ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PAYAH JANTUNG , ODEM PARU DAN GAGAL NAFAS
A. Konsep dasar
Gagal nafas yang terjadi pada klien dengan hard heart failure merupakan suatu proses sistematis yang
biasanya merupakan peristiwa yang panjang dan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung yang memicu
terjadinya bendungan pada paru sehingga terjadi "dead space" yang berakibat kegagalan ventilasi
alveolar.(Paul L.Marino 1991)
Hipermetabolisme,
Hipertensi pulmonal hipertensi, infeksi dll Hiperfungsi kerja jantung
RVH (Pembesaran
Ventrikel kanan ) Kompensasi kerja jantung terutama ventrikel
kiri (Otot jantung menebal, mengeras,
Terjadi odem paru elastisitas menu-run, kemampuan kontraksi
(Dahak warna putih berbuih) Rh +/+, Sesak nafas, turun, ukuran jantung membesar (LVH)
Asidosis respiratorik (Ggn pertukaran gas)/(Gagal nafas),
Resiko terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafas Penurunan ejeksi darah sistemik
Gambar 1. Proses terjadinya berbagai masalah keperawatan pada klien dengan HHF, Odem paru dan gagal nafas
B Pengkajian
a. Identitas:
c. Riwayat keperawatan :
Klien merasakan jantungnya sering berdebar-debar dan nafas menjadi sesak dan terasa lelah jika
beraktivitas.. Riwayat hipertensi , DM, , Asthma ,Riwayat MRS
d. Data keperawatan
(a) Sistem pernafasan
S : Gelisah, Ruangan dengan berbagai alat Cemas b.d ancaman kematian, situasi
O : Tidak tenang, ingin mencabut alat Suara monitor penyakit yg mengancam lingkungan perawatan dan disorientasi
yang terpasang jiwa tempat.
cemas
C. Rencana Tindakan
Dx : Resiko terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d tidak adanya reflek batuk dan
produksi sekret yang banyak
Tujuan : Setelah dirawat tidak terjadi sumbatan jalan nafas, stridor (-), dyspnoe (-), sekret bersih
Tindakan Rasionalisasi
- Auskultasi bunyi nafas tiap 2 - jam - Memantau keefektifan jalan nafas
- Lakukan suction jika terdengar stridor/ - Jalan nafas bersih, sehingga mencegah hipoksia, dan
ronchi sampai bersih. tidak terjadi infeksi nasokomial.
- Pertahankan suhu humidifier 35-37,5 - Membantu mengencerkan sekret
derajat
- Monitor status hidrasi klien - Mencegah sekret mengental
- Lakukan fisiotherapi nafas - Memudahkan pelepasan sekret
- Kaji tanda-tanda vital sebelum dan - Deteksi dini adanya kelainan
setelah tindakan
Dx : Ketidakefektifan pola nafas b.d dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat,
obstruksi ETT
Tujuan : Setelah dirawat nafas sesuai dengan irama ventilator, volume nafas adekuat, alarm tidak
berbunyi
Rencana Tindakan Rasionalisasi
- Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1-2 - Deteksi dini adanya kelainan pada vntilator
jam - Bunyi alarm pertanda ggn fungsi ventilator
- Evaluasi semua ventilator dan tentukan
penyebabnya -Mempermudah melakukan pertolongan jika
- Pertahankan alat resusitasi bag & mask sewaktu[waktu ada gangguan fungsi ventilator
pada posisi TT sepanjang waktu - Mencegah berkurangnya aliran udara nafas
- Evaluasi tekanan atau kebocoran balon - Mencegah tergigitnya selang ETT
cuff - Mencegah selang ETT tercabut
- Masukka penahan gigi - Evaluasi keefektifan pola nafas
- Amankan selang ETT dengan fiksasi yg
baik
- Monitor suara nafas dan pergerakan dada
Dx : Resiko terjadi trauma b.d kegelisahan sebagai efek pemasangan alat bantu nafas
Tujuan :
Setelah dirawat klien tidak mengalami iritasi pd jalan nafas, idak terjadi baro taruma, tidak
terjadi keracunan O2, tidak terjadi infeksi saluran nafas, suhu tubuh 36,5-37 derajat celcius
Tindakan Rasionalisasi
-
- Orientasikan klien tentang alat perawatan yang - Agar klien memahami peran dan fungsi serta
digunakan sikap yang harus dilakukan klien
- Jika perlu lakukan fiksasi - Untuk mencegah trauma
- Rubah posisi setiap 2 jam - Untuk mencegah timbulnya trauma akibat
penekanan yang terus menerus pada satu tempat.
- Yakinkan nafas klien sesuai dengan irama - Mencegah fighting sehingga trauma bisa dicegah
vetilator - Untuk deteksi dini
- Obsevasi tanda dan gejala barotrauma - Untuk mencegah fighting
- Kolaborasi penggunaan sedasi - Monitor dini terjadini infeksi skunder
- Evaluasi warna dan bau sputum - Mencegah infeksi skunder
- Lakukan oral hygiene setiap hari - Menjamin selang ventilator steril
- Ganti slang tubing setiap 24-72 jam - Sebagai profilaksis
- Kolaborasi pemberian antibiotika
--
Daftar pustaka :
Marini L. Paul (1991) ICU Book, Lea & Febriger, Philadelpia
Tabrani (1998), Agenda Gawat Darurat, Pembina Ilmu, Bandung
Carpenitto (1997) Nursing Diagnosis, J.B Lippincott, Philadelpia
Hudack & Galo (1996), Perawatan Kritis; Pendekatan Holistik, EGC , Jakarta
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN TN. D.S DENGAN HHF + ODEM PARU DAN GAGAL NAFAS
DI RUANG ICU GBPT RS. DR. SOETOMO
TGL. 20-21 AGUSTUS 2001
A. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama : Tn DS
Umur : 52 tahun
Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Sopir dan pekerja bangunan
Alamat : Mojosari, Mojokerto
Penanggung : Biaya sendiri
b. Keluhan utama : -
c. Riwayat keperawatan
Klien mengeluh batuk-batuk kecil dan sesak ringan sejak satu bulan yang lalu, setiap mengeluh
biasanya memeriksakan diri ke "mantri" dan biasanya hilang setelah diberi obat (jenis dan dosis lupa).
Pada tanggal 17 Agustus 2001 sore klien mengeluh sesaknya makin bertambah, klien memeriksakan
diri je RS Mojosari tetapi dianjurkan langsung ke Surabaya. Tanggal 17 Agustus sore sekitar Pk 22.00
klien baru tiba di RSDS dalam keadaan sesak dan diberikan bantuan nafas (bag & mask) dan obat
dibawah lidah. Riwayat Hipertensi (+) sejak tahun 1987, Riwayat DM (tidak tahu), riwayat Asthma (-)
tetapi orang tua penderita asthma, riwayat MRS (-).
d. Data keperawatan
(a). Sistem respirasi
Data Etiologi Diagnose
S:- Terpasang ETT Resiko tinggi terjadi
ketidakefektifan bersihan jalan nafas
O : Rh +/+, Wh +/+, Stridor (+), retraksi otot Produksi sekret banyak
pernafasan (-),Terpasang ETT No 7,5, dan
ventilator dengan mode CPAP , Fi O2 40 Resiko terjadi ketidakefektifan jalan
%, PEEP 5, EMV 10, I:E 1 : 2; RR :20 nafas
X/mnt, , produksi sekret banyak, reflek
menelan baik
BGA : PH:7,475; PCO2:32,2; PO2:98,4 Dekompensasi ventrikel kiri Gangguan pertukaran gas b.d
HCO3:23,2; BE:-0,4; cyanoisis (-),,SpO2 adanya odem paru sekunder
100 %,, Foto Thorak terdapat gambaran Bendungan paru dekompensasi ventrikel kiri
odem paru pada kedua lobus paru., (odem paru)
jantung tampak membesar
ventilasi tidak optimal
Hipoksia
B. Rencana Tindakan
Dx : Resiko terjadi ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d tidak adanya reflek batuk dan
produksi sekret yang banyak
Tujuan : Setelah dirawat selama 2 hari tidak terjadi sumbatan jalan nafas, stridor (-), dyspnoe (-),
sekret bersih
Tindakan Rasionalisasi
- Auskultasi bunyi nafas tsebelum dan - Memantau keefektifan jalan nafas
setelah suction. - Jalan nafas bersih, sehingga mencegah hipoksia, dan
- Lakukan suction jika terdengar stridor/ tidak terjadi infeksi nasokomial.
ronchi sampai bersih. @ 2 jam - Membantu mengencerkan sekret
- Pertahankan suhu humidifier 35-37,5
derajat - Mencegah sekret mengental
- Monitor status hidrasi klien - Memudahkan pelepasan sekret
- Lakukan fisiotherapi nafas - Deteksi dini adanya kelainan
- Kaji tanda-tanda vital sebelum dan
setelah tindakan
- Orbservasi pernafasan observasi seting ventilator - Untuk membantu fungsi pernafasan yang
BIPAP 10-18, FiO2 :35 %, I:E = 1:2, terganggu
Tujuan : Setelah dirawat selama 2 hari T : 120/80, N : 88X/mnt, Urine 70 cc/jam, pusing hilang, EKG
normal, dekompensasi (-)
Rencana Tindakan Rasional
- Observasi vital sign (N : T : S ) dan kapilarri - Untuk mengetahui fungsi jantung dalam upaya
refill dan suhu acral setiap jam mengetahui lebih awal jika terjadi gaguann
perfusi
- Lakukan balance cairan @ 24 jam - Untuk mencegah overload cairan dan
mengurangi beban kerja jantung
- Kolaborasi:
- Pemberian infus RL 28 tts/menit 500 cc/24 jam - RL untuk memenuhi kebutuhan cairan intra
vaskuler, mengatasi jika terjadi asidosis
mencegah kolaps vena.
- Foto thorak - Untuk memastikan aanatomi jantung dan melihat
adanya edema paru.
- EKG - Untuk melihat gambaran fungsi jantung
- Captopril 3 X 25 mg - menurukan tekanan darah sehingga tahanan
jantung berkurang.
- ISDN 3 X 5 mg - Memperbaiki kontraktilitas dan perfusi otot
jantung.
- Spironelacton 1 X 50 mg - Menceggah Asidosis metabolik
- Lasix 1 ampul - Meningkatkan perfusi ginjal dan mengurangi
- KSR 3 X 1 tab odem
- Mengatur metabolisme kalium yang bermanfaat
- Observasi produksi urin dan balance cairan untuk memperbaiki kontraksi otot jantung
- Melihat tingkat perfusi dengan menilai
- Periksan DL optimalisasi fungsi ginjal.
- Untuk melihat faktor-faktor predisposisi
peningkatan fungsi metabolisme klliensehingga
terjadi peningkatan kerja jantung.
Dx : Ketidakefektifan pola nafas b.d dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat,
obstruksi ETT
Tujuan : Setelah dirawat selama 2 hari nafas sesuai dengan irama ventilator, volume nafas adekuat,
alarm tidak berbunyi
Rencana Tindakan Rasionalisasi
- Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1-2 - Deteksi dini adanya kelainan pada vntilator
jam - Bunyi alarm pertanda ggn fungsi ventilator
- Evaluasi semua ventilator dan tentukan
penyebabnya -Mempermudah melakukan pertolongan jika
- Pertahankan alat resusitasi bag & mask sewaktu[waktu ada gangguan fungsi ventilator
pada posisi TT sepanjang waktu - Mencegah berkurangnya aliran udara nafas
- Evaluasi tekanan atau kebocoran balon - Mencegah tergigitnya selang ETT
cuff - Mencegah selang ETT tercabut
- Masukka penahan gigi - Evaluasi keefektifan pola nafas
- Amankan selang ETT dengan fiksasi yg
baik
- Monitor suara nafas dan pergerakan dada
Dx : Resiko terjadi trauma b.d kegelisahan sebagai efek pemasangan alat bantu nafas
Tujuan : Setelah dirawat selama 2 hari klien tidak mengalami iritasi pd jalan nafas, idak terjadi baro
taruma, tidak terjadi keracunan O2, tidak terjadi infeksi saluran nafas, suhu tubuh 36,5-37
derajat celcius
Tindakan Rasionalisasi
-
- Orientasikan klien tentang alat perawatan yang - Agar klien memahami peran dan fungsi serta
digunakan sikap yang harus dilakukan klien
- Jika perlu lakukan fiksasi - Untuk mencegah trauma
- Rubah posisi setiap 2 jam - Untuk mencegah timbulnya trauma akibat
penekanan yang terus menerus pada satu tempat.
- Yakinkan nafas klien sesuai dengan irama - Mencegah fighting sehingga trauma bisa dicegah
vetilator - Untuk deteksi dini
- Evaluasi warna dan bau sputum - Untuk mencegah fighting
- Lakukan oral hygiene setiap hari
-
Tindakan Rasional
- Lakukan komunikasi terapeutik - Membinan hubungan saling percaya
- Berikan orientasi ruangan - Mengurangi stress adaptasi
- Dorong klien agar mengepresikan perasaannya - Menggali perasaan dan masalah klien
- Berikan suport mental - Mengurangi cemas dan meningkatkan daya tahan
klien
- Berikan keluarga mengunjungi pada saat-saat - Untuk meningkatkan semangat dan motivasi
tertentu
- Berikan informasi realistis sesuai dengan tingkat - Agar klien memahami tujuan perawatan yang
pemahaman klien dilakukan.
Dx : Resiko terjadi infeksi s.e penurunan daya tahan dan adanya insersi alat-alat perawatan
Tujuan : setelah dirawat selama 3 hari tidak terjadi infeksi skunder
Tindakan Rasional
-- Ganti slang tubing setiap 24-72 jam - Mencegah infeksi skunder pd salnaf
- Lakukan perawatan infus @ 24 jam - Mencegah infeksi /plebitis pada insersi infus
- Lakukan perawatan kateter @ jam - Mencegah infeksi pada traktus urinarius
- Cek suhu tubuh @ 8 jam - Sebagai salah satu indikator tjd infeksi
- Observasi tanda peradangan pada lokasi insersi - Tanda berupa panas, bengkak, kemerahan, nyeri
alat perawatan. serta ggn fungsi.
- Mandikan klien 2 X seharil - Memperbaiki kebersihan kulit dan mulut sbg
- Lakukan oral hygiene @ 24 jam upaya mencegah kolonisasi kuman pada
kulit/mulut.
C.Tindakan keperawatan
2 20-8-2001
08.00 - Memonitor seting Ventilator BIPAP 18 X/mnt, - Ventilator sudah terseting
PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :35 %,.
- Memonitor SpO2
10.15 - Mengambil bahan pemeriksaan BGA . - Bahan lab sudah terambil
11.00 Memonitor seting Ventilator BIPAP 18 X/mnt, -Ventilator sudah terseting SpO2
PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :35 %,. 98 %
- Memonitor SpO2
13.00 Memonitor seting Ventilator BIPAP 18 X/mnt, Monitor sudah terseting
PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :35 %,. SpO2 98%
- Memonitor SpO2 Cyanosis (-)
- Memeriksa adanya Cyanosis
21-8-2001
08.00 - - Memonitor seting Ventilator CPAP 18 X/mnt, Nafas spontan lemah
PEEP 5, I:E :1:2, FiO2 :45 %,. SpO2 100%
- Memonitor SpO2
10.15 - Mengambil bahan pemeriksaan BGA . Darah arteri sudah terambil
11.00 Memonitor seting Ventilator CPAP 18 X/mnt, PEEP SpO2 100%
5, I:E :1:2, FiO2 :40 %,. cyanoisis (-)
- Memonitor SpO2
13.00 Memonitor seting Ventilator CPAP 18 X/mnt, PEEP
5, I:E :1:2, FiO2 :40 %,. Nafas spontan lemah
- Memonitor SpO2 SpO2 100%
- Memeriksa adanya Cyanosis cyanoisis (-)
3 20-8-2001
07.30 - Melakukan balance cairan Input : 1500 Oput : 1200
- Pemberian infus RL 5 tts/menit Infus lancar
- Memonitor EKG dan suara jantung PVC S1S2 normal
Pemberian obat personde Obat masuk alergi (-)
09.00 - Captopril 25 mg
- ISDN 5 mg
- Spironelacton 50 mg
- KSR 1 tab
Pemberian terapi IV Alergi (+)
09.10 - Lasix 1 ampul
4 20-8-2001
08.30 Melakukan pemeriksaan ventilator Ventilator lancar
10.30 - Memrtahankan alat resusitasi bag & mask pada Bag & mask sudah tersedia
12.30 posisi TT
- Mengevaluasi tekanan atau kebocoran balon cuff Kbocoran (-)
- Mengamankan selang ETT dengan fiksasi Fiksasi baik
- Memonitor suara nafas dan pergerakan dada Geraakan dada dan nafas sesuai
5 20-8-2001
11.00 Menyampaikan agar klien tidak mencabut alat-alat Klien setuju
peralatan yang ada di tubuh klien
11.15 - Menganjurkan klien agar merubah posisi secara Klien setuju
teratur
21-8-2001
11.00 Menyampaikan agar klien tidak mencabut alat-alat Klien setuju
peralatan yang ada di tubuh klien
11.15 - Menganjurkan klien agar merubah posisi secara Klien setuju
teratur
6 20-8-2001
10.30 - Memperhatikan keluhan klien Klien tenang
- Mendorong klien agar mengepresikan perasaannya Klien bercerita tentang
penyakitnya
- Memberikan suport mental Klien optimis
- Memberika informasi tentang perkembangan Klien paham dan tampak tenang
keadaan klien sekarang
-
7 20-8-2001
09.25 - Melakukan oral hygiene Mulut bersih
09.35 - Mengobservasi tanda peradangan pada lokasi Tanda radang (-)
insersi alat perawatan.
- Merawat infus Infus dan kateter terawat
- Merawat kateter
- Memonitor suhu tubuh S ; 36,7 o C
A. PENGKAJIAN
a. Identitas
Nama : RD
Umur : 5 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : Pertama
Alamat : Rejo Agung, Gempol , Pasuruan
Penanggung : Orang tua ( Benny D.W)
b. Riwayat Keperawatan
Anak dikeluhkan kakinya lemas tgl 19 /8/2001 sorebdan pagi tangga; 20/8/2001 badan anak menjadi
lebih lemah sehingga untuk berdiri saja susah. Anak juga dikeluhkan flu dan batuk-batuk dan sumer-
sumer sejak tgl 15/8/2001 sore. Selanjutnya anak dibawa ke RSUD Dr Soetomo tanggal 20/8/2001 Pk
23.00 dan langsung ditangani di Bagian Resusitasi IRD. Riwayat MRS (-), Imunisasi lengkap, iwayat
Asthma (-), Riwayat Flu (+) sejak seminggu yang lalu dan diberikan obat flu yang dibeli di Apotik.
c. Pengkajian persistem
(a) Pernafasan
S:-
O : Terpasang ETT Uk 5,5, terpasang mayo, serta nafas dibantu dengan ventilator Mode : SIMV
PS 20 X, EMV :15, PEEP +2, Inspirasi presure + 10, FiO2 40 %, SpO2 100 %, RR : 30 X,
Keluar saliva lewat mulut (sering dan banyak), stridddor (+), Paru Wh -/-, Rh -/-, Suara
nafas ++/+, cuping hidung (-),retraksi costae (-), cyanosis (-),
Foto thorak tampak gambaran hipodens pada lobus paru kiri atas,
BGA : PH 7,451, PCO2 44,7; PO2:91,2; BE :5,7; HCO3 : 30,4; AaDO2 177,9 mm Hg
(b) Kardiovaskuler
S :-
O: N : 87X/mnt reguler, T : 112/60 (MAP 77 mm Hg), SpO2 100 %, Acral dingin, Cyanosis (-),
Capillari refill 2 dt, S : 36,6 o C,
Hb : 12,4 g/dl
HbO2 : 95,3 %
EKG : Lead II Sinus
(c) Neurologi
S :-
O : GCS : 2x3, membuka mata (+) lemah, pupil isokor, refleks +/+, Diplopia (-), lateralisasi (-),
RF
RF - - , Rp - -
- - - -
(d) Perkemihan
S:-
O : Terpasang cateter, out-put 2005 cc dalam 24 jam, warna kuning jernih, kateter terawat
(e) Pencernaan
S:-
O : Klien makan sonde pediasure 6 X 50 cc, peristaltik (+) lemah, distensi (-), skybala (-),
sementara
puasa sampai tracheostomi selesai dilakukan.
(f) Muskuloskeletal
S:-
O : Kekuatan otot 000 000, tulang intak
000 000
(g). Psikologis
S : Orang tua menyatakan bagaimana kemungkinan penyakit anaknya, berapa lama pengobatannya
keluarga bersedia melanjutkan perawatan lanjutannya.
O : Tampak kusut, tampak kebingungan,
Therapi:
- Infus Dex D 5 1/2 NS 1250 cc/24 jam
- Sonde pediasure : 6 X 50 cc
- Ampicillin 3 X 500 mg
- Cloxacillin 3 X 250 mg
- Alinamin F 3 X 1 amp
- Bisolvon 3 X 1 tab
- Px GDA, DL, Alb, Thorax Foto
B. Analisa Masalah
Dari data diatas dirumuskan bebepara permasalahan:
1. Resiko terjadi ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Resiko tejadi ggn pertukaran gas
3. Ketidakefektifan pola nafas
4. Ggn komunikasi verbal
5. Resiko tinggi terjadi infeksi
6. Resiko terjadi trauma
7. Resiko terjadi disuse syndrome
8. Kecemasan pada orang tua
C. Rencana Keperawatan
Dx 1. Resiko terjadi bersihan saluran nafas tidak efektif b.d penurunan reflek menelan dan
peningkatan produksi saliva
Tujuan : Setelah dirawat sekret bersih, saliva bersih, stridor (-), sumbatan tidak terjadi
Tindakan:
- Lakukan perawatan EET setiap 2 jam
- Lakukan auskultasi sebelum dan setelah tindakan fisiotherapi dan suction
- Lakukan fisiotherapi nafas dan suction setiap 3 jam jika terdengar stridor atau SpO2 < 95 %
- Monitor status hidrasi
- Monitor vital sign sebelum dan setelah tindakan
- Kolaborasi pemberian bisolvon 3 X 1 tab
Dx 2 Resiko terjadi ggn pertukaran gas b.d dengan adanya ggn fungsi paru sebagai efek adanya
atelektasis paru
Tujuan : Setelah dirawat
- BGA dalam batas normal
- Wh -/-, Rh -/-, suara paru +/+
- Cyanosis (-), SpO2 > 95 %
Tindakan:
- Lakukan pemeriksaan BGA setiap 24 jam
- Monitor SpO2 setiap jam
- Monitor respirasi dan cyanosis
- Kolaborasi :
Seting ventilator SIMV PS 15, PEEP +2, FiO2 40 %, I : E 1:2
Analisa hasil BGA
Dx : Resiko tinggi terjado infeksi b.d pemakaian alat perawatan seperti kateter dan infus
Tujuan : setelah dirawat diharapkan
- Tanda-tanda infeksi (-)
leiko 3-5 X 10 4, Pada px urine ery (-), sylinder (-),
Suhu tubuh 36,5-37 oC
Tanda-tanda radang pada lokasi insersi alat perawatan (-)
Tindakan
- Rawat ETT setiap hari
-Lakukan prinsip steril pada saat suction
- Rawat tempat insersi infus dan kateter setiap hari
- Ganti kateter setiap 72 jam
- Kolaborasi :
Pengggantian ETT dengan Tracheostomi
Penggantian insersi surflo dengan vanocath
Pemeriksaan leuko
Pemeriksaan albumin
Lab UL
Pemberian profilaksis Amox 3 X 500 mg dan Cloxacilin 3 X 250 mg
Dx : Resiko terjadi disuse syndrome b.d kelemahan tubuh sebagai efek perjalanan penyakit GBS
Tujuan : Setelah dirawat
-Kontraktur (-)
- Nutrisi terpenuhi
- Bab dan bak terbantu
- Personal hygiene baik
Tindakan:
- Bantu Bab dab Bak
- Monitor intake dan output cairan dan lakukan balance setia 24 jam
- Mandikan klien setiap hari
- Lakukan mirimg kanan dan kiri setiap 2 jam
- Berikan latihan pasif 2 kali sehari
- Kaji tanda-tanda pnemoni orthostatik
- Monitor status neurologi setiap 8 jam
- Kolaborasi:
Alinamin F 3 X 1 ampul
Sonde pediasuer 6 X 50 cc
Latihan fisik fasif oleh fisiotherapis
Dx. Kecemasan pada orang tua b.d ancaman kematian pada anak serta perawatan yang lama
Tujuan :
- Setelah dirawat klien dapat menerima keadaan dan kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
Tindakan :
- He tentang penyakit GBS, perjalanan penyakit dan penanganannya.
- He tentang perawatan dan pemasangan alat perawatan alternatif sehubungan dengan proses perawatan
yang lama seperti pemasangan tracheostomi dan vanocath
- Meminta agar keluarga mengisi informed konsen dari tindakan yang akan dilakukan oleh petugas
D. Tindakan Keperawatan