Dialisis adalah : Difusi partikel larut dari suatu kompartmen darah melewati membran semiperniabel.
Pada hemodialisa darah adalah salah satu kompartmennnya dan dialisat adala bagian yang lain.
Prinsip HD : Menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat (pencuci)
yang di pisahkan satu membran (selaput) semipermiabel.
Membran ini dapat di lalui oleh air dan sat tertentu (zat sampah). Proses ini disebut
DIALIZIZ, yaitu berpindahnya air atau zat bahan melalui membran semipermiabel.
Proses difsui : Berpindahnya zat karena adanya perbedaan kadar di dalam darah,
makin banyak ayang berpindah ke dialisit.
Proses Ultrafiltrasi : Berpindahnya zat dan air karena perbedaan hidrostatik di dalam
darah dan dialisat.
Proses Osmosis : Berpindahnya air karena tenaga kimiawi yaitu perbedaan osmolalitas dan dialisat.
Luas permukaan membran dan daya saring membran mempengaruhi jumlah zat dan air yang
berpindah.
3. Sirkulasi
1. Dialiser ( ginjal buatan)
Kapiler (Hollow Fiber)
Paralel Plate
Coil.
Sediaan dialiser : -. Pemakaian baru atau pertaa.
-. Basah
-. Kering
2. Selang darah : Artei dan vena (AVBL)
Priming
Pengisian pertama sirkulasi Ekstrakorporeal
Tujuan :
1. Mengisi = Filing
2. Membilas = Rinsing
3. Membashi atau melembabkan = Soaking
Perlengkapan :
1. Dialiser ( ginjal buatan)
2. AVBL
3. Set Infus
4. NaCl (cairan fisiologis) 500 cc ( 2-3 Kolf)
5. Spuit 1 cc
6. Heparin injeksi ( + 2000 Unit)
7. Klem
8. Penapung cairan ( Wadah)
9. Kapas Alkohol
Prosedur :
1. Keluarkan alat dari pembungkusnya ( Dialiser, AVBL, slang infus, Nacl )
2. Tempatkan dialiser pada tempatnya (Holder) dengan posisi inlet diatas (merah) dan outlet
dibawah (Biru)
3. Hubungkan slang dialisat ke dialiser :
Inlet dari bawah (to Kidney)
Uotlet dari atas (from kidney)
Kecepatan dialisat (QD) + 500 cc/menit)
Berikan tekanan negatif + 100 mmHg
Biarkan proses ini berlangsung 10 menit. (soaking)
4. PROSEDUR
1. Keluarkan peralatan dari pembungkusnya (dialiser,AVHL,selang infus, Naci)
2. Tempatkan dialiser pada tempatnya (Holder) dengan posisi inlet di atas (merah) outlet di
bawah (biru).
3. Hubungkan selang dialisat ke dialiser
Inlet dari bawah (to kidney)
Outlet dari atas (from kidney)
Kecepatan dialiasat (qd) = 500cc / menit
Berikan tekanan negativ (negative pressure) + 100 mmhg.
Biarkan proses ini berlangsung selama 10 menit (soaking)
4. Pasang ABL, tempatkan segmen pumb pada pompa darah (blood pump) dengan baik.
5. Pasang VBL dan bubble trap (perangkap udara) dengan posisi tegak (vertical).
6. dengan teknik aseptic, buka penutup ( pelindung yang terdapat di ujung ABL dan
tempatkan pada dialiser) (inlet) . Demikian juga dengan VBL.
7. Hubungkan selang monitor tekanan arteri (arterial Pressure) dan selang monitor
tekanan vena (venous pressure).
8. Setiap 1000 cc NaCL, masukan 2000 Heparin kedalam kolf (2000/11).
Cairan ini gunasny untuk membilas dan mengisi sirkulasi ekstrakorporeal.
Siapkan NaCL 1 kolf lagi (500 cc) untuk di gunakan selama HD bilamana di perlukan,
dan sebagai pembilas pada waktu pengakiran HD.
9. Hubungkan NaCL melalui set infus ke ABL, yakinkan bahwa set infus bebas dari udara
dengan cara mengisinya terlebih dahulu.
10. Tempatkan ujung VBL ke dalam penampung. Hindarkan kontaminasi dengan
penampung dan jangan sampai terendam cairan yang keluar.
11. Putar dialiser dan peralatannya sehingga inlet di bawah,outlet di atas (posisi terbalik)
12. Buka semua klem termasuk klem infus.
13. Lkukan pengisian dan pembilasan sirkulasi ekstrakorporeal dengan cara :
Jalankan pompa darah dengan kecepatan (qb) + 100cc/Mnt
Perangkap udara (bubble tra[) di isi ¾ bagian
Untuk mengeluarkan udara lakukan tekanan secara intermiten dengan
menggunakan klem pada VBL (tekanan tidak boleh lebih dari 200 mmHg).
14. Teruskan priming sampai NaCL habis 1 liter dan sirkulasi bebas dari udara yang sudah
kolf yang baru (500 cc).
15. Ganti kolf NaCL yang sudah kosong dengan kolf yang baru (500cc).
16. Matikan pompa darah, klem kedua ujung AVBL, kemudian hubungkan kedua ujung
dengan konektor,semua klemdi buka.
17. Lakukan sirkulasi selama 5 menit dengan qb + 200 cc / mnt
18. Matikan pompa darah, kembalikan dialiser ke posisi semula.
19. Periksa fungsi peralatan yang lain sebelum HD di mulai, seperti misalnya:
Temperatur dialisat
Konduktifitas
Aliran (flow)
Monitor tekanan
Detector udara dan kebocoran darah.
5. MEMULAI HD
Persiapan pasien
- Timbang berat bada pasien (bila memungkinkan)
- Tidur terlentang dan berikan posisi yang nyaman.
- Ukur tekanan darah atau, nadi, suhu, pernafasan.
- Observasi kesadaran dan keluhan pasien dan berikan perawatan mental.
- Terangkan secara gratis besar prosedur yang akan di lakukan.
1. Menyiapkan sarana hubungan sirkulasi
Perlengkapan
1. Jarum punksi :
- jarum metal (AV. Fistula G.16,15,14) 1 – 1 ¼ inch.
- Jarum dengan katheter (IV Catheter G.16,15,14) 1 – 1 ¼
inchi.
2. NaCL (untuk pengenceran)
3. Heparin injeksi
4. Anestesi local (lidocain, procain)
5. Spuit 1 cc,5 cc, 20 cc, 30 cc.
6. Kassa
7. Desinfektan (alcohol bethadin)
8. Klem arteri (mosquito) 2 buah.
9. Klem desimfektam
10. Bak kecil + mangkuk kecil
11. Duk (biasa,split, bolong)
12. Sarung tangan
13. Plester
14. pengalas karet atau plastik
15. Wadah pengukur cairan
16. botol pemeriksa darah
Persiapan
1. Tentukan tempat punksi atau periksa tempat shut atau katheter
di pasang dan di buka balutan.
2. Alas dengan pengalas karet / plastik.
3. Atur posisi
4. Kumpulkan peralatan dan dekatkan ke pasien
5. Siapkan heparin injeksi
PROSEDUR
Punksi Fistula (Cimino)
1. Pakai sarung tangan
2. Desinfeksi daerah daerah yang akan di punksi dengan bethadin
dan alcohol
3. Letakan duk sebagai pengalas dan penutup
4. Punksi outlet (vena), yaitu jalan masuknya darah ke dalam tubuh
K/P lakukan anesteshi local
5. Ambil darah untuk pemeriksaan lab (bila diperlukan)
6. Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan NaCL (dosis
awal)
7. Fiksasi dan tempat punksi di tutup kasa.
Shunt (Scribner)
1. Desinfeksi kanula, konektor dan daerah dimana shunt
terpasang.
2. Letakan duk sebagai pengalas dan penutup
3. Klem kedua kanula (arteri dan vena),sebelumnya di alas
dengan kassa
4. Lepaskan /buka konektor
5. Cek kedua kanula apakan alirannya lancar
6. Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium (bila di perlukan).
7. Bolus Heparin injeksi yang sudah di encerkan dengan NaCL
(dosis awal).
8. Fiksasi dan tutup daeah exit site.
9. Konektor di bersihkan dengan NaCL dan di simpan dalam bak.
Punksi femoral
1. Desinfeksi daerah lipatan paha dan daerah
outle akan di puksi.
2. Letakan duk sebagai pengalas dan penutup.
3. Punksi outlet (vena) yaitu jalan masuknya
darah ke dalam tubuh, k/p lakukan anesteshi local.
4. Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium
(bila di perlukan)
5. Bolus heparin injeksi yang sudah di
encerkan dengan NaCL (dosis awal).
6. Fiksasi dan tempat punksi di tutup dengan
kassa
7. Punksi inlet (vena femoralis), yaitu tempat
jalan kelurnya darah dari tubuh, dengan cara lakukan anesteshi
infiltrasi sambil mencari vena femoralis.
8. Vena femoralis di punksi secara
perkutaneous dengan jarum punksi (AV Fistula).
9. Fiksasi.
2. Mengalirkan darah kedalam sirkulasi ekstrakorporeal
Hubungkan ABL dengan inlet (Punksi Inlet atau canula arteri).
Ujung ABL disuci hamakan terlebih dahulu.
Tempat ujung VBL didalam wadah pengukur. Perhatikan jangan
sampai terkontaminasi.
Buka klem AVBL, canula arteri, klem slang infus ditutup, klem
canula vena tetap tertutup.
Darah dialirkan kedalam sirkulasi dengan menggunakan pompa
darah (QB + 100 cc / menit) dan cairan priming terdorong keluar.
Cairan priming ditampung diwadah pengukur.
Biarkan darah memasuki sirkulasi sampai cairan buble trap VBL
berwarna merah mudah.
Pompa darah dimatikan, VBL di klem.
Ujung VBL disuci hamakan, kemudian dihubungkan dengan canula
vena (perhatikan : Harus bebas udara) . Klem VBL dan canula vena
dibuka.
Pompa darah dihidupkan kembali dengan QB + 150 cc/menit .
Fiksasi canula arteri dan vena, AVBL tidak mengganggu pergeraan.
Hisupkan pompa heparin ( dosis maintenance.)
Buka klem Slang monitor tekanan (AVP)
Hidupkan detector udara, kebocoran (Air dan Blood Leak detector)
Ukur tekanan darah, Nadi dan pernapasan.
Observasi Kesadaran dan keluhan pasien
Cek mesin dan sirkulasi dialisa.
Programkan HD.
Lakukan pencatatan (Isi formulir HD)
Rapikan peralatan.
MASALAH / KOMPLIKASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PASIEN DAN MASALAH /
KOMPLIKASI MEKANIS SELAMA HEMODIALISIS DAN PENATALAKSANAANNYA
(l) Infeksi
Penyebab :
Shunt dan fistula yang terkontaminasi
Spesis (darah) karena shunt dan fistula yang terinfeksi atau dialiser dan AVBL, atau
mesin yang terkontaminasi
Gejala dan tanda – tanda :
Tempat yang terinfeksi bengkak,merah, panas, sakit.
Suhu tinggi
Penatalaksanaan :
Antibiotika
Pencegahan
Bekerja dengan teknik aseptic dan anti septic .
(m) Hepatitis
Penyebab :
Transfusi
Kontak peorangan
Peralatan yang terkontaminasi
Tanda dan gejala :
HbSAg +
Kadar SGOT/PT, billirubin tinggi (jangka lama).
Hilang nafsu makan
Lemas, makas, rasa sakit/ngilu pada tulang, persendian.
Pelunakan/pembesaran pada perabaan hepar.
Penatalaksanaan :
Istirahat dan gizi yang baik SERTA ISOLASI
Pencegahan :
Teknik bekerja yang bai oleh seluruh staf
Sikap/kebiasaan yang baik dari seluruh staf
Darah yang akan di tranfusikan harus di cek lebih dahulu apakah HbsAg
Peralatan yang bersih