Anda di halaman 1dari 3

JIS Vol.

x
No. y
(Jurnal Ilmu Siber) mm yy
ISSN(e): xxxx-xxxx

One Stop Service System Pada Produksi Tepung


dan Distribusinya
Achmad Midi#1, Deden Muhammad Ridwan#2, Laurencia Violitta#3, Memet Sofyan#4, Muhammad Wahyu Nur
Fadila#5, Nodi Anton#6, Putri Dita Nurkholipah Al Wahidi#7, Yanuar Sufianto#8
Program Studi Manajemen, Universitas Siber Asia
#12345

Jl. Harsono RM No.1 RT09/04, RT.9/RW.4, Ragunan, Pasar Minggu, South Jakarta City, Jakarta 12550
1
midi.dimitrian@gmail.com
2
dedenmridwan24@gmail.com
3
laurenciaviolitta@gmail.com
4
masterjetty@gmail.com
5
muhammadwahyu29813@gmail.com
6
nodyanton@gmail.com
7
ditaalwahidi@gmail.com
8
Yanuar.sufianto@gmail.com

Submitted dd mm yy; Revised dd mm yy; Accepted dd mm yy 1


JIS (Jurnal Ilmu Siber), Vol. x, No. y, mm yy

Abstrak— Setiap inovasi disusun untuk membawa manfaat seperti hujan yang dapat menghambat proses bongkar
yang baik, dan juga untuk memfasilitasi cara hidup orang di muat.
masa depan. Seperti, sandang, pangan dan banyak hal
lainnya. Pangan adalah salah satu pasok pendukung untuk B. Dasar Teori Mutakhir
mencapai kebutuhan sehari-hari, sambil berusaha Model pelayanan satu atap atau one stop service
mengembangkan dan juga mengadaptasi sebuah konsep
dalam pemasaran, sehingga penjual dapat berkomunikasi
berarti keterpaduan pelayanan publik dari perspektif
dan memberikan produk pemasaran kepada konsumen kemaslahatan masyarakat atau pelanggan (Trochidis,
dengan mudah. Saat ini distribusi tepung banyak 2008; Kubicek dan Hagen, 2001). Dengan model layanan
dibutuhkan semua orang, mulai dari rumah tangga hingga publik, semua komunitas atau bisnis pelanggan dapat
orang pedangan. ditangani dalam satu kontak, secara langsung atau
menggunakan sarana lainnya seperti telepon atau Internet.
Jenis model layanan ini terutama diperlukan untuk
Kata kunci— tepung, one gate service system, biaya, menyediakan berbagai jenis layanan administrasi.Model
produksi, distribusi pelayanan satu pintu menurut Kubicek dan Hagen (2001)
memiliki tujuan sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN 1. Memperhatikan kebutuhan masyarakat dan dunia
A. Pendahuluan usaha dan untuk meningkatkan citra
2. Interaksi yang efektif dan efisien antara
Produsen tepung terigu di Indonesia dalam proses
masyarakat dan lembaga publik, dan bahkan
produksinya pasti memerlukan lahan yang cukup luas
Menurut Bent (1999, dalam Kubicek dan Hagen:
untuk manufacturing dan juga storage untuk menjaga
2001), ada tiga jenis one-stop service atau model
ketersediaan stock bahan baku agar proses produksi setiap
pelayanan satu atap berdasarkan tujuannya, yang dapat
hari selalu terpenuhi.
dibagi menjadi mode sebagai berikut:
Kendala utama yang sebelumnya di temui di dalam
1. First Stop model. Formulir layanan ini berisi
proses produksi tepung adalah lamanya proses
layanan informasi yang memandu masyarakat
pembongkaran komoditi Gandum dari kapal selain faktor
untuk menemukan jenis layanan publik yang
cuaca karena Gandum tidak boleh terkontaminasi air
mereka butuhkan.
sebelum ke storage, Faktor lain yaitu proses muat ke truk
2. Model toko serba ada. Berbagai jenis transaksi
yang akan membawa Produk dari kapal menuju gudang
layanan berlokasi di kantor atau mungkin di situs
produksi yang jaraknya cukup jauh dan membutuhkan
web. Dengan model layanan ini, ia akan
waktu dan biaya mobilisasi yang sangat besar.
memenuhi kebutuhan semua orang. Model
Belum lagi proses pembongkarannya dan juga banyak
layanan ini biasanya diterapkan di tingkat
pemerintah daerah, terdesentralisasi, dan
factor yang bisa memakan waktu cukup lama dan
integrasi layanan selalu dilakukan dalam satu
menimbulkan kemacetan sehingga pihak cargo owner
yurisdiksi. Jenis layanan yang dapat
sering mendapatkan Demurrage yaitu denda yang
menggunakan metode layanan ini adalah layanan
diberikan oleh pihak pelayaran yang besarnya lebih
administrasi yang tidak terlalu rumit, tidak
kurang 55 ribu per Ton per hari jika di kurs dengan
membutuhkan banyak pengetahuan dan waktu.
rupiah, jika terlambat dan sisa cargo rata-rata sekitar 10
3. Model OneStop Otentik. Model layanan ini
ribu sampai 20 ribu maka denda yang harus di bayar bisa
mengintegrasikan berbagai jenis layanan dan
mencapai 700 juta sampai 1 milyar per harinya.
melibatkan otoritas yang berbeda. Mode layanan
ini digunakan untuk jenis layanan yang agak
Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan membangun
rumit.
Storage dan juga Conveyor di dalam area dermaga
sehingga proses pembongkaran yang dulunya sangat
C. Metode Penelitian
bergantung dengan mobilitas truk saat ini sudah diganti
dengan conveyor yang menghubungkan langsung dengan Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena
storage dan proses pembongkarannya menjadi tiga kali penelitian ini menghasilkan dan mengolah data yang
lebih cepat dan efisien sehingga denda demurrage yang sifatnya deskriptif, yaitu transkrip wawancara, cacatan
dulu bisa mencapai milyaran per hari saat ini sudah tidak lapangan, dokumentasi, ataupun gambar. Studi kasus
ada sama sekali. Storage Location di area dermaga merupakan cara pendekatan pada penelitian ini, dengan
sebenarnya sudah banyak juga di dermaga-dermaga yang cara peneliti mengamati UMKM yang diteliti dan ikut
ada di Indonesia, namun dalam penerapannya masih dalam pelaksanaan usaha UMKM tersebut. Dalam
menggunakan cara konvensional dengan truk menuju penelitian ini peneliti langsung ikut dalam observasi pada
gudang, cara ini sudah cukup baik namun tetap saja tidak salah satu UMKM yang bergerak dalam bidang budidaya
bisa menghindari biaya demurrage meskipun angkanya ikan air tawar yang ada di Depok yaitu “DJAKARTANK
sudah cukup banyak berkurang belum lagi faktor cuaca AQUATIC”, dengan mengikuti kegiatan UMKM tersebut
selama 2 minggu.

Korespondensi : --- 2
JIS (Jurnal Ilmu Siber), Vol. x, No. y, mm yy

D. Hasil Dan Analisa


Berikut adalah profil dari “PT. Bungasari”

Nama pelaku usaha :


Nama Usaha :
NIB :
Lokasi Usaha :
Bidang Usaha :

E. Kesimpulan

REFERENSI
[1] Alfanisa, Elisabeth Winda . 2018. Roadmap E-Commerce
Indonesia: Harapan Bagi UKM Dan Pengembang Bisnis Lokal?.
Ebook: Kumpulan Ulasan Politik, Ekonomi, dan Gaya Hidup di
Era Digital. CfDS, Siberkreasi dan KEMKOMINFO :
[2] Aditya, S., & Rahmi, E. (2017). Pemanfaatan Digital Marketing
bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), di Kelurahan
Malaka Sari, Duren Sawit. Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Madani, 1–17.
[3] Yulia Sisca. (2021). Rancang Bangun Sistem Informasi
Pemasaran Secara Digital Berbasis E-Marketing. Jurnal Dunia
Bisnis, 1(1).
[4] Sudaryono, dan Widodo. 2018. Metodologi Penelitian. Depok:
Raja Grafindo Perkasa.

Korespondensi : --- 3

Anda mungkin juga menyukai