1. Komponen Utama
Komponen instalasi listrik yang akan dipasang pada instalasi listrik , harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Keandalan, menjamin kelangsungan kerja instalasi listrik pada kondisi normal.
b. Keamanan, komponen instalasi yang dipasang dapat menjamin keamanan system
instalasi listrik.
c. Kontinuitas, komponren dapat bekerja secara terus menerus pada kondisi normal.
1.1 Saklar
Sakelar termasuk material jadi tinggal pasang yaitu merupakan suatu alat yang
dapat digunakan untuk ememutuskan dan menghubungkan arus listrik.
Berdasarkan kegunaannya sakelar sangat banyak macam dan jenisnya, misalnya
sakelar penerangan, saklat tegangan tinggi, sakelar instalasi tenaga, sakelar
elektronika dan sebagainya. Namun sebagai material pengatahuan untuk
pekerjaan dalam bidang instalasi, yang dijelaskan disini adalah sakrar yang umum
dipakai pada instalasi rumah dan tempat umum lainnya.
Pada waktu memutuskan atau menghubungkan arus listrik, biasanya akan timbul
busur api (fong) di antara kontak-kontaknya. Besarnya loncatan api biasanya
ditentukan oleh cepat atau lambatnya kontak-kontak terputus. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka pada sakelar biasanya dilengkapi dengan pegas yang dapat
memutuskan rangkaian dalam waktu cepat sehingga kemungkinan timbulnya
loncatan api pada kontak-kontaknya dapat diperkecil.
Skema Skema
Skema Dasar Nama
Instalasi Hubungan
Sakelar Tunggal
Sakelar Ganda
Sakelar Seri
Sakerlar Tukar
Sakelar Silang
Saklar Tunggal
Sesuai dengan namanya sakelar ini berfungsi tunggal , artinya hanya dapat
menyalakan dan memadamkan sebuah lampu. Pada sakelar tunggal hanya terdapat
2 titik hubung yang menghubungkan penghantar fasa dan beban atau lampu. Pada
penggunaannya sakelar tunggal dapat melayani satu, dua atau tiga lampu sekaligus
tergantung kemampuan daya hantarnya.
Saklar Berkutub Ganda
Sakelar ini dilengkapi dengan empat titik hubung untuk menghubungkan
penghantar fasa dan nol . Sakelar ini dapat digunakan untuk memutuskan dan
menghubungkan fasa dan nol secara bersama-sama sehingga memberikan faktor
keamanan bagi pemakai sakelar jenis ini banyak di pergunakan pada Box
sekering/fasa.
Saklar Berkutub Tiga
Sakelar ini memiliki enam titik hubung yang berfungsi menghubungkan fasa
kebeban. Pada umumnya sakelar ini digunakan sebagai sakelar untuk saluran tiga
fasa.
Saklar Kelompok
Sakelar kelompok pemasangannya harus disesuaikan dengan kebutuhannya
misalnya mematikan dan menghubungkan dua atau tiga buah lampu , namun
tersebut tidak dinyalakan bersamaan.
Saklar Seri (Deret)
Sakelar seri (deret) adalah sakelar yang dapat berfungsi ganda yaitu dapat
memutuskan dan menghubungkan sebuah lampu atau lebih secara bergantian atau
bersama-sama, lampu jenis ini banyak digunakan dalam ruang tamu, ruang tidur
atau lampu gang. Sakelar seperti ini pada saat sekarang sudah sangat sulit di
jumpai, seandainyapun ada bentuknya sudah lain yaitu berupa sakelar yang terdiri
dari dua buah sakelar tunggal yang dikemas dalam satu kotak.
Saklar Tukar
Sakelar tukar biasanya disebut juga sakelar hotel, sakelar jenis ini banyak
dipergunakan di hotel- hotel sehingga sakelar ini disebut sakelar hotel. Sakelar hotel
ini hanya dapat menghubungkan lampu atau kelompok lampu secara bergantian.
Saklar Silang
Sendainya kita ingin melayani satu lampu atau golongan lampu yang ada ditiga
tempat , maka kita gunakan sakelar silang. Sakaler silang akan berfungsi bila
sakelar ini dikombinasi dengan sakelar 2 buah sakelar tukar. Sehingga lampu dapat
dioperasikan dari tiga tempat.
Klasifikasi Saklar
Yang dimaksud klasifikasi disini adalah klasifikasi dalam hal pemasangan dan cara
kerjanya.
Klasifikasi sakelar berdasarkan Pemasangannya :
1. sakelar yang dipasang didalam tembok ( Inbow), perlu Imbowdus)
2. sakelar yang dipasang diluar tembok ( Outbow), Perlu Roset Kayu tempat
dudukan sakelar.
Klasifikasi Sakelar Berdasarkan Prinsip kerjanya.
Berdasarkan Cara Pengoperasiannya , maka sakelar dapat dibagi menjadi :
1. sakelar Putar ( untuk mengoperasikannya dgn cara memutar)
2. sakelar Jungkit ( Untuk mengoperasikan tuasnya jungkit)
3. Sakelar tarik ( untuk mengoperasikannya dengan cara di tarik)
4. Sakelar Tekan ( untuk mengoperasikannya dgn cara ditekan)
2. Komponen pengaman
Untuk menghindari kerusakan instalasi listrik/beban listrik karena arus lebih, perlu
dipasang satu atau beberapa pengaman arus lebih.
Arus lebih dapat terjadi karena beban lebih atau adanya hubung singkat. Pada
umumnya pada suatu instalasi penerangan listrik dipasang dua jenis alat pengaman
arus lebih yaitu pengaman lebur (sekering) dan pengaman otomatis (MCB).
a. MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCB banyak digunakan pada instalasi penerangan rumah dan gedung berfungsi
sebagai pengaman beban lebih dan juga sebagai sakelar. Untuk menutup
/menghubungkan dilakukan secara manual dan untuk membuka/memutus dapat
dilakukan secara manual ataupun otomatis. Prinsip kerja MCB yaitu bekerja secara
magnetik dan secara thermis.
Secara magnetik arus akan melalui suatu kumparan yang berinti logam, jika kuat
arus yang lewat melebihi batas nominal nya inti tersebut akan menjadi magnet dan
magnet ini akan menarik kunci (pengait) sehingga akan menyebabkan terputusnya
hubungan beban dengan sumber tegangan (lihat gambar 7. a dibawah).
Secara thermis yaitu digunakan bimetal atau dua jenis logam yang mempunyai
angka muai berbeda. Jika kuat arus yang melewati bimetal melebihi harga
nominalnya maka bimetal akan menjadi panas dan memuai sehingga bimetal akan
melengkung. Efek lengkungan akan mengakibatkan bimetal dapat menggerakkan
kunci/pengait sehingga akan menyebabkan terputusnya hubungan beban. dengan
sumber tegangan (lihat gambar : 7)
MCB bersifat “renewable”, artinya setelah MCB putus masih dapat berfungsi
kembali setelah direset secara manual.
Element
mangnet
as as
bimetal
kontaktor kontaktor
pegas Is I1 pegas Is
a. CB Magnetik b. CB Thermis
Selain kawat lebur, dalam patron lebur juga terdapat kawat isyarat dari kawat
tahanan. Kawat isyarat ini dihubungkan paralel dengan kawat lebur. Dan karena
tahanannya besar, arus yang mengalir pada kawat isyarat hanya kecil. Pada ujung
kawat isyarat terdapat sebuah piringan kecil berwarna yang berfungsi sebagai
isyarat.
Kalau kawat leburnya putus karena arus yang terlalu besar, kawat isyaratnya juga
akan segera putus, karena itu piringan isyaratnya akan lepas, sehingga dapat
diketahui bahwa kawat leburnya telah putus.
Warna kode yang digunakan untuk menandai patron lebur yaitu sbb:
2A : merah jambu
4A : coklat
6A : hijau
10 A : merah
16 A : kelabu
20 A : biru
25 A : kuning
35 A : hitam
50 A : putih
80 A : warna mas
100 A : merah *
3. Komponen bantu
a. Pipa
Pada instalasi penerangan atau instalasi listrik, pipa adalah komponen yang
berfungsi untuk melindungi pemasangan penghantar atau kabel listrik. Selain itu
pemasangan pipa juga sangat penting agar instalasi menjadi baik dan rapi. Pipa
yang sering digunakan untuk instalasi penerangan pada tempat tinggal adalah pipa
PVC. Pipa PVC sangat baik untuk penghantar karena pipa ini juga terbuat dari bahan
isolasi sehingga dalam pemasangannya tidak akan terakibat terjadinya hubungan
pendek atara penghantar dengan pipa.
Gambar 8. Pipa PVC
b. Kotak Sambung
Penyambungan kabel listrik dalam instalasi harus dilakukan pada kotak sambung,
dan tidak diperbolehkan untuk dilakukan didalam pipa. Hal ini disebabkan karena
kawat yang disambung didalam pipa dikhawatirkan sambungan akan terputus pada
saat kawat direntangkan pada saat dimasukkan kedalam pipa. Sebab apabila ini
terjadi maka dapat menyebabkan hubungan pendek listrik atau bahaya kebakaran.
Oleh sebab itu digunakan kotak sambung untuk tempat penyambungan kawat atau
kabel listrik. Kotak sambung yang biasanya digunakan pada instalasi penerangan
adalah kotak sambung cabang dua, cabang tiga, dan juga kotak sambung cabang
empat.
c. Klem
Klem digunakan untuk mengencangkan pipa instalasi penerangan listrik.
d. Elbow
Elbow digunakan pada pemasangan pipa instalasi di sudut-sudut ruangan.
Elbow terbuat dari bahan yang sama dengan pipa instalsi, yaitu dari bahan
PVC dan baja.