Anda di halaman 1dari 2

NARASI

Kisah itu berawal saat pertemuan tidak sengaja antara Acha dan Iqbal di sebuah camp
Olimpiade yang mana ketika Acha melihat Iqbal untuk pertama kalinya, ia pun langsung
terpesona akan sosok Iqbal. Saat itu, Acha tidak satu sekolah dengan Iqbal, malahan yang
satu sekolah dengan Iqbal adalah Amanda, yakni teman baik masa kecil Acha.
Di salah satu kafe, Acha bertemu dengan Iqbal untuk yang kedua kalinya secara tidak
sengaja. Acha berjalan mendekati Iqbal yang sedang duduk ditempat tunggu pemesanan
take-away. Acha menarik napasnya dalam-dalam dan menghembuskannya. Ia berdiri di
depan Ibal yang masih belum menyadari kehadirannya. Di situ, tujuan utama Acha hanya
satu, yaitu meminta nomor telepon Iqbal. Beberapa kali Acha mengajak ngobrol untuk
meminta nomor telepon Iqbal. Dan, untuk ketiga kalinya, pria itu sama sekali tak
memedulikannya. Acha mendecak sebal. Ia memandang lekat, ide gila muncul di kepalanya.
Acha tahu ide ini akan terlihat lancang dan sangat gila. Dia menarik earphone yang
terpasang di telinga Iqbal dan berhasil membuat Iqbal terlonjak kaget. Iqbal mendongakkan
kepala, menatap gadis di depannya dengan bingung. Untuk kesekian kalinya Acha meminta
nomor Iqbal. Akan tetapi, hal itu pun tidaklah berhasil. Iqbal terdiam, dirinya sangat terkejut
mendengar pengakuan Acha yang sangat jelas tepat di depan wajahnya. Baru pertama kali
ada gadis yang berani menyatakan perasaannya langsung tanpa berpikir panjang.
Biasanya di sekolah, cewek-cewek yang mengaguminnya hanya berani memandang dari
kejauhan, paling berani pun berani pun hanya memberikan cokelat atau semacam surat
yang diletakkan di kolong mejanya. Iqbal menghela napas berat, kemudian berdiri dari
tempat duduknya dan meninggalkan Acha. Acha bertekad untuk pindah dari SMA Triabuna
ke sekolah di mana Iqbal dan Amanda bersekolah, yaitu SMA Arwana.
Setelah itu, Acha kembali melanjutkan rencananya yang gagal, dengan nekatnya Acha
menghalangi Iqbal sebelum masuk ke dalam kelas. Akan tetapi, lagi dan lagi hal itu tidak jua
berhasil. Hal lain yang Acha lakukan adalah menyatakan perasaannya secara langsung
kepada Iqbal, tetapi saat itu Iqbal menyangka bahwa gadis itu sedang sakit, bahkan tidak
waras.
Hingga akhirnya, Acha mendapatkan nomor telepon Iqbal dari kedua sahabat Iqbal, yaitu
Rian dan Glenn. Namun, hal itu tidaklah gratis sebab Acha membayarnya dengan sekotak
pulpen dan 7 buah mistar atau penggaris.
Hari Senin yang cukup sibuk. Pukul setengah tujuh pagi siswa SMA Arwana berkeliaran
untuk bersiap menjalankan upacara bendera, ritual wajib hari Senin.. Iqbal masuk barisan
kelasnya, berdiri disamping Dino, teman segrupnya saat Olimpiade. Dino meminta tolong
kepada Iqbal untuk menggantikan pacarnya Dina untuk jadwal jaga di UKS. Tanpa berfikir
lama Iqbal menerima tawaran dari Dino, kemudian membalikkan badan untuk berjalan ke
UKS. Sesampainya ia di UKS ternyata lagi dan lagi Iqbal bertemu dengan Acha. Acha tidak
bisa mengikuti upacara karena ia memiliki penyakit anemia. Iqbal menelan ludah, mendadak
tenggorokannya terasa kering. Gadis ini terus saja mengoceh tak ada henti. Namun, yang
namanya Acha tidak akan pernah berhenti untuk mendekati Iqbal. Ia pantang menyerah
dalam melakukan apapun demi Iqbal.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, Acha dan Iqbal adalah murid yang pandai. Acha dan
Iqbal pun dikirim untuk menjadi perwakilan sekolah dalam Olimpiade Sains tingkat Nasional.
Acha dan Iqbal tidaklah berdua, mereka juga satu tim dengan Juna yang mana nanti selama
kurang lebih tiga bulan, mereka akan dibimbing oleh Pak Bambang.

Anda mungkin juga menyukai