Nim : 317007
sebelum memikirkan konsep bagaimana mendidik anak, kita harus terlebih dahulu
memilih pasangan. Kita tidak boleh salah memilih pasangan hidup, karena pasangan juga
menentukan bagaimana konsep dalam mendidik anak. Kita harus memilih pasangan yang
bukan hanya melihat dari fisiknya saja namun juga dari hati dan perilakunya. Yang terpenting
dalam memilih pasangan hidup adalah sama-sama memiliki visi dan misi dalam berkeluarga
dan mendidik anak.
Orang tua yang telah memiliki anak harus mengetahui bagaimana kedudukan anak itu
sendiri. Dalam konteks ini padangan Al-Quran tentang anak:
1. Anak sebagai amanah bagi orang tuanya
Maksud disini adalah anak sebagai titipan dari Allah SWT kepada orang tua, untuk
itu orang tua berkewajiban mendidik anaknya sesuai dengan aturan-aturan yang telah
Allah berikan.
2. Anak sebagai generasi penerus
Maksudnya orang tua harus menjadi anaknya pelopor masa depan bangsa dan agama,
yang tidak meninggalkan atau melanggar aturan-aturan yang telah Allah tetapkan.
Dan orang tua harus mampu menjadi anaknya menjadi generasi Quran yang kelak
dapat menolong dari api neraka.
3. Anak adalah tabungan amal di akhirat
Maksudnya jika orang tua mendidik anak sesuai dengan koridor-koridor islami,
mengajarkan anak untuk mendalami agama Allah. Isnya Allah kelak anak akan
menolong orang tua di akhirat. Namun jika orang tua tidak mendidikan anaknya
dengan baik maka mereka telah sia-sia dan mereka akan menyesalinya diakhirat.
4. Anak adalah penghibur dan perhiasan bagi orang tua
Adalah anak dapat menghibur orang tuanya dikala orang tuanya merasa lelah, dan
merasakan beratnya hidup disitulah anak akan menghibur dengan tingkah lucunya
yang membuat kedua orang tuanya tertawa dan melupakan sejenak masalah yang ada.
Adapun konsep mendidik anak menurut QS. Luqman ayat 12-19 anatara lalin:
Ayat 12-13: Kisah Luqman yang bijaksana, nasihatnya kepada anaknya tentang pentingnya
syukur dan bahaya syirk.
َ َولَقَ ْد آتَ ْينَا لُ ْق َمانَ ْال ِح ْك َمةَ َأ ِن ا ْش ُكرْ هَّلِل ِ َو َم ْن يَ ْش< ُكرْ فَِإنَّ َم<<ا يَ ْش< ُك ُر لِنَ ْف ِس< ِه َو َم ْن َكفَ< َر فَ<ِإ َّن هَّللا
ٌّ َِغن
ي
)١٣( ك لَظُ ْل ٌم َع ِظي ٌم َ ْي ال تُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ ِإ َّن ال ِّشر َّ َان ال ْبنِ ِه َوهُ َو يَ ِعظُهُ يَا بُن َ َ) َوِإ ْذ ق١٢( َح ِمي ٌد
ُ ال لُ ْق َم
Terjemah Surat Luqman Ayat 12-13
12. Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, "Bersyukurlah kepada
Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk
dirinya sendiri, dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah
Mahakaya lagi Maha Terpuji.”
Konsep mendidik anak dalam ayat ini maksudnya kita sebagai orang tua harus
mengajarkan anak untuk selalu bersyukur dalam hal apapun dan dalam keadaan apapun.
Misalnya kita memberikan hadiah kepada anak namun hadiah itu hanya berupa pembatas
buku, maka kita harus bilang kepadanya dengan pelan-pelan dan dapat dipahami. “ nak kamu
tau tidak apa fungsi dari pembatas buku ini? Pembatas buku ini gunanya untuk
mempermudah kamu dalam membaca buku, agar kamu tau bagian mana yang belum kamu
baca dan yang sudah kamu baca. Dan diluaran sana banyak anak-anak yang menginginkan
pembatas buku ini namun mereka tidak dapat membelinya karena keterbatasan uang, jadi
kamu harus bersyukur dengan apa yang kamu punya saat ini”.
Dengan mengajarkan anak untuk selalu melihat kebawah, maksud disini adalah
melihat keadaan orang-orang yang kurang mampu maka anak akan mengerti bahwa yang dia
punya saat ini diinginkan orang lain dan mereka akan merasa bersyukur memilikinya.
13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran
kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”
Konsep mendidik anak untuk tidak mempersekutukan Allah dilakukan saat anak
masih berusia dini, orang tua harus mengajarkan ketauhidan kepada Allah dan mencontohkan
hal-hal yang baik kepada anak. Orang tua mengajarkan untuk tidak mencintai sesuatu
melebihi cintanya kepada Allah, dengan berbicara atau menasehati dengan pelan-pelan.
Misalnya “ nak, kamu tidak boleh mencintai sesuatu melebihi kamu mencintai Allah. Sebab
Allah itu mencemburui hal yang seperti itu, seperti kamu mencinta mainanmu melebihi kamu
mencintai Allah, atau kamu menyekuai seseorang yang membuat kamu lebih mencintainya
yang membuat kamu kurang mencintai Allah. Hal seperti itu tidak diperbolehkan nak sebab
jika kamu mencintai sesuatu melebihi cintamu kepada Allah, maka kamu termasuk kedalam
mempersekutukan Allah dan hal itu adalah dosa besar.”
Ada banyak hal yang bisa menjerumuskan kita kepada hal mempersekutukan Allah
yaitu kita mengaggumi salah satu artis (oppa-oppa korea) atau boybamd/girlsband den
meneriak-neriakan namanya secara berlebihan bahkan sampai histeris itu juga termasuk
kedalam dosa mempersekutukan Allah. Jadi kita sebagai orang tua wajib mengontrol aktifitas
tontonan anak, supaya anak berada dalam kendali orang tua.
15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-
Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan.
Maksud disini adalah anak tidak wajib mengikuti perintah atau perkataan orang tua
apabila orang tua telah melanggar atau menyuruh anaknya berbuat sesuatu hal yang
melenceng dalam ajaran agama islam. Contohnya ada seorang mualaf yang ingin berbakti
kepada kedua orang tuanya, akan tetapi keduanya masih memegang ajaran agama
sebelumnya, dan ibunya menyuruh dia untuk kembali kepada agama sebelumnya, maka dia
wajib menolak akan tetapi dengan bahasa yang halus dan baik. Jika kedua orang tuanya
memusuhinya maka dia wajib menyambung silaturahim kepada keduanya selama didunia dan
tidak mempersekutukan Allah.
Konsep yang dapat kita ajarkan untuk medidik anak adalah kita sebagai orang tua
harus memberikan perkataan “ nak, jika mama atau papa mengatakan atau menyuruhmu
untuk mempersekutukan Allah kamu harus menolaknya namun dengan perkataan yang
halus”. Anak pasti akan memahaminya perkataan orang tuanya jika diajak bicara dengan
baik.
Ayat 16-19: Penjelasan tentang luasnya ilmu Allah Subhaanahu wa Ta'aala, pentingnya
menanamkan rasa muraqabah (merasa diawasi Allah Subhaanahu wa Ta'aala) ke dalam diri
anak, pentingnya mengajarkan anak akhlak yang mulia dan mengingatkan kepadanya agar
menjauhi akhak tercela.
ِ ْاألر
ض ت َأوْ فِي َّ ص< ْخ َر ٍة َأوْ فِي
ِ الس< َما َوا َ <َك ِم ْثق
َ <ال َحبَّ ٍة ِم ْن خَ<<رْ د ٍَل فَتَ ُك ْن فِي ُ <َي ِإنَّهَا ِإ ْن ت َّ َيَا بُن
ِ <ُوف َوا ْن<هَ َع ِن ْال ُم ْن َك
<ر ِ <ال َم ْعر ْ <ِالص<الةَ َوْأ ُم<<رْ ب
َّ ي َأقِ ِم
َّ َ) يَ<<ا بُن١٦( يف َخبِي ٌر ٌ ت بِهَا هَّللا ُ ِإ َّن هَّللا َ لَ ِطِ يَْأ
ش فِي ِ اس َوال تَ ْم ِ َّك لِلن َ ُ) َوال ت١٧( ور
َ ص <عِّرْ خَ < َّد ِ صابَكَ ِإ َّن َذلِكَ ِم ْن ع َْز ِم األ ُم َ َواصْ بِرْ َعلَى َما َأ
َ ك َوا ْغضُضْ ِم ْن
َصوْ تِك ٍ ض َم َرحًا ِإ َّن هَّللا َ ال ي ُِحبُّ ُك َّل ُم ْختَا ٍل فَ ُخ
ِ ) َوا ْق١٨( ور
َ ِص ْد ِفي َم ْشي ِ ْاألر
)١٩( ير ِ ت ْال َح ِم ِ ِإ َّن َأ ْن َك َر األصْ َوا
َ َت ل
ُ ْصو
16. (Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji
sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya
balasan. Sesungguhnya Allah Maha halus lagi Maha teliti.
Konsep mendidik anak menurut ayat ini adalah orang tua diharuskan mengajarkan
anaknya untuk berbuat kebaikan kepada siapapun dan dimanapun dia berada, bukan hanya
kepada sesama manusia saja namun juga kepada makhluk Allah lainnya. Kita sebagai orang
tua harus mengajarkananak sejak kecil untuk terbiasa beramal atau bersedekah. Contohnya
disini kita harus mengatakan pada anak untuk menolong atau memberi pinjaman kepada
teman yang sedang kesusahan seperti teman yang tidak membawa pensil, pulpen atau
penghapus. Bisa juga membiasakan anak untuk mentraktir teman mereka yang kurang
mampu, memberikan makanan kepada hewan-hewan yang kelaparan.
Orang tua wajib menasehati anaknya kalau kita berbuat kebaikan sekecil apapun itu
Allah pasti akan membalasnya. Sehingga sampai dia dewasapun akan selalu teringat ucapan
orang tuanya dan juga melakukan atau mempraktekkannya.
17. Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan
cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu,
sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
Konsep mendidik anak yang perlu dilakukan orang tua sesuai dengan ayat ini adalah
orang tua wajib mengajarkan sholat sejak anak masih berusia dini, jika sampai usia anak 7
tahun tidak mau menjalankan sholat maka ornag tua wajib memukulnya namun dengan
pukulan yang tidak menyakitkan dan membekas. Orang tua wajib membiaskaan anaknya
untuk sholat berjamaah di masjid sejak dia berusia 4 tahun agar dia mengetahui kewajibannya
sebagai seorang muslim. Orang tua juga harus memantau dan mengotrol anaknya gar tidak
emlakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah, dan orang tua wajib mengajarkan anaknya
untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan tidak baik.
Dan orang tua juga wajib menanamkan rasa sabar didalam jiwa anak, misalnya saja
dalam masalah ekonomi saat anak menginginkan sesuatu dan orang tua tidak bisa
mewujudkannya disitulah orang tua harus mengatakan sabar ya nanti kalau ada rezeki pasti
bisa dibeli. Dengan hal semacam itu anak pasti akan menerima semuanya dan bersabar.
18. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah
berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong dan membanggakan diri.
Sebagai orang tua kita harus menanamkan rasa rendah hati dan tidak suka dipuji,
karena dengan ditanamkannya sikap seperti itu maka anak tidak akan bersikap sombong dan
tergila-gila dengan pujian. Misalnya saat anak memiliki mainnan baru kita sebagai orang tua
harus mengatakan tidak boleh pamer dan kalau ada temannya yang minjam harus dipinjamin.
Dan orang tua harus memberi tahu kepada anak bahwa Allah tidak suka dengan manusia
yang sombong. Orang tua juga harus menanamkan ke anak bahwa apa yang kita punya saat
ini bukan milik kita tapi milik Allah yang kapanpun Allah ingin mengambilnya maka akan
diambil-Nya jadi kita tidak boleh sombong kepada orang lain.