2. Anabolisme (asimilasi)
Anabolisme merupakan proses sintesa atau kegiatan sel untuk membentuk unsur-
unsur protoplasma dan bagian-bagian sel lainnya. Terkait dengan kebutuhan akan
oksigen, mikroorganisme ada yang dikategorikan sebagai aerob obligat yang
membutuhkan oksigen, dan menggunakan oksigen sebagai terminal akseptor
elektron ketika melakukan respirasi, dan anaerob obligat yang tidak dapat
tumbuh dengan adanya oksigen. Organisme pada kelompok ini melakukan
fermentasi atau respirasi anaerob. Anaerob fakultatif dapat tumbuh dengan atau
tanpa kehadiran oksigen. Organisme ini mampu melakukan respirasi aerob,
respirasi anaerob, dan fermentasi.
Pada reaksi metabolisme, diperlukan bantuan katalisator organik (biokatalisator)
yang disebut enzim. Enzim adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel
mikroorganisme dimana fungsinya untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi
tetapi enzimnnya itu sendiri tidak mengalami perubahan dan jumlahnya sebelum
dan sesudah reaksi terjadi adalah tetap. Jumlah enzim di dalam sel
mikroorganisme adalah sangat sedikit tetapi daya kerjanya sangat besar dalam
melakukan perubahan-perubahan kimia (transformasi) yang diperlukan sel.
Berdasarkan tempat bekerjanya, maka enzim dapat dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu:
• Eksoenzim disebut juga enzim ekstraselular dimana enzim yang dihasilkan di
dalam sel mikroorganisme tetapi bekerjanya di luar sel, digunakan untuk
mencernakan substrat secara hidrolisa dan dibebaskan energi. Energi yang
dibebaskan tersebut tidak digunakan dalam proses kehidupan.
• Endoenzim disebut juga enzim intraselular dimana enzim bekerja di dalam sel,
digunakan untuk proses-proses sintesa di dalam sel dan dalam proses penghasilan
energi. Energi yang dihasilkan tersebut digunakan untuk proses kehidupan.
Apabila suatu enzim dianalisis, maka enzim tersebut dapat dipisahkan menjadi
dua bagian yaitu bagian koenzim dan bagian apoenzim. Koenzim merupakan zat
bersifat non protein, non koloid dan thermostabil yang dapat melewati membran
semipermeabel atau membran selektif (dapat terdialisis) sedangkan apoenzim
berupa koloid-koloid protein dan thermolabil yang tidak dapat melewati
membran tersebut (tak terdialisis). Jika masing-masing enzim tersebut berdiri
sendiri maka enzim tersebut tidak aktif dan baru bersifat aktif bila keduanya
bergabung menjadi satu.