(Dasar)
Bersama
TANA SUMPENA
Rumah Belajar
دار الرحمن
Sindangsari-Banjaran Bandung
2021
1
2
Pengantar
Segala puji hak Allah yang telah menganugrahkan syari’at agar manusia terbimbing
dalam hidupnya untuk meraih kesempurnaan disisi-Nya. Shalawat dan salam somoga
Allah melimpahkan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam yang telah
mengajari manusia menjadi hamba-Nya.
Buku yang ada dihadapan saudara merupakan catatan sederhana untuk para
mubtadiin atau yang pernah belajar namun mengingat kesibukan yang banyak menyita
waktu untuk mengembangkan diri khususnya dalam mendalami sysri’at waris, maka
saya mencoba menyajikan materi mawaris dalam bentuk buku dan CD, yang di
dalamnya disajikan teori dengan runtut disertai dengan contoh dan cara
pengerjaannya secara bertahap.
Tahapan demi tahapan dapat dipahami tanpa banyak meluangkan waktu yang lama
dengan metode penyajian yang sederhana dan tanpa harus memeras pikiran yang
berat, hanya dengan menyimak saja insya Allah dengan pertolongan-Nya akan mudah
paham.
Saya berharap semoga Allah memberikan pencerahan, manfaat bagi; saya, keluarga,
orang tua, guru-guru dan pelajar dan kesadaran untuk menjalankan syariat sesuai
tuntuta-Nya.
Bandung, 12 Juni 2021
penulis,
Tana Sumpena
3
Pendahuluan
Hukum waris merupakan syariat Islam yang terdapat dalam al-Quran antara lain terdapat dalam
surat an-Nisa[4]: 7-14, hadits nabi Muhammad saw.
Para cendikiawan muslim (kususnya para fuqaha) mendeskrifsikan masalah waris ini dalam kitab-
kitab fiqih dalam bab khusus yaitu bab Faraidh dan sebagian lainnya menyajikan secara khusus
dalam kitab tersendiri.
Materi mawaris ini cukup rumit melihat redaksinya yang komplek, namun dengan penyajian yang
disederhanakan pembaca hanya perlu menyimak alur secara cermat dan tidak beranjak dari
materi kemateri yang lain sebelum memehami secara baik.
Dalam buku ini materi dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama merupakan konsep dasar yang
mesti dikuasai penuh, sementara bagian kedua masalah-masalah khusus terkait ijtihad para
sahabat dan ulama setelahnya.
4
9. Ashabah
10. Hijab
11. Cara Penghitungan Waris
a. Normal
b. ‘Aul
c. radd
12. Dzawil Arham
13. Latihan
14. Lampiran Tata Cara Perhitungan
A. Bagian Kedua (masail- Faraoid)
1. Kake dan Saudara
2. Akdariyah
3. Al-Kharaq (berlawanan)
4. Al-Faridhah al-Malikiyyah Mua’adalah (diperhitungkan)
5. Mu’adalah
6. ‘Asyriyah Zaediyah
7. Garrowain
8. Musyarakah
5
BAGIAN PERTAMA
(DASAR)
6
Dalil Al-quran
an-Nisa[4]: 7-14
ٱلرِنَٰمۡح ه ه
ٱَّللِ ه
حي ِم
ٱلر ِ ِمۡسِب
ون م هِما قَ هل م ِۡن ُه أَوۡ ه َ َ َ ۡ َ َٰ َ َ ۡ َ ۡ َ ُ َ
ان وٱۡلقرب ِل وٱل ك ر ت ا ِم م يب ص
ه َ َ َ ۡ َ َٰ َ َ ۡ َ ۡ َ ُ َ َ َ ٓ َ
ن ِ ء ا س ِلن ل و ون ب ر ق ٱۡلو ان ِل و ٱل كر ت اِمم يب ص
َ َ
ِلرجا ِل ن ِ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ل ِ
وهم م ِۡن ُه َوقُولُوا ْ ل َ ُهمۡ َ َ َ َ ۡ ۡ َ َ ُ ْ ُ ْ ۡ ُ ۡ َ َٰ َ ۡ َ َ َٰ َ َٰ َ ۡ َ َ َٰ ُ َ ۡ ُ ُ ُ َ َُ َ ٗ هۡ ُ ٗ
كثر ن ِصيبا مفروضا ِ ٧إَوذا حض ٱل ِقسمة أولوا ٱلقرب وٱۡلتم وٱلمسكِي فٱرزق
َ َۡ ۡ َ ه َ َۡ ََ ُ ْ ۡ َ ۡ ۡ ُ هٗ َ ً َ ُ ْ َ َۡ ۡ َ َۡهُ ْ هَ َ َُۡ ُ ْ َۡٗ ه ۡ ُ ٗ
ضعفا خافوا علي ِهم فليتقوا ٱَّلل وۡلقولوا َٰ قول معروفا ٨وۡلخش ٱَّلِين لو تركوا مِن خلفِ ِهم ذرِية ِ
ارا َو َس َي ۡصلَ ۡو َن َس ِعرياٗ ون ف ُب ُطونِه ۡم نَ ٗ ه ه َ َ ۡ ُ ُ َ َ ۡ َ َٰ َ ۡ َ َ َٰ َ َٰ ُ ۡ ً ه َ َ ۡ ُ ُ َ قَ ۡو ٗل َس ِد ً
ِ ِ ل ك أ ي ام نِ إ ا م ل ظ م ت ٱۡل ل و م أ ون لك أي ٱَّل
ِين ن ِ إ ٩ ا يد
ك هن ن َِسا ٓ ٗء َف ۡو َق ٱثۡنَ َت ۡي فَلَ ُه هن ثُلُ َثا َما تَ َركَ ُ ۡ ُ ََۡ َ َ ُ ُ ه ُ ٓ َ ۡ َ َٰ ُ ۡ ه َ ۡ ُ
ِ ين فإِن وصيكم ٱَّلل ِف أول ِدكم ل ِذلك ِر مِثل ح ِظ ٱۡلنثي ِ ١٠يُ ِ
ٱلس ُد ُس م هِما تَ َر َك إن ََك َن َ َُلۥ َو َِل ر فَإن هلمۡ حد م ِۡن ُه َما ُّ َ ُ ۡ َ ۡ ُ َ َ َ َ َ ۡ َ َٗ ََ
َٰ
ِك و ِ َ ِإَون َكنت و َٰ ِ
ِ ِ ف و ِۡلبويهِ ل ِ حدة فلها ٱل ِص ر
وص ب َها ٓ أَوۡ ُ ه َ ۡ َ ُ ُ ُّ ُّ ُ ُ َ َ َ َ ُ ٓ ۡ َ َ ُ َ ُ هُ َ َ َ َ َُ ٓ َََ ُ َ ُ
صي ة ي ِ ِ س مِن بع ِد و ِ ث فإِن َكن َلۥ إِخوة ف ِِل ِمهِ ٱلسد ر يكن َلۥ وِل وورِثهۥ أبواه ف ِِل ِمهِ ٱثلل ر
يما َحكِيماٗ ٱَّلل ََك َن َعل ِ ً َ ۡ َ َ ٓ ُ ُ ۡ َ َ ۡ َ ٓ ُ ُ ۡ َ َ ۡ ُ َ َ ُّ ُ ۡ َ ۡ َ ُ َ ُ ۡ َ ۡ ٗ َ َ ٗ َ ه
ٱَّللِ إ هن ه َ
دين ءاباؤكم وأبناؤكم ل تدرون أيهم أقرب لكم نفعا ر ف ِريضة مِن ه ِ
۞ ١١
7
َ ه ۡ َ ُ ه ُ ه َ َ َ َ َ َ ُ ه َ َ َ َ ُ ُ ُّ ُ ُ ه َ َ ۡ ۡ َ َ ُ ۡ ۡ ُ َ َ َ َ َ ۡ َ َٰ ُ ُ
ولكم ن ِصف ما ترك أزوجكم إِن لم يكن لهن وِل ر فإِن َكن لهن وِل فلكم ٱلربع مِما تركنر مِن
ك ۡم َو َِل فَلَ ُهنه هۡ َ ُ ه ُ ۡ ََ َ َ َ َ ُ ُ َ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َ ُ ه ُّ ُ ُ ه َ َ ۡ ۡ
ۡ
وصي بِها أو دي نن ولهن ٱلربع مِما تركتم إِن لم يكن لكم وِل ر فإِن َكن ل ص هية يُ ِ َبع ِد َو ِ
ٱم َرأَة َو َ َُل ٓۥ أَخ أَوۡ
ث َك َلَٰلَ ًة أَو ۡ َ َ َ ُ ُ َ ُ ۡ
صية توصون بِها أو دين ِإَون َكن رجل يور
َۡ َ ه ُ ُ َ َٓ َۡ َ ُ ُّ ُ ُ ه َ َ ۡ
ٱثلمن مِما تركت نم مِن بع ِد و ِ
ِ
وصَٰ َۡ َ ه ُ َ ُّ ُ ُ َ َ َ ُ ۡ ُ ََٓ
َٰ َ ۡ ُ َ ُّ ُ ُ َ َ ُ ٓ ْ َ ۡ َ َ ُ َ ۡ ُ
ص ية ي ث مِن بع ِد و ِ س فإِن َكنوا أكث مِن ذل ِك فهم ُشَكء ِف ٱثلل ِ ن حد مِنهما ٱلسد ر ك و َٰ ِ أخت فل ِ ِ
وَلۥُ هَ َ َُ َ ُ َ َ ۡ َ ُ ُ ُ ه َ َٓ َۡ َۡ َ َۡ ُ َ ٓ َ هٗ َ ه َ هُ َ
صية مِن ٱَّللِه وٱَّلل علِيم حلِيم ١٢ت ِلك حدود ٱَّللرِ ومن ي ِطعِ ٱَّلل ورس بِها أو دين غري مضار ر و ِ
هَ َ َُ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ُ َ َٰ َ َ َ َ َٰ َ ۡ َ ۡ ُ ۡ َۡ ه ُۡ ۡ
وَلۥُ خل ُه َجنَٰت َت ِري مِن َتتِها ٱۡلنهَٰر خ ِِلِين فِيها ر وذل ِك ٱلفوز ٱلع ِظيم ١٣ومن يع ِص ٱَّلل ورس
َ َ َ ُ َ يد ِ
ُّ َ َ َُ َ َ ٗ َٰ ََََ ه ُ ُ َُ ُۡ ُۡ َ ً َ
خله نارا خ ِِلا فِيها وَلۥ عذاب م ِهي ١٤ ويتعد حدودهۥ يد ِ
ُ
ك لَيۡ َس َ َُلۥ َو َِل َو َ َُل ٓۥ أ ۡخت فَلَ َها ن ِۡص ُف َما تَ َر َكر َو ُهوَ ُۡ ْ ََ َ ۡ ََ َ ُ
ٱَّلل ُيفتِيك ۡم ِف ٱلكلَٰلةِن إ ِ ِن ٱمرؤا هل
هُ ۡ ۡ َ َ ُ
ي َ ۡس َتف ُتونك ق ِل
ٓ َ ه َ ُۡ ٗ َ ُ ْ ۡ ٗ َ َ ُ َ ٓ ه ۡ َ ُ ه َ َ َ َ َ َ َ ۡ َ َ ۡ َ َ ُ َ ُّ ُ َ
ان م هِما ت َر َك ر ِإَون َكن ٓوا إِخ َوة رِ َجال َون َِسا ٗء فلِذلك ِر مِثل ي فلهما ٱثلل ِ
ث ي ِرثها إِن لم يكن لها وِل ر فإِن َكنتا ٱثنت ِ
ُ َ ۡ ُ َ َ ۡ ُ َ ُ ه ُ َ ُ ۡ َ َ ُّ ه ْ َ ه ُ ُ َ ۡ َ
ضلوا وٱَّلل بِك ِل َشء علِيم ١٧٦ ي يب ِي ٱَّلل لكم أن ت ِ ح ِظ ٱۡلنثي ِ
8
Artinya
7. Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan
bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya,
baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.
8. Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka
berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
baik.
9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.
10. Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya
mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala (neraka).
11. Allah mensyari´atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu:
bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan; dan jika
anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan
untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan,
jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak
dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang
meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan)
sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak
mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini
adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
9
12. Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika
mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu
mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka
buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang
kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para
isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat
yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-
laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi
mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu
saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika
saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga
itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan
tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai)
syari´at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun.
13. (Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada
Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir didalamnya
sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.
14. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-
ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di
dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.
10
176. Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah
memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal
dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan,
maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang
ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta
saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara
perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang
ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari)
saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-
laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan
(hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu
11
Dalil Hadits
ُام ُرؤ َم ْق ُب ْوض َوالْعِلْم
ْ اس فَإّن َ
َ الف َرائ َض َو َعل ُموهُ اله
ِ ُ ُ ْ َ َ َ ُ ُ ه َ َ ََه ُ
تعلموا القرآن وعلِموه الاس و تعلموا
ََه
ِ ِ ِ
ُ ُْ ً َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ََْ ْ َ ُ ْ ُ َ ُْْ َ
ان احدا َي ِِبها (اخرجه أمحد والنساء ِ َيد ِ ان ِف الف ِريضةِ فال ِ مرفوع ويو ِشك ان َيتلِف إِثن
)واِلرقطىن
Pelajari dan ajarkanlah al-Qur’an kepada manusia dan pelajarilah ilmu faraid
serta ajarkan kepada manusia karena saya adalah orang yang akan direngggut
(mati), sedang ilmu itu akan diangkat. Hampir saja dua orang yang bertengkar
tentang pembagian waris, maka mereka berdua tidak menemukan
seorangpun yang sanggup memfatwakannya kepada mereka.
Pelajari dan ajarkanlah ilmu faraid, karena ia separo ilmu, ilmu ini
dilupakan dan yang pertama dicabut dari umatku.
12
PENGERTIAN
Ada dua istilah yang berkaitan dengan waris:
• Mawaris barasal dari kata warisa-yarisu yang artinya
hal warisan, secara istilah adalah hal berpindahnya hak
dan kewajiban terkait kekayaan orang yang telah
meninggal kepada orang yang masih hidup.
• Faraid berasal dari kata faradha artinya kadar
bagian/hal pembagian, secara istilah adalah ilmu yang
mempelajari ahli waris yang berhak mendapatkan
bagian warisan dan ahli waris yang tidak
mendapatkannya, kadar/ukuran yang diterima tiap-
tiap ahli waris dan tatacara pembagiannya.
13
HUKUM MENERAPKAN WARIS
14
Hak-hak Yang Harus Didahulukan Sebelum
Pembagian Waris
1. Yang berkaitan dengan orang lain
ه
)المؤم ِِن ُم َعل َقة ب ِ َديْنِهِ َح هت ُي ْق ََض َعنْ ُه (رواه أمحد
ُ َن ْف ُس
Membayar utang
16
HUBUNGAN PEWARISAN
17
MENGENAL
1. AHLI WARIS LAKI-LAKI
Perhatikan! 1. Anak laki-laki
Nonor pernomor dan skema 2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
strukturnya; ke bawah, Atas dan 3. Bapak/ayah
samping
4. Kakek sampai keatas
5. Saudara laki-laki mayat sekandung (seibu sebapak)
4
6. Saudara laki-laki mayat sebapak
7. Saudara laki-laki mayat seibu
3 10 11 8. Anak laki-laki dr saudara laki-laki mayat seibu-sebapak
9. Anak laki-laki dr saudara laki-laki mayat sebapak
12 13 10. Saudara laki-laki ayah sekandung
14 11. Saudara laki-laki ayah sebapak
2
18
JIKA SEMUA AHLI WARIS LAKI-LAKI ADA,
MAKA YANG MENDAPATKAN ADALAH …
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
3. Bapak
4 4. Kake sampai ke atas
5. Saudara laki-laki sekandung
19
2. AHLI WARIS PEREMPUAN
4 5 1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
3 Ayah 3. Ibu
4. Nenek dari pihak ibu
5. Nenek dari pihak ayah
9 6. Saudara perempuan sekandung
7. Saudara perempuan seayah
M 6 7 8
10 8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
ANAK
1 LAKI-LAKI
10. Perempuan yg memerdekakan
20
JIKA SEMUA AHLI WARIS PEREMPUAN
ADA, YANG MENDAPATKAN ADALAH …
1. Anak perempuan
4 5 2. Cucu perempuan dari anak laki-
laki (yang sudah meninggal)
3 Ayah 3. Ibu
4. Nenek dari pihak ibu
5. Nenek dari ayah (yang sudah meninggal)
9 6. Saudara perempuan sekandung
ANAK 9. Istri
1 LAKI-LAKI 10. Perempuan yang memerdekakan
21
JIKA SEMUA AHLI WARIS LAKI-LAKI & PEREMPUAN ADA,
MAKA YANG MENDAPATKAN ADALAH …
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki 1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
3. Ayah
4. Kakek sampai ke atas 3. Ibu
5. Saudara laki-laki sekandung 4. Nenek dari pihak ibu
14. Suami
15. Laki –laki yg memerdekakan
22
FURUDHUL MUQADDARAH BESERTA DZAWIL FURUDH
1. Hak Waris 1/2 Keterangan
1. Suami 1. Tidak ada anak atau cucu dari anak laki-laki
2. Anak perempuan 2. Tunggal, Tidak ada; anak (L)
3. Cucu perempuan dari anak laki-laki 3. Tunggal, Tidak ada; cucu (L), anak satupun)
4. Saudara perempuan sekandung 4. Tunggal, tidak ada; saudara (L) sekandung,
ayah, kakek, dan anak satupun,
5. Saudara perempuan seayah 5. Tunggal, tidak ada; saudara (L), saudara (K) (P),
ayah/kakek, dan anak satupun
2. Istri 2. Jika tidak; ada anak atau cucu dari anak (L)
23
FURUDHUL MUQADDARAH BESERTA DZAWIL FURUDH
LANJUTAN
Keterangan
4. Hak Waris 1/3 1. tidak ada; anak/cucu (L) dari anak (L), dua/lebih saudara
1. Ibu
(K,A,I)
2. Dua orang saudara seibu atau lebih 2. Jika tidak ada; anak, cucu, ayah atau kakek
5. Hak Waris 1/6 Keterangan
1. Ibu 1. Apabila ada; anak, cucu atau 2 orang atau lebih
saudara
2. Ayah 2. Apabila ada; anak atau cucu
M 5 6 7 M 6 7 8
15 10
(1/2) / (2/3)
(1/3) / (1/6)
/ (1/6
ANAK
8 9 1
1 LAKI-LAKI
(1/2) / (2/3)
2
2 (1/2) / (2/3) /1/6
25
‘ASHOBAH
“Adalah seorang / sekelompok orang yang mendapatkan hak waris sisa setelah diambil bagian dari ahli waris
yang memiliki bagian tertentu”
Derajat ‘Ashabahnya
1. Bi Nafsihi: jalur laki-laki; 4 sesuai dengan jalurnya
a. arah furu’ke bawah;
1. Anak
2. Cucu
b. arah asal ke atas; 3 10 11
3. Ayah
4. Kake
c. arah saudara (kerabat menyamping) ; 12 13
5. Saudara (L) sekandung 14
6. Saudara (L) seayah
7. Saudara (L) seibu tidak masuk karena tercampur perempuan M 5 6 7
8. Anak (L) Saudara (L) sekandung 15
9. Anak (L) Saudara (L) seayah
d. arah saudara ayah (paman)
10. saudara ayah (paman) sekandung 8 9
11. saudara ayah (paman) seayah
1
12. Anak (L) saudara ayah (paman) sekandung
13. Anak (L) saudara ayah (paman) seayah
e. Arah yang memerdekakan 2
15. Laki-laki/Perempuan
Ashabah (L) Keterangan:
Hijau : Ashabah Bi Nafsihi
Merah: bukan Ashabah
26
Lajutan
4 5
2. Ashabah Bi Ghaerihi: jalur (M) Bagi 6 dan 7
3 10 11 3 Ayah
9
(amg) (amg)
12 13 9
14 (abg) (abg) M 66 77 8
10
M 5 6 7 M 66 77 8
10
15
ANAK
8 9 11 LAKI-LAKI
1 11
ANAK
LAKI-LAKI
(M)
(abg)
22
2 22
(abg) (M)
29
BAGIAN ASHABAH & MU’ASHIBNYA
30
HIJAB
َ َ َ ْ ُ ُ َ َ ُ َ َ َُ ْ ُ َُ َْ َ ُ ْ َ َ ْ َْ هُ ْ ْ ََ ه
ب وجودِ وارِث اخر ِ ث ولكِنه ل ي ِرث بِسب
ِ اْلر
ِ احلجب هو ان يكون ل ِشخص اهلِية
Catatan:
Penghalang disebut : hajib
Yang terhalang : mahjub
31
1. Hijab Hirman
a. Kelompok Pertama Ahli waris yang tidak
terkena hijab hirman:
1) Laki-laki
1. Anak (L)
2. Ayah
3. Suami
2) Perempuan
1. Anak (P)
2. Ibu
3. Istri
32
b. Kelompok Kedua dalam keadaan tertentu dapat mempusakai dan dalam
keadaan yang lain dapat terhijab Hirman. didasarkan atas dasar:
1. Setiap orang yang dipertalikan nasabnya dengan si mayat melalui seseorang,
maka ia tidak dapat mempusakai selama yang mempertalikan masih ada.
a. Jika yang mempertlikan (mudla bih) menghendaki menghabiskan
(ashabah), baik sebabnya sama atau tidak sama, maka sudah tidak ada
sisa bagi mudli. Contohnya:
i. sebabnya sama; ayah – kakek, anak – cucu.
ii. tidak sama ; ayah – saudara/i
b. Jika yang mempertlikan tidak menghendaki menghabiskan seluruh harta
dan sebab mempusakainya sama, maka tidak ada sisa.
Contoh ibu dan nenek (terkena hijab hirman).
c. Jika keduanya tidak mempunyai sebab mempusakai yang sama, mudla
bih mengambil haknya berdasarkan sebab pusakanya dan mudli pun
mengambil bagian berdasarkan sebab pusakanya sendiri.
Contoh: ibu bersama-sama anak-anak ibu (saudara)- tidak terhijab
hirman.
33
2. Ahli waris yang dekat menghijab ahli waris yang jauh, bila tidak
didapatkan penghalang untuk menghijab.
Contoh;
Anak perempuan bersama-sama cucu perempuan dari anak laki-laki
untuk menyempurnakan 2/3.
34
Macam-macam Hijab Dan Mahjubnya:
1. Hijab dan mahjub seluruhnya ‘ashabah, maka hijabnya disebut hijab isqath
(menggugurkan). Maka yang lebih dekat diutamakan dari yang jauh.
Caranya dengan menggunakan terjih:
a. Bil jihat
1) Jurusan anak didahulukan dari jurusan kebapan
2) Jurusan kebapaan didahulukan dari jurusan kesaudaraan
3) Jurusan kesaudaraan didahulukan dari jurusan kepamanan
b. Bid darajat
1) anak (1’) dari pada cucu (2”)
2) Ayah (1’) dari pada kakek (2”)
c. Biquwwatil qarabah
1) Saudara (K) (1’) dari pada saudara (A) (2”)
2. Hijab dan mahjub seluruhnya adalah ahlu siham.
3. Hijab dan mahjub sebagian ‘ashabah dan sebagian lainnya ashhabul
furudl
35
Skema
Yang mempertalikan
Yang dipertalikan
4 Jalur menyamping kedua
Yang dipertalikan oleh
33 10 11 ibu/ayah
12 13
14 Jalur menyamping pertama Yang
M 5 6 7 dipertalikan ibu yang tidak
15 terhijab, ksrena ibu tidak
8 9 menghsbiskan.
11
2 Yang mempertalikan
36
Penjelasannya
a. Yang hijab hirman Kenapa ayah menghijab?
1. Ke atas, jika ada ayah yang terhijab
yaitu: Karena jika ayah tidak menghijab, maka ayah
tidak mendapat apa-apa, karena habis oleh
• Kakek dst ashhabul furudh muqaddarah.
37
ANALISIS AHLI WARIS LAKI-
LAKI YANG MENGHIJAB
HIRMAN
1. Anak laki-laki
40
AHLI WARIS PEREMPUAN
YANG TERHIJAB NUKSHON
ANAK
LAKI-LAKI
2
Saudara (P) sekandung menjadi hajib bagi
Saudara (P) seayah dan mu’tiqah
41
CARA PERHITUNGAN
1. Menentukan bagian
1. Cara normal
2. Cara al-Aul
3. Cara ar- Radd
42
Teknik Perhitungan
Contoh Soal
AM : 6
Nama ahli waris Fardh Jumlah Saham HARTA Rp 6.000.000
1 anak perempuan 1/2 1/2 x 6 = 3 Rp 6.000.000 x 3 = Rp 3.000.000
6
43
CARA ‘AUL
• Bertambahnya jumlah bagian fardh dan berkurangnya mashib
(bagian) para ahli waris.
• Hal ini terjadi karena banyaknya ‘ashabatul farudh sehingga harta
yang dibagikan habis, padahal di antara mereka ada yang belum
menerima bagian. Atau pembilang lebih besar dari penyebut.a/b :
a= pembilang/basth, b= penyebut/maqam.
• Metode penyelesaian
1. Ketahui fardh masing-masing, kemudian tentukan asal
masalah
2. Cari saham dari masing-masing ashhabul furudh
3. Saham-saham ashhabul furudh kemudian dijumlah, jumlah
tersebut menjadi asal masalah baru.
• Pokok masalah yang dapat di’aul
6 12 24
7, 8, 9, 10 13, 15,17 27
44
2. Cara al-Aul Contoh Soal
Sesorang meninggal dunia, ia
meninggalkan; satu anak (P), suami,
ibu dan satu cucu perempuan dari
Harta =
KURANG/ADA YANG anak (L), dan meninggalkan harta
Pokok Masalah TIDAK KEBAGIAN pusakan senilai RP. 13.000.000,00
PM 12 HARTA : Rp 13.000.000
Nama ahli waris Fardh Jumlah saham AM (baru) : 13
45
CARA RADD
Definisi
Berkurangnya pokok masalah dan
bertambah/lebihnyanya jumlah bagian ashhabul
furudh.
Syaratnya :
1. Adanya ashhabul furudh
2. Tidak adanya ‘ashabah
3. Ada kelebihan saham
46
Yang Menerima Radd Yaitu:
1. Anak Perempuan (1/2), (2/3) , (abg)
47
Cara Menyelesaikan Radd
(ahli waris yang tidak ditolak raddnya)
Cara pertama
a. Cari dulu saham-saham ashhabul furudh
b. Jumlahkan saham-sahamnya
c. Jadikan asal masalah baru
Cara kedua
Sisa lebih, setelah diberikan kepada ashhabul furudh, berikan
lagi kepada mereka menurut perbandingan fardh masing-
masing.
Cara ketiga
Angka-angka perbandingan itu dijumlahkan untuk membagi
seluruh harta peninggalan sehingga dapat diketahui nilai
satuan angka perbandingannya.
48
Contoh Contoh Soal
Cara pertama Sesorang meninggal dunia, ia
meninggalkan; nenek dan saudara
(P) tunggal seibu, ia meninggalkan
Harta = LEBIH/ADA SISA
Asam Masalah
harta pusakan sejumlah 12 h.a
sawah
AM : 6 HARTA : 12 h.a
Nama ahli waris Fardh Jumlah Saham AM (baru): 2
49
Contoh Contoh Soal
Cara kedua Sesorang meninggal dunia, ia
meninggalkan; nenek dan saudara
(P) tunggal seibu, ia meninggalkan
Harta = LEBIH/ADA SISA
Asam Masalah
harta pusakan sejumlah 12 h.a
sawah
AM : 6 HARTA : 12 h.a
Nama ahli waris Fardh Jumlah Saham AM (baru): 2
AM : 6 HARTA : 12 h.a
Nama ahli waris Fardh Jumlah Saham AM (baru): 2
51
Cara Menyelesaikan Radd
(ahli waris yang ditolak raddnya)
1) Cara pertama
a) Orang tidak menerima radd, diambil bagiannya terdahulu
b) Sisanya diberikan kepada ashhabul furudh yang berhak dengan cara:
i. Saham-saham mereka dijumlahkan untuk menjadi asal masalah
ii. Mencari asal masalah baru berdasarkan fardh mereka,
kemudian jumlah saham-saham dari asal masalah baru
dijadikan asal masalah baru
2) Cara kedua
a) Orang yang ditolak menerima raddnya diambil bagiannya terlebih
dahulu, kemudian
b) Sisa diberikan kepada ashhabul furudh yang menerima radd dengan
cara:
i. Saham dijumlahkan untuk dijadikan asal masalah baru dalam
radd
ii. Mencari asal masalah baru berdasarkan fardh-fardh mereka,
kemudian jumlah saham-saham dari asal masalah baru dijadika
asal masalah baru lagi
52
Contoh Contoh Soal
Cara pertama Sesorang meninggal dunia, ia
meninggalkan; nenek, saudara (P)
tunggal seibu dan istri, ia
Harta = LEBIH/ADA SISA
Asam Masalah
meninggalkan harta pusakan
sejumlah 24.000.000
AM : 12 SISA : 6.000.000
Nama ahli waris Fardh Jumlah Saham HARTA : 24.000.000 AM (baru): 3
Sisa = 6 .000.000
AM : 12
Nama ahli waris Fardh Jumlah Saham HARTA : Rp 10.000.000
Sisa = Rp 7.500.000
Dijumlahkan, hasil
Jumlah saham : 6.
Jumlah ini Kemudian
Jumlah Harta dijadikan asal masalah = Rp 10.000.000
baru.
54
Cara 3 Contoh Soal
Sesorang meninggal dunia, ia
meninggalkan; nenek, saudara (P)
tunggal seibu dan istri, ia
Harta = LEBIH/ADA SISA meninggalkan harta pusakan
Asam Masalah sejumlah RP. 10.000.000,00
AM : 12
Nama ahli waris Fardh Jumlah Saham HARTA : Rp 10.000.000
Dijumlahkan, hasil
Jumlah saham : 3.
Jumlah ini Kemudian
Jumlah Harta dijadikan asal masalah = Rp 10.000.000
baru.
55
DZAWIL ARHAM
Yang Diberi Warna Merah Dan Biru
3.C
1. A. Cucu laki-laki dari anak perempuan, (berkedudukan
sama dengan anak perempuan)
2. B. Buyut (L)/(P) keturunan dari Cucu perempuan,
3.B 4 5 (berkedudukan sama dengan cucu perempuan)
57
Lanjutan
8. Bibi (saudara perempuan dari ayah) dan saudara perempuan dari
kake, berkedudukan sama dengan ayah.
9. Paman atau saudara laki-laki yang seibu dengan ayah dan saudara laki-
laki yang seibu dengan kakek, berkedudukan sama dengan ayah
10. Saudara (laki-laki atau perempuan) dari ibu, berkedudukan
sama dengan ibu
11. Turunan dari rahim-rahim yang disebut di atas
58
SOAL
1. Pak Hadi meninggal dunia, ia mempunyai
beberapa ahli waris; 1 istri, 7 orang anak
perempuan dan ibu dan bapaknya, ia
meninggalkan harta Rp. 270.000.000. berapakan
bagian masing-masing ahli waris?
2. Pak Karim meninggal dunia, ia mempunyai
beberapa ahli waris; 1 istri, 2 orang anak laki-
laki, 1 oranganak perempuan dan ibu dan kakek,
ia meninggalkan harta Rp. 250.000.000.
berapakan bagian masing-masing ahli waris?
59
Jawab
1. Pak hadi meninggal dunia, ia mempunyai beberapa ahli waris; 1 istri, 7
orang anak perempuan dan ibu dan bapaknya, ia meninggalkan harta Rp.
100.000.000. berapakan bagian masing-masing ahli waris?
Cara normal
AM: 24
Nama ahli waris Fardh Jumlah saham HARTA : Rp 100.000.000
Ibu 1/6 1/6 x 24 = 4 Rp 100.000.000 x 4 = Rp 16.666.667
24
fm) = 4 61
TASHIH
Mencari angka asal masalah yang terkecil yang dapat menghasilkan saham-saham ahli
waris tanpa angka pecahan.
Inti maslah;
CARA MENTASHIH
Jika jumlah saham tidak dapat dibagi oleh adadadur ruus . Karena hasilnya pecahan. Contoh
Tashih masalahnya ada dua:
1. Muwafaqah,
Perbandikan dua buah angka atau lebih yang masing-masing dapat dibagi dengan angka
yang sama, misal 6:4 yaitu 2.
Langkahnya :
a. Nisbat adad ruus dengan saham 6:4 tidak dapat dibagi, kecuali ada pecahan.
b. Cari tahu juzus saham = yaitu hasil bagi adadur ruus dari persekutuan pembagi yang
sama. Persekutuan pembagi yang sama yaitu angka yang dapat membagi 6 dan 4
adalah : 2
c. Hasil bagi adadur ruus dengan persekutuan pembagi adalah 6 : 2 = 3 (disebut Juzus
saham )
d. Dengan demikian tashihnya adalah asal masalah (6) x (dikalikan) 3 (juzus saham) = 18
e. Maka ahli waris yang lainnya pun harus di kalikan ( x3).
62
Lathan Soal
Hadi meninggal dunia, ia
meninggalkan; ayah, ibu 2
cucu (L) dari anak (L) dan
2 curu (P) dari anak (L),
dia meninggalkan
kekayaan 100. M
AM: 6
Nama ahli Isbh adad
Jumlah Juzus Tashih 6x3= 18
waris ruus dng
Fardh saham saham Sahamnya HARTA : Rp 100. M
saham
ayah 1/6 1/6 x 6 = 1 1x3 =3 Rp 100 x 3 = Rp 17
18
Ibu 1/6 1/6 x 6 = 1 1x3 =3 Rp 100 x 3 = Rp 17
18
63
2. Mubayanah
Perbandikan dua buah angka atau lebih yang saling
berbeda yang setiap angka tidak dapat dibagi dengan angka
yang lain selain angka 1. misal 3:2
64
Soal
Hadi meninggal dunia, ia
meninggalkan; anak (P), cucu
(P) dari anak (L) dan 3 curu (L)
Latihan
dari anak (L), dia meninggalkan
kekayaan 100. M Juz’us saham adalah jumlah
adadur ruus sendiri.
AM: 6
Nama ahli Isbh adad
Jumlah Juzus Tashih 6x3= 18
waris ruus dng
Fardh saham saham Sahamnya HARTA : Rp 100. M
saham
Anak (P) 1/2 1/2 x 6 = 3 3x3 =9 Rp 100 x 9 = Rp 50
18
Cucu (P) dari 1/6 1/6 x 6 = 1 1x3 =3 Rp 100 x 3 = Rp 16,6
18
anak (L)
3 cucu (L) Abn 3:2 3 Rp 100 x 6 = Rp 33,3
2x3 = 6
dari anak (L) (6 - 4) = 2 (mubayanah) 18
= Rp 100.M
Jumlah Harta
Perbandikan dua buah angka atau
Perhitungan ashabah: lebih yang saling berbeda yang
( 6 (a.m) – 4 (jml ashhabul setiap angka tidak dapat dibagi
furudh) = 2 dengan angka yang lain selain
angka 1
65
3. Mutadakhalah
Perbandikan dua buah angka atau lebih yang setiap angka
dapat dibagi dengan angka yang sama, misal 8:4 =2
Caranya :
a. Nisbat adad ruus dengan saham 8:2=2 hasil baginya
pas.
b. Cari tahu juzus saham = hasil bagi yang pas, yaitu 2.
c. Dengan demikian tashihnya adalah asal masalah (6) x
(dikalikan) 2 (juzus saham) = 12
d. Maka ahli waris yang lainnya pun harus di kalikan ( x2).
66
Soal
Hadi meninggal dunia, ia
meninggalkan; anak (P), cucu
(P) dari anak (L) dan 3 curu (L)
Latihan
dari anak (L), dia meninggalkan
kekayaan 100. M
AM: 6
Nama ahli Isbh adad
Jumlah Juzus Tashih 6x2= 12
waris ruus dng
Fardh saham saham Sahamnya HARTA : Rp 100. M
saham
ibu 1/6 1/6 x 6 = 1 1x2=2 Rp 100 x 2 = Rp 16,6
12
8 cucu (P) dari 2/3 2/3 x 6 = 4 8:4 2 4x2 =8 Rp 100 x 8 = Rp 66,67
(mubayanah) 12
anak (L)
Anak Abn
paman Knd (6 - 5) = 1 1x2 = 2 Rp 100 x 2 = Rp 16,6
12
= Rp 100.M
Jumlah Harta
Perbandikan dua buah angka atau
Perhitungan ashabah: lebih yang setiap angka dapat
( 6 (a.m) – 5 (jml ashhabul dibagi dengan angka yang sama,
furudh) = 1 misal 8:4 =2
67
BAGIAN KEDUA
MASALAH-MASALAH
68
1. Kakek bersama Saudara (L)/(P)
1.a.1 Kakek bersama Saudara (L)/(P)
Mazhab Syafi’i, Maliki dan Ahmad bin Mazhab Abu Hanifah;
Hambal, boleh 2 cara; – Kakek menghijab, maka mendapat
• Cara Muqasamah ‘Ashabah.
– Kakek ½ (tidak menghijab) – Mahjub:
– bersama sdr (L/P) (K) 1/2 bersama sdr (L/P) (K) 1/2
– Sdr (L/P) (A)/(I) terhijab. Sdr (L/P) (A)/(I)
• Atau cara • Atau cara
– Kakek 1/3 – Kakek 1/3
– sdr (L) (K) Ashabah, yaitu 2/3 – sdr (L) (K) Ashabah, yaitu 2/3
Inti masalah
Karena kakek, para ulama berbeda
pendapat dia menghijab, berbeda dengan
muqasamah ayah (sepakat).
Membagikan sama antara kake dan
saudara saudara yang kebetulan mereka
bersama-sama seabagai ahli waris
69
Contoh
Contoh soal
Bu Ani meninggal dunia, ia mempunyai beberapa ahli waris; kake, saudara sdr (L/P) (K) dan Sdr
(L/P) (A)/(I), ia meninggalkan harta Rp. 6.000.000. berapakan bagian masing-masing ahli waris
71
1.B Kakek bersama Saudara (P) dan ahli
Waris lainnya
Caranya
(L)
4 5
(L) • Muqasamah
Ayah
– Nenek 1/6 (dari total harta warisan)
– Kakek (x2)
(2L)
– Saudara (p) (x1) (sisa) fardh; Muqasamah
M 6 7
– 2 saudara (L) (x2)
(P)
• Kakek 1/6
Contoh
penyelesaiannya sama
– Saudara (p) (x1)
(sisa) fardh; Muqasamah
dengan di atas;
muqasama atau kakek – 2 saudara (L) (x2)
dapat 1/6
72
2. Kakek dan saudara bersama ahli waris
yang lain
Caranya
(L)
(L)
• Muqasamah
4 5 – Nenek 1/6 (dari total harta warisan)
– Kakek (x2)
Ayah
– Saudara (p) (x1) (sisa) fardh; Muqasamah
– Saudara (L) (x2)
(L) • Kakek 1/3 dari sisa
M 6 7 – Saudara (p) (x1) (as/sisa)
(P) – saudara (L) (x2)
• Kakek 1/6 (dari total)
Contoh – Saudara (p) (x1) (as/ sisa)
penyelesaiannya sama
dengan di atas; – saudara (L) (x2)
muqasama atau kakek
dapat 1/6
73
2. Kakek dan saudara tanpa ahli waris yang
lain
Caranya:
5
(L) • Muqasamah
– Kakek fardh: muqasamah
Ayah
– Saudara (L) (K) “
– Saudara (L) (A) mahjub
6 7
(L) – Saudara (L/P) (I) “
M 7
(L)
(L/p)
• Kakek 1/3 dari sisa
– Saudara (L) (K) ashobah
– Saudara (L) (A) mahjub
– Saudara (L/P) (I) “
74
3. Gharawain (cemerlang)
Inti masalah:
(L)
Suami/istri (FM) bersama:
(P)
3 Ayah
1. Ayah ash
Dari sisa
(L/P)
14
2. Ibu 1/3
M
Catatan
Jika ayah diganti dengan
kake, maka ibu daper 1/3
dari total harta
75
Cotoh
Contoh soal
Bu Ani meninggal dunia, ia mempunyai beberapa ahli waris; suami, ibu dan ayah, ia meninggalkan
harta Rp. 6.000.000. berapakan bagian masing-masing ahli waris
AM :6 HARTA Rp 6.000.000
Nama ahli waris Fardh Jumlah saham
Suami 1/2 1/2 x 6 = 3 Rp 6.000.000 x 3 = Rp 3.000.000
6
Rp 6.000.000 x 1 = Rp 1.000.000
Ibu 1/3 1/3 (6-3) = 1 6
(dari sisa)
Ayah AS 6 -4 = 2 Rp 6.000.000 x 2 = Rp 2.000.000
6
Jumlah saham : 6
(6 – 4 = 2 Rp 6.000.000
Jumlah Harta
Catatan:
Ibu dari sisa, agar ibu tidak
mendapat lebih dari ayah
76
Cntoh 2
Contoh soal
Pa Karim meninggal dunia, ia mempunyai beberapa ahli waris; Istri, ibu dan ayah, ia meninggalkan
harta Rp. 6.000.000. berapakan bagian masing-masing ahli waris
Jumlah saham 12
77
4. Musyarakah (bersekutu)
Caranya
(P)
1. 2 Saudara (L/P) (I) = 1/2
(P) – Suami 1/2
4 5
– Ibu 1/6
– 2 Saudara (P) (I) 1/2
musyarokah
– Saudara (L) (K) ash = 0
(L/P) 2. 2 Saudara (L/P) (I) = 1/3
– Suami 1/2
14
14 14
– Ibu 1/6
M – 2 Saudara (L/p) (I) 1/3 Kalau 1 orang = 1/6
musyarokah
(L) 2 (P) – Saudara (L/p) (K) ash
Inti Masalah:
Isti/suami dan ibu/nenek bersama;
1. Saudara (L) (I)
2. Saudara (L) (K) tidak mendapat apa-apa.
Maka Saudara (L) (K) disederajatkan dengan
Saudara (L) (I), jika tidak kehabisan, maka
tidak perlu ada musyarakah
78
Contoh
Contoh soal
Bu Ani meninggal dunia, ia mempunyai beberapa ahli waris; suami, ibu, 2 sdr (P) (I) dan 2 sdr (L)
(K), ia meninggalkan harta Rp. 6.000.000. berapakan bagian masing-masing ahli waris
AM :6 HARTA Rp 6.000.000
Nama ahli waris Fardh Jumlah saham
Suami 1/2 1/2 x 6 = 3 Rp 6.000.000 x 3 = Rp 3.000.000
6
Rp 6.000.000 x 1 = Rp 1.000.000
Ibu 1/6 1/6 x 6 =1
6
79
4. Akdariyah (mengeruhkan)
Caranya
1. Abu Bakar, Hanafiyah
(L) – Kakek as
4
– Sdr (P) (K) Mahjub
(P) 3 3 2. Zaed bin tsbit, malikiyah, Syafi’iyah dan
Hambaliyah
(L) – Bagian Sdr (P) (K) disatukan dengan bagian kakek,
kemudian dimuqasamahkan Inti Masalah:
14
6 7
– Kakek 2 : 1 Kakek bersama saudara
M Caranya: Catatan:
(P) (P) – Di’aul kemudian ditashhih kali 3 Kakek dihilangkan
(K) (A) ‘ashabahnya
– Kemudian dimuqasamahkan.
3. Umar dan Ibnu Mas’ud
– Kakek dihilangkan ashabahnya
80
contoh
Contoh soal
Bu Ani meninggal dunia, ia mempunyai beberapa ahli waris; suami, ibu, kakek, sdr (P) (A) dan sdr
(P) (K), ia meninggalkan harta Rp. 6.000.000. berapakan bagian masing-masing ahli waris
1. Cara Abu Bakar RA.
AM :6
Jumlah saham = HARTA Rp 6.000.000
Nama ahli waris Fardh
Suami 1/2 1/2 x 6 = 3 Rp 6.000.000 x 3 = Rp 2.000.000
6
Rp 6.000.000 x 2 = Rp 2.000.000
Ibu 1/3 1/3 x 6 =2
6
AM :6
Nama ahli waris Fardh Jumlah saham = 9 HARTA Rp 6.000.000
Suami 1/2 1/2 x 6 = 3 Rp 6.000.000 x (3 x 3) = Rp 2.000.000
27
82
Contoh
Contoh soal
Bu Ani meninggal dunia, ia mempunyai beberapa ahli waris; suami, ibu, kakek, sdr (P) (A) dan sdr
(P) (K), ia meninggalkan harta Rp. 6.000.000. berapakan bagian masing-masing ahli waris
Caranya:
1. Zaed bin tsbit
5 (L) – Kakek Muqasamah
(P) – Sdr (P) (K) /(A)
4 5 2. Ali bin Abi Thalib
– Kakek = as
– Sdr (P) (K) /(A) =1/2
3. Ibnu Abas
M 14 14
– Kakek = as
(P) /(P) – Sdr (P) (K) /(A) = Mj
4. M. Ali Al-Rahbi
– Kakek Muqasamah 2:1
– Sdr (P) (K) /(A)
84
Contoh soal
Bu Ani meninggal dunia, ia mempunyai beberapa ahli
waris; ibu, kakek, sdr (P) (A)/(K), ia meninggalkan harta
Rp. 6.000.000. berapakan bagian masing-masing ahli
waris
Inti Masalah: KET: bag kakek
& sdr digabung.
Kakek bersama saudara Kemudian
Catatan: dimuqasamah
Kakek dihilangkan ‘ashabahnya kakek 2:1
Ini cara M. Ali Al-Rahbi Kake :2/3 x ...
Sdr :1/3 x ...
AM :9
Nama ahli waris Fardh Jumlah saham HARTA Rp 6.000.000
Kakek = Rp 2.666.667
Muqas (9 – 3) = 6
Saudara (P) (K) amah 1/2 x 6 = 3
Rp 6.000.000 x ( ) 6 = Rp 4.000.000
= Rp 1.333.333
9 = Rp 0
1/2
Saudara (P) (A) Rp 6.000.000 x (3 x 3)
Mj 0 0 = Rp 6.000.000
Jumlah Harta 27
= Rp 0
Jumlah saham 9 Hitungannya:
9 (a.m) – 3 (bagian
ibu) = 6 85
6. Al-Faridhah al-Malikiyah
Caranya :
5 (L)
1. Maliki
– Ibu 1/6
(P)
4 5 – Kakek ash
– Sdr (L/P) (A) tidak dapat
(L) saham (habis)
14
(L/P)
– Sdr (L/P) (I) Mj (oleh kakek)
M 6 7 8 2. Zaid dan Syafi’i
(L/P) – Ibu 1/6
– Kakek 1/6
– Sdr (L/P) (A) Ash
– Sdr (L/P) (I) Mj
86
7. Mu’adalah(diperhitungkan)
Caranya
5 (L)
Saudara seayah dihitung untuk
menghijab nuqshan kakek
– Kakek 1/3
(L/P)
– Sdr (L/P) (K) 2/3
6 7
M
(L/P) – Sdr (L/P) (A) MJ (0leh sdr (K))
87
8. Syibhul Malikiyah
Caranya :
Saudara seayah dihitung untuk menghijab nuqshan
(L) kakek.
5
Cara 1 Zaed syafi’iyah
(P) – Suami 1/2
– Ibu 1/6(dari total)
– Kakek 1/6 (dari total)
(L) sisa
– Sdr (L/P) (K) ash
(L/P)
– Sdr (L/P) (I)
6 7
M 7
Cara 2 Imam Maliki
(L/P) – Suami 1/2
– Ibu 1/6
– Kakek ash (dari sisa)
– Sdr (L/P) (K) Mj
– Sdr (L/P) (I) Mj
88
9. ‘Asyriyah Zaid
(L)
catataan.;
5 Asal masalah di’aulkan menjadi 10.
Komposisi ahli waris:
– Kakek 1/3
(L/P) – Saudara (K) 2/3
6 7
M
(L/P)
– Saudara (A)Mj
89
contoh (L)
Contoh ‘Asyriyah Zaid 5
(L/P)
6 7
M
(L/P)
PM 9
Nama ahli waris Fardh Jumlah saham HARTA : Rp 13.000.000
90
DAFTAR PUSTAKA
Al-sayyid al-Bakri, ‘Ianah al-Thalibin, j.4
Fatchur Rahman, 1971. Ilmu Waris, Bandun: Alma’arif.
Hasbi ash-Shiddiqie, 2010. Fikih Mawaris: Hukum Pembagian
Waris menurut Syari’at Islam, Semarang: PT
Pustaka Rizqi Putra.
M. Ali Ash-Shabuni, 2005. al-Mawaris fi Syari’ati al-
Islamiyah terj. Hamdan Rasyid, Hukum Kewarisan
Menurut al-Quran dan Al-Sunnah. Jakarta: Dar al-
Kutub Islamiyah.
Muhammad ibnu Ali al-Rahbiy, al-Imam. 2008. Fiqih
Waris Terjemah Taesirul Mawaris, karya Muhammad
Abdul Abir Yunus, cet.I Bandung: Nuansa Aulia.
M. Athaillah, 2016. Fikih Waris: Metode Pembagian Waris
Praktis. Bandung: Yrama Widya.
91