Anda di halaman 1dari 25

Kuliah Etika

Dalam
Kurikulum Perguruan Tinggi
Tujuan pengajaran etika bukanlah
membuat mahasiswa menjadi lebih baik,
melainkan lebih dewasa dan lebih kritis.

Pengantar
Salah satu kepincangan dalam kurikulum
di perguruan tinggi pada masa kini ialah bahwa
mahasiswa di timbuni dengan semakin banyak
bahan yang harus dipelajari.
Kualitas bahan terus bertambah, tetapi
pencernaanya dengan sendirinya berkurang.
Akibatnya, mahasiswa puas dengan
pengetahuan formal saja, asal saja ia lulus ujian.
Dengan demikian justru tidak tercapai apa yang
diharapkan oleh perguruan tinggi apabila
kurikulum diperluas, yaitu agar bahan baru itu
betul-betul dikuasai oleh mahasiswa.
Kalau etika memang mau diberikan dalam
rangka suatu stadium generale, kita harus
mempunyai gambaran jelas tentang fungsi dan
tujuan etika serta harus mempergunakan
metode pengajaran yang memungkinkan
mahasiswa menghayati maksud etika itu.
1. Pelajaran Etika dan Pelajaran Moral
Sebelum kita menanyakan fungsi
dan tujuan etika, perlu kita perhatikan
suatu distingsi, yaitu antara etika dan ajaran
moral. Dua-duanya perlu dibedakan. Ajaran
moral menjawab pertanyaan “bagaimana
saya harus hidup?”, “apa yang boleh, apa
yang tidak boleh , dan apa yang wajib saya
perbuat?”. Jadi ajaran moral mengajukan
norma-norma padanya hidup harus kita
arahkan.
Sedangkan etika menjawab pertanyaan
“bagaimana pertanyaan moral tersebut di atas
dapat dijawab ?”. Etika adalah filsafat tentang
ajaran moral. Etika pertama-tama tidak mau
mengajar apa yang wajib dilakukan orang,
melainkan bagaimana pertanyaan itu dapat
dijawab secara rasional, secara bertanggung
jawab.
Maka lain sekali fungsi seorang ahli moral
dan seorang ahli etika. Seorang ahli moral akan
bersifat guru atau pendeta. Dia yang akan
didatangi oleh orang yang menghadapi masalah
hidup.
Sedangkan siahli etika mempunyai suatu
keahlian teoritis yang dapat dipelajari, tanpa
memperdulikan kebutuhan moral orang yang
mau belajar etika.
Ajaran moral itu bagaikan ban pengaman
yang dapat dilemparkan ke kolam untuk
menyelamatkan orang sedang tenggelam,
sedangkan etika mengajar orang bagaimana ia
dapat berenang sendiri.
Maka ajaran moral langsung formatif bagi
manusia, sedangkan pelajaran etika secara
langsung hanya menyampaikan suatu
kecakapan teoritis.
2. Fungsi Pelajaran Etika di Perguruan Tinggi
Secara kasar perguruan tinggi
menghasilkan dua perubahan pada mahasiswa.
Pertama, ia memberi kepadanya suatu
pengetahuan dan atau ketrampilan dibidang
tertentu.
Kedua, mau tak mau mahasiswa sebagai
manusiapun dibentuk oleh universitas, ke arah
positif atau ke arah negatif.
Kiranya jelas bahwa fungsi etika terletak
dalam bidang kedua. Tepatnya, fungsi etika
ialah membantu mahasiswa untuk
mengintegrasikan secara intelektual
pengalaman-pengalaman baru yang didapatinya
sebagai mahasiswa, kedalam kepribadianya.
Fungsi etika bukan membangun sikap-
sikap moral baru, melainkan terbatas pada segi
integrasi intelektual : membantu mahasiswa
agar ia, sebagai makhluk yang berpikir secara
rasional, dapat mempertanggung jawabkan
sikap-sikapnya terhadap pengalaman-
pengalaman baru itu. Etika membantu
mahasiswa untuk memberi penilaian-penilaian
yang tepat, yang dapat dipertanggung jawabkan
secara intelektual.
3. Tujuan Pelajaran Etika
Secara pendek menurut hemat saya tujuan
pelajaran etika adalah membuat mahasiswa
menjadi lebih kritis. Kritis terhadap segala
macam lembaga normatif.
Lembaga-lembaga normatif dapat
dibedakan tiga macam :
Pertama, diri kita sendiri. Adalah tanda
kematangan seseorang apabila dia terhadap
norma-norma dari superegonya sendiri dapat
bersikap kritis, apabila ia sanggup untuk
memberi penilaian rasional terhadap dorongan-
dorongan etika, melalui analisa fenomenologis
kesadaran moral, membantu mahasiswa untuk
menyadari bahwa ia berhak, bahkan berwajib
untuk selalu mengikuti suara hati, bahwa ia
tidak perlu begitu saja tunduk terhadap
tuntutan pihak lain apapun juga. Dengan
demikian mahasiswa dibantu untuk mencapai
kedewasaan dan otonomi.
Lembaga normatif kedua ialah segala
macam lembaga dalam mastarakat seperti :
keluarga, sekolah, lembaga-lembaga agama,
negara, dan lain-lain.
Terhadap lembaga-lembaga itu etika
mengajukan pertanyaan (1) tentang legitimasi
lembaga itu untuk membebankan norma-norma
pada seseorang dan (2) apakah norma-norma
yang dibebankan itu dapat dipertanggung
jawabkan.
Mahasiswa dengan demikian mendapat
kecakapan intelektual untuk membebaskan diri
dari sikap yes-man yang hanya membebek saja
terhadap apa yang diajukan oleh pihak lain.
Lembaga ketiga adalah segala macam
ideologi yang memprebutkan keterlibatan
manusia zaman sekarang. Dengan “ideologi”
saya maksud suatu teori atau pandangan dunia
yang tampaknya memberi makna pada segi-segi
hidup tertentu tetapi dibelakangnya
sebenarnya berfungsi untuk membenarkan
kepentingan-kepentingan kekuasaan tertentu.
Justru masyarakat modern terus menerus
berada di bawah rebutan ideologi-ideologi. Ada
ideologi yang maju secara terbuka, ada juga
yang seakan-akan meresapi kesadaran kita
secara diam-diam seperti ideologi konsumsi,
ideologi kemajuan, ideologi modernisasi.
• Ideologi Konsumsi (Konsumerisme)
• Ideologi Kemajuan (Laksisme)
• Ideologi Modernisasi (Materialisme)

Terhadap ideologi-ideologi itu etika dapat


membuat mahasiswa menjadi kritis : ia
menyadari sifat ideologis anggapan-anggapan
itu dan dengan demikian tidak lagi dapat
diperdaya olehnya.
Fungsi Etika di P.T : membantu mahasiswa
untuk mengintegrasikan pengalaman-
pengalaman baru secara intelektual ke dalam
kepribadianya.

Fungsi itu tercapai oleh etika dengan membuat


mahasiswa menjadi lebih kritis : karena ia
memahami makna tuntutan-tuntutan normatif
dalam masyarakat, ia dapat mengambil sikap
terhadapnya dan dengan demikian
mengintegrasikanya ke dalam kepribadianya.
Terhadap ideologi-ideologi itu etika dapat
membuat mahasiswa menjadi kritis : ia
menyadari sifat ideologis anggapan-anggapan
itu dan dengan demikian tidak lagi dapat
diperdaya olehnya. Sekaligus ia mengembalikan
nilai-nilai itu dalam kesejatian mereka.
4. Etika perlu di Perguruan Tinggi
Fungsi pelajaran etika di perguruan tinggi
adalah membantu mahasiswa untuk
mengintegrasikan pengalaman-pengalaman
baru secara intelektual ke dalam kepribadianya.
Fungsi itu tercapai oleh etika dengan
membuat mahasiswa menjadi lebih kritis :
karena ia memahami makna tuntutan-tuntutan
normatif dalam masyarakat, ia dapat mengambil
sikap terhadapnya dengan demikian
mengintegrasikannya ke dalam kepribadianya.
SISTEMATIKA ETIKA

UMUM
Prinsip moral dasar

ETIKA
Etika
Indivi-
KHUSUS
terapan dual
Etika
Sikap terhadap
Biomedis
sesama

Etika Keluarga
Bisnis

Etika profesi

Etika sosial Hukum

Etika politik
Ilmu
pengetahuan

Etika lingkungan
hidup
Lain-lain

Kritik
Ideologi-ideologi

Anda mungkin juga menyukai