang tinggi dapat menurunkan kekayaan spesies tumbuhan annual secara signifikan
baik pada tahun 2015 maupun 2016, akan tetapi tidak berpengaruh pada kekayaan spesies tumbuhan
perennial.
IV. Efek litter leachate berkemungkinan terjadi melalui efek allopati.

Pernyataan yang benar adalah …


A. II dan IV
B. II dan III
C. I, II, dan III
D. I, II, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 50 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

52. Perilaku herbivor di ekosistem diduga dapat dipengaruhi oleh keberadaan cacing tanah. Untuk itu, dilakukan
percobaan terkontrol dengan penambahan cacing tanah (+Ew) atau tidak (-Ew) pada ekosistem buatan
(mesocosm). Ekosistem yang diuji memiliki dua variasi diversitas, yaitu low diversity (3 spp.) dan high diversity
(12 spp.). Selanjutnya, dilakukan introduksi siput Arion vulgaris sebagai herbivor dan pemakanan terhadap
biomassa forb (P. vulgaris), legume (T. pratense), atau pada total komunitas diamati.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 51 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Cacing tanah mengurangi produksi total biomassa aboveground di komunitas dengan high diversity yang
sejak awal memiliki produktivitas yang rendah.
II. Komunitas dengan high diversity menyebabkan peningkatan produksi biomassa aboveground forb, akan
tetapi menyebabkan penurunan produksi biomassa aboveground grass.
III. Siput merusak lebih sedikit daun ketika terdapat cacing tanah dalam ekosistem dan tidak bergantung pada
jenis komunitas tumbuhan (low atau high diversity).
IV. Persentase area daun yang dikonsumsi siput secara signifikan lebih kecil pada komunitas dengan high
diversity.

Pernyataan yang benar adalah …


A. II dan III
B. III dan IV
C. I, II dan IV
D. II, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 52 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

53. Sebuah tim peneliti mengamati karakter nyanyian dua Afrikan thinkerbird (Pogoniulus bilineatus dan
Pogoniulus subsulphureus) pada kondisi sympatry dan allopatry. Karakter nyanyian yang diamati adalah
frekuensi suara (Gambar A) dan jumlah nada per detik (Gambar B) dari kedua thinkerbird. Tanda *
menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kondisi sympatry dan allopatry. Selanjutnya, peneliti
mengamati apakah kedua spesies burung merespon nyanyian heterospecific lainnya baik pada kondisi sympatry
dan allopatry (Gambar C). Pengaruh pemberian nyanyian conspecific pada kedua burung terhadap kelimpahan
jantan dan betinanya di tempat sampling juga diamati (Gambar D).
A B

C D

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Ketika berada pada lingkungan yang sama, P. subsulphureus dan P. bilineatus menunjukkan perubahan
pada kedua karakter nyanyian.
II. Ketika berada pada lingkungan yang sama dengan P. bilineatus, P. subsulphureus memiliki nyanyian yang
lebih cepat dan dengan frekuensi nada lebih tinggi jika dibandingkan pada lingkungan sendirian.
III. Nyanyian burung menjadi lebih berbeda pada kondisi kedua spesies berada pada lingkungan sama sehingga
memungkinkan pengenalan nyanyian species-specific.
IV. Perubahan karakter nyanyian burung pada kondisi kedua spesies berada pada lingkungan sama
berkemungkinan untuk menghindari perilaku agresif dari jantan inter-spesies.

Pernyataan yang benar adalah …


A. II dan III
B. III dan IV
C. I, II dan IV
D. II, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 53 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

54. Perhatikan tiga populasi hipotetik (Populasi A, Populasi B, dan Populasi C) di bawah ini yang memiliki fitness
(jumlah keturunan yang dihasilkan) yang berbeda untuk fenotipe ukuran badan tertentu.

Populasi A Populasi B Populasi C

Dari informasi grafik di atas, tentukan dinamika ukuran rerata ukuran badan dalam ketiga populasi seiring
berjalannya waktu!

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 54 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 55 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

55. Perhatikan dengan saksama ilustrasi piramida jumlag dan piramida biomassa di bawah ini!

Piramida Jumlah

A B C D

Piramida Biomassa

E F

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai ilustrasi di atas!


I. Kita dapat menemukan jenis piramida B di ekosistem daratan, sedangkan piramida jenis F di ekosistem
perairan.
II. Walaupun piramida jumlah B memiliki bentuk yang tidak biasa, bentuk piramida biomassanya tetap seperti
piramida biomassa E.
III. Piramida jumlah D masih dapat ditemukan di ekosistem daratan, sedangkan piramida jumlah C merupakan
piramida jumlah hipotetik.
IV. Piramida biomassa F dapat terjadi karena laju produksi tingkat trofik I yang sangat tinggi.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I dan IV
B. II dan III
C. I, II dan IV
D. II, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 56 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

56. Pada hewan, pengalaman kemenangan kompetisi sebelumnya diduga mampu meningkatkan peluang
kemenangannya di kompetisi selanjutnya (winning effect). Pada suatu studi, efek pengalaman ini diamati pada
kompetisi jumping spider Phidippus clarus. Setelah mendapatkan pengalaman kompetisi, jumping spider
ditantang kembali dengan kompetitor yang memiliki kemampuan bertarung yang sama setelah 1 jam, 2 jam, 5
jam, dan 24 jam. Gambar A menunjukkan proporsi jantan yang berhasil menang setelah kompetisi selanjutnya.
Histogram hitam menunjukkan jumping spider yang memiliki pengalaman pertama berupa kemenangan,
sedangkan histogram putih menunjukkan jumping spider yang memiliki pengalaman pertama berupa kekalahan.
Tanda * menunjukkan perbedaan signifikan terhadap peluang kemenangan 50%. Kemudian, perilaku kontes
pertarungan antar- jumping spider juga diamati. Gambar B menunjukkan lamanya durasi perilaku eskalasi pada
kompetisi selanjutnya setelah pengalaman menang atau kalah. Histogram hitam menunjukkan jumping spider
yang menang pertama kali dan selanjutnya mengalami kemenangan, sedangkan histogram putih menunjukkan
menunjukkan jumping spider yang kalah pertama kali dan selanjutnya mengalami kekalahan. Eksperimen lebih
dalam dilakukan untuk mengetahui durasi fase eskalasi pada jumping spider yang menang pertama kali (prior
winner) dan mengalami kemenangan atau kekalahan di pertarungan selanjutnya. Durasi fase eskalasi pada
jumping spider yang kalah pertama kali (prior losser) dan mengalami kemenangan atau kekalahan di pertarungan
selanjutnya juga diamati (Gambar C).

A B

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 57 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Fenomena winner effect dan losser effect dapat teramati di P. calrus dengan losser effect lebih lama
bertahan jika dibandingkan dengan winner effect.
II. Pengalaman kemenangan mempengaruhi kemampuan bertarung pada kompetisi selanjutnya.
III. Pengalaman kekalahan mempengaruhi kemampuan bertarung pada kompetisi selanjutnya.
IV. Jumping spider winner mengalami penurunan kemampuan bertarung setelah 5 jam pasca kompetisi
pertama.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I dan IV
B. II dan III
C. I, II dan IV
D. II, III, dan IV
E. I, II, III, dan IV

57. Niko Tinbergen, salah satu pendiri ilmu etologi, memberikan pandangan bahwa kita dapat memahami
bagaimana cara atau tujuan sebuah fenomena biologis terjadi dalam dua kausasi: proximate causation dan
ultimate causation.

Ketika Singa Afrika jantan mengambil ahli segerombolan singa betina bersama keturunannya, singa jantan
sering kali membunuh semua singa muda tersebut. Secara cepat, singa betina memasuki masa estrus dan kawin
dengan singa jantan baru untuk menghasilkan generasi yang baru pula.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai perilaku hewan di atas!


I. Proximate causation menjelaskan bahwa perilaku jantan membunuh generasi muda yang lama untuk
mengurangi kompetisi di masa depan antara generasi muda lama dengan generasi muda hasil turunan
mereka.
II. Ultimate causation menjelaskan bahwa perilaku singa betina yang mengalami estrus secara simultan
bertujuan meningkatkan kesintasan dan kesuksesan reproduksi ketika turunan mereka mati.
III. Ultimate causation menjelaskan bahwa perilaku singa jantan baru untuk kawin terus dengan singa betina
yang mengalami estrus disebabkan oleh ovulasi betina yang tersembunyi sehingga frekuensi perkawinan
perlu ditingkatkan.
IV. Proximate causation menjelaskan bahwa perilaku waktu ovulasi yang disembunyikan adalah pertahanan
bagi bayi dalam janin singa betina dari ancaman singa jantan non-paternal.

Pernyataan yang benar adalah …


A. II saja
B. I dan II
C. I dan IV
D. I, II, dan IV
E. I, II, III, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 58 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

58. Berikut adalah data suara panggilan kawian dari dua spesies katak berkerabat dekat (Hyla ewingi dan Hyla
verreauxi) di Australia dengan habitat yang beroverlap.

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai data percobaan di atas!


I. Pada zona overlap, kita dapat memprediksi bahwa kedua spesies cenderung mengalami hibridisasi.
II. Kedua spesies tersebut memiliki suara panggilan kawin seperti di atas akibat founder effect.
III. Ultimate causation menjelaskan bawah kedua spesies tersebut memiliki suara panggilan kawin seperti di
atas karena memiliki gen dan interaksi lingkungan yang berbeda.
IV. Suara panggilan kawin kedua spesies tersebut terbentuk pada zona overlap melalui evolusi parallel.

Pernyataan yang benar adalah …


A. Tidak ada pernyataan yang benar
B. III saja
C. IV saja
D. I dan III
E. II dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 59 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

59. Perhatikan kladogram tumbuhan darat di bawah ini dengan saksama!

Liverworth Mosses Hornworth Tracheophytes

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai kladogram di atas!


I. Karakter stomata merupakan sinapomorfik pada bagian D.
II. Karakter embrio merupakan sinapomorfik pada bagian A.
III. Karakter struktur gametofit yang menyerupai ‘daun’ merupakan autoapomorfik untuk kelompok mosses
atau hornworth.
IV. Karakter kutikula merupakan sinapomorfik pada bagian D.

Pernyataan yang benar adalah …


A. I saja
B. II saja
C. III saja
D. IV saja
E. I, II, dan IV

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 60 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

60. Perhatikan kladogram di bawah ini yang menjelaskan hubungan kekerabatan evolusioner pada Cnidaria dan
Bilateria. Selain itu, juga dipaparkan sayatan anatomis organisme yang menunjukkan komposisi germ layer
pada beberapa taksa (A, B, C, D, dan E).

A B C D E

Perhatikan beberapa pernyataan berikut mengenai ilustrasi dan kladogram di atas!


I. Jika melihat sayatan D dan E, kita dapat mengetahui protostomata dengan melihat adanya nerve cord pada
bagian dorsal, sedangkan deuterostomata dengan melihat adanya nerve cord pada bagian ventral.
II. Sayatan B hanya bisa diamati pada tahapan medusa taksa tertentu.
III. Sayatan C hanya bisa diamati pada tahapan polyp taksa tertentu.
IV. Sayatan A, B, dan C diambil dari taksa yang memiliki karakter triploblastik dan sudah memiliki rongga
tubuh.

Pernyataan yang benar adalah …


A. Tidak ada pernyataan yang benar
B. I saja
C. II saja
D. III saja
E. IV saja

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 61 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

PEMBAHASAN SOAL

1. Jawaban: C
Pembahasan:
Proses migrasi segmen DNA yang dibantu oleh protein RecA terjadi secara unidireksional. Pita DNA yang
terbentuk memiliki urutan pembentukan satu arah dari c → d → b → f→ e → a. Urutan pembentukan tersebut
memiliki orientasi 5’ → 3’. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa invasi molekul DNA linier ke DNA
sirkuler terjadi pertama kali oleh ujung 3’ oleh strand minus DNA linier (Ingat sifat antiparalel dari DNA).
Selanjutnya, migrasi DNA terjadi dengan orientasi 3’ ke 5’ pada strand minus DNA linier menuju DNA sirkuler
untai tunggal untuk membentuk molekul DNA sirkuler untai ganda. Pembentukan fragmen a terlihat pada menit
ke-15. Hal ini berarti proses migrasi DNA tersebut paling tidak memerlukan waktu 15 menit. Dengan
perhitungan matematika, migrasi DNA yang dikatalis oleh protein RecA memiliki kelajuan sebesar 7,8
nukleotida per detik (7000 nukleotida/900 detik). Jadi, pernyataan yang benar adalah II dan III.

Referensi/Further Reading:
Wilson, J. and Hunt, T. (2015). Molecular Biology of the Cell Sixth Edition: The Problems Book. Garland
Science.

2. Jawaban: B
Pembahasan:
Protein apolipoprotein termasuk ke dalam golongan protein ampifilik yang dapat berinteraksi dengan molekul
polar dan nonpolar (lihat penjelasan di bacaan). Di partikel LDL, fosfolipid berada di permukaan partikel saja
dan kepala polarnya berinteraksi dengan lingkungan air. Fosfolipid tidak membentuk membran ganda karena
bagian interior LDL akan ditempati oleh kolesterol (bersifat hidrofobik). Reseptor partikel LDL adalah protein
transmembran yang mampu menempel secara spesifik dengan komponen di permukaan partikel LDL.
Pengenalan kolesterol tidak dimungkinkan karena kolesterol berada pada bagian interior LDL dan tidak dapat
terakses dengan mudah. Peningkatan sintesis glikolipid tidak menyebabkan peningkatan pengambilan kolesterol
ke dalam sel. Jadi, pernyataan yang benar adalah I dan II.

Referensi/Further Reading:
Wilson, J. and Hunt, T. (2015). Molecular Biology of the Cell Sixth Edition: The Problems Book. Garland
Science.

3. Jawaban: B
Pembahasan:
Inaktivasi bagian penempelan substrat saja (lihat penjelasan di bacaan) akan mengakibatkan perubahan
parameter Km. Hal ini akan menyebabkan konsentrasi substrat yang dibutuhkan untuk mencapai 50% Vmax
menjadi meningkat.

Referensi/Further Reading:
Wilson, J. and Hunt, T. (2015). Molecular Biology of the Cell Sixth Edition: The Problems Book. Garland
Science.

4. Jawaban: E
Pembahasan:
Penjelasan ‘Fosforilasi Rb menyebabkan E2F mengalami perubahan konformasi sehingga kompleks mengalami
disosiasi’ tidak logis karena fosforilasi pada protein Rb berkemungkinan kecil membuat protein E2F yang
menempel di Rb mengalami perubahan konformasi. Penjelasan ‘Fosforilasi Rb menyebabkan adanya gaya tolak-
menolak muatan molekul antara gugus fosfat dengan daerah protein E2F yang bermuatan positif’ tidak logis
karena penambahan fosfat akan menambahkan muatan negatif yang seharusnya menyebabkan interaksi kuat
dengan daerah bermuatan positif. Penjelasan ‘Fosforilasi Rb menyebabkan inaktivasi domain penempelan Rb
terhadap Cdk’ kurang logis karena tidak menjelaskan disosiasi Rb dan E2F. Penjelasan ‘Fosforilasi Rb
menyebabkan perubahan struktur primer dari protein Rb sehingga mencegah penempalan protein E2F’ tidak

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 62 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

logis karena fosforilasi tidak dapat menyebabkan perubahan urutan asam amino protein. Jadi, tidak ada
pernyataan di soal yang logis untuk menjelaskan fenomena disosiasi tersebut.

Referensi/Further Reading:
Wilson, J. and Hunt, T. (2015). Molecular Biology of the Cell Sixth Edition: The Problems Book. Garland
Science.

5. Jawaban: B
Pembahasan:
Jalur aktivasi polimerisasi aktin melibatkan interaksi langsung antara Cdc42 dan N-WASp karena mutasi yang
merusak interaksinya dengan Cdc42 mengakibatkan tidak dapat terjadinya inisiasi polimerisasi aktin. Domain
cofilin berkemungkinan mampu memediasi protein N-WASp untuk berikatan dengan filamen aktin. Domain
cofilin berkemungkinan mampu memediasi protein N-WASp untuk berikatan dengan kompleks Arp2/3. Kedua
hipotesis ini tercetus akibat keberadaan domain cofillin di dekat domain V dan domain A. Baik protein Cdc42
(protein peripheral) maupun N-WASp (protein sitoplasmik) disintesis oleh ribosom bebas. Jadi, pernyataan yang
benar adalah II, III, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Wilson, J. and Hunt, T. (2015). Molecular Biology of the Cell Sixth Edition: The Problems Book. Garland
Science.

6. Jawaban: D
Pembahasan:
Pertumbuhan ujung plus filamen aktin terjadi secara linier dengan konsentrasi monomer, akan tetapi laju reaksi
enzimatis yang terjadi akan membentuk grafik ber-plateau akibat adanya saturasi oleh substrat monomer. Pada
titik A, ujung plus dan ujung minus mengalami pemendekan dengan laju pemendekan ujung plus lebih lambat
dari ujung minus. Pada titik C, ujung plus mengalami pemanjangan dan ujung minus mengalami pemendekan.
Konsentrasi kritis untuk pertumbuhan kedua ujung filament aktin berbeda, dengan konsentrasi kritis ujung plus
berkisar 0,125 μM dan konsentrasi kritis ujung minus berkisar 0,6 μM. Jadi, pernyataan yang benar adalah I dan
IV.

Referensi/Further Reading:
Wilson, J. and Hunt, T. (2015). Molecular Biology of the Cell Sixth Edition: The Problems Book. Garland
Science.

7. Jawaban: E
Pembahasan:
Gel B menunjukkan native gel (berat protein ‘lebih besar’ menunjukkan protein yang belum terdenaturasi oleh
SDS), sedangkan Gel A menunjukkan SDS PAGE (protein telah terdenaturasi dan subunit protein bermigrasi
secara terpisah). Protein WT memiliki ukuran sekitar 140 kDa yang bila terdenaturasi membentuk dua pita
protein 50 kDa dan 20 kDa. Hal ini menunjukkan bahwa protein X adalah protein tetramer yang terbentuk dari
dua heterodimer yang identik (2 subunit besar dengan ukuran 50 kDa dan 2 subunit kecil dengan ukuran 20 kDa
yang membentuk 140 kDa). Protein mutan X memiliki subunit protein yang terikat dengan ikatan kovalen
sehingga tidak dapat terpisah dalam pemberian SDS. Subunit besar dari protein X terdiri atas 455 residu asam
amino (50.000 Da/110 Da per asam amino = 455 asam amino). Jadi, pernyataan yang benar adalah I, II, III, dan
IV.

8. Jawaban: B
Pembahasan:
Baik pemberian inhibitor 1 maupun pemberian inhibitor 2 mengakibatkan perubahan parameter Vmax. Kedua
inhibitor mentarget dan berikatan dengan kompleks ES sehingga Vmax normal tidak dapat tercapai. Hal ini
berbeda dengan inhibitor kompetitif yang bisa diatasi dengan penambahan substrat berlebih sehingga
mengurangi efek kompetisi substrat dengan inhibitor di sisi aktif. Baik pemberian inhibitor 1 maupun

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 63 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

pemberian inhibitor 2 mengakibatkan perubahan parameter Km. Inhibitor 1 akan menurunkan Km karena
kesetimbangan cenderung bergeser ke kanan akibat penempelan inhibitor pada ES membentuk ES-I. Akibatnya,
substrat yang dibutuhkan untuk mencapai 50% Vmax menjadi lebih sedikit. Inhibitor 2 mengalami peningkatan
parameter Km karena inhibitor mampu menempel pada kondisi enzim sendirian dan melakukan penghambatan.
Hal ini membuat dibutuhkan lebih banyak substrat yang dibutuhkan untuk mencapai 50% Vmax. Penambahan
substrat berlebih tidak mampu mengatasi efek pemberian inhibitor 1 karena perlakuan tersebut tidak bisa
mengatasi efek inhibitor yang menempel pada kompleks ES. Inhibitor 1 dan inhibitor 2 merupakan contoh dari
reversible inhibitor karena memiliki kesetimbangan (lihat tanda panah kesetimbangan dari reaksi penempelan
inhibitor). Jadi, pernyataan yang benar adalah I dan II.

Referensi/Further Reading:
Nelson & Cox. 2013. Lehninger Principles of Biochemistry 6th edition.

9. Jawaban: C
Pembahasan:
Gen RsaI-A mengkode pigmen visual hijau, sedangkan gen RsaI-B mengkode pigmen visual merah sehingga
penderita buta warna hijau tidak memiliki pita RsaI-A dan penderita buta warna merah tidak memiliki pita RsaI-
B. Rekombinasi yang terjadi pada segmen-segmen tersebut menghasilkan produk dengan ukuran yang tidak
serupa (unequal) dan terlihat pada rasio gen RsaI-A dan RsaI-B yang berbeda-beda pada orang normal. Variasi
panjang segmen duplikasi gen RsaI-A bervariasi baik pada orang normal atau penderita buta warna merah,
sedangkan variasi gen RsaI-B tidak teramati lebih jelas. Hal ini menunjukkan variasi panjang gen tersebut bukan
penyebab terjadinya kelainan buta warna, melainkan akibat mutasi gen yang terjadi setelah proses rekombinasi.
Rekombinasi bisa menyebabkan fusi gen yang tidak fungsional atau terdelesinya segmen gen. Jadi, pernyataan
yang benar adalah II saja.

Referensi/Further Reading:
Wilson, J. and Hunt, T. (2015). Molecular Biology of the Cell Sixth Edition: The Problems Book. Garland
Science.

10. Jawaban: B
Pembahasan:
Ukuran segmen berulang dari hasil duplikasi pada situs tersebut adalah 39 kb. Setiap penambahan satu rasio gen
RsaI-A, panjang pita DNA bertambah secara konstan, yaitu sebanyak 39 kb.

Referensi/Further Reading:
Wilson, J. and Hunt, T. (2015). Molecular Biology of the Cell Sixth Edition: The Problems Book. Garland
Science.

11. Jawaban: A
Pembahasan:
Hanya terdapat satu alternatif cara pemotongan untuk mengkloning Gen A ke dalam pGEGT58, yaitu dengan
penggunaan enzim restriksi KpnI. Anda dapat menyeleksi vektor yang berhasil memiliki Gen A dengan
mentransformasikan vektor ke dalam bakteri dan menumbuhkan pada media mengandung Ampicilin. Seleksi
dengan tetrasiklin tidak dapat dilakukan karena insersi gen ke dalam vektor membuat gen marker resisten
tetrasiklin terpotong. Kloning Gen A ke dalam vektor dapat menghasilkan dua macam orientasi, namun
keduanya dapat menghasilkan produk fungsional karena insersi dilakukan bersamaan dengan promoter (arah
pembacaan tetap sama). Vektor yang berhasil mengandung Gen A dapat dipotong dengan enzim KpnI dan SalI
menghasilkan 4 fragmen DNA berbeda (500 bp, 1.500 bp, dan dua fragmen hasil pemotongan vektor di situs
SalI) sebagai bukti penegasan. Jadi, pernyataan yang benar adalah I saja.

12. Jawaban: A
Pembahasan:

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 64 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Ilustrasi soal menunjukkan bahwa semua ribosom membawa lisin radioaktif pada posisi residu ke-8, akan tetapi
ribosom di ujung 5’, belum mencapai posisi leusin di residu ke-16. Akibatnya, ketika didigesti dengan tripsin,
semua ribosom akan menghasilkan peptida pertama (8 asam amino). Kemudian, fraksi peptida selanjutnya yang
lebih kecil akan menghasilkan peptida kedua dan seterusnya. Dengan demikian, grafik percobaan akan secara
konstan mengalami penurunan radioaktif.

Bila terjadi penghambatan sintesis protein di suatu titik di mRNA globin, grafik yang diharapkan akan teramati
adalah grafik A. Penghambatan pada satu titik di mRNA globin akan membuat ribosom lebih padat di bagian
sebelum titik tersebut. Akibatnya, gradien penurunan signal radioaktif menjadi lebih tinggi jika dibandingkan
gradien penurunan signal radioaktif setelah titik penghambatan.

Referensi/Further Reading:
Wilson, J. and Hunt, T. (2015). Molecular Biology of the Cell Sixth Edition: The Problems Book. Garland
Science.

13. Jawaban: A
Pembahasan:
Pada kondisi anaerob, glikolisis akan memiliki laju tinggi untuk memenuhi kebutuhan ATP. Kondisi keberadaan
oksigen akan menurunkan laju glikolisis pada kultur yeast. Penurunan ini terjadi karena metabolisme aerob
menghasilkan lebih banyak ATP per molekul glukosa yang sama. Akibatnya, secara total, laju konsumsi glukosa
akan menurun apabila kultur dipaparkan keberadaan oksigen. Pada percobaan kedua, teramati bahwa kondisi
media dengan konsentrasi glukosa tinggi meningkatkan laju glikolisis pada kultur yeast dan berakibat pada lebih
tingginya hasil etanol (Ingat jalur pengubahan asam piruvat menjadi asetaldehid dan direduksi menjadi etanol).
Pada metabolisme secara aerob, aseptor elektron terakhir adalah oksigen, sedangkan pada anaerob, aseptor
elektron terakhir pada fermentasi alkohol adalah asetaldehid. Jadi, tidak ada pernyataan yang benar.

14. Jawaban: A
Pembahasan:
Berdasarkan laju fotosintesis, Plants A adalah tanaman C3, Plants B adalah tanaman C4, dan Plants C adalah
tanaman CAM. C4 memiliki laju fotosintesis sangat tinggi dan mampu sintas di lingkungan dengan suhu
lingkungan yang lebih tinggi. CAM memiliki laju fotosintesis paling rendah karena terlimitasi fiksasi karbon
dioksida hanya pada malam hari dan pada siang hari stomata terus menutup. Efisiensi pada tabel dinyatakan
dalam gram air per gram karbon. Parameter ini menunjukkan banyaknya air yang dibutuhkan untuk memfiksasi
jumlah karbon yang sama. Hal ini berarti nilai parameter yang tinggi menunjukkan tanaman yang lebih boros
air. Tumbuhan 3 adalah C3, tumbuhan 2 adalah C4, dan tumbuhan 1 adalah CAM. CAM memiliki pertumbuhan
biomassa paling kecil karena limitasi fiksasi karbon pada malam hari dan pada siang hari stomata terus menutup.

Plants C (CAM) akan menunjukkan karakteristik jenis tumbuhan 1 yang memiliki resistensi stomata yang sangat
tinggi pada siang hari. Tumbuhan berstrategi C3 akan memiliki hubungan grafik seperti Plants A dan

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 65 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

karakteristik jenis tumbuhan 3. Tumbuhan berstrategi C4 akan memiliki hubungan grafik seperti Plants B dan
karakteristik jenis tumbuhan 2. Semuanya memiliki enzim Rubisco. Jadi, pernyataan yang benar adalah I saja.

Referensi/Further Reading:
Taiz & Zeiger. Plant Physiology.

15. Jawaban: C
Pembahasan:
Anatomi yang ditunjukkan pada Gambar A tidak dapat ditemukan secara umum pada kelompok tumbuhan biji
terbuka dan kelompok tumbuhan dikotil. Tanda panah pada Gambar B menunjukkan jaringan pembuluh primer
yang berkembang dari prokambium. Tumbuhan ini memiliki banyak cincin kambium yang muncul bertahap
sehingga menghasilkan xylem dan floem yang terus berselang-seling. Anda dapat menemukan kambium pada
berkas pembuluh di Gambar B, namun aktivitasnya terbatas. Jadi, pernyataan yang benar adalah II dan IV.

16. Jawaban: C
Pembahasan:
Tumbuhan A, B, dan C memiliki bunga majemuk, sedangkan tumbuhan D memiliki bunga tunggal. Jika gambar
diamati dengan saksama, tumbuhan A memiliki pembungaan bertipe rasemosa (bunga baru dihasilkan di ujung
dan terus bertumbuh sehingga pertumbuhan bersifat indefinite), sedangkan tumbuhan B memiliki pembungaan
bertipe samosa (bunga di ujung mekar terlebih dahulu diikuti bunga di bagian bawah sehingga pertumbuhan
bersifat definite). Struktur berwarna kuning pada bunga tumbuhan C adalah bagian dari bunga. Bunga matahari
adalah bunga majemuk yang terdiri dari disc flower dan ray flower. Struktur berwarna kuning adalah bagian
dari ray flower. Tumbuhan D memiliki ovarium superior (lihat posisi ovarium). Jadi, pernyataan yang benar
adalah II dan IV.

Referensi/Further Reading:
Simpson. Plant Systematics.

17. Jawaban: E
Pembahasan:
Tipe plasenta aksiler ditunjukkan oleh buah B, D, dan F. Tipe plasenta parietal ditunjukkan oleh buah A. Tipe
plasenta basal ditunjukkan oleh buah E. Tipe plasenta free central ditunjukkan oleh buah C. Jadi, pernyataan
yang benar adalah I,II, III, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Simpson. Plant Systematics.

18. Jawaban: C
Pembahasan:
(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 66 of 84
BIDANG : BIOLOGI SMA

Tumbuhan A memiliki struktur pertahanan diri berasal dari modifikasi batang. Thorn merupakan modifikasi
batang (thorn bukan modifikasi daun, lihat ada daun muncul di atasnya). Tumbuhan B memiliki struktur
pertahanan diri berasal dari modifikasi daun. Spine merupakan modifikasi daun (lihat ada tunas muncul di
atasnya). Tumbuhan C memiliki struktur untuk memanjat berasal dari modifikasi daun dan D memiliki struktur
untuk memanjat berasal dari modifikasi batang. Sulur tumbuhan C berasal dari bagian ujung daun majemuknya.
Sulur tumbuhan D berasal dari modifikasi tunas aksiler di batang. Tumbuhan C memiliki daun majemuk,
sedangkan tumbuhan D memiliki daun tunggal. Jadi, pernyataan yang benar adalah I,II, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Simpson. Plant Systematics.

19. Jawaban: D
Pembahasan:
Stres air menyebabkan penurunan parameter morfologis seperti biomassa akar, batang, daun, tinggi tumbuhan
dan diameter batang. Penambahan nutrient fosfat tidak memiliki efek terhadap respon tumbuhan terhadap
kondisi stress air tersebut (lihat signifikansi). Stres air menyebabkan peningkatan radikal bebas, berupa anion
peroksida dan hidrogen peroksida. Penambahan nutrient fosfat meningkatkan produksi enzim pemecah radikal
bebas tersebut pada tanaman yang mengalami stress air. Tumbuhan yang mengalami stress air memberikan
respon dengan mengakumulasi solut terlarut untuk membuat potensial osmotik selnya menjadi lebih negatif.
Penambahan nutrient fosfat meningkatkan respon akumulasi solut terlarut. Penurunan protein terlarut diduga
akibat penurunan laju sintesis protein sel tumbuhan di kondisi stress air. Penambahan nutrien fosfat mengurangi
efek tersebut. Jadi, pernyataan yang benar adalah II, III, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Tariq et al. (2018). Phosphorous fertilization alleviates drought effects on Alnus cremastogyne by regulating its
antioxidant and osmotic potential

20. Jawaban: B
Pembahasan:
Mutasi insersi pada ketiga galur mutan menyebabkan abnormalitas pada proses dormansi (Lihat Gambar C) dan
pada proses germinasi biji. Ketiga mutan memerlukan waktu yang lebih singkat untuk bergerminasi jika
dibandingkan WT. Hal ini menunjukkan bahwa proses dormansi biji mengalami gangguan. Insensitivitas
terhadap ABA pada ketiga mutan tidak menyebabkan abnormalitas pada proses dehidrasi biji (lihat Gambar A).
Dalam proses perkembangan, biji pada ketiga galur mutan memperoleh kemampuan untuk germinasi sama
dengan wild type, yaitu pada sekitar hari ke-15. Jadi, pernyataan yang benar adalah I dan II.

Referensi/Further Reading:
Zinsmeister et al. (2016). ABI5 Is a Regulator of Seed Maturation and Longevity in Legumes. The Plant Cell.

21. Jawaban: C
Pembahasan:
Semua gula yang dipaparkan adalah gula nonpereduksi. Pada biji tumbuhan wild type, maturasi biji
menyebabkan penurunan kandungan kandungan gula sukrosa dan rafinosa, namun menyebabkan peningkatan
kandungan gula stakiosa dan gula verbaskosa. Pada biji tumbuhan galur mutan, maturasi biji juga menyebabkan
peningkatan kandungan gula stakiosa dan gula verbaskosa, namun mengalami penurunan kandungan kandungan
gula sukrosa dan rafinosa. Pada biji tumbuhan galur mutan, biji mengalami penurunan ekspresi SIP1 hingga
menjadi 10 hingga 20% dari nilai ekspresi wild type. Walaupun biji mature dari wild type memiliki kandungan
gula sukrosa yang lebih rendah, kandungan RFO wild type lebih tinggi secara signifikan jika dibandingkan
dengan galur mutan.

Referensi/Further Reading:
Zinsmeister et al. (2016). ABI5 Is a Regulator of Seed Maturation and Longevity in Legumes. The Plant Cell.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 67 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

22. Jawaban: A
Pembahasan:
Tumbuhan A, B, C, dan D mempunyai meristem apikal. Semua tumbuhan di atas memiliki kutikula. Semua
tumbuhan di atas mengalami metagenesis. Tumbuhan A memiliki generasi dominan adalah gametofit,
sedangkan tumbuhan B, C, dan D memiliki generasi dominan adalah sporofit. Pembentukan gamet pada semua
tumbuhan tersebut terjadi melalui pembelahan mitosis.

Referensi/Further Reading:
Taiz & Zeiger. Plant Physiology.
Simpson. Plant Systematics.

23. Jawaban: C
Pembahasan:
Penambahan inhibitor biosintesis giberelin menyebabkan adanya akumulasi intermediet GA19, GA20, GA44, dan
GA53. Hasil percobaan di atas menunjukkan bahwa perkembangan ovarium menjadi buah bergantung pada
Giberelin. Selain ovarium yang terbuahi, ovarium yang diberi intermediet giberelin aktif juga dapat berkembang
menjadi buah. Pada saat ovarium belum terbuahi, enzim yang berfungsi memetabolisme prekursor GA19 menjadi
prekursor selanjutnya berada dalam kondisi terlimitasi. Mengapa GA19? Pemberian intermediet ini tidak mampu
menyebabkan perkembangan ovarium menjadi buah. Hal ini berarti pembuahan akan mengkonversi intermediet
ini menjadi intermediet yang aktif. Di ovarium, polinasi menyebabkan peningkatan transkrip SIGA20ox1, -2, dan
-3, dan SICPS. Peningkatan ekspresi SIGA3ox1 pada ovarium teramati hanya pada hari ke-5 pasca polinasi. Jadi,
pernyataan yang benar adalah II dan IV.

Referensi/Further Reading:
Serrani et al. (2007). Gibberellin Regulation of Fruit Set and Growth in Tomato. Plant Physiology.

24. Jawaban: B
Pembahasan:
Cahaya biru mengakibatkan pemompaan proton keluar dari sitoplasma sel penjaga dan menurunkan pH larutan.
Cahaya biru mengakibatkan pembukaan stomata dengan membuat protoplas bertambah besar (turgid).
Fusicoccin merupakan aktivator H-ATPase (efek yang sama dengan pemberian cahaya biru) dan mengakibatkan
pembukaan stomata. Senyawa X dapat berupa CCCP, yaitu sejenis ionophore yang dapat membuat gradien ion
hilang seketika. Jadi, pernyataan yang benar adalah II dan IV.

Referensi/Further Reading:
Taiz & Zeiger. Plant Physiology.

25. Jawaban: B
Pembahasan:
Kedua isoform Hb pada African lion dan Snow leopard memiliki afinitas terhadap oksigen yang lebih rendah
jika dibandingkan Hb manusia. Hal ini terlihat dari kurva disosiasi kedua spesies berada lebih di kanan dari
kurva milik Hb manusia. Kedua isoform Hb pada African lion dan Snow leopard tidak sensitif dengan pemberian
DPG jika dibandingkan dengan Hb manusia. Pemberian DPG tidak mengubah kurva disosiasi Hb-oksigen pada
kedua spesies, sedangkan pemberian DPG menyebabkan kurva disosiasi Hb-oksigen milik manusia mengalami
pergeseran ke kanan. HbA dan HbB African lion dan Snow leopard sensitif terhadap ion klorida yang
mengakibatkan penurunan afinitasnya terhadap oksigen (Ingat bahwa peningkatan P50 menunjukkan penurunan
afinitas Hb terhadap oksigen). Hasil percobaan menunjukkan bahwa karakteristik Hb Snow leopard yang
diamati tidak mendukung adaptasinya untuk toleran tehadap kondisi hipoksia di habitat pegunungan.
Kemungkinan terdapat mekanisme lainnya bagi Snow leopard untuk beradaptasi di lingkungan rentan kondisi
hipoksia. Jadi, pernyataan yang benar adalah III saja.

Referensi/Further Reading:

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 68 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Janecka et al. (2015). Genetically based low oxygen affinities of felid hemoglobins: Lack of biochemical
adaptation to high-altitude hypoxia in the snow leopard. Journal of Experimental Biology.

26. Jawaban: C
Pembahasan:
Antiserum monoklonal memiliki antibodi yang disekresikan oleh sel turunan dari sebuah limfosit B. Antiserum
poliklonal memiliki antibodi yang disekresikan oleh sel turunan dari beberapa limfosit B. Antibodi monoklonal
bereaksi dengan satu region dari satu antigen, sedangkan antibodi poliklonal adalah campuran berbagai jenis
antibodi yang masing-masing bereaksi dengan region berbeda. Antibodi monoklonal dapat diperoleh melalui
teknologi rekayasa genetika (hibridoma), sedangkan antibodi poliklonal dapat diperoleh dari imunisasi dan
pemanenan antibodi biasa.

27. Jawaban: D
Pembahasan:
Resting metabolism dari ikan tersebut maksimal pada suhu 30○C (lihat nilai maksimum tercapai pada suhu
tersebut). Ikan tersebut memiliki ketahanan/endurance paling tinggi pada suhu 25○C. Endurance tinggi
menunjukkan bahwa tubuh mampu mendorong metabolisme secara maksimal dari metabolisme di kondisi
istirahat. Pada suhu 25○C, selisih antara active metabolism dan resting metabolism adalah yang terbesar. Q10
dapat dihitung secara sederhana dengan menentukan rasio laju metabolisme antara dua kondisi temperatur
yang berselisih 10. Q10 dari resting metabolism antara 10○C dan 20○C adalah 2,5 (dihitung dari 5/2 = 2,5). Q10
dari active metabolism antara 10○C dan 20○C adalah 3 (dihitung dari 9/3 = 3). Jadi, pernyataan yang benar adalah
I, III, dan IV.

28. Jawaban: C
Pembahasan:
Nasib mesoderm belum terbentuk di awal blastula sehingga rekombinasi yang dilakukan pada tahap blastula di
percobaan masih dapat mengubah nasib animal cap menjadi mesoderm. Signal penginduksi pembentukan
mesoderm telah dihasilkan bahkan pada tahapan awal blastula, yaitu ketika masih 32 sel. Bagian sisi D1 adalah
tempat keberadaan organizer dorsal mesoderm sehingga rekombinasi dengan bagian sisi D1 menghasilkan
proporsi dorsal mesoderm yang paling tinggi. Kita dapat memprediksi bahwa daerah sisi 1 (yang membentuk
bagian dorsal) adalah sisi tempat keberadaan gray crescent, sedangkan sisi 4 (yang membentuk daerah ventral)
adalah sisi tempat masuknya sperma. Jadi, pernyataan yang benar adalah III dan IV.

29. Jawaban: D
Pembahasan:
Pada t = 0, potensial membran secara dominan lebih dipengaruhi oleh konduktansi ion melalui potassium
leakage channel. Neuron B mengalami perubahan polarisasi di antara t = 0 hingga t = 1. Pada rentang waktu
tersebut, baik voltage gated sodium channel maupun potassium leakage channel terbuka. Tanda panah pada
gambar menunjukkan kondisi saat aliran ion keluar melewati potassium channel maupun aliran ion masuk
melewati sodium channel adalah sama. Bila neuron A adalah neuron pada larutan fisiologis normal, neuron B
adalah neuron sama yang diletakkan pada larutan fisiologis dengan kandungan potassium yang lebih rendah.
Kondisi tersebut akan menurunkan nilai resting potensial/membuat menjadi lebih negatif. Jadi, pernyataan yang
benar adalah I, III, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Shermood. Human Physiology.

30. Jawaban: B
Pembahasan:
Inisiasi aktivitas burung pada percobaan dipicu oleh siklus circadian. Pergeseran siklus aktivitas bukan terjadi
akibat pengubahan lama pemaparan cahaya pada siklus gelap/terang (lihat desain percobaan). Pengamatan
bahwa kelenjar pineal yang utuh dapat mempertahankan siklus aktivitas pada kondisi normal belum cukup
mendukung hipotesis bahwa kelenjar pineal mengkontrol siklus aktivitas secara endogenous. Pengamatan
(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 69 of 84
BIDANG : BIOLOGI SMA

bahwa kelenjar pineal yang dihilangkan mampu mengubah sikus aktivitas mendukung hipotesis bahwa kelenjar
pineal mengkontrol siklus aktivitas secara endogenous. Siklus aktivitas dapat dipertahankan pada kondisi
konstan, namun dapat berubah akibat adanya stimulus dari lingkungan. Jadi, pernyataan yang benar adalah IV
saja.

31. Jawaban: E
Pembahasan:
Di alam, katak yang melakukan perilaku calling memiliki kandungan CORT dan Testosteron plasma yang lebih
tinggi jika dibandingkan katak yang tidak melakukan perilaku tersebut. Baik katak yang melakukan perilaku
calling maupun tidak (non-calling) dapat melakukan adaptasi terhadap kondisi penahanan setelah 30 hari.
Setelah 30 hari, kedua jenis katak mengalami penurunan kandungan CORT (hormon stress) yang
mengindikasikan katak mampu beradaptasi dan menekan stress. Pemberian stress penahanan berkemungkinan
menyebabkan penghambatan jalur hormonal hipotalamus-pituitary-gonad (menurunkan kadar testosteron),
tetapi menyebabkan aktivasi jalur hormonal hipotalamus-pituitary-adrenal (meningkatkan kadar CORT atau
mempertahankan CORT dalam kadar tinggi). Pemberian stress jangka panjang berkemungkinan menurunkan
kandungan protein, salah satunya adalah dalam sistem komplemen yang berakibat pada penurunan aktivitas
antibakteri. Ingat bahwa komplemen juga termasuk sistem imunitas innate. Jadi, pernyataan yang benar adalah
I, II, III, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Titon et al. (2018). Interplay among steroids, body condition and immunity in response to long-term captivity
in toads. Scientific Report.

32. Jawaban: E
Pembahasan:
Walaupun tanpa NDCBE, tikus masih mampu mengkompensasi penurunan asupan natrium dengan
mengaktifkan RAAS. Pada kondisi asupan natrium normal, baik tikus single knock-out maupun tikus double
knock-out mengaktivasi RAAS dengan level yang tidak berbeda signifikan (lihat level signifikansi yang tidak
berbeda). Tikus yang tidak memiliki NDCBE dan NCC terindikasi mengalami dehidrasi pada pemberian diet
tanpa natrium, terlihat dari peningkatan nilai hematokrit (artinya volume plasma menurun). NDCBE berperan
dalam menjaga volume intravascular pada kondisi diet tanpa natrium. Hal ini terlihat dari efek penghilangan
NDCBE pada kondisi diet tanpa natrium membuat kondisi dehidrasi.

Referensi/Further Reading:
Sinning et al. (2016). Double Knockout of the Na+-Driven Cl−/HCO3− Exchanger and Na+/Cl− Cotransporter
Induces Hypokalemia and Volume Depletion. J Am Soc Nephrol.

33. Jawaban: B
Pembahasan:
Baik neuron A dan B memiliki ion channel di membrane plasma, namun dengan mekanisme induksi yang
berbeda. Reseptor A juga berperan sekaligus sebagai protein channel, sedangkan reseptor B tidak. Neuron B
akan melibatkan second messenger dalam mekanisme responnya sehingga memiliki respon yang lebih lambat
jika dibandingkan neuron A. Second messenger dalam jalur transduksi lah yang selanjutnya akan membuat ion
channel terbuka. Jadi, pernyataan yang benar adalah II dan IV.

Referensi/Further Reading:
Shermood. Human Physiology.

34. Jawaban: E
Pembahasan:
Atrium mulai berkontraksi sebelum titik A. Darah mulai diinjeksikan menuju aorta pada titik B (saat tekanan
ventrikel lebih besar daripada tekanan aorta). Kondisi sistolik dari ventrikel ditunjukan titik A hingga titik D.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 70 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Sebelum titik A, baik atrium maupun ventrikel telah terisi oleh darah. Jadi, pernyataan yang benar adalah IV
saja.

Referensi/Further Reading:
Shermood. Human Physiology.

35. Jawaban: C
Pembahasan:
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑂2 = 𝐶𝑎𝑟𝑑𝑖𝑎𝑐 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 × (𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑂2 𝑎𝑟𝑡𝑒𝑟𝑖 − 𝑣𝑒𝑛𝑎)
𝐶𝑎𝑟𝑑𝑖𝑎𝑐 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = ℎ𝑒𝑎𝑟𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑒 × 𝑠𝑡𝑟𝑜𝑘𝑒 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
Heart rate diketahui dari grafik pada no 34. Satu siklus jantung terjadi selama 1 detik, sehingga dalam satu
menit terdapat 60 kali siklus atau 60 kali ejeksi darah ke aorta.
350
𝐶𝑎𝑟𝑑𝑖𝑎𝑐 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 = = 7 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑟𝑎ℎ/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
(200 − 150)
7000 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑆𝑡𝑟𝑜𝑘𝑒 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = = 117 𝑚𝑙/𝑑𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑗𝑎𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔
60 𝑑𝑒𝑡𝑎𝑘/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Referensi/Further Reading:
Shermood. Human Physiology.

36. Jawaban: B
Pembahasan:
Pada awalnya, kedua elektroda mengukur potensial yang sama sehingga tidak terdapat perbedaan yang
terdeteksi. Saat daerah elektroda kiri mengalami depolarisasi, elektroda akan mengukur ekstraseluler pada
daerah tersebut menjadi lebih negatif jika dibandingkan daerah elektroda kanan. Saat daerah elektroda kanan
mengalami depolarisasi, elektroda akan mengukur daerah tersebut menjadi lebih negatif jika dibandingkan
daerah elektroda kiri dengan ukuran perubahan potensial yang sama. Puncak yang terbentuk berbeda tanda
karena amplifier membedakan kedua input yang muncul. Bentuk potensial aksi yang terjadi adalah dua puncak,
salah satunya naik dan yang lainnya turun seperti yang ditunjukkan pilihan B.

Referensi/Further Reading:
www.medicine.mcgill.ca

37. Jawaban: B
Pembahasan:

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 71 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Deteksi cDNA yang berbeda menunjukkan deteksi gen yang berbeda.


Untuk mempermudah perhitungan, dapat kita simbolakan sebagai berikut.
Autoradiogram I mendeteksi gen A dengan variasi:
Alel A1 yang menghasilkan pola a1 dan a2.
Alel A2 yang menghasilkan pola a3.

Autoradiogram II mendeteksi gen B dengan variasi:


Alel B1 yang menghasilkan pola b2.
Alel B2 yang menghasilkan pola b1 dan b3.

Autoradiogram III mendeteksi gen C dengan variasi:


Alel C1 yang menghasilkan pola c1, c2, dan c3.
Alel C2 yang menghasilkan pola c1 dan c4.

Dengan demikian, kita dapat menulisakan genotipe Padi A dan Padi B.


Padi A: A1/A1, B1/B1, C1/C1
Padi B: A2/A2, B2/B2, C2/C2

Tumbuhan F1 (A1/A2 B1/B2 C1/C3) akan disilangkan dengan tumbuhan dengan larik a3, b2, c1, dan c4 (berarti
bergenotipe A2/A2 B1/B1 C2/C2).

Semua keturunan akan memiliki kombinasi dari gamet tumbuhan F1 dan dengan gamet dari tumbuhan A2/A2
B1/B1 C2/C2. Dengan mengeliminasi sumbangan larik DNA dari A2/A2 B1/B1 C2/C2 kita dapat mengetahui
gamet sumbangan dari tumbuhan F1 sebagai berikut:

Pola Larik DNA dari Gamet F1 Gamet dari F1 Jumlah


𝑎3, 𝑏2, 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3 A2B1C1 10
𝑎3, 𝑏1, 𝑏3, 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3 A2B2C1 11
𝑎1, 𝑎2, 𝑏2, 𝑐1, 𝑐4 A1B1C2 9
𝑎1, 𝑎2, 𝑏1, 𝑏3, 𝑐1, 𝑐4 A1B2C2 10
𝑎1, 𝑎2, 𝑏2, 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3 A1B1C1 398
𝑎1, 𝑎2, 𝑏1, 𝑏3 𝑐1, 𝑐2, 𝑐3 A1B2C1 405
𝑎3, 𝑏2, 𝑐1, 𝑐4 A2B1C2 395
𝑎3, 𝑏1, 𝑏3, 𝑐1, 𝑐4 A2B2C2 402

Terdapat dua kelas gamet yang terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat dua gen terpaut dan satu gen
bebas. Gamet parental yang diprediksi adalah A1B1C1 dan A2B2C2 (sesuai dengan parental awal). Dua gamet
parental lainnya yang terbentuk dari F1 terjadi akibat segregasi dengan gen yang bebas. Dengan demikian,
diketahui bahwa gen B yang tersegregasi bebas dan dua gen lainnya terpaut.

A1 C1 B1

A2 C2 B2

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 72 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Tata letak seperti di atas dapat menjelaskan proporsi gamet yang teramati di percobaan, yaitu:
Gamet parental adalah A1B1C1, A2B2C2, A1B2C1, dan A2B1C2.
Gamet rekombinan adalah A1B1C2, A1B2C2, A2B1C1, dan A2B2C1.

Jadi, gen yang terdeteksi oleh probe cDNA2 bersegregasi bebas, sedangkan dua gen lainnya terpaut.

38. Jawaban: C
Pembahasan:
Tumbuhan a3, b1, b3, c1, c4 adalah tumbuhan bergenotipe A2/A2 B2/B2 C2/C2 dan hanya bisa terbentuk bila
gamet A2B2C2 bertemu dengan gamet A2B2C2 (dalam persilangan sesama F1). Untuk itu kita perlu
menghitung frekuensi gamet A2B2C2 dari tabel gamet. Frekuensi gamet A2B2C2 = 402/1640 =0,245. Frekuensi
A2/A2 B2/B2 C2/C2 adalah 0,245 x 0,245 = 6%.

39. Jawaban: A
Pembahasan:
Anafase mitosis terlihat dari semua kromosom berjajar di ekuatorial dan sister kromatid dipisahkan ke kedua
anakan. Anafase meiosis I terlihat dari pemisahan kromosom homolog ke kedua anakan. Anafase meiosis II
terlihat dari pemisahan sister kromatid.
Gambar 1 tidak mungkin karena A tidak mungkin berhomolog dengan B.
Gambar 2, 3, dan 4 menunjukkan anaphase meiosis II yang menghasilkan gamet berkopi n. Setiap gamet
memiliki satu kromosom yang memiliki gen A dan satu kromosom yang lain memiliki gen B.
Gambar 5 menunjukkan anaphase mitosis terlihat dari semua kromosom berjajar di ekuatorial dan sister
kromatid dipisahkan ke kedua anakan. Anakan yang terbentuk adalah anakan dnegan genotipe yang sama
dengan indukan A/a B/b.
Gambar 6 tidak mungkin mitosis karena kromosom dengan gen A tidak mungkin memiliki sister kromatid
dengan gen a. Pada fase S, kromosom akan mengalami duplikasi sehingga sister kromatid yang saling menempel
memiliki kopi gen yang sama (A dan A atau a dengan a).
Gambar 7, 8, dan 9 tidak wajar karena sel yang terlihat memiliki kondisi 8n, yaitu 8 salinan alel dalam satu sel.
Gambar 10 menunjukkan proses anaphase meiosis I karena terjadi pemisahan kromosom homolog.
Gambar 11 tidak mungkin karena individu yang ditunjukkan bergenotipe a/a B/B.
Gambar 12 tidak mungkin karena alel a berhomolog dengan alel b.

Ilustrasi di atas yang tidak dapat ditemukan pada kenyataannya adalah ilustrasi gambar 1, 6, 7, 8, 9, 11 dan 12.
Ilustrasi di atas yang menggambarkan kondisi anafase dari pembelahan mitosis adalah ilustrasi gambar 5.
Ilustrasi di atas yang menggambarkan kondisi anafase dari pembelahan meiosis I adalah ilustrasi gambar 10.
Ilustrasi di atas yang menggambarkan kondisi anafase dari pembelahan meiosis II adalah ilustrasi gambar 2, 3,
dan 4.

Jadi, pernyataan yang benar adalah IV saja.

Referensi/Further Reading:
Griffith et al. (2015). Introduction of Genetic Analysis. W.H. Freeman & Company.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 73 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

40. Jawaban: D
Pembahasan:
Terdapat 4 gen yang menghasilkan 4 tingkatan proporsi gamet (8 jenis gamet). Proporsi ini biasanya ditemukan
pada kasus 3 gen terpaut. Kemungkinan satu gen lainnya adalah tersegregasi bebas tereliminasi karena jika satu
gen lainnya bersegregasi besar seharusnya akan muncul 16 kemungkinan (8 jenis gamet dikali dua kemungkinan
dari segregasi bebas). Oleh karena itu, dapat disimpulkan adanya kemungkinan dua gen terpaut sempurna. Gen
A, B, C, dan D terpaut dengan gen A dan D terpaut sempurna di tengah
B Ad c

b aD C

Tata letak di atas dapat menjelaskan pengamatan percobaan, yaitu diperolehnya:


Tipe parental berupa A.B.c.d dan a.b.C.D.
Tipe single cross over I berupa a.B.C.D dan A.b.c.d.
Tipe single cross over II berupa A.B.C.d dan a.b.c.D
Tipe double cross over berupa a.B.c.D dan A.b.C.d

Referensi/Further Reading:
Griffith et al. (2015). Introduction of Genetic Analysis. W.H. Freeman & Company.

41. Jawaban: E
Pembahasan:
B Ad c

b aD C

Gen A dan D terpaut sempurna sehingga kedua tersegregasi bersamaan. Untuk mempermudah perhitungan Ad
dapat kita anggap sebagai satu kesatuan.
Tipe double cross over berupa a.B.c.D dan A.b.C.d.
Tipe single cross over I berupa a.B.C.D dan A.b.c.d terjadi karena pindah silang antara gen B dengan A-D.
Frekuensi rekombinasi di antara B dan A-D adalah (42+43+6+9)/1000 * 100% = 10 cM
Tipe single cross over II berupa A.B.C.d dan a.b.c.D terjadi karena pindah silang antara gen C dan A-D.
Frekuensi rekombinasi di antara A-D dan C adalah (140+145+6+9)/1000 * 100% = 30 cM

B Ad c

10 cM 30 cM

b aD C

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 74 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Gen A dan gen D memiliki jarak yang sangat dekat. Gen B dan gen C memiliki jarak sebesar 40cM. Gen D dan
gen B memiliki jarak sebesar 10cM. Jarak antara gen B dan gen D lebih kecil jika dibandingkan jarak antara
gen A dan gen C. Jadi, tidak ada pernyataan yang benar.

Referensi/Further Reading:
Griffith et al. (2015). Introduction of Genetic Analysis. W.H. Freeman & Company.

42. Jawaban: A
Pembahasan:
B Ad c

10 cM 30 cM

b aD C

Tumbuhan dengan fenotipe resesif hanya bisa terbentuk bila terjadi pertemuan gamet a.b.c.d dengan a.b.c.d.
(dalam persilangan sesama F1). Untuk itu, kita perlu mengetahui frekuensi gamet a.b.c.d. Dari tata letak di atas,
gamet a.b.c.d tidak dapat terbentuk karena A akan selalu bersegregasi dengan D dan a akan selalu bersegregasi
dengan D (terpaut sempurna). Dengan demikian, kemungkinan fenotipe resesif untuk keempat gen adalah 0%.

Referensi/Further Reading:
Griffith et al. (2015). Introduction of Genetic Analysis. W.H. Freeman & Company.

43. Jawaban: A
Pembahasan:
Hal unik dari pedigree ini adalah perkawianan dua orang tua normal mampu menghasilkan keturunan yang
berpenyakit. Hal ini menunjukkan bahwa ekspresi kelainan penyakit di atas mengalami penetrasi yang tidak
sempurna. Individu II-6 dan II-10 pasti memiliki alel penyebab penyakit, tetapi tidak menunjukkan fenotipe
penyakit. Pedigree di atas menunjukkan adanya kemungkinan gen lain yang berperan sebagai suppressor
ekspresi kelainan penyakit. Gen suppressor fungsional tersebut bersifat dominan. Mengapa? I-1 pasti tidak
memiliki alel suppressor yang fungsional, sedangkan I-2 memiliki alel supresor yang fungsional. I-2 pasti
heterozigot untuk alel supresor karena paling tidak satu keturunan mereka menunjukkan fenotipe berpenyakit.
Individu II-2 dan II-4 belum tentu membawa alel penyebab penyakit karena informasi keturunannya kurang
memadai apakah ada yang terindikasi membawa alel penyakit. Jadi, pernyataan yang benar adalah III saja.

Referensi/Further Reading:
Griffith et al. (2015). Introduction of Genetic Analysis. W.H. Freeman & Company.

44. Jawaban: C
Pembahasan:
Fenotipe silver abdomen diatur oleh gen yang berada pada autosom, sedangkan fenotipe mutan lainnya pada
kromosom X.

Jantan Betina
wild type 353 wild type 748
blue eyes 23 blue eyes 0
veinless wings 22 veinless wings 0
silver abdomen 117 silver abdomen 251
blue eyes- veinless wings 353 blue eyes- veinless wings 0
blue eyes- silver abdomen 7 blue eyes- silver abdomen 0
(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 75 of 84
BIDANG : BIOLOGI SMA

veinless wings- silver abdomen 8 veinless wings- silver abdomen 0


blue eyes- veinless wings- silver abdomen 118 blue eyes- veinless wings- silver abdomen 0

Kita perlu meninjau proporsi setiap fenotipe di kedua jenis kelamin:


Bila kita hanya melihat mutan blue eyes atau tidak:
Jantan Betina
WT untuk eyes 353+22+117+8 = 500 999
Blue eyes 23+353+7+118 = 501 0

Bila kita hanya melihat mutan veinless wings atau tidak:


Jantan Betina
WT untuk wings 353+23+117+7= 500 999
veinless wings 22+353+8+118= 501 0

Bila kita hanya melihat mutan silver abdomen atau tidak:


Jantan Betina
WT untuk abdomen 353+23+22+353=751 748
silver abdomen 117+7+8+118 = 250 251

Dari penyusunan fenotipe di atas, kita dapat mengetahui bahwa fenotipe silver abdomen diatur gen yang berada
di autosom karena peluang fenotipe mutan sama baik di jantan dan betina adalah sama.

45. Jawaban: E
Pembahasan:
Alternatif cara pertama:
Untuk mempermudah penulisan alel mutan blue eyes disebut a, - veinless wings disebut b, silver abdomen
disebut c. Teknisi tersebut mengkawinkan lalat buah betina WT galur murni (CC XABXAB) dengan lalat buah
jantan yang memiliki fenotipe mutan blue eyes, veinless wings, dan silver abdomen (cc XabY). Semua keturunan
yang dihasilkan (F1) memiliki fenotipe wild type (Cc XABXab dan Cc XABY). Untuk mengetahui jarak kedua
antara gen A dan B, kita mengabaikan fenotipe mutan silver abdomen dan mengubahnya menjadi tabel berikut:

Jantan Betina
AB
wild type (X Y) 470 wild type 999
blue eyes (XaBY) 30
veinless wings (XAbY) 30
blue eyes- veinless wings (XabY) 471

Jika kita melihat dari populasi jantan saja, kita dapat langsung mengetahui proporsi gamet X. Frekuensi gamet
XAB adalah 0,47; XaB adalah 0,03; XAb adalah 0,03; dan Xab adalah 0,47. Jarak kedua gen adalah 6cM. Pertanyaan
soal adalah ’Bila teknisi tersebut mengambil lalat jantan berfenotipe wild type dari F2, peluang lalat
tersebut memiliki genotipe yang sama dengan F1 (Cc XABY) adalah…’
Perkawinan F1 adalah Cc XABXab × Cc XABY dan kita perlu mencari peluang mendapatkan Cc XABY pada
populasi jantan. Peluang Cc kawin dengan Cc dan menghasilkan Cc adalah ½. Peluang gamet XAB muncul dari
XABXab adalah 0,47. Peluang anakan Cc XABY pada populasi pria adalah ½ * 0,47 = 0,235 atau 23,5% atau
sebesar 235 pada populasi jantan. Dengan demikian, peluang pengambilannya dari wild type total adalah
235/353 = 66,6%

Alternatif cara kedua:


Wild type jantan memiliki kemungkinan genotipe CC XABY dan Cc XABY. Kemungkinan Cc XABY adalah 2/3
dari total jantan wild type atau 66,6%. Ingat bahwa Cc dikawinkan dengan Cc akan menghasilkan 1CC, 2Cc,
dan 1cc. Dari fenotipe normal, 2/3 nya adalah Cc.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 76 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

46. Jawaban: A
Pembahasan:

Persilangan Parental Progeni


1 Galur mutan I (AAbb) × Galur mutan II (aaBB) 100% ungu (AaBb)
2 Galur mutan I (AAbb) × Galur mutan III (aabb) 100% putih (Aabb)
3 Galur mutan II (aaBB) × Galur mutan III (aabb) 100% putih (aaBb)
4 Ungu dari persilangan 1 (AaBb)× Galur mutan I 50% ungu, 50% putih
(AAbb)
5 Ungu dari persilangan 1 (AaBb) × Galur mutan 50% ungu, 50% putih
II (aaBB)
6 Ungu dari persilangan 1 (AaBb) × Galur mutan 25% ungu, 75% putih
III (aabb)

Pewarisan fenotipe mutan tersebut diatur oleh minimal dua gen berbeda. Dari persilangan, kita dapat
memprediksi bahwa mutan I adalah AAbb, mutan II adalah aaBB, dan mutan III adalah aabb. Galur mutan II
mempunyai alel WT homozigot untuk satu atau lebih gen yang berperan dalam pembentukan warna ungu. Hal
ini diperlukan agar perkawinan antara galur mutan I dan mutan II dapat saling komplementer menghasilkan
keturunan yang berwarna ungu. Bila F1 dari persilangan 1 dikawinkan dengan sesamanya, keturunan F2 yang
dihasilkan adalah 9/16 ungu dan 7/16 putih. Bila kita mengambil tanaman berbunga putih dari progeni
persilangan 6, kemungkinan tanaman tersebut adalah galur murni mutan adalah 1/4.

47. Jawaban: C
Pembahasan:

Genotipe Populasi I Populasi II


𝐴 ⁄𝐴 𝐵 ⁄𝐵 200 200
𝐴 ⁄𝑎 𝐵 ⁄𝐵 600 400
𝑎 ⁄𝑎 𝐵 ⁄𝐵 450 200
𝐴 ⁄𝐴 𝐵 ⁄𝑏 400 800
𝐴 ⁄𝑎 𝐵 ⁄𝑏 1.200 1.600
𝑎 ⁄𝑎 𝐵 ⁄𝑏 900 800
𝐴 ⁄𝐴 𝑏 ⁄𝑏 200 250
𝐴 ⁄𝑎 𝑏 ⁄𝑏 600 500
𝑎 ⁄𝑎 𝑏 ⁄𝑏 450 250

Genotipe Populasi I Populasi II


𝐴 ⁄𝐴 800 (16%) 1250 (25%)
𝐴 ⁄𝑎 2400 (48%) 2500 (50%)
𝑎 ⁄𝑎 1800 (36%) 1250 (25%)

Bila kita tidak mengetahui populasi dalam kesetimbangan atau tidak, frekuensi alel dihitung manual!
2𝑥800 + 2400
𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑎𝑙𝑒𝑙 𝐴 𝑝𝑜𝑝 1 = = 0,4
2.5000

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 77 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

2𝑥1.800 + 2400
𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑎𝑙𝑒𝑙 𝑎 𝑝𝑜𝑝 1 = = 0,6
2.5000

Dari perhitungan tersebut, kita dapat memprediksi frekuensi genotipe bila populasi dalam kesetimbangan:
𝑝𝑜𝑝 1: 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝐴𝐴 = 16%; 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝐴𝑎 = 48%; 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑎𝑎 = 36%
Jika dibandingkan dengan pengamatan di lapangan, distribusi persentase genotipenya sama. Hal ini berarti gen
A pada populasi 1 berada pada kesetimbangan Hardy Weinberg.

Bila kita tidak mengetahui populasi dalam kesetimbangan atau tidak, frekuensi alel dihitung manual!
2𝑥1.250 + 2500
𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑎𝑙𝑒𝑙 𝐴 𝑝𝑜𝑝 2 = = 0,5
2.5000

2𝑥1.250 + 2500
𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑎𝑙𝑒𝑙 𝑎 𝑝𝑜𝑝 2 = = 0,5
2.5000

Dari perhitungan tersebut, kita dapat memprediksi frekuensi genotipe bila populasi dalam kesetimbangan:
𝑝𝑜𝑝 2: 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝐴𝐴 = 25%; 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝐴𝑎 = 50%; 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑎𝑎 = 25%
Jika dibandingkan dengan pengamatan di lapangan, distribusi persentase genotipenya sama. Hal ini berarti gen
A pada populasi 2 berada pada kesetimbangan Hardy Weinberg.

Genotipe Populasi I Populasi II


𝐵 ⁄𝐵 1250 (25%) 800 (16%)
𝐵 ⁄𝑏 2500 (50%) 3200 (64%)
𝑏 ⁄𝑏 1250 (25%) 1000 (20%)

Bila kita tidak mengetahui populasi dalam kesetimbangan atau tidak, frekuensi alel dihitung manual!
2𝑥1.250 + 2500
𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑎𝑙𝑒𝑙 𝐵 𝑝𝑜𝑝 1 = = 0,5
2.5000

2𝑥1.250 + 2500
𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑎𝑙𝑒𝑙 𝑏 𝑝𝑜𝑝 1 = = 0,5
2.5000

Dari perhitungan tersebut, kita dapat memprediksi frekuensi genotipe bila populasi dalam kesetimbangan:
𝑝𝑜𝑝 1: 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝐵𝐵 = 25%; 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝐵𝑏 = 50%; 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑏𝑏 = 25%
Jika dibandingkan dengan pengamatan di lapangan, distribusi persentase genotipenya sama. Hal ini berarti gen
B pada populasi 1 berada pada kesetimbangan Hardy Weinberg.

Bila kita tidak mengetahui populasi dalam kesetimbangan atau tidak, frekuensi alel dihitung manual!
2𝑥800 + 3200
𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑎𝑙𝑒𝑙 𝐵 𝑝𝑜𝑝 2 = = 0,48
2.5000

2𝑥1.000 + 3200
𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑎𝑙𝑒𝑙 𝑏 𝑝𝑜𝑝 2 = = 0,52
2.5000

Dari perhitungan tersebut, kita dapat memprediksi frekuensi genotipe bila populasi dalam kesetimbangan:
𝑝𝑜𝑝 2: 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝐵𝐵 = 23,04%; 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝐵𝑏 = 49,92%; 𝑓𝑟𝑒𝑞 𝑏𝑏 = 27,04%
Jika dibandingkan dengan pengamatan di lapangan, distribusi persentase genotipenya sama. Hal ini berarti gen
B pada populasi 2 tidak berada pada kesetimbangan Hardy Weinberg.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 78 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Pertanyaan kedua adalah ‘Peluang kelinci warna kelabu mata merah dari populasi I dengan kelinci warna kelabu
mata merah dari populasi II menghasilkan kelinci putih mata hitam adalah …’
Kelinci putih mata hitam hanya bisa muncul jika kelinci warna kelabu mata merah bergenotipe A/a B/b dengan
kelinci warna kelabu mata merah bergenotipe A/a B/b. Akan tetapi, perlu diingat dalam pengambilan kelinci
warna kelabu mata merah juga bisa diambil A/A B/B, A/a B/B, atau A/A B/b. Oleh karena itu, pembagi
peluangnya adalah semua genotipe yang memiliki fenotipe warna kelabu mata merah.

1200
𝑝𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 𝐴⁄𝑎 𝐵⁄𝑏 𝑝𝑜𝑝 1 = = 0,5
1200 + 200 + 600 + 400

1600
𝑝𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛 𝐴⁄𝑎 𝐵⁄𝑏 𝑝𝑜𝑝 2 = = 0,5333
1600 + 200 + 400 + 800

𝑝𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔 𝒂⁄𝒂 𝒃⁄𝒃 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑨⁄𝒂 𝑩⁄𝒃 × 𝑨⁄𝒂 𝑩⁄𝒃 = 0,5 × 0,5333 × 𝟎, 𝟐𝟓 × 𝟎, 𝟐𝟓 = 0,0116 (1,16%)

Ingat bahwa peluang 𝑎⁄𝑎 𝑏⁄𝑏 dari 𝐴⁄𝑎 𝐵⁄𝑏 × 𝐴⁄𝑎 𝐵⁄𝑏 adalah 𝟎, 𝟐𝟓 × 𝟎, 𝟐𝟓

Pertanyaan selanjutnya adalah ‘Bila populasi I dan II bergabung, frekuensi alel B mengalami perubahan menjadi
…’
Genotipe Populasi I Populasi II
𝐵 ⁄𝐵 1250 800
𝐵 ⁄𝑏 2500 3200
𝑏 ⁄𝑏 1250 1000

Secara sederhana, kita dapat menghitung manual dengan menjumlahkan semua alel pada kedua populasi.
Populasi akhir menjadi 10.000.
2 × 1250 + 2500 + 2 × 800 + 3200 9800
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑎𝑙𝑒𝑙 𝐵 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = = = 0,49
2 × 10.000 20.000

Jadi, pernyataan yang benar adalah II dan III.

Referensi/Further Reading:
Hartwell. Genetics.

48. Jawaban: B
Pembahasan:
Mutan 1,2, dan 6 memerlukan tambahan Y, sehingga ketiga mutan ini tidak bisa membuat Y, namun bisa
membuat X. Dengan demikian, mutan 1, 2 dan 6 mengalami mutasi pada jalur biosintesis Y.

Mutan 4 dan 7 memerlukan tambahan X, sehingga kedua mutan ini tidak bisa membuat X, namun bisa membuat
Y. Dengan demikian, mutan 4 dan 7 mengalami mutasi pada jalur biosintesis X.

Mutan 3 dan 5 memerlukan tambahan X dan Y, sehingga kedua mutan ini tidak bisa membuat X dan Y. Dengan
demikian, mutan 3 dan 5 mengalami mutasi pada biosintesis intermediet yang sama pada biosintesis X dan Y.

Semua mutan dapat tumbuh bila ditambahkan kedua asam amino sehingga fenotipe normal dapat terbentuk bila
sel mampu membuat kedua asam amino tersebut. Mutan 2 dapat tumbuh bila ditambahkan Y saja, berarti mutasi
terjadi pada pembentukan Y dari intermediet sebelumnya. Mutan 4 dapat tumbuh bila ditambahkan X saja,
berarti mutasi terjadi pada pembentukan X dari intermediet sebelumnya. Mutan 6 dapat tumbuh bila
ditambahkan A dan Y. Hal ini berarti mutan ini mengalami mutasi pada tahapan pembentukan A dari intermediet
(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 79 of 84
BIDANG : BIOLOGI SMA

sebelumnya. Mutan 1 dapat tumbuh bila ditambahkan E, A atau Y. Hal ini berarti mutan ini mengalami mutasi
pada tahapan biosintesis sebelum E, A atau Y. Mutan 7 dapat tumbuh bila ditambahkan B dan X. Hal ini berarti
mutan ini mengalami mutasi pada tahapan pembentukan B dari intermediet sebelumnya. Mutan 3 tidak dapat
tumbuh bila diberi X saja atau Y saja, namun dapat tumbuh bila ditambahkan C saja, berarti C merupakan
intermediet yang sama pada jalur biosintesis X dan Y. Mutan 5 dapat tumbuh bila ditambahkan D atau C, berarti
mutasi terjadi pada tahapan sebelum pembentukan D atau C. Dari informasi di atas, dapat dibuat jalur biosintesis
seperti di bawah ini:

X
Bila ditambah asam amino X, m2, m3, dan m5 tetap tidak bisa tumbuh pada media. Intermediet yang
terakumulasi di jalur biosintesis lebih akhir dapat mengatasi mutasi pada jalur biosintesis yang lebih awal. Mutan
m2 (akumulasi A) mampu mendukung m3 dan m5. Mutan m3 (akumulasi D) mampu mendukung m5, sedangkan
mutan m5 tidak bisa mendukung kedua mutan lainnya.

m2 m3

m5

+ asam amino X

Bila ditambah asam amino Y, m3, m4, dan m5 tetap tidak bisa tumbuh pada media. Intermediet yang
terakumulasi di jalur biosintesis lebih akhir dapat mengatasi mutasi pada jalur biosintesis yang lebih awal. Mutan
m4 (akumulasi B) mampu mendukung m3 dan m5. Mutan m3 (akumulasi D) mampu mendukung m5 saja,
sedangkan mutan m5 tidak bisa mendukung kedua mutan lainnya.

m3 m4

m5

+ asam amino Y

Referensi/Further Reading:
Hartwell. Genetics.

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 80 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

49. Jawaban: D
Pembahasan:
Herbivora yang digunakan dalam percobaan ini lebih menyukai memakan tipe forb sehingga mengurangi
kompetisi dan menstimulasi pertumbuhan biomassa grass yang lebih tinggi jika dibandingkan forb. Pemakanan
rumput oleh herbivora dengan intensitas tinggi menurunkan rasio kandungan N/C pada L. chinensis.
Pemakanan rumput oleh herbivora besar mampu mempengaruhi microclimate (lihat perubahan parameter
abiotik). Pemakanan rumput oleh herbivora besar mampu mempengaruhi komposisi komunitas tumbuhan (lihat
perubahan komposisi grass dan forb). Jadi, pernyataan yang benar adalah II, III, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Zhu et al. (2020). Intensive grazing enhances grasshopper fitness and abundance in a meadow steppe.
Agriculture, Ecosystems & Environment.

50. Jawaban: C
Pembahasan:
Fitness belalang betina secara signifikan mengalami peningkatan seiring peningkatan intensitas pemakanan
rumput oleh herbivora besar. Pemakanan rumput yang intensif meningkatkan kesintasan belalang dan
meningkatkan fekunditas belalang (lihat jumlah telur). Analisis regresi menunjukkan bahwa number of oothecae
tidak berkorelasi positif terhadap kelimpahan betina (lihat R2 dan persebaran titik sampel). Peningkatan
kelimpahan belalang dapat terjadi karena adanya imigrasi belalang ke ekosistem yang memiliki microclimate
yang lebih mendukung. Jadi, pernyataan yang benar adalah I dan IV.

Referensi/Further Reading:
Zhu et al. (2020). Intensive grazing enhances grasshopper fitness and abundance in a meadow steppe.
Agriculture, Ecosystems & Environment.

51. Jawaban: D
Pembahasan:
Peningkatan konsentrasi litter leachate secara signifikan menurunkan biomassa komunitas, grasses, forbs,
perennial, dan spesies annual, akan tetapi tidak mempengaruhi biomassa legums, sedges, dan litter. Kadar litter
leachate yang tinggi dapat menurunkan kekayaan spesies dalam komunitas pada tahun 2015. Kadar litter
leachate yang tinggi dapat menurunkan kekayaan spesies tumbuhan annual secara signifikan pada 2016 (data
2015 tidak menunjukkan perubahan yang signifikan), akan tetapi tidak berpengaruh pada kekayaan spesies
tumbuhan perennial. Efek litter leachate berkemungkinan terjadi melalui efek allopati. Jadi, pernyataan yang
benar adalah I, II, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Ma et al. (2020). Effects of Litter Leachate on Plant Community Characteristics of Alpine Grassland in Qinghai
Tibetan Plateau. Rangeland Ecology & Management

52. Jawaban: E
Pembahasan:
Cacing tanah mengurangi produksi total biomassa aboveground di komunitas dengan high diversity yang sejak
awal memiliki produktivitas yang rendah. Komunitas dengan high diversity menyebabkan peningkatan produksi
biomassa aboveground forb, akan tetapi menyebabkan penurunan produksi biomassa aboveground grass. Siput
merusak lebih sedikit daun ketika terdapat cacing tanah dalam ekosistem dan tidak bergantung pada jenis
komunitas tumbuhan (low atau high diversity). Persentase area daun yang dikonsumsi siput secara signifikan
lebih kecil pada komunitas dengan high diversity. Jadi, pernyataan yang benar adalah I, II, III, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Zaller et al. (2013). Herbivory of an invasive slug is affected by earthworms and the composition of plant
communities. BMC Ecology.
(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 81 of 84
BIDANG : BIOLOGI SMA

53. Jawaban: D
Pembahasan:
Ketika berada pada lingkungan yang sama, P. subsulphureus dan P. bilineatus menunjukkan yang signifikan
pada perubahan karakter frekuensi saja. Hanya P. subsulphureus yang mengalami perubahan kecepatan
nyanyian yang signifikan jika berada dalam kondisi sympatry. Ketika berada pada lingkungan yang sama dengan
P. bilineatus, P. subsulphureus memiliki nyanyian yang lebih cepat dan dengan frekuensi nada lebih tinggi jika
dibandingkan pada lingkungan sendirian. Nyanyian burung menjadi lebih berbeda pada kondisi kedua spesies
berada pada lingkungan sama sehingga memungkinkan pengenalan nyanyian species-specific (pengenalan
heterospecific menjadi lebih rendah). Nyanyian conspecific ternyata mampu meningkatkan kelimpahan jantan
saat musim kawin. Perubahan karakter nyanyian burung pada kondisi kedua spesies berada pada lingkungan
sama berkemungkinan untuk menghindari perilaku agresif dari jantan inter-spesies. Jadi, pernyataan yang benar
adalah II, III, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Kirschel et al. (2008). Character displacement of song and morphology in African Tinkerbirds. Proceedings of
the National Academy of Sciences

54. Jawaban: B
Pembahasan:
Perhatikan bahwa grafik yang ditanyakan adalah pengaruh waktu terhadap rerata massa tubuh organisme
dalam populasi. Dalam kondisi normal, rerata massa tubuh organisme adalah massa tubuh yang intermediet
(ingat kurva distribusi normal). Populasi A memiliki penurunan fitness seiring peningkatan massa tubuh
sehingga menunjang dominansi populasi oleh organisme bermassa tubuh rendah. Seiring waktu, populasi A
akan mengalami penurunan rerata massa tubuh populasi. Populasi B memiliki fitness tertinggi pada massa tubuh
yang intermediet. Seiring waktu, populasi B akan mengalami tidak mengalami perubahan rerata massa tubuh
populasi karena organisme dengan massa tubuh yang ekstrim tidak terakumulasi. Populasi C memiliki fitness
tertinggi pada massa tubuh ekstrim (terkecil dan terbesar). Seiring waktu, populasi C akan memiliki dua rerata
massa tubuh, yaitu organisme dengan massa tubuh besar dan massa tubuh kecil.

Referensi/Further Reading:
Ridley. (2004). Evolution 3rd edition. Blackwill Publishing.

55. Jawaban: C
Pembahasan:
Kita dapat menemukan jenis piramida B di ekosistem daratan (level tropik I adalah tumbuhan dengan biomassa
yang besar dan dapat menunjang banyak konsumen), sedangkan piramida jenis F di ekosistem perairan (level
tropik I adalah produsen dengan laju pertumbuhan yang tinggi sehingga walaupun memiliki biomassa per satuan
waktu yang rendah, dapat menunjang konsumen di atasnya. Walaupun piramida jumlah B memiliki bentuk yang
tidak biasa, bentuk piramida biomassanya tetap seperti piramida biomassa E. Piramida jumlah C dan D masih
dapat ditemukan di ekosistem daratan. C menunjukkan hubungan produsen yang menunjang parasit yang
berjumlah lebih besar dan parasit tersebut menunjang hiperparasit yang lebih banyak pula. D menunjukkan
hubungan produsen yang menunjang konsumen I yang lebih sedikit, kemudian konsumen I menunjang parasite
yang berjumlah lebih banyak dibandingkan jumlah konsumen I. Piramida biomassa F dapat terjadi karena laju
produksi tingkat trofik I yang sangat tinggi. Jadi, pernyataan yang benar adalah I, II, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Dash & Dash. 2009. Fundamental of Ecology. Mc Graw Hill.

56. Jawaban: E

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 82 of 84


BIDANG : BIOLOGI SMA

Pembahasan:
Fenomena winner effect dan losser effect dapat teramati di P. calrus dengan losser effect lebih lama bertahan
jika dibandingkan dengan winner effect. Pengalaman kemenangan mempengaruhi kemampuan bertarung pada
kompetisi selanjutnya. Hal ini ditunjukkan dari lama periode eskalasi. Spider yang telah punya pengalaman
menang cenderung memiliki periode eskalasi yang lebih panjang di jam ke-2 untuk memperoleh kemenangan.
Periode eskalasi yang tinggi menunjukkan usaha spider untuk tetap bertahan untuk meraih kemenangan dan
tidak memilih menyerah. Di sisi lain, pengalaman kekalahan juga mempengaruhi kemampuan bertarung pada
kompetisi selanjutnya. Walaupun telah mengalami kekalahan, pertarungan kembali pada jam ke-1 tetap
dilakukan dengan durasi fase eskalasi yang lebih lama. Hal ini menunjukkan kekalahan mendorong spider untuk
lebih ‘memperjuangkan’ kemenangan. Semakin lama durasi eskalasi, berarti semakin besar pula investasi
peningkatan kemampuan bertarung bagi spider. Jumping spider winner mengalami penurunan kemampuan
bertarung setelah 5 jam pasca kompetisi pertama. Jadi, pernyataan yang benar adalah I, II, III, dan IV.

Referensi/Further Reading:
Kasumovic et al. (2010). Examination of prior contest experience and the retention of winner and loser effects.
Behavior Ecology.

57. Jawaban: B
Pembahasan:
Proximate causation menjelaskan bahwa perilaku jantan membunuh generasi muda yang lama untuk
mengurangi kompetisi di masa depan antara generasi muda lama dengan generasi muda hasil turunan mereka.
Ultimate causation menjelaskan bahwa perilaku singa betina yang mengalami estrus secara simultan bertujuan
meningkatkan kesintasan dan kesuksesan reproduksi ketika turunan mereka mati. Pilihan C dan D tidak relevan
dengan kasus yang dipaparkan. Jadi, pernyataan yang benar adalah I dan II.

58. Jawaban: A
Pembahasan:
Hyla verreauxi masih mempertahankan karakter sonogramnya baik pada kondisi allopatry maupun sympatry.
Pada zona overlap, kita dapat memprediksi bahwa kedua spesies cenderung tidak mengalami hibridisasi karena
memiliki sonogram yang berbeda. Kedua spesies tersebut memiliki suara panggilan kawin seperti di atas bukan
akibat founder effect. Proximate causation menjelaskan bawah kedua spesies tersebut memiliki suara panggilan
kawin seperti di atas karena memiliki gen dan interaksi lingkungan yang berbeda. Suara panggilan kawin kedua
spesies tersebut terbentuk pada zona overlap bukan melalui evolusi parallel. Kedua spesies berkerabat dekat
tersebut tidak mengembangkan karakter sonogram yang sama, baik pada sipatry maupun allopatry. Jadi, tidak
ada pernyataan yang benar.

59. Jawaban: B
Pembahasan:
Karakter stomata merupakan sinapomorfik pada bagian B. Karakter embrio merupakan sinapomorfik pada
bagian A. Karakter struktur gametofit yang menyerupai ‘daun’ merupakan autoapomorfik untuk kelompok
mosses. Hornworth tidak memiliki struktur menyerupai ‘daun’, melainkan seperti ‘tanduk’. Karakter kutikula
merupakan sinapomorfik pada bagian A. Jadi, pernyataan yang benar adalah II saja.

Referensi/Further Reading:
Simpson. Plant Systematics.

60. Jawaban: A
Pembahasan:
Jika melihat sayatan D dan E, kita dapat mengetahui protostomata dengan melihat adanya nerve cord pada
bagian ventral, sedangkan deuterostomata dengan melihat adanya nerve cord pada bagian dorsal. Sayatan B bisa
kita diamati pada tahapan polip taksa tertentu, seperti Hydra. Sayatan C bisa kita amati pada tahapan medusa
taksa tertentu (lihat keberadaan gonad). Sayatan A, B, dan C diambil dari taksa yang memiliki karakter
diploblastik dan belum memiliki rongga tubuh. Jadi, tidak ada pernyataan yang benar.
(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 83 of 84
BIDANG : BIOLOGI SMA

Referensi/Further Reading:
Martindel et al. (2004). Investigating the origins of triploblasty: `mesodermal' gene expression in a diploblastic
animal, the sea anemone Nematostella vectensis (phylum, Cnidaria; class, Anthozoa).

(MSC POSI 2020) FOKUS – HEBAT – JUARA Page 84 of 84

Anda mungkin juga menyukai