HATI
SUARA HATI
Bertanggung jawab sebagai
manusia berarti : bertindak sesuai
dengan suara hatinya.
Suara Hati dan Tuntutan Masyarakat
Tuntutan‐tuntutan masyarakat.
Orang tua, guru, agama, atasan,
teman, negara / pemerintah dan
sistem nilai, mau menentukan
bagaimana kita hidup dan
bertindak.
Suara Hati
Saya sadar dalam hati bahwa yang harus
saya lakukan adalah apa yang saya sadari
sebagai kewajiban, entah sesuai / tidak sesuai
dengan harapan / tuntutan masyarakat
kesadaran itulah yang disebut suara hati.
“Bahwa dalam diri kita ada dua
hukum, yaitu Hukum Allah dan
Hukum Dosa. Kedua hukum itu
saling bertentangan. Hukum Allah
menuju kepada kebaikan,
sedangkan hukum dosa menuju
kepada kejahatan. Santo Paulus
menyadari bahwa selalu ada
pergulatan antara yang baik dan
yang jahat dalam hati manusia.”
(Roma 7, 13‐26)
Di dalam hati nuraninya manusia menemui
suatu hukum yang mengikat untuk ditaati.
Hukum yang berseru kepada manusia untuk
menjauhkan yang jahat dan memanggil
manusia untuk melakukan yang baik. Hukum
yang ditanam dalam hati manusia oleh Allah
sendiri.
Martabat Hati Nurani Moral
Di dalam lubuk hati nuraninya
manusia menemukan satu hukum,
yang tidak ia berikan kepada
dirinya sendiri, tetapi yang harus ia
taati. Suara hati nurani selalu
mengajak manusia untuk
mencintai serta melakukan yang
baik dan mengelakkan yang jahat,
dan dimana perlu berseru ke
telinga hati : Buatlah ini
hindarkanlah itu.
Karena manusia memiliki hukum yang
ditulis Allah di dalam hatinya, maka taat
kepada hukum itu ,merupakan kehormatan
martabatnya dan menurut hukum itu ia akan
diadili. Hati nurani adalah inti yang paling
rahasia dan tempat suci manusia.
Disana ia berada sendirian
dengan Allah, suara siapa bergema
didalam lubuk hatinya. Atas cara
yang menakjubkan, di dalam hati
nurani menjadi jelas hukum itu
yang terlaksana dalam cinta kasih
kepada Allah dan kepada sesama
oleh kesetiaan kepada hati nurani
orang‐orang kristen dipersatukan
dengan orang‐orang lain untuk
mencari kebenaran dan untuk
memecahkan di dalam kebenaran.
Sekian banyak masalah moral, yang
muncul baik didalam kehidupan tiap manusia
maupun di dalam pergaulan masyarakat. Jadi
makin berpengaruh hati nurani yang tepat,
maka makin lebih pribadi dan kelompok
meninggalkan kesewenangan yang buta dan
berusaha menyesuaikan diri kepada kaidah‐
kaidah susila yang obyektif.
Namun tidak jarang terjadi
bahwa hati nurani keliru karena
ketidaktahuan yang tak teratasi,
tanpa karena itu ia kehilangan
martabatnya akan tetapi hal ini
tidak dapat dikatakan, bilamana
manusia kurung berikhtiar untuk
mencari yang benar dan baik dan
hati nurani perlahan‐lahan hampir
menjadi buta karena kebiasaan
dosa.
GS Artikel 16
Ciri Khas Suara Hati
Ia tidak dapat ditawar‐tawari dengan
pertimbangan untung‐rugi dan senang‐tidak
senang. Suatu kewajiban yang disadari dalam
hati tetap mewajibkan saya untuk
melaksanakannya, meskipun membuat susah,
tidak enak, merugikan saya tidak disetujui
oleh masyarakat, mengasingkan saya dari
orang yang dekat. Dalam arti suara hati dapat
disebut mutlak.
Keputusan Suara Hati
Bagaimana cara pengambilan
keputusan secara moral, artinya
agar sesuai dengan tanggung
jawab kita sebagai manusia?.
Secara singkat dapat dijawab
bahwa keputusan itu harus diambil
sesuai dengan suara hati sendiri,
tetapi bahwa suara hati sendiri
perlu diarahkan agar tepat.
Persiapan Keputusan
Agar keputusan dapat dipertanggung
jawabkan secara moral, maka : kita harus
sedapat‐dapatnya memastikan keputusan
yang betul pemastian ini menuntut suatu
proses dimana semua unsur yang penting
dipertimbangkan.
‐ Kita bertolak dari pendapat
spontan.
‐ Kita perhatikan harapan‐harapan
dan tuntutan‐tuntutan
masyarakat.
‐ Kita mencari informasi lebih
lengkap.
‐ Kita perhatikan Pengalaman‐
pengalaman sendiri supaya lebih
berhati‐hati .
‐ Kita terbuka bagi pertimbangan, nasehat,
bantahan orang lain.
‐ Dan bersedia untuk mengubah pendapat yang
semula apabila teryata tidak memadai.
‐ Kita pertimbangkan kembali norma‐norma
moral yang kita ketahui.
Pengambilan Keputusan
‐ Menurut apa yang pada saat itu
kita sadari sebagai kewaajiban dan
tanggung jawab sebagai manusia.
Dalam situasi ini perlu kita
perhatikan dua hal :
1). Meskipun kita mengikuti suara hati, belum
tentu keputusan tersebut betul.
*1. Kalau pada akhirnya kita sadar bahwa
keputusan tersebut tidak tepat?
‐ Di satu pihak itu tidak berarti bahwa
dalam pengambilan keputusan yang salah
tadi kita bersalah / berdosa.
‐ Di lain pihak, kita bertanggung jawab
terhadap akibat keputusan yang salah
tadi.
2). Dapat terjadi bahwa kita pada
saat keputusan harus diambil,
masih tetap ragu‐ragu tentang
keputusan mana harus diambil.
*2. Dalam hal ini kita
mengambil keputusan yang
dirasakan paling
tepat, meskipun
sadar, bahwa keputusan itu
barang kali salah. Resiko itu
harus kita ambil.
Keberanian Moral
Keberanian moral adalah tekad untuk
tetap mempertahankan sikap yang telah
diyakini sebagai kewajiban dan tanggung
jawab, juga apabila tidak disetujui / bahkan
secara aktif dilawan oleh lingkungan.
Keberanian moral adalah ciri watak moral
yang kuat.
Catatan : Tetapi, bila menyangkut nyawa
manusia maka keselamatan nyawa
itulah yang harus diutamakan.
Pembinaan Suara Hati
Suara hati suara Tuhan ? Tidak !
‐ Suara hati dapat keliru
‐ Maka tidak mungkin suara hati
langsung merupakan suara tuhan
karena tidak bisa keliru.
Tetapi
Ada hubungan antara Suara Hati
dan Suara Tuhan. Hubungan itu
nampak dalam ketegasan suara
hati yang langsung kita sadari.
Perlunya Pembinaan Suara Hati
Mengapa suara hati harus dibina ? Karena
belum tentu tepat, bahkan dapat keliru.
Suara Hati Bisa Keliru, Sebab :
1). Orang terlalu lama tak menghiraukannya.
2). Pengaruh emosi, seperti : takut, marah,
dan lain‐lain
3). Pengaruh lingkungan atau pandangan
masyarakat. SOSIALISME.
4). Pendidikan dalam keluarga,
abaikan unsur rohani.
5). Pengaruh propaganda atau
Mass Media.
Cara Pembinaan Suara Hati :
1). Kita terus‐menerus
memperdalam pengertian tentang
masalah‐masalah yang kita hadapi.
2). Kita terbuka terhadap pendapat
dan bantahan orang lain.
3). Belajar terus dan untuk merefleksikan yang
kita pelajari itu.
4). Harus selektif terhadap gambar, bacaan,
film dan teman pergaulan.