Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

PROGRAM SURVEY PREVALENSI DAN


FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR

A. Pendahulan

Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara


global. Kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus
meningkat di seluruh dunia. Peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara
menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan
meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke
dan diabetes.
Pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun
karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di
sisi lain, kematian akibat penyakit menular seperti malaria, TBC atau penyakit
infeksi lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa
pada tahun 2030. Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi
epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular semakin
jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat penyakit tidak menular dan
kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular akan menurun. PTM seperti
kanker, jantung, DM dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya
akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030.
Penyakit tidak menular dikaitkan dengan berbagai faktor risiko seperti
kurang aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat dan tidak seimbang, gaya
hidup yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang
berkaitan dengan kecelakaan dan cedera. Selain itu PTM juga terjadi karena
beberapa hal lainnya seperti transisi epidemiologi, transisi lingkungan, transisi
demografis, perubahan social budaya, perubahan keadaan ekonomi dan
perubahan keadaan politik.

B. Latar Belakang

Beban penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat baik di tingkat


global, regional maupun nasional. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan
bahwa dari 56 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2012, sebnyak 38
juta (68%) disebabkan oleh PTM. Dimana PTM ini lebih mematikan pada
penduduk dengan usia yang lebih muda di Negara berpenghasilan rendah.
Lebih dari 16 juta (40%) dari mereka yang meninggal karena PTM adalah
penduduk usia di bawah 70 tahun.
WHO memperkirakan 73% kematian dan 60% dari seluruh kesakitan di
dunia pada tahun 2020 akan disebabkan oleh PTM. Keadaan ini terjadi pula di
Indonesia. Data Riskesdas menunjukkan peningkatan prevalensi hiperteensi dari
7,6% di tahun 2007 menjadi 9,5% di tahun 2013. Hal yang sama juga terjadi
pada kasus stroke dan diabetes mellitus. Di Kabupaten Bandung, hipertensi,
diabetes mellitus, dan penyakit jantung koroner merupakan tiga penyakit
terbanyak pada golongan umur 45-75 tahun yang berkunjung ke poliklinik rawat
jalan rumah sakit di tahun 2014. Hal tersebut terjadi sebagai bagian dari transisi
demografi dan pergeseran pola penyakit yang terjadi di Kabupaten Bandung.

C. Tujuan

1. Tujuan umum
a. Mengetahui prevalensi faktor risiko PTM di Kabupaten Bandung tahun
2017
b. Mengetahui prevalensi beberapa PTM di Kabupaten Bandung tahun
2017
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya deteksi dini faktor resiko PTM
b. Terlaksananya tindak lanjut dini

D. Rencana/ Rincian Kegiatan


Survey prevalensi dan faktor risiko PTM ini menggunakan kerangka
surveilans berbasis survey yang disebut sebagai STEPS (STEPwise approach
to Surveillance) yang dikembangkan oleh WHO. Untuk rincian pelaksanaannya
sebagai berikut :
1. Langkah pertama : pengumpulan data demografi dan faktor risiko
menggunakan instrumen dengan cara wawancara
2. Langkah kedua : pengukuran antropometri (BB, TB, Lingkar
Pinggang, Denyut Jantung)
3. Langkah ketiga : pengukuran marka biologis (Gula darah dan
kolesterol)
E. Cara Melaksanakan Kegiatan

1. Step 1 ( Pengumpulan data demografi dan faktor risiko)


Petugas puskesmas mendatangi responden survey sesuai daftar sampel
yang ditentukan kemudian mewawancarainya menggunakan kuisioner
yang telah disiapkan oleh dinas kesehatan. Sebelum mewawancarai,
petugas harus meminta kesediaan responden terlebih dahulu dengan
bukti responden mengisi informed-consent.
2. Step 2 ( Pengukuran antropometri)
Setelah selesai mewawancari, petugas melakukan pengukuran fisik
responden dengan menggunakan alat yang sudah diseragamkan dari
dinas kesehatan. Pengukuran yang dilakukan adalah berat badan, tinggi
badan, lingkar pinggang, dan denyut jantung.
3. Step 3 (Pengukuran marka biologis)
Dari jumlah sampel 2000, dinas kesehatan telah menentukan sampel
acak yang akan diperiksa marka biologisnya dengan cara menyelipkan
undangan pada kuisionernya. Apabila kuisionernya terdapat undangan
pemeriksaan marka biologis maka responden tersebut menjadi sampel
yan terpilih untuk diundang datang ke puskesmas untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium sesuai tanggal dan waktu yang telah
ditentukan. Untuk pemeriksaan marka biologis ini, petugas dinas
kesehatan juga akan datang ke puskesmas untuk melakukan supervisi
kegiatan.

F. Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah penduduk Kabupaten Bandung uang


terpilih menjadi sampel sesuai metode penelitian dan memenuhi kriteria inklusi .

a. Kriteria inklusi
1. Usia 15 tahun ke atas
2. Dapat memberikan informed-consent
b. Kriteria ekslusi
1. Responden tidak sedang berada di tempat dalam waktu lama saat
pengambilan sampel data dilakukan
2. Menolak ikut survey
G. Biaya
Dana kegiatan ini bersumber dari dana APBD Kabupaten Bandung dan
dari dana BOK puskesmas.

H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada bulan Januari - Desember 2019

I. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan

Pencatatan dan pelaporan kegiatan dilakukan oleh petugas survey pada


lembar laporan pelaksanaan kegiatan lengkap dengan lampiran bukti
pertanggungjawaban berupa daftar hadir petugas, daftar hadir peserta, nota dan
kwitansi serta foto-foto atau dokumentasi kegiatan. Satu sampai dua minggu
setelah kegiatan selesai dilakukan, petugas survey akan menyerahkan laporan
hasil kegiatan tersebut ke dinas kesehatan dan petugas dinas kesehatan akan
mengevaluasi langsung hasil pelaksanaan kegiatan tersebut.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Dayeuhkolot Penanggung Jawab UKM

dr. Reymond Pangihutan Sirait Iin Herlina Abas


NIP. 197707142010011020 NIP.

Anda mungkin juga menyukai