Anda di halaman 1dari 68

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Deskripsi Umum Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH)

Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid adalah salah satu sistem


pembangkit alternatif yang memanfaatkan renewable energy atau energi
terbarukan. Pada pembangkit listrik tenaga Hybrid ini menggunakan
energi terbarukan untuk melakukan penelitian yang memanfaatkan energi
angin dan yang dikombinasikan dengan energi matahari, sehingga akan
menjadi suatu pembangkit yang lebih efektif, efesien dan handal yang
dapat mensuplai kebutuhan energi listrik sebagai penerangan rumah
maupun kebutuhan pendukung industry kecil di daerah yang sulit
dijangkau dengan adanya Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid ini
diharapkan dapat menyediakan suatu daya listrik yang kontiyu dengan
efesiensi yang optimal.

Pada Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid yang terpasang di


Lapangan MiniSoccer Politeknik Negeri Malang ini memanfaatkan dua
sumber Pembangkit yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang
berasal dari putaran Turbin Angin Type Darrieus dan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) yang berasal dari daya yang dihasilkan oleh Solar
Cell 4x50 WP untuk menghidupkan beban beban yang terpasang.

4.2 Pengujian Hybrid PLTB Darrieus dan PLTS (4x50 Wp) Sebelum
Rekonfigurasi

Berikut ini merupakan pengujian output sisi PLTB Darrieus dan


PLTS (4x50 Wp) yang berada di sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid
pada proses charging baterai, tegangan yang dihasilkan dari panel surya
maupun generator turbin angin digunakan untuk melakukan charging
baterai yang akan dikontrol oleh multi input charger controller tipe MPPT,
maka dari itu diperlukan untuk memperhatikan dan mencatat besarnya
nilai tegangan input, arus input, tegangan output, dan arus output.

1
4.2.1 Pengukuran Sisi Output PLTS

Pada proses charging baterai, tegangan yang digunakan untuk


melakukan proses charging baterai dihasilkan oleh Panel Surya, tetapi
nilai tegangannya bervariasi disebabkan oleh kondisi radiasi panas
matahari yang bervariasi, oleh sebab itu pada proses pengujian charging
baterai menggunakan Panel Surya. Berikut gambar rangkaian pengujian
sisi output Panel Surya.

Gambar 4. 1 Wiring Sisi Output PLTS


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Pada proses pengujian charging ini menggunakan Panel Surya


4x50 Wp. Gambar 4.1 merupakan gambar rangkaian proses charging
baterai menggunakan sumber Panel Surya 4x50 Wp yang dihubungkan
dengan Multi Input Charge Controller tipe MPPT, Tegangan yang
dihasikan oleh sebuah Panel Surya 4x50 Wp dipergunakan untuk proses
charging baterai yang akan dikontrol oleh multiple input charge controller

2
tipe MPPT. Maka

3
diperlukan untuk memperhatikan dan mencatat besarnya nilai tegangan
input, arus input, tegangan output, dan arus output pada setiap waktu yang
telah ditentukan untuk mengetahui bagaimana kinerja dari multiple input
charge controller tipe MPPT terhadap proses charging baterai.

Tegangan dan Arus Output PLTS dan MPPT


Waktu Vmp Imp Daya Tegangan Arus Daya
(Vdc) (Idc) PLTS Output Output MPPT
MPPT MPPT
09.00 14,71 0,09 A 1,32 14,50 Volt 0,60 A 8,7
Volt
10.00 15,60 0,12 A 1,87 14,20 Volt 0,67 A 9,51
Volt
11.00 14,58 0,11 A 1,60 13,73 Volt 0,73 A 10,02
Volt
12.00 12,94 0,28 A 3,62 12,04 Volt 0,79 A 9,51
Volt
Tabel 4. 1 Tegangan dan Arus Output PLTS
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai tegangan dari PLTS
4x100 Wp di dapat sebesar 14.71 V, 15.60 V, 14.58 V, 12.94 V. Besarnya
nilai tegangan dan arus pada sisi input berbanding lurus dengan nilai
tegangan dan arus pada sisi output, jika pada tegangan dan arus pada sisi
input mengalami kenaikan maka nilai tegangan dan arus pada sisi output
juga akan mengalami kenaikan begitupun dengan sebaliknya. Dengan
mengalikan nilai tegangan dan arus pada sisi input maupun sisi output,
maka dapat diketahui nilai daya pada sisi input dan sisi output tersebut.

4
Grafik Tegangan
18
16
15,6
14 14,571 14,58
14,2 13,73
12 12,94
12,04
10
8
6
4
2
0

09,00 10,00 11,00 12,00


Vmp (Vdc) 14,71 15,6 14,58 12,94
Tegangan Output MPPT 14,5 14,2 13,73 12,04

Vmp (Vdc) Tegangan Output MPPT

Gambar 4. 2 Grafik Tegangan PLTS


(Sumber : Dokumentasi Penulis,
2022)

Grafik Arus
1
0,8
0,79
0,73
0,67
0,6 0,6
0,4
0,2
0,28
0,09 0,12 0,11
0

09.00 10.00 11.00 12.00


Imp (Idc) 0,09 0,12 0,11 0,28
Arus Output MPPT 0,6 0,67 0,73 0,79
Imp (Idc) Arus Output MPPT

Gambar 4. 3 Grafik Arus PLTS


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

5
Grafik Daya
12 10,02
10 9,51 9,51
8,7
8
6
4
2 3,62
0 1,32 1,87 1,6

09.00 10.00 11.00 12.00


Daya PLTS 1,32 1,87 1,6 3,62
Daya MPPT 8,7 9,51 10,02 9,51

Daya PLTSDaya MPPT

Gambar 4. 4 Grafik Daya PLTS


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa nilai tegangan output dari
panel surya dan output dari Multiple input charge controller tipe MPPT
relatif stabil. Untuk arus output panel surya mengalami kenaikan
disebabkan karena baterai dalam keadaan kosong atau discharging. Pada
output multiple input charge controller tipe MPPT mengalami kenaikan.
Untuk nilai tegangan sisi output PLTS mengalami penurunan secara
berkala sebanding dengan nilai tegangan sisi output multiple input charge
controller tipe MPPT. Untuk nilai daya yang dihasilkan oleh Panel Surya
mengalami kenaikan pada pukul 12.00 dikarenakan cuaca sedang terik
sedangkan nilai daya yang dihasilkan oleh multiple input charge controller
tipe MPPT mengalami penurunan.

4.2.2 Pengukuran Sisi Output PLTB


Pada proses charging baterai, tegangan yang digunakan untuk
charging baterai dihasilkan oleh generator turbin angin, tetapi nilai
tegangannya bervariasi disebabkan kondisi kekuatan kecepatan angin yang
sangat bervariasi, oleh karena itu pada pengujian charging baterai
menggunakan Turbin Angin dengan Daya 100 Watt.

6
Gambar 4. 5 Wiring Sisi Output PLTB
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Pada Pengujian charging dari Generator PLTB Darrieus ini


menggunakan prototipe turbin anggin 100 watt karena faktor cuaca yang
tidak menentu. Tegangan berubah – ubah dikarenakan suatu faktor cuaca
dan waktu pengambilan data. Gambar 4.4 merupakan gambar rangkaian
proses charging baterai menggunakan sumber Generator 100 Watt yang
dihubungkan dengan multiple input charge controller tipe MPPT.
Tegangan digunakan untuk proses charging yang akan dikontrol oleh
multiple input charge controller tipe MPPT, oleh karena itu diperlukan
untuk memperhatikan dan mencatat besarnya nilai tegangan input, arus

7
input,

8
tegangan output, dan arus output pada setiap waktu yang telah ditentukan
untuk mengetahui kinerja dari multiple input charger controller tipe
MPPT terhadap proses charging baterai.

Percobaan Output PLTB Output CC


Tegangan Arus (A) Daya Tegangan Arus Daya
(V) (V) (A)
09.00 R – S 17V R 0,03A 0,51
S – T 18V S 0,03A 0,54 14,87 V 0,04A 0,59
T– R 17V T 0,03A 0,51
10.00 R – S 21V R 0,04A 0,84
S – T 19V S 0,04A 0,76 15,23 V 0,05A 0,76
T– R 20V T 0,05A 1
11.00 R – S 23V R 0,05A 1,15
S – T 20V S 0,06A 1,2 15,27 V 0,04A 0,62
T– R 17V T 0,05A 0,85
12.00 R – S 14V R 0,03A 0,42
S – T 11V S 0,03A 0,33 11,03 V 0,03A 0,33
T– R 12V T 0,03A 0,36
Tabel 4. 2 Tegangan dan Arus Output PLTB
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Grafik Tegangan Output


25
23
20 2190
17
87 20
15 14,8715,23 15,72 14
10 121,03
5
0
09.00 10.00 11.00 12.00
PLTB R - S 17 21 23 14
PLTB S - T 18 19 20 11
PLTB T - R 17 20 17 12
CC 14,87 15,23 15,72 11,03

PLTB R - S PLTB S - T PLTB T - R CC

Gambar 4. 6 Grafik Tegangan PLTB


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

9
Grafik Arus Output
0,07
0,06 0,06
0,05 0,05 0,05
0,04 0,04 0,04
0,04 0,03
0,03
0,03
0,02
0,01
09.00 10.00 11.00 12.00
0
PLTB R 0,03 0,04 0,05 0,03
PLTB S 0,03 0,04 0,06 0,03
PLTB T 0,03 0,05 0,05 0,03
CC 0,04 0,05 0,04 0,03

PLTB R PLTB S PLTB T CC

Gambar 4. 7 Grafik Arus PLTB


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Grafik Daya Output


1,151,2
1,4
1
1,2 0,85
0,840,76 0,76
1 0,62
0,510,540,510,59
0,8 0,42 0,330,360,33
0,6
0,4
0
0,2 09.00 10.00 11.00 12.00
PLTB R 0,51 0,84 1,15 0,42
PLTB S 0,54 0,76 1,2 0,33
PLTB T 0,51 1 0,85 0,36
CC 0,59 0,76 0,62 0,33

PLTB RPLTB SPLTB TCC

Gambar 4. 8 Grafik Daya PLTB


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

4.2.3 Pengukuran Sisi Output Charge Controller


Pada proses charging baterai, tegangan yang digunakan untuk
charging baterai dihasilkan oleh panel surya dan generator turbin angin
tetapi nilai tegangannya bervariasi disebabkan oleh kondisi kekuatan
radiasi matahari dan kecepatan angin yang sangat bervariasi, oleh karena
itu pada pengujian ini charging baterai menggunakan panel surya 4x50

10
Wp dan

11
Generator Turbin dengan Daya 100 Watt yang dapat bervariasi nilai
tegangannya. Berikut gambar rangkaian pengujian charging baterai pada
sistem PLTH.

Gambar 4. 9 Wiring Sisi Output Hybrid


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Output PLTB Daya


Waktu
Tegangan (V) Arus (I) (P)

R-S 17 R 0,03 0,51


09.00
S-T 18 S 0,03 0,54

12
R-T 17 T 0,03 0,51

R-S 21 R 0,04 0,84

10.00 S-T 19 S 0,04 0,76

R-T 20 T 0,05 1

R-S 23 R 0,05 1,15

11.00 S-T 20 S 0,06 1,2

R-T 17 T 0,05 0,85

R-S 14 R 0,03 0,42

12.00 S-T 11 S 0,03 0,33

R-T 12 T 0,03 0,36

Output PLTS Output PLTH


Daya Daya
Waktu Tegangan Arus Tegangan Arus
(P) (P)
(V) (I) (V) (I)

09.00 14,71 0,09 1,32 15,5 1,03 15,96

10.00 15,60 0,12 1,87 16,29 1,34 21,82

11.00 14,58 0,11 1,60 15,43 1,13 17,43

12.00 12,94 0,28 3,62 12,96 0,7 9,07

Tabel 4. 3 Tegangan dan Arus Output PLTH


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

13
Grafik Tegangan Output
25
1 1574,571 1215
906,629 210754,45
51212,964
50
0
09.00 10.00 11.00 12.00
PLTS 14,71 15,6 14,58 12,94
PLTB R - S 17 21 23 14
PLTB S - T 18 19 20 11
PLTB T - R 17 20 17 12
PLTH 15,5 16,29 15,43 12,96

PLTS PLTB R - S PLTB S - T PLTB T - R PLTH

Gambar 4. 10 Grafik Tegangan Hybrid


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Grafik Arus Output


14 12,96
12
10
8
6
4
2 1,03 1,34 1,13
0 0,039 0,10524 0,01561
5 0,2083
09.00 10.00 11.00 12.00
PLTS 0,09 0,12 0,11 0,28
PLTB R 0,03 0,04 0,05 0,03
PLTB S 0,03 0,04 0,06 0,03
PLTB T 0,03 0,05 0,05 0,03
PLTH 1,03 1,34 1,13 12,96

PLTS PLTB R PLTB S PLTB T PLTH

Gambar 4. 11 Grafik Arus Hybrid


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

14
Grafik Perbandingan Daya
21,82
25 15,96 17,43
20 9,07
15 1,320,510,540,511,870,840,76 11,61,151,20,85 3,62,420,330,36
0
10
5 09.00 10.00 11.00 12.00
0
PLTS 1,32 1,87 1,6 3,62
PLTB R 0,51 0,84 1,15 0,42
PLTB S 0,54 0,76 1,2 0,33
PLTB T 0,51 1 0,85 0,36
PLTH 15,96 21,82 17,43 9,07

PLTSPLTB RPLTB SPLTB TPLTH

Gambar 4. 12 Grafik Perbandingan Daya Hybrid


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

4.2.4 Pengujian Variasi Beban Pada PLTH Darrieus


Berikut merupakan pengujian beban pada PLTH Darrieus :

Pengukuran variasi beban


Percobaan Arus Tegangan Daya
(I) (V) (P)
Lampu 2 x 10 Watt 0,11 230 V 20,24
A
Lampu 4 x 10 Watt 0,12 231 V 22,17
A
Lampu 4 x 10 Watt + Solder 40 0,10 232 V 18,56
Watt A
Lampu 4 x 10 Watt + Solder 40 0,9 A 234 V 168,48
Watt + Kipas 65 Watt
Lampu 4 x 10 Watt + Solder 40 0,9 A 235 169,2
Watt + Kipas 65 Watt + Charger
Hp 3A
Tabel 4. 4 Pengujian Variasi Beban
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

15
Grafik Pengujian Variasi Beban
230 231 232 234 235
250,5
200,5
150,5
100,5
50,5 0,9 0,9
0,5
Arus (I) Tegangan (V)
Lampu 20 W 0,11 230
Lampu 40 W 0,12 231
Lampu 40 W + Solder 0,1 232
Lampu 40 W + Solder + kipas 0,9 234
Lampu 40 W + Solder + Kipas
0,9 235
+ charger

Gambar 4. 13 Grafik Pengujian Variasi Beban


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

4.3 Deskripsi Umum Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Gambar 4. 14 Panel Surya


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Pembangkit listrik tenaga surya adalah sebuah teknologi


pembangkit listrik yang mengkonversi energi panas radiasi matahari
menjadi energi listrik. Alat utama pada PLTS yang digunakan untuk
mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik melalui proses aliran-
aliran elektron negativ dan positif dalam sel modul tersebut disebabkan
adanya perbedaan elektron. Hasil dari elektron-elektron akan menjadi
sebuah energi listrik DC yang dapat dimanfaatkan. Di dalam fisika, energi
adalah properti fisika dari suatu objek, dapat berpindah melalui interaksi

16
fundamental, yang dapat dirubah bentuknya meskipun tidak dapat
diciptakan maupun dimusnahkan (Simpedal, 2017). Dalam fisika, daya
merupakan kecepatan melakukan kerja. Daya sama dengan jumlah energi
yang dihabiskan per satuan waktu (Abdullah, 2016). Sebelumnya sudah
ada pembangkit listrik tenaga surya (solar cell) 4x50 Wp dilapangan
minisoccer Politeknik Negeri Malang. Namun kurangnya maksimal daya
output yang dihasilkan oleh panel surya (solar cell) 4x50 Wp tersebut,
maka akan dilakukan perubahan posisi penempatan panel surya (solar cell)
4x50 Wp sehingga daya output yang dihasilkan akan lebih maksimal dan
optimal.

Dikarenakan terbatasnya waktu penyinaran matahari maka


diperlukan adanya baterai yang bisa digunakan sebagai media
penyimpanan energi dari pembangkit, sehingga energi listrik tetap dapat
digunakan meskipun tanpa adanya sinar matahari. Baterai dilengkapi
dengan charge controller yang bertujuan untuk menjaga baterai supaya
tidak over-charge atau over-discharge serta dapat mengoptimalkan proses
pengisian baterai. Dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
ini dirancang untuk menyuplai dua jenis beban, yaitu beban DC dan beban
AC. Untuk beban AC,output dari terminal charger controller yang akan
menuju ke beban akan melalui sebuah inverter terlebih dahulu sebelum
digunakan. Inverter ini berfungsi untuk merubah suatu tegangan 12V DC
menjadi 220V AC.

4.4 Perhitungan Kapasitas Baterai

Baterai berfungsi untuk menyimpan energi listrik pada saat


pembangkit tidak mendapatkan sumber energi, tetapi saat pembangkit
sudah mendapatkan pasokan energinya,baterai digunakan untuk
menambah daya yang dihasilkan oleh turbin angin maupun solar cell
tersebut. Sehingga energi listrik yang dihasilkan ke beban dapat tersuplai
secara kontinyu dan secara konstan.

Adapun untuk memilih baterai tersebut,perlu adanya pertimbangan


17
dari sebuah beban yang akan disuplai dan besar DOD (Depth of
Discharge) yang akan digunakan. Dikarenakan baterai memiliki umur
pemakaian, maka

18
diperlukan perhitungan berdasarkan DOD (Depth of Discharge) yang
dimiliki oleh baterai, hal tersebut bertujuan untuk baterai tetap dapat
digunakan dengan baik dalam waktu penggunaan lebih lama.

Penentuan kapasitas baterai sangat bergantung pada besarnya


konsumsi listrik yang akan dipakai. Dalam penelitian ini penggunaan
konsumsi listrik adalah 4 buah Lampu LED dengan kapasitas daya sebesar
10 Watt selama 11 jam pemakaian. Jadi total konsumsi listrik yang dipakai
adalah,

4 buah x 10 Watt x 11 jam = 440 Wh

Rata – rata konsumsi listrik diberi angka toleransi sebesar 20%


untuk listrik yang digunakan. Maka total energi listrik yang dibutuhkan
adalah,

W = 440 Wh + (440x20%) = 528 Wh

Oleh sebab itu kapasitas baterai dengan output 12 V yang dapat digunakan
adalah

528 Wh
12 v = 44 Ah
Dalam penelitian ini memakai baterai dengan tipe industrial lead
acid, tipe baterai ini memiliki batas ideal Depth of Discharge (DoD) 80%
sehingga dengan kebutuhan 44 Ah dapat digunakan baterai dengan
kapasitas 48 Ah yang banyak tersedia di pasaran dengan tingkat DoD
91,66%

Maka baterai yang dipilih yaitu baterai dengan tipe Battery VRLA
MF 60B24R Faster, spesifikasi lengkapnya sebagai berikut.

19
Gambar 4. 15 Baterai
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Keterangan :

Type = VRLA MF 60B24R Faster

Tegangan Baterai = 12 VDC

Kapasitas = 48 Ah

Untuk menjaga umur dari baterai tersebut maka perlu diperhatikan


Depth of Discharge (DoD), yaitu presentase dari kapasitas baterai yang
digunakan (discharge) dari kapasitas baterai penuh dibagi dengan nominal
kapasitas baterai. Pada penelitian ini, penggunaan kapasitas baterai adalah
44 Ah dengan nominal baterai adalah 48 Ah, maka DoD dari baterai
tersebut adalah,

44 Ah
48 Ah x 100% = 91,66%
4.4.1 Discharging baterai

Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan data dan hasil tingkat


kapasitas baterai serta menentukan secara otomatis jenis pengosongan
yang paling baik untuk baterai sesuai dengan kondisinya. Hasil
pengukuran baterai hari pertama adalah sebesar 12,98 Volt dan di hari
20
kedua sebesar

21
13,18 Volt sehingga dapat dikategorikan “GOOD’’. Lalu baterai diuji
dengan diberi beban 4 buah lampu sebesar 10 Watt selama tiga jam (180
menit) dan setiap 30 menit baterai diukur kembali untuk melihat seberapa
besar penurunan kapasitasnya, hasil pengukuran dihari pertama dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Hari Pertama Hari Kedua


Waktu Hasil Pengukuran Waktu Hasil Pengukuran
30 Menit 12,72 Volt 30 Menit 13,07 Volt
60 Menit 12,63 Volt 60 Menit 12,91 Volt
90 Menit 12,53 Volt 90 Menit 12,83 Volt
120 Menit 12,42 Volt 120 Menit 12,74 Volt
150 Menit 12,31 Volt 150 Menit 12,66 Volt
180 Menit 12,22 Volt 180 Menit 12,53 Volt
Tabel 4. 5 Pengukuran Discharging
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Seperti yang diketahui baterai yang digunakan adalah baterai 12


Volt dengan kapasitas 48 Ah, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Daya (P) = VxI

= 12 Volt x 48 Ampere

= 576 Watt

Jadi baterai tersebut dapat mensuplai daya sebesar 576 Watt selama 1

jam. Sedangkan untuk beban yang berdaya 40 Watt perhitungannya

adalah :

576
x 1 jam = 14,4 Jam
40
Jadi diasumsikan bahwa dengan beban sebesar 40 Watt maka baterai yang
dalam kondisi penuh akan habis setelah pemakaian selama 14,4 jam, maka
kapasitas baterai yang digunakan selama 3 jam dengan beban sebesar 40
Watt adalah:
22
14,4 𝑗𝑎𝑚 100%
=
3 𝑗𝑎𝑚 𝑥%

14,4 x = 300
300
𝑋= = 20,83%
14,4
Maka kapasitas baterai yang digunakan untuk mensuplai beban sebesar 40
Watt selama 3 jam akan berkurang sebesar 20,83%.

4.4.2 Charging Baterai

Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan data dan hasil tingkat


kapasitas baterai serta menentukan secara otomatis jenis pengisian yang
paling baik untuk baterai sesuai dengan kondisinya. Hasil pengukuran
baterai hari pertama adalah sebesar 12,52 Volt dan di hari kedua sebesar
12,33 Volt sehingga dapat dikategorikan “GOOD’’. karena memiliki nilai
tegangan per cell yang baik. Pengukuran ini dilakukan selama 4 jam (240
menit) setiap 30 menit baterai diukur kembali untuk melihat seberapa
besar kenaikan kapasitasnya. hasil pengukuran dihari pertama dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

Hari Pertama Hari Kedua


Waktu Hasil Pengukuran Waktu Hasil Pengukuran
30 Menit 12,78 Volt 30 Menit 12,82 Volt
60 Menit 13,07 Volt 60 Menit 13,04 Volt
90 Menit 13,13 Volt 90 Menit 13,14 Volt
120 Menit 13,25 Volt 120 Menit 13,30 Volt
150 Menit 13,45 Volt 150 Menit 13,41 Volt
180 Menit 13,53Volt 180 Menit 13,50 Volt
210 Menit 13,60 Volt 210 Menit 13,58 Volt
240 Menit 13,71 Volt 240 Menit 13,70 Volt
Tabel 4. 6 Pengukuran Charging
(Sumber : Dokumentasi Penulis,
2022)
23
pada hasil pengukuran dapat dilihat bahwa ada kenaikan tegangan
dari 12,52 Volt menjadi 13,71 Volt atau sebesar 1,19 Volt. Mula – mula
dicari dulu berapa kapasitas baterai yang hilang pada saat akan dilakukan
pengisian dengan perhitungan sebagai berikut:

12,52 Volt – 12,8 Volt

0,28 V : 0,2 V = 14%

14% x 48Ah =6,72 Ah

4.5 Gambar Desain Perencanaan PLTS 4x50 Wp

Pada perencanaan dan gambar desain Pembangkit Listrik Tenaga


Surya ini menggunakan aplikasi Sketchup dan Autocad dengan
memperhatikan parameter seperti radiasi matahri, keseimbangan rumah
turbin, dan sudut kemiringan panel surya (solar cell). Rumah turbin
tersebut terletak pada titik sentral dari alat ini dan lurus secara vertikal
dengan tiang utama peyangga alat, dikarenakan turbin adalah benda yang
bergerak berputar maka titik keseimbangan optimal adalah di titik tengah
alat untuk mrngurangi efek dari gaya putaran turbin. Peletakan 4 buah
panel surya (solar cell) disusun menjadi satu diatas turbin angin dengan
tujuan agar mendapatkan sinar cahaya matahri dengan maksimal tanpa
terhalang bayangan turbin tersebut. Sudut kemiringan panel surya (solar
cell) tersebut adalah sebesar 15 ͦ dan menghadap ke utara yang optimal
secara astronomis bagi daerah indonesia khususnya pada pulau jawa yang
berada pada garis katulistiwa supaya panel surya (solar cell) dapat
menyerap sinar cahaya matahari dengan maksimal (Kurniawan, 2016).
Kemiringan tersebut sudah cukup untuk menghindari benda lain atau air
hujan dipermukaan panel surya (solar cell) sehingga dapat mengurangi
efek shading atau tertutupnya permukaan panel surya (solar cell) dalam
menyerap sinar cahaya matahari.

24
Tampak Depan Tampak Belakang

Gambar 4. 16 Desain PLTS 4x50 Wp Sebelun


Rekonfigurasi (Sumber : Dokumentasi Penulis,
2022)

Tampak Kiri Tampak Kanan

Gambar 4. 17 Desain PLTS 4x50 Wp Sesudah


Rekonfigurasi (Sumber : Dokumentasi Penulis,
2022)

Pada gambar 4.16 Terdapat desain Pembangkit Listrik Tenaga


Surya yang lama. Untuk desain sebelumnya PV panel surya 4x50 Wp yang
25
berada disisi barat,timur,selatan dan utara. Pada gambar 4.17 Terdapat
desain

26
Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang baru. Pada perencanaan ulang ini
pemasangan PV panel surya 4x50 Wp akan diletakkan diatas turbin agar
tidak ada shading dan dapat bekerja secara optimal.

4.5.1 Menentukan Kapasitas Panel Surya


Setelah menemukan jumlah kebutuhan energi maka bisa ditentukan
kapasitas panel surya yang akan dibutuhkan dengan cara membagi total
kebutuhan energi dengan 4. Angka 4 tersebut merupakan lamanya waktu
penyerapan idealnya panel surya di indonesia yang berlangsung mulai dari
pukul 10.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB. Panel surya tetap mampu
menghasilkan daya pada waktu sebelum pukul 10.00 WIB dan setelah
pukul
14.0 WIB, tetapi kapasitas daya yang dihasilkan tidak semaksimal antara
pukul tertentu. Lokasi – lokasi di indonesia memiliki variasi lama
penyinaran yang bervariasi, namun tidak terlalu signifikan sehingga 4 jam
penyinaran dapat dijadikan acuan standart normal (Janaloka, 2015).

Telah diketahui bahwa kebutuhan total energi listrik adalah sebesar


440 Wh, maka 440 𝑊ℎ = 110 𝑊𝑝.
4ℎ

Kebutuhan Panel surya tersebut 110 Wp agar menyesuaikan


dengan ketersedian yang berada di pasaran. Berikut merupakan alat dan
bahan untuk Perencanaan dan pemasangan Pembangkit Litrik Tenaga
Surya 4x50 Wp.

a) Gerinda
b) Kawat Las listrik
c) Mesin las
d) Besi siku + pipa
e) Tang penjepit
f) Tali katrol
g) Mur baut 10
h) Cat dan clear
i) Mesin bor

27
Berikut merupakan gambar pemasangan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya 4x50 Wp yang baru.

28
Gambar 4. 18 Pemasangan Braket PLTS 4x50 Wp yang
baru (Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Gambar 4. 19 PLTS 4x50 Wp yang sudah direkonfigurasi


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

29
4.5.2 Penentuan Tata Letak Solar Cell

Gambar 4. 20 Tata Letak PLTS 4x50 Wp


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Dalam menentukan tata letak solar cell maka dibutuhkan


pengujian data – data radiasi matahari, dengan keluaran dari resapan sel
surya yang digunakan dengan mengawasi secara langsung sehingga kita
dapat mengetahui perubahan tegangan dan daya resapan setiap letak yang
berpotensi menyerap cahaya dengan maksimal ketika panel surya disinari
oleh matahari. Untuk mengetahui berapa besar radiasi yang dihasilkan dari
matahari maka kita menggunakan alat seperti solar Radiasi Meter.

Dalam penelitian ini akan di ambil data keseleluruhan sel surya


dari pukul 09.25 WIB sampai dengan 14.25 WIB dengan jarak interval 1
jam sekali pengambilan data dan diamati. Berikut merupakan hasil
pengujian besar radiasi matahari apabila solar cell diletakkan disisi atas,
utara,selatan,timur dan barat.

Utara Selatan
Hari Jam
Normal Max Min Normal Max Min
Hari 09.25 439,6 447,5 428,1 417,9 429,1 409,7
ketiga 10.25 801,8 821,2 772 523,6 558,8 516,5
Kamis, 11.25 626,2 654,9 601,9 717,5 745,5 687,6
10 Maret 12.25 1230,2 1543,2 1079,8 1017,1 1058,3 1001,7
2022 13.25 1001,7 1101,4 912,7 652,2 679 647,2

30
14.25 1004,5 1210,4 996,7 657,6 798,8 632,6
Rata-Rata 850,66 963,1 798,53 664,31 711,58 647,71
Timur Barat
Jam
Normal Max Min Normal Max Min
09.25 441,3 452,2 438,5 423,7 430,3 421,6
10.25 756,1 762,9 704,9 652,1 693,9 629,7
11.25 625 674,6 608,4 623,4 701,7 610,6
12.25 1130,3 1242,5 1073,3 1218,2 1523,1 901,5
13.25 534,3 685,8 510,8 798,4 853 788,6
14.25 466,5 576,8 450,2 425,8 579,8 420,1
Rata-Rata 658,91 732,46 631,01 690,26 796,96 628,68

Utara Selatan
Hari Jam
Normal Max Min Normal Max Min
09.25 1280,1 1312,2 1187,5 969,8 1050,3 872,8
10.25 1335,5 1363,5 1288,4 954,3 993,7 891,9
11.25 1517 1529,1 1489,2 1360,5 1413,3 1258,8
12.25 0 0 0 0 0 0
13.25 969,1 1086,3 932,1 1089,6 1118,5 968,6
14.25 747 1010,8 736,7 892,2 916,2 820,6
Hari Rata-Rata 974,78 1050,32 938,98 877,73 915,33 802,12
keempat Timur Barat
Jum'at, Jam
Normal Max Min Normal Max Min
11 Maret 09.25 1273 1355 1183,2 1002,4 1131,2 937,3
2022 10.25 1128,8 1171,4 1062 1277,6 1321,1 1192,4
11.25 1452,6 1488 1420,2 1503,6 1510,2 1480
12.25 0 0 0 0 0 0
13.25 928,7 1013,5 863,2 1309,1 1386,1 1258,1
14.25 688,4 700,6 649,6 1033,3 1108,3 986,4
Rata-Rata 911,92 954,75 863,03 1021 1076,1 975,70

Utara Selatan
Hari Jam
Normal Max Min Normal Max Min
09.25 631,9 640 531,5 541,9 554,8 527,8
10.25 700 705,1 697,5 642,2 655,3 622
Hari 11.25 723,1 751,4 716,4 738,9 750 718,7
kelima 12.25 418,9 421,1 411,5 396,8 407,8 385,1
Sabtu, 13.25 903,7 963,4 894,3 529,7 540,3 499,1
12
14.25 882,4 901,2 820,4 902,4 916,8 859,4
Maret
2022 Rata-Rata 710 730,37 678,60 625,32 637,50 602,02
Timur Barat
Jam
Normal Max Min Normal Max Min

31
09.25 605 625 595,7 545,5 568 530
10.25 710,5 720,2 706,4 642,3 654,3 626,9
11.25 826,6 830,2 812 742,8 766 736,9
12.25 479,2 494 399 426,5 448,8 405,3
13.25 509,7 514,4 492,1 703,1 746,8 698,2
14.25 780 823,1 764 1081,1 1106,5 1008,4
Rata- Rata 651,83 667,82 628,20 690,22 715,07 667,62

Utara Selatan
Hari Jam
Normal Max Min Normal Max Min
09.25 654,6 721,8 609,8 534,2 588,6 506,2
10.25 842,8 902,7 821,2 756,1 772,6 639,7
11.25 636,7 698,9 621,6 625 675,6 609,6
12.25 429,6 437,4 401,6 399,7 402,2 394,3
13.25 463,5 533,5 458,4 401,6 497,6 398,3
14.25 418,9 421,1 411,5 396,8 407,8 385,1
Hari Rata- Rata 574,35 619,23 554,02 518,90 557,4 448,87
keenam Timur Barat
Minggu, Jam
Normal Max Min Normal Max Min
13 Maret 09.25 545,6 598 498,6 546,7 599,5 498,3
2022 10.25 532,6 562,1 518,9 545,3 558,9 510,6
11.25 524,6 558,9 517,7 434,4 465,7 423,4
12.25 417,5 430,3 408,6 425,6 434,3 420,8
13.25 408 532,4 399,7 434,5 521,1 427,7
14.25 479,2 494 399 426,5 448,8 405,3
Rata- Rata 484,58 529,28 457,08 468,83 504,72 447,68

Utara Selatan
Hari Jam
Normal Max Min Normal Max Min
09.25 527 605,3 427,8 501,4 515,7 477,8
10.25 1410,5 1544,1 983 1103,6 1145,5 1004,6
11.25 1527 1530,9 1490,2 1365,5 1425,3 1260,5
12.25 907,7 965,4 895,6 530,7 544,3 450,1
13.25 1002,4 1103,3 915,7 655,3 680 650,3
Hari
ketujuh 14.25 883,4 905,2 825,4 904,4 920,8 860,4
Senin, 14 Rata- Rata 1043 1109,03 922,95 843,48 871,93 783,95
Maret Timur Barat
Jam
2022 Normal Max Min Normal Max Min
09.25 618,1 686,9 511 426,9 474,6 388,5
10.25 1321 1400,1 1101,2 1055,3 1129,9 1006
11.25 1455,6 1588 1425,4 1502,6 1515,2 1485
12.25 510,7 525,4 493,1 705,1 756,8 699,2

32
13.25 554,5 687,8 515,8 799,3 854,6 798,6
14.25 782 825,2 765 680,6 725,4 675,2
Rata- Rata 873,65 952,23 801,92 861,63 909,42 842,08

Pengukuran Radiasi Matahari

Sisi bawah bagian Utara Sisi Atas

Hari Jam Biasa Max Min Jam Biasa Max Min

09.25 797,3 855,6 789,6 09.25 905,6 916,6 854,7

10.25 1003,5 1267,7 1176,6 10.25 997,2 1100,5 700,2

Hari 11.25 376,8 480,3 421,4 11.25 1002,4 1103,3 915,7


Kesatu 12.25 889,3 919,4 846,5 12.25 1365,5 1425,3 1260,5

13.25 799,6 856 790,6 13.25 1103,6 1145,5 1004,6

14.25 884,4 905,5 825,4 14.25 904,4 920,8 860,4

Rata 791,82 880,75 808,35 Rata 1046,4 1102 932,68


Rata Rata

Pengukuran Radiasi Matahari

Sisi bawah bagian Utara Sisi Atas

Hari Jam Biasa Max Min Jam Biasa Max Min

09.25 542,7 655,1 514,7 09.25 969,8 1050,3 872,8

10.25 804,3 866,6 783,7 10.25 1100,6 1309,4 1101,1

Hari 11.25 849,3 1134,3 791,4 11.25 1128,8 1171,4 1062


Kedua
12.25 1233,3 1435,3 1077,8 12.25 1360,5 1413,3 1258,8

13.25 220,9 270,1 203,3 13.25 928,7 1013,5 863,2

14.25 343,6 406,5 330,1 14.25 826,6 830,2 812

33
Rata 665,68 794,65 616,83 Rata 1052,5 1131,3 994,98
Rata Rata

Pengukuran Radiasi Matahari

Sisi bawah bagian Utara Sisi Atas

Hari Jam Biasa Max Min Jam Biasa Max Min

09.25 439,6 447,5 428,1 09.25 954,3 993,7 891,9

10.25 801,8 821,2 772 10.25 969,8 1050,3 872,8

11.25 626,2 654,9 601,9 11.25 1452,6 1488 1420,2

Hari 12.25 1230,2 1543,2 1079,8 12.25 1360,5 1413,3 1258,8


Ketiga 13.25 1001,7 1101,4 912,7 13.25 1081,4 1106,1 1008,3

14.25 1004,5 1210,4 996,7 14.25 905,6 916,6 854,7

Rata 850,67 963,10 798,53 Rata 1120,7 1161,33 1051,12


Rata Rata

Pengukuran Radiasi Matahari

Sisi bawah bagian Utara Sisi Atas

Hari Jam Biasa Max Min Jam Biasa Max Min

09.25 631,9 640 531,5 09.25 780 823,1 764

10.25 700 705,1 697,5 10.25 889,6 993,5 895,1

Hari 11.25 723,1 751,4 716,4 11.25 1103,6 1145,5 1004,6


Keempat
12.25 418,9 421,1 411,5 12.25 1452,6 1488 1420,2

13.25 903,7 963,4 894,3 13.25 1002 1131 937,3

14.25 882,4 901,2 820,4 14.25 904,4 920,8 860,4

34
Rata 710 730,37 678,60 Rata 1022,03 1083,6 980,27
Rata Rata

Pengukuran Radiasi Matahari

Sisi bawah bagian Utara Sisi Atas

Hari Jam Biasa Max Min Jam Biasa Max Min

09.25 1280,1 1312,2 1187,5 09.25 1332,8 1455,4 1289,9

10.25 1335,5 1363,5 1288,4 10.25 1445,6 1565,2 1338,2

Hari 11.25 1517 1529,1 1489,2 11.25 1360,5 1413,3 1258,8


Kelima
12.25 0 0 0 12.25 0 0 0

13.25 969,1 1086,3 932,1 13.25 1089,6 1118,5 968,6

14.25 747 1010,8 736,7 14.25 892,2 916,2 820,6

Rata 974,78 1050,32 938,98 Rata 1020,12 1078,1 946,02


Rata Rata

Pengukuran Radiasi Matahari

Sisi bawah bagian Utara Sisi Atas

Hari Jam Biasa Max Min Jam Biasa Max Min

09.25 654,6 721,8 609,8 09.25 1273 1355 1183,2

10.25 842,8 902,7 821,2 10.25 1128,8 1171,4 1062

Hari 11.25 636,7 698,9 625 11.25 1452,6 1488 1420,2


Keenam 12.25 429,6 437,4 399,7 12.25 1503,3 1510,1 1480,9

13.25 463,5 533,5 401,6 13.25 928,7 1013,5 863,2

14.25 418,9 421,1 396,8 14.25 688,4 700,6 649,6

35
Rata 574,35 619,23 542,35 Rata 1162,47 1206,4 1109,8
Rata Rata

Tabel 4. 7 Pengukuran Radiasi Matahari


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Grafik Radiasi Matahari


1200
4600
80
200
0
Norm Max Norm Max Norm Max Norm Max
Min Min Min Min
al al al al
Utara Selatan Timur Barat
09.25 696,2 748,2 641,3 578,7 608,7 553,7 647,3 700,1 607 575,1 616,1 539
10.25 985,5 1067 931,8 697,8 737,2 656,8 888,5 955,4 840,3 805,7 864 783,1
11.25 893,7 968,5 876 854,6 906,2 811 841,7 902,5 827,4 841,8 884,9 841,7
12.25 729,9 817,4 673,3 638,1 707,6 658,2 680,4 618,1 568,5 621,6 716 571,2
13.25 765,8 844,9 729,6 603,6 635,8 578,1 526,6 620,2 501,3 718,5 771,1 698,4
14.25 737,7 823 706,6 711,7 766,7 676,1 610,8 674,1 583,8 670,4 746,3 641,9

09.2510.2511.2512.2513.2514.25

Gambar 4. 21 Grafik Radiasi Sebelum Rekonfigurasi


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Grafik Radiasi Matahari


1400,00
1200,00
1000,00
800,00
600,00
400,00
200,00
0,00
Normal Max Min Normal Max Min
Sisi Bawah Utara 772,03 Sisi Atas 1099,02
987,80 1198,38
09.25 724,37 676,87 1035,92 976,08
874,82 1301,58
10.25 914,65 923,23 1088,60 994,90
792,73 1208,33
11.25 788,18 774,22 1250,08 1180,25
801,78 1088,02
12.25 700,22 635,88 1173,73 1113,20
809,25 867,53
13.25 726,42 689,10 1022,33 940,87
14.25 713,47 684,35 853,60 809,62

09.2510.2511.2512.2513.2514.25

Gambar 4. 22 Grafik Radiasi Sesudah Rekonfigurasi


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

36
Berdasarkan hasil pengujian dan pengambilan data diatas, maka
diperoleh nilai rata – rata radiasi matahari dengan pengamatan selama 5
jam, mulai pukul 09.25 WIB hingga pukul 14.25 WIB dan disisi Utara,
Selatan, Timur, Barat dan atas turbin dengan sudut kemiringan 15°, karena
di Indonesia berada di garis katulistiwa dan posisi matahari cenderung
miring ke arah Utara. Pada sisi utara pada pukul 09.25 memiliki nilai rata
– rata 748,214, pada pukul 10.25 memiliki nilai rata – rata 1067,271, pada
pukul
11.25 memiliki nilai rata – rata 968,542, pada pukul 12.25 memiliki nilai
rata rata 817,4, pada pukul 13.25 memiliki nilai rata – rata 844,857, pada
pukul 14.25 memiliki nilai rata – rata 822,957 dan pada sisi selatan pada
pukul 09.25 memiliki nilai rata – rata 608,685, pada pukul 10.25 memiliki
nilai rata – rata 737,185, pada pukul 11.25 memiliki nilai rata – rata
906,214, pada pukul 12.25 memiliki nilai rata – rata 707,557, pada pukul
13.25 memiliki nilai rata – rata 635,771, pada pukul 14.25 memiliki nilai
rata – rata 766,714 dan pada sisi timur pada pukul 09.25 memiliki nilai
rata – rata 700,114, pada pukul 10.25 memiliki nilai rata – rata 955,385,
pada pukul
11.25 memiliki nilai rata – rata 902,528, pada pukul 12.25 memiliki nilai
rata – rata 760,971, pada pukul 13.25 memiliki nilai rata – rata 620,242,
pada pukul 14.25 memiliki nilai rata – rata 674,071 dan pada sisi barat
pada pukul 09.25 memiliki nilai rata – rata 616,1, pada pukul 10.25
memiliki nilai rata – rata 864,042, pada pukul 11.25 memiliki nilai rata –
rata 884,928, pada pukul 12.25 memiliki nilai rata – rata 715,971, pada
pukul 13.25 memiliki nilai rata – rata 771,085, pada pukul 14.25 memiliki
nilai rata – rata 746,342 dan pada sisi atas pada pukul 09.25 memiliki nilai
rata – rata 1099,016, pada pukul 10.25 memiliki nilai rata – rata 1198,383,
pada pukul
11.25 memiliki nilai rata – rata 1301,583, pada pukul 12.25 memiliki nilai
rata – rata 1208,333, pada pukul 13.25 memiliki nilai rata – rata 1088,016,
pada pukul 14.25 memiliki nilai rata – rata 867,533. Dari hasil
pengambilan rata – rata data radiasi matahari diatas dapat disimpulkan

37
bahwa Peak Solar Hours (PSH) di lapangan Mini Soccer Politeknik
Negeri Malang memiliki PSH 4 jam dalam satu hari. Dan pada
pemasangan PLTS berada diatas

38
Turbin angin sehingga tidak adanya shading, sehingga mendapatkan daya
yang optimal dari cahaya matahari.

4.6 Desain Rangkaian Single Line Diagram Solar Cell

Single line diagram merupakan sumber kelistrikan terhubung, jalur


– jalur distribusi daya yang benar, sampai masuk kesetiap beban. Pada
penelitian ini membahas 2 rangkaian yaitu 4 buah panel surya 50 Wp yang
dirangkai paralel dan 4 buah panel surya 50 Wp yang dirangakai seri

PANEL SURYA
50 WP 50 WP 50 WP 50 WP

MPPT INVERTER

BATERAI

+ -+ -+ -+ -

Gambar 4. 23 Diagram Wiring PLTS Rangkaian Paralel


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Gambar 4. 24 Diagram Wiring PLTS Rangkaian Seri


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

39
Pada sistem PLTS komponen utama yang digunakan untuk
mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik adalah solar cell atau
photovoltaic. Prinsip kerja dari solar cell adalah jika cahaya matahari
mengenai solar cell, maka elektron – elektron yang ada pada sel surya
bergerak dari negatif ke positif, sehingga pada terminal keluaran dari solar
cell akan menghasilkan energi listrik. Besarnya energi listrik yang
dihasilkan oleh solar cell berbeda – beda tergantung dari jumlah sel surya
yang dikombinasikan didalam solar cell tersebut. Keluaran dari solar cell
ini berupa listrik arus searah (DC) yang besar tergangan keluarannya
tergantung dengan jumlah sel surya yang dipasang di dalam solar cell dan
banyaknya sinar matahari yang menyinari solar cell tersebut.

Solar cell yang digunakan menggunakan 4 buah solar cell 50 Wp


yang dirangkai secara paralel dan 4 buah solar cell 50 Wp yang dirangkai
secara seri. Pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hasil
perbandingan antara kedua rangkaian tersebut.

Keluaran dari solar cell ini menuju ke solar charge controller dan
sudah dapat digunakan mensuplai langsung ke beban yaitu lampu DC 12
Volt yang memerlukan sumber tegangan DC dengan konsumsi arus yang
kecil. Agar energi listrik yang dihasilkan juga dapat digunakan pada
kondisi malam hari (kondisi saat solar cell tidak mendapat sinar dari
matahari), maka keluaran dari solar cell ini baru dihubungkan ke media
penyimpanan yaitu baterai. Untuk mendapat aliran listrik yang stabil dari
keluaran solar cell maka diperlukan komponen pembantu yaitu solar
charge controller tipe MPPT yang digunakan untuk menjaga sebuah
baterai agar tidak over charge atau over discharge serta dapat
mengoptimalisasi proses pengisian baterai, baterai untuk menyimpan
energi listrik sehingga sistem tetap bekerja jika tidak adanya penyinaran
matahari.

4.7 Pengujian Alat

Dalam penelitian ini akan diambil data – data keluaran dari resapan
40
sel surya yang digunakan dengan mengawasi secara langsung sehingga
kita

41
dapat mengetahui perubahan tegangan dan daya resapan yang terjadi
ketika panel disinari oleh matahari. Untuk mengetahui berapa besar radiasi
yang dihasilkan dari matahari maka kita menggunakan alat seperti Solar
Radiasi Meter.

Gambar 4. 25 Solar Power Meter


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Dalam penelitian ini akan di ambil data keseluruhan sel surya dari
pagi jam 09.25 WIB sampai dengan pukul 14.25 WIB siang hari dengan
jarak interval 1 jam sekali data diambil dan diamati.

4.7.1 Pengujian Panel Surya Dirangkai Parallel


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari keluaran panel
surya sebesar 4x50 Wp yang dirangkai secara parallel dengan data radiasi
yang diperoleh dalam satu hari mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan
14.00 WIB siang hari dengan jarak interval 1 jam sekali data diambil dan
diamati.

1. Open circuit voltage merupakan kapaistas tegangan maksimum yang


dapat dicapai pada saat tidak adanya arus (current). Sedangkan Short
Circuit Current (Isc) merupakan maksimum output arus dari panel surya
yang dapat dikeluarkan (output) di bawah kondisi dengan tidak ada
resistansi atau short circuit.

42
PANEL SURYA
50 WP 50 WP 50 WP 50 WP

+ -+ -+ -+ -

Gambar 4. 26 Pengujian Isc PLTS Rangkaian Paralel


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

PANEL SURYA
50 WP 50 WP 50 WP 50 WP

+ -+ -+ -+ -

Gambar 4. 27 Pengujian Voc PLTS Rangkaian Paralel


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

2. Pada rangkaian pengujian dibawah arus yang menuju charge controller


kita ukur menggunakan alat Ampere Meter untuk mengetehaui besar Imp
pada panel surya yang kita gunakan. Untuk mengetahui besar Vmp maka
alat ukur yang kita gunakan seperti Volt Meter di rangkai secara paralel
antara output pada panel surya dengan input dari charge controller. Pada
gambar dibawah ini 4 buah panel surya 50 Wp di rangkai secara paralel.

43
PANEL SURYA
50 WP 50 WP 50 WP 50 WP

MPPT

PV BATERAI LOAD

+ - + - + - + -

A
V

+ -

BATERAI

Gambar 4. 28 Pengujian Vmp dan Imp PLTS Rangkaian Paralel


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Panel Surya Dirangkai Paralel

Radiasi
Waktu Voc Isc Vmp Imp
(W/𝑚2)
(Vdc) (Idc) (Vdc) (Idc)

09.00 828 21,5 3,6 21,5 0,63


10.00 1125,3 21,6 4,24 23,4 0,67
11.00 911,51 20,9 5,92 22,2 0,71
12.00 830,7 18,5 4,81 20,59 0,67
13.00 922 19,6 6,52 20,79 0,79
14.00 775,7 18,7 4,99 19,22 0,81
Rata-
898,87 20,13 5,01 21,28 0,71
Rata
Tabel 4. 8 Pengukuran PLTS Paralel
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

44
Grafik Voc dan Isc Terhadap Waktu
25
20 21,5 21,6 20,9
18,5 19,6 18,7
15
10
5
0 5,92 6,52
4,24 4,81 4,99
3,6

09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00


Voc (Vdc) 21,5 21,6 20,9 18,5 19,6 18,7
Isc (Vdc) 3,6 4,24 5,92 4,81 6,52 4,99

Voc (Vdc) Isc (Vdc)

Gambar 4. 29 Grafik Voc dan Isc


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Berdasarkan hasil data diatas bahwa tegangan Voc menghasilkan


nilai yang bervariasi tetapi masih dalam kondisi tegangan Voc stabil dan
mengalami penurunan dikarenakan factor cuaca.

Grafik Vmp dan Imp Terhadap Waktu


25
23,4 22,2
20 21,5 20,59 20,79
15 19,22
10
5

0 0,63 0,67 0,710,670,790,81


09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00
Vmp (Vdc) 21,5 23,4 22,2 20,59 20,79 19,22
Imp (Idc) 0,63 0,67 0,71 0,67 0,79 0,81

Vmp (Vdc) Imp (Idc)

Gambar 4. 30 Grafik Vmp dan Imp


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Berdasarkan hasil data diatas bahwa tegangan Vmp menghasilkan


nilai yang bervariasi tetapi masih dalam kondisi tegangan Vmp stabil dan
mengalami grafik yang bervariasi karena factor cuaca, Arus Imp
45
menghasilkan nilai yang bervariasi tetapi dalam kondisi tidak stabil dan
mengalami grafik yang bervariasi karena factor cuaca yang berawan atau
mendung di jam 12.00 dan 13.00.

4.7.2 Pengujian Panel Surya Dirangkai Seri


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari keluaran panel
surya sebesar 4x50 Wp yang dirangkai secara seri dengan data radiasi
yang diperoleh dalam satu hari mulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan
14.00 WIB siang hari dengan jarak interval 1 jam sekali data diambil dan
di amati.

1. Open Circuit Voltage adalah kapasitas tegangan maksimum yang dapat


dicapai pada saat tidak adanya arus (current). Sedangkan Short
Circuit Current (Isc) adalah maksimum output arus dari panel surya
yang dapat dikeluarkan (output) di bawah kondisi dengan tidak ada
resistansi atau short circuit. Pada gambar di bawah 4 buah panel
surya 50 Wp di rangkai secara seri.

PANEL SURYA
50 WP 50 WP 50 WP 50 WP

+ -+ -+ -+ -

Gambar 4. 31 Pengujian Isc PLTS Rangkaian Seri


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

46
PANEL SURYA
50 WP 50 WP 50 WP 50 WP

+ -+ -+ -+ -

Gambar 4. 32 Pengujian Voc PLTS Rangkaian Seri


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

2. Pada rangkaian pengujian dibawah arus yang menuju Charge


Controller kita ukur menggunakan Ampere Meter untuk mengetahui
besar Imp pada panel surya yang kita gunakan. Untuk mengetahui
besar Vmp maka alat ukur yang kita gunakan seperti Volt meter
dirangkai secara paralel antara output pada panel surya dengan input
dari Charge Controller. Pada gambar di bawah 4 buah panel surya
50 Wp di rangkai secara seri.

PANEL SURYA
50 WP 50 WP 50 WP 50 WP

MPPT

PV BATERAI LOAD

+ - + - + - + -

A
V

+ -

BATERAI

Gambar 4. 33 Pengujian Vmp dan Imp PLTS Rangkaian Seri


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

47
Panel Surya dirangkai Seri

Radiasi
Waktu Voc Isc Vmp Imp
(W/𝑚2)
(Vdc) (Idc) (Vdc) (Idc)

09:00 774 42,5 1,58 41,7 0,78


10:00 829,4 42,1 2,82 40,82 0,7
11:00 753,2 41,8 2,93 41,43 0,91
12:00 613,1 34,5 2,42 39,5 0,89
13:00 998,7 42,13 3,23 42,69 0,83
14:00 778,2 40,9 1,92 41,9 1,7
Rata-
791,10 40,66 2,48 41,34 0,97
Rata
Tabel 4. 9 Pengukuran PLTS Seri
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Grafik Voc dan Isc Terhadap Waktu


45
42,5 42,1 41,8 42,13 40,9
40
35 34,5
30
25
20
15
10
5 2,82 2,93 2,42 3,23
1,58 1,92
0 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00
Voc (Vdc) 42,5 42,1 41,8 34,5 42,13 40,9
Isc (Vdc) 1,58 2,82 2,93 2,42 3,23 1,92

Voc (Vdc) Isc (Vdc)

Gambar 4. 34 Grafik Voc dan Isc


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Berdasarkan hasil data diatas bahwa tegangan Voc mengalami


grafik yang stabil, dimana pada grafik tersebut menunjukan adanya
penurunan pada pukul 12.00 WIB dan Pukul 14.00 yang diakibatkan
faktor cuaca yang berawan. Sedangkan Arus Isc mengalami grafik yang
stabil.

48
Grafik Vmp dan Imp Terhadap Waktu
45
41,7 40,82 41,43 42,69 41,9
40 39,5
35
30
25
20
15
10
5
0,78 0,7 0,91 0,89 0,83 1,7
0
09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00
Vmp (Vdc) 41,7 40,82 41,43 39,5 42,69 41,9
Imp (Idc) 0,78 0,7 0,91 0,89 0,83 1,7

Vmp (Vdc) Imp (Idc)

Gambar 4. 35 Grafik Vmp dan Imp


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Berdasarkan hasil data diatas bahwa grafik tegangan Vmp


mengalami grafik yang stabil dimana pada grafik tersebut menunjukan
peningkatan maupun penurunan yang diakibatkan factor cuaca
berawan.sedangkan Arus Imp mengalami penurunan pada pukul 12.00 dan
13.00 disaat pengujian jam tersebut sedang berawan.

4.8 Perhitungan Daya Masuk (P in) dan Daya Keluar (P out)

Daya masuk (Pin) diperoleh dari perkalian intensitas radiasi


matahari yang diterima dengan luas area panel surya sedangkan daya
keluaran (Pout) pada panel surya yaitu perkalian tegangan rangkaian
terbuka (Voc) dengan arus hubung singkat (Isc) dan faktor pengisi (FF)
yang dihasilkan oleh panel surya.

Faktor pengisi (FF) adalah ukuran kualitas dari sel surya yang
dapat diketahui dengan membandingkan daya maksimum teoritis dan daya
output pada tegangan rangkaian terbuka dan hubung pendek. Faktor
pengisi yaitu parameter yang menyatakan seberapa besar Isc x Voc dari
daya maksimum Vmp x Imp yang dihasilkan panel surya tersebut.

49
Berdasarkan rumus yang ditunjukan pada 2.2 untuk mengetahui
hasil perhitungan daya masuk (Pin), Rumus daya masuk (Pin)
membutuhkan luas dari panel surya yang digunakan yang ditunjukan pada
tabel spesifikasi 3.9.3 Sedangkan rumus yang ditunjukan pada 2.4 untuk
mengetahui hasil daya keluar (Pout). Rumus daya keluar (Pout)
membutuhkan faktor pengisi (FF) yang ditunjukan pada 2.2.

4.8.1 Perhitungan Daya Pada Rangkaian Parallel


Berdasarkan data yang dihasilkan pada tabel 4. Kita mengambil
data rata – rata dalam sehari, untuk mendapatkan daya masuk (Pin) dan
daya keluaran (Pout) dalam sehari pengujian.

1. Pada tebel 4. Dengan radiasi sebesar 898,87 W/𝑚2


Perhitungan daya masuk (Pin)
Diketahui : Ir sebesar 898,87 W/𝑚2 dan A adalah luas dari panel surya
sebesar 0,478 𝑚2
P in = Ir x A
= 898,87 W/𝑚2 x 0,478 𝑚2
= 429,659 W
2. Perhitungan daya keluar (Pout)
Diketahui : Voc sebesar 20,13 V, Isc sebesar 5,01 A, Vmp sebesar
21,28 V dan Imp sebesar 0,71 A.
𝑉𝑚𝑝 𝑥 𝐼𝑚𝑝 21,28 𝑉 𝑥 0,71 𝐴 15,108
FF = 𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐 = 20,13 𝑉 𝑥 5,01 𝐴 = 100,85 = 0,149
Pout = Voc x Isc x FF
= 20,13 V x 5,01 A x 0,149
= 15,026 W

Hasil Perhitungan (Pin), (Pout)


Data Hasil Perhitungan
Ir (W/𝑚 )2
898,87
A (𝑚2) 0,478
Vmp (V) 21,28
Imp (A) 0,71
Voc (V) 20,13

50
Isc (A) 5,01
FF 0,149
Pin (W) 429,659
Pout (W) 15,026
Tabel 4. 10 Perhitungan Pin dan Pout Paralel
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

4.8.2 Perhitungan Daya Pada Rangkaian Seri


Berdasarkan data yang dihasilkan pada tabel 4. Kita mengambil
data rata – rata dalam sehari, untuk mendapatkan daya masuk (Pin) dan
daya keluaran (Pout) dalam sehari pengujian.

1. Pada tabel 4. Dengan radiasi sebesar 791,10 W/𝑚2


Perhitungan daya masuk (Pin)
Diketahui : Ir sebesar 791,10 W/𝑚2 dan A adalah luas dari panel surya
sebesar 0,478 𝑚2
P in = Ir x A
= 791,10 W/𝑚2 x 0,478 𝑚2
= 378,145 W
2. Perhitungan daya keluar (Pout)
Diketahui : Voc sebesar 40,66 V, Isc sebesar 2,48 A, Vmp sebesar
41,34 V dan Imp sebesar 0,97 A.
𝑉𝑚𝑝 𝑥 𝐼𝑚𝑝 41,34 𝑉 𝑥 0,97 𝐴 40,09 = 0,39
FF = 𝑉𝑜𝑐 𝑥 𝐼𝑠𝑐 = 40,66 𝑉 𝑥 2,48 𝐴 = 100,83

Pout = Voc x Isc x FF


= 40,66 V x 2,48 A x 0,39
= 39,32 W

Hasil Perhitungan (Pin), (Pout)


Data Hasil Perhitungan
Ir (W/𝑚2) 791,10
2
A (𝑚 ) 0,478
Vmp (V) 41,34
Imp (A) 0,97
Voc (V) 40,66
Isc (A) 2,48
FF 0,39
51
Pin (W) 378,145
Pout (W) 39,32
Tabel 4. 11 Perhitungan Pin dan Pout Seri
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

4.9 Perhitungan Efisiensi

Efisien yang terjadi pada sel surya adalah merupakan perbandingan


daya yang dapat dibangkitkan oleh sel surya dengan energi input yang
diperoleh dari radiasi matahari. Dari hasil perhitungan daya masuk (Pin)
dan daya keluaran (Pout) diatas, maka menghasilkan efesiensi sebagai
berikut.

1. Rangkaian Parallel
Diketahui Pin sebesar 1.276,39 W Pout sebesar 15,026 W
𝑃𝑜𝑢𝑡 15,026
𝜂= 𝑥 100% = 𝑥 100% = 1,17%
𝑃𝑖𝑛 1.276,39

2. Rangkain seri
Diketahui Pin sebesar 1.123,36 W Pout sebesar 39,32 W
𝑃𝑜𝑢𝑡 39,32
𝜂= 𝑥 100% = 𝑥 100% = 3,5%
𝑃𝑖𝑛 1.123,36

Berdasarkan hasil efesiensi diatas menunjukan nilai sangat kecil


karena pada pengujian paralel dan seri baterai dalam keadaan hampir
penuh. Jadi arus (Imp) yang masuk pada input multiple input charge
controller tipe MPPT masih mengalir kemungkinan sangat kecil
dikarenakan baterai tersebut dalam keadaan hampir penuh.

4.10 Pengujian Output PLTH Sesudah Dilakukan Rekonfigurasi

Setelah dilakukan rekonfigurasi pada panel surya (4x50 Wp) maka


dilakukan kembali pengujian output Hybrid PLTB Darrieus dan PLTS
(4x50 Wp). Berikut ini merupakan pengujian output sisi PLTB Darrieus
dan PLTS (4x50 Wp) yang berada di sistem Pembangkit Listrik Tenaga
Hybrid pada proses charging baterai, tegangan yang dihasilkan dari panel
surya maupun generator turbin angin digunakan untuk melakukan charging

52
baterai yang akan dikontrol oleh multi input charger controller tipe MPPT,
maka dari itu diperlukan untuk memperhatikan dan mencatat besarnya
nilai

53
tegangan input, arus input, tegangan output, dan arus output. Proses
pengujian ini dilakukan menggunakan sistem PLTH yang real.

4.10.1 Pengujian Sisi Output PLTS


Pada proses charging baterai, tegangan yang digunakan untuk
melakukan proses charging baterai dihasilkan oleh Panel Surya, tetapi
nilai tegangannya bervariasi disebabkan oleh kondisi radiasi panas
matahari yang bervariasi, oleh sebab itu pada proses pengujian charging
baterai menggunakan Panel Surya. Berikut gambar rangkaian pengujian
sisi output Panel Surya.

Gambar 4. 36 Wiring Sisi Output PLTS


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Pada proses pengujian charging ini menggunakan Panel Surya


4x50 Wp. Gambar 4.8 merupakan gambar rangkaian proses charging
baterai menggunakan sumber Panel Surya 4x50 Wp yang dihubungkan
dengan Multi Input Charge Controller tipe MPPT, Tegangan yang
dihasikan oleh sebuah Panel Surya 4x50 Wp dipergunakan untuk proses
charging baterai yang akan dikontrol oleh multiple input charge controller

54
tipe MPPT. Maka

55
diperlukan untuk memperhatikan dan mencatat besarnya nilai tegangan
input, arus input, tegangan output, dan arus output pada setiap waktu yang
telah ditentukan untuk mengetahui bagaimana kinerja dari multiple input
charge controller tipe MPPT terhadap proses charging baterai.

Tegangan dan Arus Output PLTS dan MPPT


Waktu Vmp Imp Daya Tegangan Arus Daya
(Vdc) (Idc) PLTS Output Output MPPT
MPPT MPPT
09.00 15,53Volt 0,18A 2,80 14,56 Volt 0,82 A 11,94
10.00 15,92Volt 0,17A 2,71 14,8 Volt 1,28 A 18,94
11.00 16 Volt 0,16A 2,56 14,97 Volt 1,82 A 27,25
12.00 17,65Volt 0,12A 2,12 17,09 Volt 1,86 A 31,79
Tabel 4. 12 Pengujian Output PLTS
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai tegangan dari PLTS
4x100 Wp di dapat sebesar 15,53 V, 15.92 V, 16 V, 17,65 V. Besarnya
nilai tegangan dan arus pada sisi input berbanding lurus dengan nilai
tegangan dan arus pada sisi output, jika pada tegangan dan arus pada sisi
input mengalami kenaikan maka nilai tegangan dan arus pada sisi output
juga akan mengalami kenaikan begitupun dengan sebaliknya. Dengan
mengalikan nilai tegangan dan arus pada sisi input maupun sisi output,
maka dapat diketahui nilai daya pada sisi input dan sisi output tersebut.

56
Grafik Tegangan
20
18 1177,,0695
16 15,53 15,92 16
14 14,56 14,97
14,8
12
10
8
6
4
2
0
09.00 10.00 11.00 12.00
Vmp (Vdc) 15,53 15,92 16 17,65
Output MPPT 14,56 14,8 14,97 17,09

Vmp (Vdc) Output MPPT

Gambar 4. 37 Grafik Tegangan Output PLTS


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Grafik Arus
2
1,82 1,86

1,5
1,28

0,821

0,5
0,18 0,17 0,16 0,12
09.00 10.00 11.00 12.00
0
Imp (Idc) 0,18 0,17 0,16 0,12
Arus Output MPPT 0,82 1,28 1,82 1,86

Imp (Idc) Arus Output MPPT

Gambar 4. 38 Grafik Arus Output PLTS


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

57
Grafik Daya
31,79
35
30 27,25
25
20 18,94
15 11,94
10
5 2,8 2,71 2,56 2,12
0
09.00 10.00 11.00 12.00
Daya PLTS 2,8 2,71 2,56 2,12
Daya MPPT 11,94 18,94 27,25 31,79

Daya PLTSDaya MPPT

Gambar 4. 39 Grafik Daya Output PLTS


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa nilai tegangan output dari
panel surya dan output dari Multiple input charge controller tipe MPPT
relatif stabil. Untuk arus output panel surya mengalami kenaikan
disebabkan karena baterai dalam keadaan kosong atau charging. Pada
output multiple input charge controller tipe MPPT mengalami kenaikan.
Untuk nilai tegangan sisi output PLTS mengalami kenaikan secara berkala
sebanding dengan nilai tegangan sisi output multiple input charge
controller tipe MPPT.

4.10.2 Pengujian Sisi Output PLTB


Pada proses pengujian ini digunakan untuk charging baterai yang
dihasilkan oleh generator turbin angin, tetapi nilai tegangan yang
dihasilkan bervariasi karena disebabkan kondisi kecepatan angin, untuk
pengujian pembangkit listrik tenaga bayu dengan memutus input dari
pembangkit listrik tenaga surya 4x50 Wp yang terpasang pada hybrid.
Berikut pengujian sisi output panel surya.

58
Gambar 4. 40 Wiring Sisi Output PLTB
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Pada Pengujian charging dari Generator PLTB Darrieus ini


menggunakan simulasi prototipe Turbin Angin 100 Watt sehingga
Tegangan berubah – ubah dikarenakan suatu faktor cuaca dan waktu
pengambilan data. Gambar 4. merupakan gambar rangkaian proses
charging baterai menggunakan sumber generator 100 watt yang
dihubungkan dengan multiple input charge controller tipe MPPT.
Tegangan digunakan untuk proses charging yang akan dikontrol oleh
multiple input charge controller tipe MPPT, oleh karena itu diperlukan
untuk memperhatikan dan mencatat besarnya nilai tegangan input, arus
input, tegangan output, dan arus output pada setiap waktu yang telah
59
ditentukan untuk mengetahui kinerja dari

60
multiple input charger controller tipe MPPT terhadap proses charging
baterai.

Percobaan Output PLTB Output CC


Tegangan Arus (A) Daya Tegangan Arus Daya
(V) (P) (V) (A) (P)
09.00 R – S 20V R 0,06A 1,2

S–T 19V S 0,05A 0,95 13,03 V 0,07A 0,91


T–R T 0,7
14V 0,05A

10.00 R – S 22V R 0,07A 1,54


12,90 V 0,08A
S–T 17V S 0,05A 0,85 1,03
T – R 18V T 0,05A 0,9
11.00 R – S 22V R 0,08A 1,76
12,90 V 0,06A
S–T 17V S 0,05A 0,85 0,77
T – R 14V T 0,05A 0,7
12.00 R – S 19V R 0,06A 1,14
13,43 V 0,05A
S–T 21V S 0,07A 1,47 0,67
T – R 20V T 0,06A 1,2
Tabel 4. 13 Pengujian Output PLTB
(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Grafik Tegangan Output


25
20 2109 22 22 2190
15 13,03 187 17 13,43
10 12,9 12,9
5
0
09.00 10.00 11.00 12.00
PLTB R - S 20 22 22 19
PLTB S - T 19 17 17 21
PLTB T - R 14 18 14 20
CC 13,03 12,9 12,9 13,43

PLTB R - S PLTB S - T PLTB T - R CC

Gambar 4. 41 Grafik Tegangan Output PLTB


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

61
Grafik Arus Output
0,09
0,08 0,08 0,08
0,07 0,07 0,06 0,07
0,07 0,06 0,06
0,06 0,05 0,05
0,05 0,05
0,05
0,04
0,03
09.00 10.00 11.00 12.00
0,02
PLTB
0,01 R 0,06 0,07 0,08 0,06
PLTB0 S 0,05 0,05 0,05 0,07
PLTB T 0,05 0,05 0,05 0,06
CC 0,07 0,08 0,06 0,05

PLTB R PLTB S PLTB T CC

Gambar 4. 42 Grafik Arus Output PLTB


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Grafik Daya Output


1,76
2
1,54 1,47
1,5 1,2 1,14 1,2
0,95 0,91 0,850,91,03 0,85 ,70,77 0 ,67
1 0 ,7 0
0,5

0
09.00 10.00 11.00 12.00
PLTB R 1,2 1,54 1,76 1,14
PLTB S 0,95 0,85 0,85 1,47
PLTB T 0,7 0,9 0,7 1,2
CC 0,91 1,03 0,77 0,67

PLTB RPLTB SPLTB TCC

Gambar 4. 43 Grafik Daya Output PLTB


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

4.10.3 Pengujian Sisis Output Charge Controller


Pada proses charging baterai, tegangan yang digunakan untuk
charging baterai dihasilkan oleh panel surya dan generator turbin angin
tetapi nilai tegangannya bervariasi disebabkan oleh kondisi kekuatan
radiasi
62
matahari dan kecepatan angin yang sangat bervariasi, oleh karena itu pada
pengujian ini charging baterai menggunakan panel surya 4x50 Wp dan
Generator Turbin dengan Daya 100 Watt yang dapat bervariasi nilai
tegangannya. Berikut gambar rangkaian pengujian charging baterai pada
sistem PLTH.

Gambar 4. 44 Wiring Pengujian Output Hybrid


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Output PLTB Daya


Waktu
Tegangan (V) Arus (I) (P)

R-S 20 R 0,06 1,2

09.00 S-T 19 S 0,05 0,95

R-T 14 T 0,05 0,7

10.00 R-S 22 R 0,07 1,54

63
S-T 17 S 0,05 0,85

R-T 18 T 0,05 0,9

R-S 22 R 0,08 1,76

11.00 S-T 17 S 0,05 0,85

R-T 14 T 0,05 0,7

R-S 19 R 0,06 1,14

12.00 S-T 21 S 0,07 1,47

R-T 20 T 0,06 1,2

Output PLTS Output PLTH


Daya Daya
Waktu Tegangan Arus Tegangan
(P) Arus (I) (P)
(V) (I) (V)

09.00 15,53 0,18 2,79 14,07 1,21 17,02

10.00 15,92 0,17 2,70 14,57 0,48 6,99

11.00 16 0,16 2,56 16,55 0,68 11,25

12.00 17,65 0,12 2,11 15,90 0,42 6,67

Tabel 4. 14 Pengujian Output Hybrid


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Grafik Tegangan Output


25 2222
2109311578,92 21 09,695
1275
20 1454,07 14,57 11676,55
14 1
15
10
09.00 10.00 11.00 12.00
5
PLTS 0 15,53 15,92 16 17,65
PLTB R - S 20 22 22 19
PLTB S - T 19 17 17 21
PLTB T - R 14 18 14 20
PLTH 14,07 14,57 16,55 15,9

PLTS PLTB R - S PLTB S - T PLTB T - R PLTH

Gambar 4. 45 Grafik Tegangan Output Hybrid


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

64
Grafik Arus Output
1,4
1,2 1,21
01
0,8 0,68
0,6 0,48
0,4 00,,0
108
56 0,42
,2 0,105
5680,105
74
0 00,,1008
762
09.00 10.00 11.00 12.00
PLTS 0,18 0,17 0,16 0,12
PLTB R 0,06 0,07 0,08 0,06
PLTB S 0,05 0,04 0,05 0,07
PLTB T 0,05 0,05 0,05 0,08
PLTH 1,21 0,48 0,68 0,42

PLTS PLTB R PLTB S PLTB T PLTH

Gambar 4. 46 Grafik Arus Output Hybrid


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

Grafik Perbandingan Daya


17,02
20
11,25
15 6,99 6,67
10 2,791,20,950,7 2,71,540,850,9 2,561,760,850,7 2,11,141,471,2
5
0 09.00 10.00 11.00 12.00
PLTS 2,79 2,7 2,56 2,11
PLTB R 1,2 1,54 1,76 1,14
PLTB S 0,95 0,85 0,85 1,47
PLTB T 0,7 0,9 0,7 1,2
PLTH 17,02 6,99 11,25 6,67

PLTSPLTB RPLTB SPLTB TPLTH

Gambar 4. 47 Grafik Perbandingan Daya Hybrid


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

4.11 Analisa Perbandingan Hasil Output PLTS Terhadap PLTH Sebelum


Rekonfigurasi dan Sesudah Rekonfigurasi
Dari Hasil pengujian PLTS 4x50 Wp sebelumnya dan sesudah
dilakukan rekonfigurasi maka dilakukan perbandingan daya output yang
dihasilkan oleh PLTS terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid
Darrieus – Surya ini. Hasil Perbandingan tersebut untuk mengetahui

65
pengaruh kinerja PLTS 4x50 Wp ini apakah sudah beroperasi secara
Optimal atau belum optimal.

Berikut ini data yang di dapat oleh pengujian dan pengukuran


sebagai berikut :

Rata – Rata Daya Input PV dan Daya Output PV

Radiasi Daya Input PV Daya Output PV

Waktu Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

09.00 724,37 1035,92 1,18 3,23 8,39 11,67

10.00 914,65 1088,60 1,77 2,80 9,95 19,48

11.00 788,18 1250,08 1,51 2,63 10,68 24,05

12.00 700,22 1173,73 1,29 2,20 9,67 29,66

Tabel 4. 15 Perbandingan Output


Rekonfigurasi (Sumber : Dokumentasi
Penulis, 2022)

Dari tabel tersebut saat sebelum adanya rekonfigurasi pada panel


surya 4x50 Wp, daya output yang dihasilkan lebih kecil daripada daya
output sesudah rekonfigurasi. Dengan nilai input dari PV rata – rata
tegangan yang diperoleh dari PV atau panel surya 4x50 Wp sebesar
14,51
, 15,52, 14,27, dan 12,75 Volt dengan arus sebesar 0,08, 0,12, 0,11, 0,26
Ampere sedangkan tegangan outputnya sebesar 14,38, 14,15, 13,80, 12,40
Volt dengan arus sebesar 0,58, 0,70, 0,78, 0,78 Ampere. Sehingga nilai
input dan Output yang dihasilkan sebelumnya dianggap belum maksimal
dan optimal, oleh sebab itu dilakukannya perencanaan ulang PLTS 4x50
Wp diatas turbin supaya PLTS ini tidak ada shading di waktu waktu
tertentu. Dengan rekonfigurasi ini dapat diketahui bahwa nilai output
yang dihasilkan rata – rata tegangan input yang dihasilkan oleh panel
surya 4x50 Wp sebesar 15,40, 15,74, 16,06, 17,44 Volt dengan arus
sebesar 0,21,

66
0,18, 0,16, 0,13 Ampere sedangkan tegangan Output yang dihasilkan
sebesar 15,48, 16,02, 15,91, 16,41 Volt dan arus sebesar 0,76, 1,22, 1,52,
1,81 Ampere. Sehingga Daya yang dihasilkan oleh ke 4 buah PV
tersebut

67
lebih maksimal dan lebih baik dibandingkan Daya sebelum dilakukan nya
rekonfigurasi.

GrafikInputdan
8.00 6.00
4.00

2.00

09.00 10.0011.00

Gambar 4. 48 Grafik Input dan Output PV Sebelum Rekonfigurasi


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

GrafikInputdan
5.00

0.00

5.00

09.00 10.0011.00

Gambar 4. 49 Grafik Input dan Output PV Sesudah Rekonfigurasi


(Sumber : Dokumentasi Penulis, 2022)

68

Anda mungkin juga menyukai